Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN DARAH II
HITUNG JENIS-JENIS LEUKOSIT
(DIFFERENTIAL LEUCOCYT)

Disusun oleh :
Nama

: Luh Gede Ruwidianingsih

NIM

: 153112620120086

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2015

I.

Acara Latihan
Hitung Jenis-Jenis Leukosit (Differential Leucocyt) Dan Pemeriksaan
Golongan Darah.

II.

TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1.
2.
3.
4.

III.

Membedakan macam-macam jenis leukosit


Menghitung masing-masing jenis leukosit
Menentukan daya kerapuhan eritrosit (fragility globuler)
Menentukan golongan darah

TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan
sel-sel darah. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya
terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kirakira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55%
adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan
dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang didapatkan berkisar antara 40
sampai 47. Fungsi utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah
juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Pada waktu
sehat volume darah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik
dalam pembuluh darah dan dalam jaringan. (Evelyn, 2009)

Susunan darah. Serum darah atau plasma terdiri atas :

Tabel 1. Komposisi Darah


Air
Protein

91,0%
8,0%

Albumin, globulin,

Mineral

0,9%

protromblin, dan fibrinogen


Natrium klorida, natrium
bikarbonat, garam kalsium,
fosfor, magnesium, besi.

Sisanya diisi sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat,
kreatinin, kolesterol, dan asam amino. Plasma juga berisi gas (oksigen dan karbon
dioksida, hormon-hormon, enzim, dan antigen). Sel darah terdiri dari eritrosit atau sel
darah merah, leukosit atau sel darah putih, dan trombosit atau butiran pembeku.
(Evelyn, 2009)
B. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang terbanyak dalam darah perifer.
Jumlahnya pada orang dewasa normal berkisar antara 4-6 Juta sel/l . Eritrosit
mempunyai bentuk bikonkaf, yang memberi gambaran seperti cincin pada sediaan
apus darah tepi. Fungsi utama eritrosit adalah transpor gas.
Pematangan Eritrosit dalam sumsung tulang berlangsung sekitar 7 hari. Dalam
peredaran perifer inti umumnya sduah hilang. Produksi eritrrosit di atur oleh
eritropoetin yang diseksresi oleh ginjal. Sekresi ini di atur oleh banyaknya oksigen
yang melewati ginjal . Ada juga mekanisme umpan balik karena oksigen ke jaringan
tergantung pada fungsi eritrosit . Hemoglobin dalam eritrosit mampu mengikat
oksigen .Walaupun berdiameter 7 mikron, eritrosit dapat melewati kapiler dengan
diameter 3-4 mikron. Hal ini terjadi karena keluwesan membrane eritrosit
(Enkoesasih, 2008).
Sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada dua
sisinya, sehingga dilihat berbentuk piringan pipih. Rata-rata panjang hidup darah
merah kira-kira 115 hari. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di
sumsum tulang. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap

dari paru-paru. Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam sistem retikulo-endotelial,
terutama dalam limfa dan hati. Globin dari hemoglobin dipecah menjadi asam amino
untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan, zat besi dalam hem dari
hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi.
(Evelyn, 2009).
Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan
biliverdin yang berwarna kehijau-hijauan dan dapat dilihat pada perubahan warna
hemoglobin yang rusak pada luka memar. Bila terjadi perdarahan, sel darah merah
dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen hilang. Pada perdarahan sedang,
sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu berikutnya. Tapi bila kadar
hemoglobin turun sampai 40% atau dibawahnya, diperlukan transfusi darah (Diah,
2007).
C. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih berjumlah sekitar 5000 sampai 10000 butir untuk setiap
mikroliter darah manusia. Sel darah putih (leukosit) berumur sekitar 12 hari. Leukosit
keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan anti gen. Proses keluarnya leukosit
disebut dengan diapedesis. Leukosit yang berperan melawan penyakit yang masuk
dalam tubuh disebut antibodi. (Evelyn, 2009)
Sel darah putih

terdapat didalam darah manusia yang jauh lebih besar

daripada sel darah merah. Sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel
darah putih bisa bergerak di dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan
tugas sebagai sistem ketahanan tubuh. Sel darah putih adalah bagian dari sistem
ketahanan tubuh yang terpenting.

Leukosit dibagi dalam dua kelompok yaitu

granulosit dan agranulosit. Granulosit jika plasmanya berglanuler dan aglanurosit


jika plasmanya tidak berglanuler. Leukosit granurosit dikelompokan menjadi 3 jenis
yaitu neutrofil, basofil, eusinofil. Leukosit agranulosit dikelompokan menjadi 2, yaitu
monosit dan limfosit.
Neutrofil berjumlah ( 60%) dalam sel darah putih. Neutrofil memiliki
nukleus yang terdiri dari 2 sampai 5 lobus (ruang). Sel-sel ini berukuran sekitar 8
milimikro dalam keadaan segar. Neutrofil bersifat fagosit dengan cara masuk ke

jaringan yang terinfeksi. Mula-mula sel-sel neutrofil melekat pada reseptor yang
terdapat pada partikel; kemudian membuat ruang tertutup yang berisi partikel-partikel
yang berisi fagositosis. Sebuah sel neutrofil dapat menfagositosis 5 sampai 20 bakteri
sebelum sel neutrofil menjadi inaktif dan mati.
Eosinofil berbentuk hampir seperti bola berukuran hampir 9 milimikro dalam
keadaan segar. Memiliki nukleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit
dengan daya fagositosis yang lemah. Fungsi eosinofil dapat mendetoksifikasi toksin
penyebab radang. Eosinofil dilepaskan oleh sel basofil atau jaringan yang rusak.
Basofil memiliki nukleus berbentuk s yang bersifat fagosit. Basofil
melepaskan heparin ke dalam darah. Heparin adalah mukupolisakarida yang banyak
terdapat di dalam hati dan paru-paru. Heparin dapat mencegah pembekuan darah.
Selain itu basofil juga melepaskan histamin. Histamin adalah suatu senyawa yang
dibebaskan sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai.
Monosit memiliki satu nukleus besar yang berbentuk tapal kuda atau ginjal.
Berdiameter 12 sampai 20 mikrometer. Monosit dapat berpindah dari aliran darah ke
jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fogosit yang bersifat
makrofag. Makrofag ini bersama neutrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling
efektif dan berumur panjang.
Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6 sampai 14
mikrometer. Dibentuk di sumsum tulang sedangkan pada janin dibuat di hati.
Terdapat dua jenis sel limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit yang tetap
berada di sumsum tulang berkembang menjadi limfosit B, sedangkan limfosit yang
berda di sumsum tulang dan pindah ke timus berkembang menjadi limfosit T.
Limfosit B berperan dalam pembentukan antibodi. Limfosit T memiliki berbagai
fungsi, contohnya limfosit siktoksit-T berfungsi menghancurkan sel yang terserang
virus. (Diah, 2007).

IV. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA


A. Alat dan Bahan Hitung Jenis Leukosit
1. Kaca objek

2. Blood lancet
3. Autoclick
4. Spuit
5. Tissue
6. Kapas alkohol
7. Mikroskop
8. Darah perifer/vena
9. Methanol
10. Pewarna Giemsa atau Wright
11. Buffer pH 6,4
12. Aquadest
Cara Kerja:
1. Disediakan 2 kaca objek yang bersih dan bebas dari lemak, diteteskan satu
tetes darah perifer pada salah satu bagian dekat ujung kaca objek.
2. Tempatkan ujung kaca lain pada pinggiran tetesan darah, Tarik sedikit demi
sedikit ke belakang hingga tetesan darah menyebar
3. Kemudian didorong ke depan tanpa menekan permukaan kaca objek terlalu
keras. Disesuaikan besarnya tetesan darah dengan sudut kaca objek. Jika
terlalu besar tetesannya makan sudut antara dua objek diperkecil dan
sebaliknya
4. Sediaan harus mempunyai bagian yang tebal dan bagian yang tipis
5. Dikeringkan di udara, difiksasi dengan cairan methanol selama 10 menit lalu
diwarnai dengan pewarnaan Giemsa dan Wright
6. Pewarnaan Giemsa : Sediaan yang telah difiksasi diberi larutan Giemsa 1015 tetes yang diencerkan dengan 10 ml buffer dengan pH 6,4 atau diwarnai
dengan larutan Giemsa yang sudah tersedia. Biarkan kurang lebih 20 menit,
lalu cuci pelan-pelan dengan air mengalir, dikeringkan dan diperiksa di
bawah mikroskop dengan pembesaran kuat.
7. Pewarnaan Wright :Sediaan yang telah difiksasi diberi larutan Wright
dengan cara seperti di atas, biarkan 1-2 menit. Kemudian cuci pelan-pelan
dengan air mengalir, dikeringkan dan diperiksa di bawah mikroskop dengan
pembesaran kuat.
8. Identifikasi macam-macam leukosit terutama dengan memperhatikan ciriciri leukosit, bentuk inti, ada/tidaknya granula, dan sebagainya.
9. Pemeriksaan dilakukan pada daerah yang telah ditentukan, dimulai dari salah
satu sudut bagian bawah ke atas kemudian bergeser ke kanan lalu turun ke

bawah, bergeser ke kanan lalu naik ke atas dan seterusnya. Dicatat sel-sel
yang ditemukan pada kolom satu sampai mendapatkan 10 sel, kemudian
pindah ke kolom dua, tiga dan seterusnya hingga jumlah sel = 100.
10. Dihitung persentase masing-masing jenis leukosit.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat dan Bahan Pemeriksaan Golongan Darah


Blood lancet
Kapas alkohol
Kapas kering
Antisera A, B dan AB
Lidi
Darah perifer

Cara Kerja:
1. Dituliskan terlebih dahulu identitas OP pada kartu golongan darah yang
tersedia
2. Ditusuk jari menggunakan blood lancet steril
3. Diteteskan darah yang akan diperiksa golongan darahnya pada masingmasing kolom yang tersedia pada kartu golongan darah
4. Ditambahkan setetes serum yang mengandung Antibodi Anti-A, Antibodi
Anti-B, Antibodi Anti-AB dan Antibodi Anti-D (Anti Rhesus) pada masingmasing kolom
5. Diaduk pelan-pelan masing-masing campuran darah dan serum dengan
pengaduk yang berbeda
6. Diamati masing-masing ada/tidaknya aglutinasi
7. Ditentukan golongan darahnya

V. HASIL PERCOBAAN
Terlampir
VI. PEMBAHASAN
Darah adalah cairan khusus tubuh yang mengantar substansi yang penting
ke sel-sel tubuh -seperti nutrien dan oksigen- dan mengangkut produk sampah/tdk

berguna keluar dari sel yang sama. Darah merupakan jaringan penyokong
istimewa yang mempunyai banyak fungsi, yaitu:
1.

Mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernafasan ke

2.
3.
4.

jaringan-jaringan di sseluruh tubuh.


Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang
membutuhkan.
Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah,

sel darah putih dan keping darah.


Pada pratikum kali ini dilakukan percobaan darah yaitu menghitung
jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit), serta menghitung
kadar hemoglobin. Perhitungan eritrosit dan leukosit dilakukan dengan
menggunakan bantuan bilik hitung Improve Neubauer. Secara prosedur
pengerjaan sama antareritrosit dan leukosit hanya saja perbedaan terletak pada
pengenceran, larutan yang digunnakan, dan pipet thoma yang digunakan.
Perhitungan leukosit digunakan pengenceran 20x menggunakan pipet thoma
khusus leukosit dan menggunakan larutan pengencer Turk. Sedangkan
perhitungan eritrosit menggunakan pengenceran 200x dengan pipet thoma khusus
eritrosit dan menggunakan larutan pengencer Hayem. Untuk percobaan
menghitung kadar hemoglobin digunakan metode Sahli.
Berdasarkan percobaan diatas diperoleh bahwa jumlah leukosit dalam
darah 4600 butir/mm3. Jika dibandingkan dengan harga normal leikosit dalam
darah, orang normal memiliki jumlah leukosit 4000-11000 butir sel/mm3. Ini
menandakan bahwa jumlah leukosit OP normal. Apabila seseorang memiliki
jumlah leukosit jauh lebih sedikit dari nilai rata-rata, bila kurang dari 4000
disebut leukopenia. Walaupun leukosit mempunyai peranan dalam imunitas
tubuh, namun kalau terlalu banyak maupun terlalu sedikit akan menimbulkan
masalah dalah tubuh.
Pada perhitungan jumlah eritrosit jumlah eritrosit yang diperoleh adalah
3.810.000 butir/mm3. Jika dibandingkan dengan literatur ternyata nilai eritrosit

yang terdapat pada darah OP berada dibawah keadaan normal yang hanya
berkisar 5,2 juta untuk laki-laki dan 4,7 juta untuk wanita. Hal ini dapat
disebabkan oleh kedaan OP yang sedang sakit ataupun kesalahan dalam
menghitung jumlah eritrosit. Karena menghitung jumlah leukosit dan eritrosit
secara manual memiliki tingkat presisi yang rendah.
Makin banyak sel darah merah akan makin baik karena kandungan yang
terdapat pada sel darah merah yaitu hemoglobin pun makin banyak. Makin
banyaknya hemoglobin akan berdampak makin banyaknya O 2 yang terdapat
dalam darah.mungkin penyebab nilai tersebut juga dipengaruhi faktor kesalahan
pada saat praktek seperti pada test leukosit, karena cara yang dilakukan juga
hampir sama.
Hemoglobin memegang peranan penting dalam pengangkutan O 2 dalam
tubuh manusia. Kandungan hemoglobin dalah darah juga merupakan penyebab
terjadinya warna merah pada darah, berarti makin merah darah maka kandungan
hemoglobinnya pun semakin banyak. Dalam keadaan normal jumlah haemoglobin
menurut Dacie yaitu :

dewasa laki-laki : 13,5 - 18,0 gr%

dewasa wanita : 11,5 - 16,5 gr%

bayi (< 3bln) : 13,6 - 19,6 gr%

umur 1 tahun : 11,0 - 13,0 gr%

umur 12 tahun :11,5 - 14,8 gr%

Nilai Hb yang didapatkan adalah 14,5 gr/dL termasuk dalam nilai normal
menurut literatur. Apabila seseorang memiliki nilai Hb yang rendah, akan
mengakibatkan jumlah O2 yang ada di dalam tubuh akan semakin sedikit dan itu
akan berpengaruh terhadap metabolisme yang ada di dalam tubuh. Dalam
pembentukkan Hb diperlukan zat besi dan asam amino. Zat besi merupakan salah
satu komponen penyusun Hb, jika tubuh kekurangan zat besi maka akan
menghambat pembentukkan Hb dalam darah yang berakibat terhambatnya
pembentukkan eritrosit baru, sehingga dapat menimbulkan anemia.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Pada perhitungan jumlah leukosit didapatkan jumlah leukosit OP berada
dalam nilai normal.
2. Pada perhitungan jumlah eritrosit didapatkan jumlah eritrosit OP berada di
bawah nilai normal.
3. Pada penentuan kadar hemoglobin menggunakan metode Sahli didapatkan
kaar Hb OP berada dalam nilai normal.
1.

B. Saran
Pada saat melakukan percobaan probandus dapat lebih memperhatikan

2.

instruksi, agar hasil yang diperoleh dapat lebih akurat.


Gunakanlah alat yang bersih dari residu dan aat yang tidak rusak untuk

3.

mendapatkan hasil yang diharapkan.


Amati kedua warna pembanding pada alat hemometer tersebut, karna jika
lat sudah lama,setiap alat terkadang warna yang ada dalam alat tersebut

4.

tidak lagi sama.


Berhati-hati lah dalam mengguncang pipet thoma eritrosit atau leukosit

5.

karena dapat menyebabkan darah lisis


Hitung sel darah eritrosit dan leukosit dalam kamar hitung dengan cermat

6.

karena apabila ada kesalahan dalam membaca akan mempengaruhi hasil


Hindari aktifitas berat karena akan mempengaruhi kadar hemoglobin, Jika
kadar Hemoglobin rendah maka tubuh akan lesu, biasanya kadar
hemoglobin sangat berpengaruh pada jumlah eritrosit, Jika kadar
Hemoglobin rendah maka eritrosit pun ikut rendah. selain aktifitas berat
ada beberapa oenyebab yang dapat menyebabkan kadar hemoglobin turun

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, reece. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 2. Jakarta: Esis
Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Kosasih E.N dan Kosasih A.S.2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Klinik. Tanggerang: Karisma Publhising Group

Anda mungkin juga menyukai