Longcase Diare
Longcase Diare
: Tn. S
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
: Nuclear Family
Nama
o
1
Tn. S
2
3
4`
Keduduka
n
Ny. K
An. FS
An. SR
L/
Umu
Pendidikan
Pekerjaa
Keterangan
P
Kepala L
r (th)
44
SD
n
Buruh
SD
SLTP
SD
Tani
IRT
Pelajar
Pelajar
Penderita
Pelajar
Diare
-
keluarga
Istri
Anak
Anak
P
P
P
31
14
10
5
An. E
Anak`
P
6
Sumber : Data Primer, Agustus 2010
SD kelas 1
Kesimpulan :
Keluarga Tn. S berbentuk nuclear family. Pasien adalah An. SR, perempuan
berusia 10 tahun.
BAB II
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Menurut WHO (1980) diare adalah
buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Buang air besar encer
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Laporan ini disusun berdasarkan
kasus yang diambil dari seorang Anak berusia 10 tahun yang menjalani
pengobatan di Puskesmas Tambak 1. Anak tersebut menderita diare akut dan
hingga saat ini masih rutin menjaani pengobatan dan kontrol ke Puskesmas
Tambak 1.
Kasus ini menarik untuk diangkat karena angka kejadian penyakit
gastroenteritis, terutama diare, masih menjadi penyakit yang sering dijumpai
di Puskesmas Tambak I, dan pada bulan Juni-Juli jumlah kasusnya meningkat.
Masyarakat di daerah Tambak masih menggunakan air sungai sebagai tempat
buang air besar/kecil, mandi dan keperluan rumah tangga lainnya. Hal inilah
yang mungkin menjadi faktor utama sulitnya untuk menekan jumlah kasus di
daerah Tambak.
B. IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Status
Agama
Suku Bangsa
Kewarganegaraan
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
Penghasilan/bulan
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
An. SR
10 tahun
Perempuan
Belum Menikah
Islam
Jawa
Indonesia
Pelajar
SD
Karang petir RT 06/ RW 02, Kec. Tambak
Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah
C. ANAMNESIS
Pasien baru datang dengan keluhan buang air besar sejak empat hari
yang lalu. Sepanjang hari terus merasa ingin buang air besar, hingga mencapai
lebih dari sepuluh kali dalam sehari. Pasien merasa sakit kepala, mual tetapi
tidak sampai muntah, serta merasa perutnya sakit. Pasien juga merasa sering
haus, lemas dan kadang demam. Pasien juga mengeluhkan buang air yang
disertai darah, berwarna putih seperti air cucian beras dan encer.
Riwayat penyakit dahulu, pasien pernah mengalami demam tinggi enam
bulan yang lalu. Riwayat pernah mondo, kecelakaan, pengobatan dan alergi
disangkal. Riwayat keluarga, ayah pasien tidak pernah mengalami sakit lama,
paling sering hanya batuk pilek. Akan tetapi ibu pasien pernah menderita
batuk lama, tumor payudara dan dispepsia kronis. Kakak dan adik pasien
sedang mengalami batuk kronis yang lama dan sedang mengalami pengobatan
selama enam bulan.
Riwayat Sosial dan Exposure
Community
Daerah
pemukiman
tidak
padat
ventilasi
buruk
dengan
tingkat
Occupational
Personal habit
Diet
Drug
Riwayat Psikologis:
Dilihat dari segi psikologi, pasien merupakan anak yang cukup dikenal
oleh lingkungan sekitarnya. Hubungan pasien dengan keluarganya harmonis.
Pasien merasa senang diperhatikan oleh orang tuanya, dan terkadang sedikit
manja apabila ada kedua orangtuanya. Akan tetapi juga selalu dimarahi kalau
jajan sembarangan di sekolah. Pasien merasa tidak nyaman jika terus-terusan
sakit dan cemas kalau harus terus dirawat dipuskesmas, tidak bisa sekolah dan
ketinggalan pelajaran disekolah.
Riwayat Sosial
Hubungan penderita dengan masyarakat sekitar dapat dikatakan baik.
Pasien sering bermain di sekitar rumah bersama rekan sebayanya dan pasien
juga cukup dikenal oleh tetangganya sebagai anak yang baik.
Riwayat Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, keluarga Tn. S merupakan golongan ekonomi
menengah kebawah, Tn. S bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan
yang tidak menentu setiap bulan dan istrinya sudah tidak bekerja dan
kebutuhan sehari-harinya dipenuhi oleh Tn.S. Setiap bulan Tn. S hanya bisa
mencapai penghasilan Rp. 100.000,- untuk kebutuhan sehari-hari Tn. S, istri,
dan anaknya. Kebutuhan primer dan sekunder keluarga pasien tidak dapat
terpenuhi dengan baik.
Riwayat Gizi
Pasien lahir ditolong oleh bidan dengan persalinan normal tetapi
kurang bulan dan berat lahir 2,4 kg. Namun dalam kesehariannya penderita
kurang bisa menjaga pola makannya, dikarenakan sering jajan disekolah.
Pasien biasa mengkonsumsi nasi, sayur-sayuran, tempe, tahu, dan terkadang
mengkonsumsi
daging.
Penderita
juga
mempunyai
kebiasaan
jajan
Kulit
Kepala
Hidung
Telinga
Mulut
: sariawan (-)
Leher
Tenggorokan
Pernafasan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Gastrointestinal
: kencing normal
Sistem sosial-ekonomi
kebawah, pasien anak kedua dari tiga bersaudara, hubungan pasien dengan
lingkungan sekitarnya baik.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.
Tanda Vital
Tekanan darah
: 120/75 mmHg
Nadi
: 84 x /menit, regular
RR
: 24 kali/menit
Suhu
: 38,8O C
Status gizi
BB
: 24 kg
TB
: 120 cm
IMT
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tnggkn
Leher
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : suara dasar paru kanan kiri vesikular normal, wheezing (-),
ronkhi (-)
Punggung : kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok kostovertebra (-)
Abdomen :
Inspeksi
: nyeri tekan (+) hampir diseluruh lapang pandang, hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi
: edema (-/-), clubbing finger (-/-), luka (-/-), akral dingin (-/-),
tremor (-/-)
Inferior
: edema (-/-), clubbing finger (-/-), luka (-/-), akral dingin (-/-),
tremor (-/-)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
F. RESUME
An. SC berusia 10 tahun, tinggal dalam keluarga berbentuk nuclear
family, dengan diagnosis klinis diare akut. Penderita memiliki tidak memiliki
stress psikologis. Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Status ekonomi
keluarga tergolong menengah kebawah. Penderita tinggal di lingkungan
pemukiman yang tidak padat penduduk, dengan kondisi rumah yang kurang
sehat dengan ventilasi cukup tetapi pencahayaan yang kurang, serta
kebersihannya buruk. Hubungan An.SC dengan masyarakat dan rekan sebaya
sekitar juga baik.
G. DIAGNOSIS
Diagnosis Biologis
: Diare Akut
Diagnosis Psikologis
Diagnosis Ekonomi
Diagnosis Sosial
Diagnosis Demografi
H. DIAGNOSIS HOLISTIK
a) Aspek Personal
1. Pasien mengeluh sering buang air besar sampai lebih dari 10 kali sehari.
2. Harapan berobat adalah untuk sembuh ( Idea)
3. Perhatian dari orang tua sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit
An. SR, untuk itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar
anggota keluarga demi kesembuhan pasien (Concern)
4. Yang diharapkan An.SR sebagai pasien dan keluarganya adalah
kesembuhan dan bisa bersekolah lagi. Untuk kasus An. SC harapannya
yaitu untuk mencegah komplikasi dan mengontrol terulangnya
penyakit (Expectacy)
5. An. SR merasa tidak nyaman jika terus-terusan sakit dan cemas kalau
harus terus dirawat dipuskesmas, tidak bisa sekolah dan ketinggalan
pelajaran disekolah (Anxiety).
b) Aspek Klinis
Diare Akut
c) Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
Usia
I. PENATALAKSANAAN
1.
Patient Centered
a.
Medika mentosa
1. IVFD RL 20 tpm
2. Loperamide
3. Antibiotik adekuat
b.
d) Istirahat cukup
e) Apabila sudah bisa membuat jamban agar tidak buang air besar
dan kecil disungai.
f) Memasak air untuk minum sampai mendidih.
g) Jangan sering bermain air bekas air minum unggas peliharaan.
h) Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan rajin
menggosok gigi.
Pengobatan Fokus Keluarga
a. Keluarga hendaknya bisa memilihkan makanan An. SR, makanan yang
bergizi agar gizi An.SR bisa tercukupi, serta memantau pola makan An.
SR sehingga tidak sering jajan sembarangan.
b. Keluarga sebaiknya sering melakukan kerja bakti membersihkan rumah
agar rumah tidak kotor dan bebas dari unggas masuk kedalam rumah.
c. Ventilasi udara sering dibuka agar udara dan cahaya bisa masuk kerumah.
d. Menjauhkan kadang unggas peliharaan dari rumah.
e. Keluarga Tn.S juga sebaiknya memperhatikan kesehatan setiap anggota
keluarga karena hampir sebagian besar pernah menderita TB, Ca
Mammae.
Pengobatan Fokus Masyarakat
Untuk lingkungan sekitar Tn.S sebaiknya sering memperhatikan
kondisi perairan disekitar tempat tinggalnya, mungkin dengan membuat
jamban umum, dan penyelenggaraan air bersih untuk lingkungan Karangpetir,
sehingga kondisi masyarakat sekitar terhindar dari infeksi yang bisa
menyebabkan diare, karena diare merupakan penyakit yang penyebarannya
melalui oral-fekal. Serta membersihkan lingkungan sekitar karena daerah
Karangpetir masih terdapat genangan-genangan air yang bisa menjadi tempat
perindukan nyamuk.
10
J. FOLLOW UP
Nama
: An.SR
03/08
/2010
04/08
/2010
Problem
Pusing,
mual.
Perut
terasa
sakit,
sering
BAB
lendir dan
kadang
darah
Pusing,
mual,
diare,
perut
sakit,
malam
panas.
TD
N BB TB Planning
120/70 84 24 120 Rehidrasi,
pemberian
anti diare,
antibiotic
adekuat.
Target
Perbaikan
balance
cairan.
120/80 80 24
Terpenuhinya
balance
cairan dan
penghentian
infeksi
Pusing,
120/78 80 24
mual,
perut
terasa
sedikit
sakit,
diare
berkurang,
panas
berkurang
120 Lanjutkan
obat,
ditambah
antipiretik.
Kontrol
cairan dan
tekanan
darah
120 Lanjutkan
pengobatan.
Terpenuhinya
balance
cairan dan
infeksi
teratasi.
Diagnosis Psikologis
Diagnosis Ekonomi
Diagnosis Sosial
Diagnosis Demografi
Kesimpulan :
11
Date
Problem
Recorded
Active
Problems
Inactive/Resolved
Problems
1.
05.02
/2010
02.08
/2010
Diare Akut,
pusing,
mual, perut
terasa sakit,
demam.
DD:
Thyphoid
Fever
2.
3.
2009
2010
04.08
/2010
Date
Resolved
A
Agustus
2009
04.08
/2010
04.08
/2010
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
12
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
An. SR adalah anak dari Tn. S dan Ny. K, merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara, saudara yang pertama berusia 14 tahun,
sedangkan yang ketiga berusia 6 tahun.
An. SR tinggal bersama ayah, ibu dan kedua saudaranya dalam
satu rumah. Dalam satu rumah, ada anggota keluarga yang mempunyai
riwayat penyakit diare. Riwayat penyakit menular dalam satu rumah
ada, yakni penyakit batuk lama (TB) yang sedang diderita kakak dan
adik pasien. Ibu pasien juga pernah menderita tumor payudara dan
batuk lama, sehingga menyebabkan tidak dapat bekerja lagi.
2. Fungsi Psikologis
Pada dasarnya, hubungan kekeluargaan antar anggota keluarga
dapat dikatakan baik. Antar anggota keluarga terdapat rasa saling
menyayangi dan melindungi. Apabila An. SR sedang merasa tidak
enak badan, maka ayah dan ibunya mengantarkan ke mantri ataupun
bidan namun setelah dari mantri tidak ada perubahan maka pasien
berobat ke puskesmas.
Usia An. SR yang masih anak-anak dan anak kedua dari tiga
bersaudara, membuat An. SR memiliki perasaan iri. An. SR sering
merasa dibedakan dengan adiknya terutama apabila pasien tidak
dituruti ingin jajan di sekolah. Walaupun ketika dirawat pasien terlihat
dimanja dan diperhatikan.
Hubungan antar anggota keluarga terjalin komunikasi yang
cukup baik. Apabila ada masalah, maka anggota keluarga lainnya siap
untuk mendengarkan dan membantu apabila mampu. Keluarga ini
memiliki waktu yang cukup banyak untuk berkumpul, sehingga
hubungan antar anggota keluarga terjalin dengan baik.
3. Fungsi Sosial
13
14
Sering/
Kadang
Jarang
selalu
/tidak
kadang
saya
15
Total poin = 10
Tn. S mempunyai hubungan yang harmonis dengan keluarganya
walaupun tidak disediakan waktu khusus untuk kumpul dengan istri dan
cucunya dan juga berusaha untuk selalu menceritakan masalah apa yang
sedang dia rasakan kepada istrinya. Tn. S sebagai buruh tani tidak tetap,
membuat ekonomi keluarga masih kurang. Walaupun demikian, anak dan
istri mendukungnya.
A.P.G.A.R. Ny. K Terhadap Keluarga
Sering/
Kadang
Jarang
selalu
/tidak
kadang
saya
Total poin = 9
Ny. K sebagai istri dari Tn. S tamatan SD saat ini hanya sebagai
ibu rumah tangga dan tidak bekerja, karena kondisi fisiknya. Dia masih
mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anaknya. Ny. K merupakan
tipe orang yang disiplin dan kadang ada anaknya yang membandel
membuat dia kesal.
A.P.G.A.R. An. SR Terhadap Keluarga
Sering/
Kadang
Jarang
selalu
/tidak
16
kadang
saya
Total poin = 7
An. SR sebagai anak dari Tn. S masih bersekolah kelas 5 SD. Dia
sering membandel jika diberitahu ibunya supanya jangan jajan disekolah
dan membawa bekal saja dari rumah.
A.P.G.A.R. An. FS Terhadap Keluarga
Sering/
Kadang
Jarang
selalu
/tidak
kadang
saya
Total Score : 9
An. FS adalah anak pertama dikeluarga ini, dan sekarang sedang
ditahun akhir pendidikannya. Dia sering mendiskusikan bagaimana
kelanjutan pendidikannya kepada kedua orangtuanya dan mereka sangat
17
Sering/
Kadang
Jarang
selalu
/tidak
kadang
saya
Total Score : 10
An. E adalah anak terakhir dikeluarga ini, walaupun masih kecil, dia
sangat mengerti keadaan keluarga dan ibunya yang sering sakit. Ketika An.
SR kakaknya sakit dia tidak mau pulang tapi mau menemani kakaknya.
A.P.G.A.R. SCORE : (10+9+7+9+10) / 5 = 9
Kesimpulan : keluarganya dinilai sehat.
Dapat dikatakan fungsi fisiologis dalam keluarga sehat. Walaupun
waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga lainnya kurang, akan
tetapi komunikasi tetap terjaga. Anggota keluarga lainnya juga siap
membantu apabila salah satu anggota keluarga mengalami masalah.
patologis
dari
keluarga
dinilai
dengan
menggunakan
S.C.R.E.E.M.
Tabel 4. S.C.R.E.E.M Keluarga Tn. S
18
Sumber
P
atologis
Reli
gious
Eco
nomic
Edu
cational
kebutuhan primer.
Latar belakang pendidikan tergolong
menengah kebawah. Keluarga biasanya melihat
Med
ical
19
T
n
Keterangan :
n.
: Penderita Diare
A
n.
: Meninggal dunia
: Penderita TB Paru
: Penderita Tumor Payudara
Tn. S menikah dengan Ny. K dan mempunyai 3 orang anak. Istri
Tn. S menderita tumor payudara. Orang tua Ny. K keduanya sudah
meninggal dunia, keduanya sempat bercerai saat Ny. K berusia empat
tahun. Sedangkan orangtua Tn. S, ayahnya sudah meninggal dunia
sedangkan ibunya masih hidup dan tinggal bersebelahan dengan rumah
Tn. S.
Kesimpulan: Terdapat pola penyakit yang sama dalam satu
lingkungan keluarga yaitu diare dan TB Paru.
E. INTERAKSI KELUARGA
An.FS
An.SR
20
An.E
Tn.S
Ny. K
BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI
FAKTOR
PERILAKU
DAN
NON
PERILAKU
KELUARGA
1.
21
2.
22
Dari segi genetik, tidak ada yang memiliki penyakit turunan dalam
keluarga ini, penyakit yang timbul kemungkinan besar disebabkan oleh faktor
lingkungan dan perilaku.
Dari segi pelayanan kesehatan, keluarga ini segera mencari
pertolongan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang sakit. Jenis
pelayanan kesehatan yang sering digunakan adalah puskesmas yang terletak
tidak jauh dari rumah dan kadang ke mantri atau bidan terdekat.
Dari segi rumah, keadaan rumah An. SR masih belum memenuhi
kriteria rumah sehat, selain itu juga keadaan ekonomi An.SR merupakan
golongan keluarga menengah ke bawah.
23
Usia: Merupakan
menderita hiperte
Tindakan :Sering MCK di sungai dan tidak cuci tangan sebelum makan
Pelayanan Kesehatan :S
:
: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
B.
24
tidak ada kamar mandi serta tidak ada tempat saluran air. Sedangkan
pencahayaan matahari dan ventilasi udara kurang, sehingga udara tidak
dapat mengalir cukup dan cahaya matahari masuk kurang banyak. Sumber
air bersih adalah sungai dan PDAM di Mushola.
Berdasarkan penjelasan diatas maka bisa disimpulkan rumah An.
SR belum memenuhi kriteria rumah sehat karena :
a) Ventilasi rumah tidak memenuhi 25% dari luas rumah
b) Pencahayaan rumah juga masih kurang, pada siang hari rumah terlihat
sangat gelap
c) Belum tersedianya tempat penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
air limbah rumah tangga.
2. Denah Rumah
Rumah penderita seluas 36 m2. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 ruang tempat menyimpan beras dan baju habis pakai dan
setelah dicuci, 1 dapur, dan tidak ada kamar mandi serta tidak ada tempat
saluran air. Ventilasi dan pencahayaan yang masuk ke dalam rumah kurang
baik. Terdapat kebun pisang disekitar rumah dan pohon bamboo yang
rindang disekitar rumah, serta terdapat kandang ayam/bebek tepat
dibelakang rumah.
Dapur
Gudang
Kamar tidur
Utara
6m
R. Tamu
Kamar tidur
6m
25
BAB V
DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA
A. MASALAH MEDIS
1. Diare Akut
2. Riwayat keluarga TB Paru.
B.
Usia: Merupakan
menderita hiperte
Tindakan :Sering MCK di sungai dan tidak cuci tangan sebelum makan
Pelayanan Kesehatan :S
26
E.
MATRIKULASI MASALAH
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks :
Tabel 5. Matriks Prioritas Masalah
No.
Daftar masalah
P
I
S
T
SB
R
M
Jumlah
o
4
a
4
25.600
IxTxR
Kebiasaan MCK di 4
sungai dan tidak cuci
tangan sebelum makan.
Pola makan tidak sehat 4
dan makan tidak
teratur.
n
4
6.912
3.
24.000
Keadaan ekonomi
menengah ke bawah
12.000
5.
Usia anak-anak
124
1.
2.
Keterangan :
I
: tidak penting
: agak penting
: cukup penting
: penting
27
F.
METODE HANLON
Kriteria A
Masalah
Kesehatan
Besarnya masalah
020
(1)
Kebiasaan MCK
di sungai dan
tidak cuci tangan
sebelum makan.
Pola makan tidak
sehat dan makan
tidak teratur.
Rumah masih
belum memenuhi
kriteria rumah
sehat.
Keadaan ekonomi
menengah ke
bawah
Usia anak-anak
2140
(2)
Nilai
4160
(3)
6180
(4)
81100
(5)
Kriteria B
Masalah
Kegawat
Urgensi
Biaya
Nilai
an
Kebiasaan MCK di
sungai dan tidak cuci
tangan sebelum makan.
Pola makan tidak sehat
dan makan tidak teratur.
Rumah masih belum
memenuhi kriteria
rumah sehat.
Keadaan ekonomi
menengah ke bawah
Usia anak-anak
28
Kriteria C
Masalah
Kebiasaan MCK
di sungai dan
tidak cuci tangan
sebelum makan.
Pola makan tidak
sehat dan makan
tidak teratur.
Rumah masih
belum memenuhi
kriteria rumah
sehat.
Keadaan ekonomi
menengah ke
bawah
Usia anak-anak
Nilai
4
3
4
3
2
Kriteria D
Masalah
A B
D
P E
NP
A R L
NP Urutan
T
Priorit
as
Kebiasaan
MCK di sungai
dan tidak cuci
tangan sebelum
makan.
Pola makan
tidak sehat dan
makan tidak
teratur.
Rumah masih
belum
memenuhi
kriteria rumah
sehat.
Keadaan
ekonomi
menengah ke
bawah
Usia anak-anak
32
32
21
21
32
32
21
21
12
12
G. PRIORITAS MASALAH
29
BAB VI
30
A. Rencana Kegiatan
Tgl
4/
08/
2010
5/
08/
2010
a.
Mengajarkan
bagaimana cuci tangan
yang benar.
Memberikan
pengetahuan mengenai
pentingnya membuat WC
di rumah.
Perjanjian untuk
pertemuan selanjutnya
Memberikan
pengetahuan tentang
rumah sehat
Target kegiatan
Pasien tahu tentang pentingnya
cuci tangan sebelum makan.
1.
Mengurangi risiko
tertularnya penyakit yang
sudah ada.
2.
Pasien dan keluarganya
tahu bagaimana mensiasati
rumah agar lebih sehat.
Tujuan
Tujuan dari pembinaan keluarga ini adalah untuk memberikan
pengertian kepada pasien dan keluarga agar lebih mengerti akan
pentingnya perilaku cuci tangan sebelum makan dan melakukannya
dengan benar, serta memberikan pengetahuan tentang bagaimana
mensiasati rumah agar menjadi lebih sehat, sehingga penyebaran
penyakit menular yang ada di keluarga ini bisa lebih ditekan, serta
memberikan gambaran akan pentingnya membuat WC atau jamban di
rumah dan melihat risikonya yang terjadi pada lingkungan apabila terus
dilakukan.
b.
Materi
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perilaku mencuci
tangan, misalnya:
1. Memberitahu pasien cara cuci tangan yang benar dengan
menggunakan sabun, terutama sabun antiseptik.
31
2)
3)
4)
c.
Cara Pembinaan
Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang telah
ditentukan bersama. Pembinaan dilakukan dengan cara memberikan
konseling kepada pasien dan keluarga, dalam suatu pembicaraan santai
sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan
keluarga, serta memberikan sedikit contoh langsung.
d.
Sasaran
Sasaran dari pembinaan keluarga ini adalah pasien dan
keluarganya.
e.
Evaluasi
Pengevaluasian hasil pembinaan dilakukan secara langsung
yakni dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan secara langsung, serta
praktek langsung dalam apa yang telah diajarkan. Hasil yang
diharapkan keluarga sudah mampu memenuhi tujuan dari pembinaan
tersebut.
32
B. HASIL
Tgl
4/
08/
2010
Kegiatan yang
dilakukan
5/
08/
2010
Mengaj
Target
kegiatan
Pasien tahu
tentang
pentingnya cuci
tangan sebelum
makan.
arkan
bagaimana
cuci tangan
yang benar.
Membe
rikan
pengetahuan
mengenai
pentingnya
membuat
WC di
rumah.
Perjanji
an untuk
pertemuan
selanjutnya
Edukasi 1.
Mengur
angi
risiko
dalam pola
tertularnya
hidup bersih
penyakit
dan sehat.
yang sudah
Member
ada.
ikan
Pasien
pengetahuan 2.
dan
tentang
keluarganya
rumah sehat
tahu
bagaimana
mensiasati
rumah agar
lebih sehat.
Anggota
Hasil kegiatan
keluarga yang
terlibat
Pasien dan
1.
Pasien
seluruh
mau
keluarga
melakukan
pasien
cara cuci
tangan yang
benar.
2.
Orang
tua pasien
mau
membuat
WC, tetapi
jika sudah
memiliki
uang yang
cukup.
Pasien, dan
keluarganya
Pengetahuan
kaluarga
bertambah
33
BAB VII
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DAN PENGGUNAAN JAMBAN
SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE
A. DIARE
1. Definisi
Diare adalah defekasi dengan feces berbentuk cairan atau setengah
padat, dengan kandungan air pada feces lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml). America Academy of Pediatrics (AAP),
mendefinisikan diare akut dengan karakteristik peningkatan frekuensi
dan atau perubahan konsistensi, dapat disertai dengan atau tanpa
gejala dan tanda seperti mual, munah, deman atau sakit perut yang
berlangsung selama 3-7 hari. Definisi diare kronik menurut WHO
adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
2. Etiologi
a. Mikroorganisme
Berdasarkan
penelitian
mikroorganisme
yang
(Triatmojo,1993),
infeksi
paling
terjadi
sering
Rotavirus
yaitu
sebesar
18,2%,
kemudian
34
35
kebutuhan
suplementasi
intravena
dan
mampu
36
37
38
B. Jamban Keluarga
1. Kepemilikan jamban
Dalam hal pemanfaatan sanitasi, masyarakat umumnya memiliki
beberapa pilihan akses yang digunakan secara bergantian, sebelum
dialirkan ke sungai. Khusus bagi masyarakat rural dan peri-urban,
meski memiliki toilet di rumah, mereka juga masih memanfaatkan
toilet terbuka seperti sungai atau empang. Masyarakat peri-urban
menjadikan
kepraktisan
dan
norma
umum
(semua
orang
39
3. Keadaan jamban
Dalam membangun tempat pembuangan tinja diperlukan
beberapa persyaratan sebagai berikut (Sarudji. D, 2006) :
a. Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah yang masuk ke
dalam sumber atau mata air dan sumur.
b. Tidak menimbulkan kontaminasi pada air permukaan.
c. Tidak menimbulkan kontaminasi pada tanah permukaan.
Persyaratan ini untuk mencegah penularan penyakit cacing.
d. Tinja tidak dapat dijangkau oleh lalat atau binatang-binatang
lainnya.
e. Tidak menimbulkan bau dan terlindung dari pandangan, serta
memenuhi syarat-syarat estetika yang lain.
Pemilihan lokasi bangunan septic tank sesungguhnya tidak menjadi
masalah, karena bangunan ini kedap air, yang umumnya terbuat dari
beton (concrete) asalkan dijamin tidak bocor. Tapi yang menjadi
masalah adalah letak resapan air setelah melalui outlet. Lokasinya
harus menjamin tidak mempunyai kontribusi terhadap kontaminasi
sumber air yang digunakan sebagai sumber air minum. Dianjurkan
setidak-tidaknya berjarak 5 feet antara resapan dengan sumber air.
(Sarudji. D, 2006)
C. Perilaku Cuci Tangan dan Jamban Sehat dengan Diare
a. Pemberian hanya ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan (Pada Balita)
b. Mencuci tangan dengan sabun setelah berak atau sebelum memberi
makan anak. Menurut penelitian, umumnya anak yang berusia 5 tahun
pernah terinfeksi oleh rotavirus walaupun tidak semuanya mengalami
diare. Biasanya anak-anak ini tertular karena kurangnya kebiasaan
hidup sehat seperti kurang atau tidak mencuci tangan.
c. Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya, kamar mandi atau
jamban yang bersih juga dapat membantu mencegah penyebaran
kuman.
d. Menggunakan air matang untuk makanan minuman kuman penyebab
diare umumnya spesifik pada suatu daerah tertentu, yang bergantung
pada tingkat kebersihan lingkungan dan kebiasaan kesehatan
warganya. Di daerah dimana tingkat kebersihan lingkungannya buruk
40
BAB VIII
PENUTUP
41
A. KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
Diagnosis Biologis
Diagnosis Psikologis
Diagnosis Ekonomi
Diagnosis Sosial
Diagnosis Demografi
baik.
6. Diagnosis Holistik
: Diare Akut
: Tidak ada stres
: Status ekonomi menengah kebawah
: Hubungan dengan masyarakat harmonis
: Hubungan yang terjalin antar anggota keluarga
: An. SR sering mengeluh sering buang air besar
sampai lebih dari 10 kali sehari. Harapan berobat adalah untuk sembuh.
Perhatian dari orang tua sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit An.
SR, untuk itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar
anggota keluarga demi kesembuhan pasien. Yang diharapkan An.SR
sebagai pasien dan keluarganya adalah kesembuhan dan bisa bersekolah
lagi. Untuk kasus An. SC harapannya yaitu untuk mencegah komplikasi
dan mengontrol terulangnya penyakit. An. SR merasa tidak nyaman jika
terus-terusan sakit dan cemas kalau harus terus dirawat dipuskesmas, tidak
bisa sekolah dan ketinggalan pelajaran disekolah.
B. SARAN
1. Edukasi kepada penderita dan keluarganya mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, serta penerapan pembuatan rumah sehat.
2. Fokus pada masyarakat untuk membuat jamban di rumah masing-masing
atau kegiatan pengadaan jamban sehat, misalkan dengan arisan jamban.
3. Fokus pada dinas kesehatan, terus melakukan edukasi pada masyarakat
tentang PHBS terutama pada anak sekolah dan ibu-ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerrachman,M.H, dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 1. edisi 4. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; hal
283-295.
42
Hendarwanto, dkk. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. edisi 3. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1996 ; hal
451-457
Hiswani. 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat
Yang Kejadiannya Sangat Erat Dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani7.pdf.
USU
Digital
43