Anda di halaman 1dari 18

REKSA DANA SEBAGAI ALTERNATIF DALAM BERINVESTASI

Mutual Fund as an Alternative in Investment


Yosef Jufly; Jeffri Pratama

ABSTRACT
Nowadays, investment becomes very necessary as each year the number of daily needs and
inflation rate will be higher and higher in Indonesia; on the other hand savings alone is not
enough to fulfill the needs financially. Investment itself has various types that can be selected
depending on the desired level of return as well as level of risk that must be borne. As one
investment instruments, mutual fund is an option which attracts a great number of investors,
especially for those who are just begin to learn investment. Mutual funds are known due to the
relatively low level of risk with a return. Investors themselves can determine the desired type of
mutual fund based on profits and risk, by using a certain strategy investors can invest in mutual
funds optimally. The concept of mutual funds that invest in a diversified manner thus has a small
risk, but to have an appropriate rate of return.
Keywords: Mutual Fund, Investment

ABSTRAK
Investasi sekarang ini menjadi hal yang sangat dibutuhkan karena setiap tahunnya angka
kebutuhan hidup dan tingkat inflasi di Indonesia akan semakin tinggi, di lain sisi kegiatan
menabung sendiri tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan secara finansial. Investasi sendiri
memiliki banyak macam jenisnya yang dapat dipilih tergantung dari tingkat return yang
diinginkan dan juga tingkat resiko yang harus ditanggung. Sebagai salah satu instrumen
investasi, reksa dana merupakan pilihan yang mulai banyak diminati oleh para investor
sekarang ini terutama bagi mereka yang baru memulai belajar investasi dikarenakan tingkat
resiko yang relatif rendah dengan tingkat pengembalian yang tetap. Investor sendiri dapat
menentukan jenis reksa dana yang diinginkan berdasarkan keuntungan dan resiko yang
dihadapi, dengan menggunakan strategi tertentu, investor dapat berinvestasi dalam reksa dana
secara optimal. Konsep reksa dana yang melakukan investasi dengan cara diversifikasi
tentunya memiliki resiko yang kecil namun memiliki tingkat pengembalian yang sesuai.
Kata Kunci: Reksa Dana, Investasi
1

PENDAHULUAN

Investasi sekarang ini seakan menjadi suatu bagian yang penting dalam elemen
keuangan sebagian besar masyarakat yang ingin mendapatkan keuntungan dan menaikan
tingkat kekayaan tanpa harus meluangkan tenaga dan waktu yang banyak. Sebagian dari orang
bahkan beranggapan bahwa investasi sebenarnya mampu meningkatkan kesejahteraan tanpa
mempertimbangkan resiko yang berkaitan dengan investasi tersebut.
Memang betul investasi dapat dengan cepat menaikan derajat seseorang melalui tingkat
kekayaannya, tetapi di lain sisi investasi juga bisa dapat membuat seseorang kehilangan
kekayaanya dikarenakan pergerakan investasi yang tidak menentu. Tentu dalam berinvestasi
tidak boleh mengacuhkan faktor penentunya yaitu adalah resiko. Ada investasi yang
menawarkan resiko kecil, tetapi sebagai imbalannya tingkat return nya pun tidak bisa setinggi
yang kita harapkan. Ada juga investasi yang mampu memberikan tingkat return yang besar,
namun faktanya tingkat return yang besar akan juga berdampak pada resiko yang tinggi.
Seorang investor yang pintar pasti akan dengan cermat mampu menempatkan investasi yang
bervariasi tergantung karakter dan jenis investasinya. Salah satu media investasi yang
dianggap menjanjikan sekarang ini adalah dengan melakukan investasi melalui pasar modal di
Indonesia.
Pasar Modal memang sekarang seakan menjadi salah satu alternatif bagi para investor
yang ingin melakukan investasi. Secara langsung kegiatan di pasar modal mendorong
perkembangan dan kemajuan ekonomi secara nasional. Dana yang diperoleh melalui investasi
di pasar modal digunakan oleh sebagian perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional
perusahaan, dengan begitu perusahaan perusahaan di Indonesia dapat tumbuh dan menjadi
salah satu bagian dari pembangunan nasional. Pasar Modal di Indonesia dikelola oleh PT
Bursa Efek Indonesia yang secara langsung mengawasi berbagai instrumen investasi yang
menguntungkan. Berinvestasi pada sekuritas contohnya, memang menarik dan menawarkan
tingkat return yang beragam pula dan jenis investasi pada sekuritas ini tentunya sangat
berfluktuatif dan tidak mudah. Pada pasar modal di Bursa Efek Indonesia terdapat ratusan
saham perusahaan yang ditawarkan untuk para investor, belum lagi ditambahkan dengan
obligasi. Banyak sekali tawaran berinvestasi yang bisa dipilih melalui pasar modal, tapi di lain
sisi kebebasan investor untuk melakukan investasi tersebut diikuti dengan resiko yang
sebanding yang membutuhkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga pengalaman untuk dapat
2

mengelola investasi yang menghasilkan return yang diinginkan. Investor baru misalnya, perlu
mencari dan mengumpulkan informasi terkait dengan jenis saham tertentu, karena dengan
semakin

banyaknya

informasi

yang

dimiliki,

semakin

besar

pula

investor

tersebut

berkesempatan untuk mendapatkan jenis saham yang terbaik.


Pada era globalisasi ini instrument investasi yang cocok untuk kebutuhan investor
adalah jenis Reksa Dana. Investor sekarang ini banyak sekali yang tidak mempunyai waktu dan
pengetahuan yang cukup tentang mengelola dana dengan menghasilkan return yang sesuai,
terlebih keterbatasan investor untuk mengenali dan menghitung resiko dari investasi yang
dijalani. Tetapi dengan adanya instrument investasi Reksa Dana, para investor tidak perlu lagi
khawatir akan waktu dan resiko karena mereka bisa menggunakan jasa para manajer investasi
untuk mengelola dana investasi yang mereka miliki. Reksa Dana cenderung memiliki tingkat
resiko yang lebih rendah dari instrument investasi lainnya, karena manajer investasi mengelola
dana investor dengan menempatkan kepada beberapa saham sebagai bentuk diversifikasi.
Di dalam Reksa Dana itu sendiri terdapat beberapa jenisnya yang ada di Indonesia,
antara lain yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham
dan Reksa Dana Campuran. Masing-masing jenis Reksa Dana mempunyai investasi yang
berbeda-beda pula. Reksa Dana pasar uang yang pastinya portofolio investasinya akan
digunakan pada instrument investasi yang ada pada pasar uang, seperti contohnya Sertifikat
Bank Indonesia atau SBI. Di lain sisi, Reksa Dana pendapatan tetap akan menempatkan dana
pada portofolio yang sebagian besarnya akan berbentuk surat utang, contohnya obligasi. Dan
pastinya Reksa Dana saham akan terdiri atas berbagai jenis saham pada portofolio
investasinya.

Yang

terakhir

Reksa

Dana

campuran

yang

instrumen

investasinya

menggabungkan berbagai jenis investasi seperti saham dan obligasi atau bisa juga
dikombinasikan dengan instrumen lainnya yang tersedia. Menurut data BAPEPAMLK komposisi
Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana di Indonesia per tanggal 8 Oktober 2015 dapat dilihat pada
Grafik 1.

Grafik 1. Grafik Komposisi Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana


per Tanggal 8 Oktober 2015

Jika mengacu pada data di atas, memang salah satu pertimbangan utama seorang
investor memilih suatu produk investasi adalah melalui tingkat pengembalian hasil dari investasi
tersebut. Sangat jelas bahwa hingga pada tanggal 8 Oktober 2015 total aset reksa dana saham
sebesar Rp. 92,9 triliyun dan merupakan reksa dana yang memiliki aset terbesar bila
dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Komposisi reksa dana ini menunjukan bahwa
investor di Indonesia banyak memilih reksa dana saham untuk berinvestasi dikarenakan tingkat
pengembalian yang tinggi tadi walopun dengan tingkat resiko yang sama tingginya.

Untuk mengetahui portofolio Reksa Dana yang optimal maka harus dilakukan
pengukuran kinerja Reksa Dana bisa dengan melalui berbagai macam metode yang dapat
dilakukan. Pengukuran kinerja Reksa Dana yang secara khusus mengukur resiko dan tingkat
return dari portofolio investasi yang bersangkutan. Beberapa metode yang sering digunakan
dalam evaluasi kinerja Reksa Dana antara lain adalah metode Sharpe, metode Treynor dan
metode Jensen.
Hal yang terpenting untuk para investor sebelum menginvestasikan dananya di dalam
Reksa Dana adalah untuk mengetahui Reksa Dana dari perusahaan manajer investasi mana
yang memiliki kinerja yang baik. Tentunya Reksa Dana yang baik kinerjanya adalah Reksa
Dana yang tidak hanya mampu memberikan tingkat return yang tinggi tetapi juga memiliki
tingkat resiko yang wajar atau normal. Sehingga salah satu strategi investasi yang tepat untuk
meminimalisasi resiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau portofolio. Strategi ini pun
bisa diterapkan sebelum melakukan investasi di dalam reksa dana khususnya reksa dana
saham. Diversifikasi investasi merupakan penyebaran dalam menempatkan dana investasi ke
dalam beberapa instrumen investasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang
ditimbulkan apabila investor menanamkan dana investasi hanya dalam satu jenis instrumen.
Cara melakukan diversifikasi investasi (Pratomo, 2006, hal. 34) dapat dilakukan secara
langsung dengan menghubungi bank atau pialang untuk melakukan transaksi dalam bentuk
tabungan, deposito, emas, properti, obligasi atau saham. Untuk melakukan cara secara
langsung ini, investor harus memiliki pengetahuan dan kemampuan menganalisis masingmasing instrumen investasi, kondisi perekonomian, dana yang relatif besar, dan memiliki akses
terhadap sumber informasi. Keterbatasan investor akan dana yang akan diinvestasikan,
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki investor, dan waktu menjadi kendala bagi investor
untuk berinvestasi secara langsung. Cara lain untuk melakukan diversifikasi investasi adalah
dengan berinvestasi pada reksa dana. Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi
yang belum banyak berkembang dan diminati oleh masyarakat Indonesia.

KERANGKA PEMIKIRIAN

INVESTASI

PASAR
UANG

SURAT UTANG

REKSA DANA
PASAR UANG

EKUITA
S

PASAR
MODAL

REKSA DANA

REKSA DANA
PENDAPATAN
TETAP

REKSA DANA
SAHAM

INSTRUMEN
DERIVATIF LAIN

REKSA DANA
CAMPURAN

RETURN & RESIKO

Pengertian Reksa Dana


Reksa dana awalnya berasal dari kata Reksa yang berarti jaga atau pelihara dan kata
Dana yang memiliki arti uang. Sehingga reksa dana dapat diterjemahkan sebagai kumpulan
uang yang dipelihara. Reksa Dana adalah sebuah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal atau investor untuk selanjutnya diinvenstasikan
dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (UU PM No.8/ Tahun 1995, pasal 1 ayat 27).
Dalam kamus keuangan Reksa Dana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang
terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham
kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva
bersihnya.
Dalam konteks investor, reksa dana sangat berbeda dengan bank umum yang
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya disalurkan kepada
masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman. Dibandingkan dengan mutual
funds yang ada di negara lain, reksa dana di Indonesia juga berbeda khususnya karena tidak
dikenal prinsip trustee yang didasarkan pada trust law. Beberapa karakteristik reksa dana
menurut Manurung (2008) yaitu pertama, kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik reksa
dana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke reksa dana
dengan berbagai variasi. Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument
investasi. Ketiga, reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Keempat, reksa dana
merupakan instrument investasi jangka menengah dan panjang. Kelima, reksa dana merupakan
produk investasi yang berisiko.
Reksa dana merupakan sebuah instrumen yang menguntungkan bagi para investor.
Manfaat yang diperoleh investor jika melakukan investasi di Reksa Dana, yaitu Pertama,
investor walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dalam melakukan investasi dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Dengan
Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrument di pasar modal maupun pasar uang, artinya
investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, dan obligasi.
Kedua, Reksa Dana dapat mempermudah para investor dalam berinvestasi di pasar modal.
Dengan Reksa Dana dapat menentukan sahamsaham yang baik, menentukan saham
bukanlah pekerjaan yang mudah tetapi membutuhkan keahlian dan pengetahuan tersendiri
dalam

menentukan

saham.

Ketiga,

dalam

berinvestasi

dalam

Reksa

Dana

dapat

mengefisienkan waktu karena dengan reksa dana para investor tidak perlu repotrepot untuk
7

memantau kinerja investasinya karena hal itu sudah diserahkan kepada manajer investasi untuk
memantau perkembangan dan kinerja investasinya.
Di Indonesia reksa dana pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 sebagai sebuah
instrumen investasi tambahan yang dikeluarkan oleh manajer investasi. Di Indonesia Reksa
Dana cukup berkembang pesat karena sejak Juli 1996 sampai Desember 1997 sudah ada 76
Reksa Dana. Pada tahun 1976 muncul Reksa Dana pertama kali yaitu PT Danareksa dimana
perusahaan ini dapat menerbitkan sertifikat yang dikenal dengan sertifikat Danareksa I dan II.
Pada tahun 1995 berdiri sebuah reksa dana tertutup yaitu PT BDNI Reksa Dana yang
selanjutnya berkembang pada tahun 1996.
Pihak-pihak yang Terkait dengan Pengelolaan Reksa Dana
Beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana terdiri dari:
1.

Manajer Investasi.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, manajer investasi

adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manajer investasi
memiliki tugas untuk mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah, mengelola
reksa dana, mengadakan riset atas efek, dan menganalisa kelayakan investasi.
2.

Bank Kustodian.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Kustodian adalah

pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek
serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Yang dapat
menjadi bank kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP),
perusahaan efek dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari OJK. Bank
kustodian memilipi peran dalam perlindungan aset reksa dana dan administrasi
pengelolaan reksa dana.

3.

Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).


8

Berlaku sebagai pihak yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan
kontrak kerja sama dengan manajer investasi pengelola reksa dana (Simatupang,
2009:167). APERD dapat berupa perusahaan pialang, bank umum, dan lembagalembaga keuangan lain yang mampu menjangkau masyarakat untuk membeli reksa
dana.
4.

Wakil Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD).


Merupakan pihak yang bersifat perorangan yang memperoleh ijin dari Bapepam

(OJK) untuk bertindak sebagai wakil dari suatu perusahaan efek, perusahaan perbankan
atau lembaga yang diperkenankan melakukan penjualan efek reksa dana. Keberadaan
WAPERD dimaksudkan agar para agen penjualan efek reksa dana dapat memberikan
penjelasan terkait peluang dan resiko dari setiap efek reksa dana yang dipasarkannya.
5.

Perantara Pedagang Efek.


Menurut UU Pasar Modal No. 8Tahun 1995, perantara pedagang efek adalah

pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau
pihak lain. Dalam hal reksa dana, setiap pembelian atau penjualan reksa dana di bursa
oleh manajer investasi wajib melalui perantara pedagang efek seperti halnya dalam
traksaksi saham. Peraturan operasional reksa dana yang berlaku saat ini masih
memperbolehkan satu perusahaan efek melakukan kegiatan rangkap sebagai manajer
investasi dan perantara pedagang efek.
Bentuk Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 18 ayat (1), reksa dana
dapat berbentuk perseroan dan juga kontrak investasi kolektif. Reksadana berbentuk perseroan
(PT Reksa Dana) adalah suatu perusahaan (perseroan terbatas) yang dari sisi bentuk hukum
tidaklah berbeda dari perusahaan lainnya. Perbedaannya terletak dari jenis usaha. Jika
perusahaan lainnya bergerak sesuai dengan bidangnya masing-masing maka PT. Reksa Dana
bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi. Sedangkan Kontrak Investasi Kolektif adalah
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat
pemegang unit penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini, manajer investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan dan administrasi investasi kolektif. Berikut adalah perbedaan ciri-ciri
reksa dana berbentuk Perseroan dan reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif;
9

Tabel 1
Perbedaan Reksa Dana Perseroan dan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

Reksa Dana Perseroan


Bentuk hukumnya
Terbatas.

adalah

Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

Perseroan Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi


Kolektif.

Pengelolaan
kekayaan
reksa
dana Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh
didasarkan pada kontrak antara Direksi Manajer Investasi berdasarkan kontrak.
Perusahaan dengan manajer Investasi
yang ditunjuk.
Penyimpanan kekayaan reksa dana Penyimpanan kekayaan investasi kolektif
didasarkan pada kontrak antara Manajer dilaksanakan
oleh
Bank
Kustodian
Investasi dengan Bank Kustodian.
berdasarkan kontrak.

Jenis-Jenis Reksa Dana


Dilihat dari sifatnya maka Reksa Dana terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1.

Reksa Dana Bersifat Tertutup (Closed-End Fund)


Reksa dana dalam jenis ini tidak dapat kembali membeli saham yang telah dijual kepada

investor, dengan demikian apabila investor ingin menjual sahamnya yang telah dibeli dari reksa
dana tidak dapat dijual kembali ke manajer investasi tetapi harus dijual melalui Bursa Efek
dimana Reksa Dana tersebut terdaftar. Harga saham di Reksa Dana tertutup bervariasi sesuai
portofolionya biasanya harga saham reksa dana tertutup selalu lebih rendah nilai aktiva
bersihnya (NAB) karena adanya biaya transaksi dan jumlah saham tidak berubah dari waktu ke
waktu kecuali adanya tindakan dari perusahaan.

2.

Reksa Dana Bersifat Terbuka (Open-End Fund)

10

Reksa Dana dalam jenis ini para investor dapat bebas menjual dan membeli kembali
sahamnya sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Dalam reksa dana terbuka
para pemegang saham dapat menjual kembali sahamnya setiap saat yang diinginkan kepada
Manajer Investasi terkecuali Exchange Traded Fund (ETF). Melalui Bank Kustodian, manajer
investasi wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saaat tersebut.Harga unit
penyertaan ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan.
Berdasarkan portofolio investasinya, Reksa Dana di Indonesia dapat dibagi menjadi empat
kategori yaitu:

1.

Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)


Reksa Dana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan

investasi 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang sendiri didefinisikan sebagai
efek-efek hutang berjangka kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang merupakan
reksa dana dengan tingkat risiko paling rendah. Di lain sisi, potensi keuntungan reksa
dana ini juga terbatas. Reksa dana pasar uang cocok digunakan untuk investasi jangka
pendek, sebagai pelengkap investasi deposito atau tabungan yang sudah ada. Tujuan
investasi ini umumnya untuk perlindungan capital dan untuk menyediakan likuiditas yang
tinggi, sehingga jika dibutuhkan dapat dengan mudah mencairkannya setiap saat
dengan risiko penurunan nilai investasinya yang hampir tidak ada.

2.

Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)


Reksa Dana pendapatan tetap merupakan Reksa Dana yang berinvestasi

sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelola ke dalam efek bersifat hutang.
Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti
deposito, SBI, obligasi dan instrument lainnya. Reksa Dana Pendapatan Tetap cocok
untuk tujuan investasi jangka menengah dan jangka panjang (lebih dari 3 tahun) dengan
risiko menengah. Pada umumnya Reksa Dana Pendapatan Tetap memberikan
pembagian keuntungan berupa uang tunai (dividen) yang dibayarkan secara teratur,
misalnya 3 bulanan, 6 bulanan atau tahunan.

3.

Reksa Dana Saham (Equity Funds)


11

Reksa Dana saham melakukan investasinya dengan saham, Reksa Dana ini
memiliki risiko yang lebih tinggi daripada risiko Reksa Dana pasar uang dan reksa dana
pendapatan tetap akan tetapi reksa dana saham memiliki tingkat pengembalian yang
tinggi pula. Menurut peraturan Bapepam (Sekarang OJK) IV.C.3, Reksa Dana saham
adalah Reksa Dana yang portofolionya minimum 80 persen dari total aset diinvestasikan
pada saham. Reksa Dana saham dibuat untuk membantu para investor dalam
melakukan investasi berupa saham. Reksa Dana saham merupakan reksa dana
berjangka panjang. Tujuan dari berinvestasi di Reksa Dana saham yaitu dapat terbebas
dari kesulitan dan keterbatasan berinvestasi langsung di saham, seperti mengelola
saham, memilih jenis saham yang tepat, keterbatasan waktu untuk mengontrol kinerja
saham dari waktu ke waktu, ingin mendapatkan dividen, investor ingin mendapatkan
capital gain atas kenaikan harga saham yang begitu besar, dan melakukan investasi
pada reksa dana saham karena ingin mendapatkan dividen dan capital gain.

4.

Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)


Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek

ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya atau alokasinya tidak termasuk dalam
kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham. Melihat fleksibilitas
baik dalam pemilihan jenis investasinya (saham, obligasi, deposito, atau efek lainnya)
serta komposisi alokasinya, Reksa Dana Campuran dapat berorientasi ke saham,
obligasi atau bahkan ke pasar uang. Dari sisi pengelolaan investasi, fleksibilitas ini dapat
dimanfaatkan untuk berpindah-pindah dari saham ke obligasi atau deposito, atau
sebaliknya tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading, atau
sering juga disebut usaha meakukan market timing.
Dilihat dari tujuan investasinya maka Reksa Dana dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1.

Growth Funds
Reksa dana jenis ini mementingkan pertumbuhan nilai dari dana tersebut, sehingga
biasanya reksa dana ini berbentuk saham dalam pengalokasian dananya.

2.

Income Funds
12

Reksa dana jenis ini lebih mengejar pendapatan yang konstan dalam investasinya
sehingga alokasi dananya akan sebagian besar berupa obligasi.

3.

Safety Funds
Sesuai dengan namanya, maka reksa dana jenis ini akan mementingkan keamanan
dibandingkan pertumbuhannya. Oleh karena itu reksa dana jenis ini biasanya bergerak
di pasar uang, dan investasinya berupa deposito berjangka atau surat jangka pendek.

Kelebihan Reksa Dana


1.

Dikelola Manajemen Profesional


Pengelolaan portofolio Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga Efek serta mengakses
informasi ke pasar modal.

2.

Diversifikasi Investasi
Akan mengurangi risiko karena dana/kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada
berbagai jenis efek sehingga risikonya juga tersebar.

3.

Kemudahan Berinvestasi
Nilai investasi awal Reksa Dana relatif rendah dibandingkan jenis investasi lain.

4.

Transparansi Informasi
Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)-nya setiap hari di
surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan atau tahunan serta
prospektif

secara

teratur

sehingga

investor

dapat

memonitor

perkembangan

investasinya secara rutin.

5.

Likuiditas Yang Tinggi


13

Pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaannya setiap saat sesuai


ketetapan yang dibuat, sehingga memudahkan investor mengelola kasnya.

6.

Biaya Relatif Rendah


Karena Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal akan
menghasilkan efisiensi biaya transaksi.

Return dan Resiko Reksa Dana


Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield
dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu
kenaikan harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa
memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai
return total suatu investasi (Tandellin, 2001).
Resiko reksa dana merupakan suatu ketidakpastian atas konsekuesi hasil yang akan
diperoleh dari suatu investasi pada akhir periode tertentu. Resiko terjadi apabila adanya
perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat
pengembalian aktual (actual return). Ada beberapa aspek yang menyebabkan reksa dana
beresiko yaitu Pertama, dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada portofolio
efek. Kedua, dengan adanya instrumen yang bervariasi maka mempunyai tingkat pengembalian
yang berbedabeda. Ketiga, di dalam reksa dana mempunyai arus kas yang berubahubah
setiap saat. Keempat, resiko di dalam reksa dana juga dipengaruhi oleh keahlian manajer
investasi dalam mengelola reksa dana. Terdapat beberapa resiko di dalam berinvestasi, yaitu:

1.

Resiko ekonomi saat ini.


Resiko yang menggambarkan kondisi perekonomian setiap waktu yang dapat
mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana.

2.

Resiko berfluktuasinya nilai aktiva bersih.


14

Resiko ini terjadi akibat adanya peraturan baru yang mempengaruhi suku tingkat bunga
yang tidak dapat ditanggani oleh Manajer Investasi.

3.

Resiko likuiditas.
Resiko ini terjadi akibat tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek.

4.

Resiko pertanggungan atas kekayaan reksa dana.


Resiko yang dihadapi oleh para investor karena perubahan nilai aktiva bersih karena
adanya bencana alam tetapi perusahaan yang mengasuransikan kekayaan tidak
menganti rugi atau bahkan memberi pertanggung tetapi dibawah nilai aktiva bersih yang
dimilki oleh investor.

5.

Default Risk.
Resiko yang dihadapi oleh investor apabila investor tidak dapat membayar obligasi pada
saat jatuh tempo.

6.

Exchange Risk.
Resiko yang akan dihadapi oleh para investor akibat dari perubahan nilai tukar.
Tujuan yang mendasar dari portofolio adalah untuk mendapatkan alokasi yang optimal

diantara aktiva-aktiva yang berbeda. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi


beberapa aktiva yang akan diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorarangan
maupun lembaga. Kombinasi tersebut bisa berupa aktiva riil berupa emas, perak, real assets
maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga bukti kepemilikan suatu perusahaaan atau
saham. Dalam pasar modal, portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial yaitu
kombinasi beberapa saham sehingga investor dapat meraih return optimal dan memperkecil
risk (Sumariyah, 1997).
Menurut Robert Ang (1997) portofolio merupakan kumpulan dari instrument investasi
yang dibentuk untuk memenuhi sasaran investasi. Jones (2000) berpendapat portofolio berarti
sekumpulan sekuritas dimana dengan sejumlah dana relatif kecil dapat diinvestasikan dengan
membeli saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada berbagai jenis
15

industri, selain itu dengan portofolio akan mengurangi risiko. Husnan (2003) menyebut
portofolio sebagai strategi diversifikasi investasi ke dalam dua atau lebih saham untuk
menurunkan risiko.

Biaya di dalam Reksa Dana


Menurut Widjaja (2010), dalam pengelolaan reksa dana diperlukan biaya operasional
yaitu:
1.

Biaya yang menjadi beban reksa dana yang terdiri dari imbalan jasa manajer investasi,
imbalan jasa kustodian, imbalan jasa untuk profesi akuntan publik, notaris, dan
konsultan hukum, biaya transaksi efek.

2.

Biaya beban manajer investasi yang meliputi biaya administrasi pendirian reksa dana,
biaya pemasaran dan biaya pencetakan berbagai formulir administrasi.

3.

Biaya beban pemegang unit penyertaan yang teridiri dari biaya pembelian untuk
membeli unit penyertaan reksa dana, biaya penjualan kembali unit penyertaan reksa
dana, dan biaya pertukaran.

Strategi yang Tepat untuk Berinvestasi dalam Reksa Dana


Untuk dapat sukses berinvestasi pada Reksa Dana selain mengetahui keuntungan
berinvestasi dalam reksa dana, investor dituntut juga untuk mengerti dan memahami risiko yang
terkandung dalam reksa dana. Sebagai produk Pasar Modal, Reksa Dana dapat memberikan
keuntungan bagi Investor apabila portfolio efek yang dikelola oleh Manajer Investasi
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, namun jika portfolio efek tersebut
mengalami kerugian maka Reksa Dana juga bisa mengalami kerugian. Sehingga dalam
menentukan reksa dana yang akan dipilih, investor harus memiliki strategi berikut (Simatupang,
2010):
1.

Tujuan investasi.
Investor yang akan berinvestasi di reksa dana harus memiliki tujuan dan alasan
melakukan investasi yang jelas sehingga investor dapat memilih jenis reksa dana
yang sesuai.

2.

Tingkat resiko.
16

Investor harus menyadari bahwa setiap investasi yang dilakukan memiliki resiko.
Semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapat dari investasi jenis reksa dana
yang dipilih, semakin tinggi resiko yang akan dihadapi investor.
3.

Jangka waktu investasi.


Investor harus memperhatikan jangka waktu investasi yang disesuaikan dengan
tujuan investasi reksa dana. Hal ini penting untuk dapat mencapai hasil investasi
yang optimal.

4.

Prospektus.
Sebelum memilih jenis reksa dana yang sesuai, investor harus membaca dan
memahami prospektus yang memuat informasi aktivitas reksa dana.

5.

Kemampuan manajer investasi dan bank kustodian.


Strategi lain yang harus dilakukan oleh investor sebelum berinvestasi dalam
reksa dana adalah memahami kemampuan manajer investasi dan bank
kustodian. Dengan mengetahui kemampuan manajer investasi dan bank
kustodian, investor dapat meminimalisir resiko dari investasi reksa dana yang
ditanamnya.

6.

Biaya operasional.
Banyaknya komponen biaya yang harus ditanggung investor dalam berinvestasi
di reksa dana juga harus mendapatkan perhatian investor. Biaya yang
dibebankan pada portofolio reksa dana dalam jangka panjang sangat
mempengaruhi kinerja reksa dana terkait dengan besarnya kemampuan reksa
dana tersebut memberikan tingkat keuntungan bagi investor.

7.

Monitoring.
Apabila investor telah memilih jenis reksa dana, maka investor wajib untuk
melakukan monitoring kinerja reksa dana yang dimilikinya. Perkembangan NAB
yang diumumkan setiap hari harus mendapatkan perhatian investor sehingga
investor mengetahui gambaran secara jelas seberapa besar tingkat kenaikan
atau penurunan NAB reksa dana sehingga investor dapat melakukan strategi
berikutnya yaitu menambah investasi atau melakukan penjualan kembali.

8.

Strategi diversifikasi.
17

Untuk menghasilkan investasi yang lebih optimal maka maka investor reksa
dana dapat melakukan diversifikasi dalam berbagai jenis reksa dana serta
berbagai manajer investasi yang mengelola reksa dana.

PENUTUP

Terdapat berbagai jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh masyarakat sesuai
dengan preferensi resiko yang dihadapi oleh investor. Secara umum, semakin besar resiko
suatu investasi semakin besar tingkat keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor.
Salah satu instrumen investasi adalah reksa dana. Reksa dana adalah suatu wadah untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh manajer investasi. Investor dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan
mempertimbangkan keuntungan dan resiko yang dihadapinya. Dengan strategi-strategi tertentu,
investor dapat berinvestasi dalam reksa dana secara optimal.

REFERENSI

Asih Nindya, K., & Pratomo, W. (2003). Apa, Bagaimana, dan Dampak Reksa Dana. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 21.
Bank Mandiri. (n.d.). Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from Bank Mandiri:
http://www.bankmandiri.co.id
BAPEPAMLK. (n.d.). Komposisi NAB Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from BAPEPAM:
http://aria.bapepam.go.id
BNI Securities. (n.d.). Jangan Memilih Reksa Dana, Jika Tak Sanggup Setia Padanya.
Retrieved October 5, 2015, from BAPEPAM: http://aria.bapepam.go.id
Bursa Efek Indonesia. (n.d.). Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from Indonesia Stock
Exchange: http://www.idx.co.id
Grevina, S. (n.d.). Cara Berinvestasi Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from Samuel
Aset Manajemen: http://www.sam.co.id

18

Anda mungkin juga menyukai