Reksa Dana Sebagai Alternatif Investasi
Reksa Dana Sebagai Alternatif Investasi
ABSTRACT
Nowadays, investment becomes very necessary as each year the number of daily needs and
inflation rate will be higher and higher in Indonesia; on the other hand savings alone is not
enough to fulfill the needs financially. Investment itself has various types that can be selected
depending on the desired level of return as well as level of risk that must be borne. As one
investment instruments, mutual fund is an option which attracts a great number of investors,
especially for those who are just begin to learn investment. Mutual funds are known due to the
relatively low level of risk with a return. Investors themselves can determine the desired type of
mutual fund based on profits and risk, by using a certain strategy investors can invest in mutual
funds optimally. The concept of mutual funds that invest in a diversified manner thus has a small
risk, but to have an appropriate rate of return.
Keywords: Mutual Fund, Investment
ABSTRAK
Investasi sekarang ini menjadi hal yang sangat dibutuhkan karena setiap tahunnya angka
kebutuhan hidup dan tingkat inflasi di Indonesia akan semakin tinggi, di lain sisi kegiatan
menabung sendiri tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan secara finansial. Investasi sendiri
memiliki banyak macam jenisnya yang dapat dipilih tergantung dari tingkat return yang
diinginkan dan juga tingkat resiko yang harus ditanggung. Sebagai salah satu instrumen
investasi, reksa dana merupakan pilihan yang mulai banyak diminati oleh para investor
sekarang ini terutama bagi mereka yang baru memulai belajar investasi dikarenakan tingkat
resiko yang relatif rendah dengan tingkat pengembalian yang tetap. Investor sendiri dapat
menentukan jenis reksa dana yang diinginkan berdasarkan keuntungan dan resiko yang
dihadapi, dengan menggunakan strategi tertentu, investor dapat berinvestasi dalam reksa dana
secara optimal. Konsep reksa dana yang melakukan investasi dengan cara diversifikasi
tentunya memiliki resiko yang kecil namun memiliki tingkat pengembalian yang sesuai.
Kata Kunci: Reksa Dana, Investasi
1
PENDAHULUAN
Investasi sekarang ini seakan menjadi suatu bagian yang penting dalam elemen
keuangan sebagian besar masyarakat yang ingin mendapatkan keuntungan dan menaikan
tingkat kekayaan tanpa harus meluangkan tenaga dan waktu yang banyak. Sebagian dari orang
bahkan beranggapan bahwa investasi sebenarnya mampu meningkatkan kesejahteraan tanpa
mempertimbangkan resiko yang berkaitan dengan investasi tersebut.
Memang betul investasi dapat dengan cepat menaikan derajat seseorang melalui tingkat
kekayaannya, tetapi di lain sisi investasi juga bisa dapat membuat seseorang kehilangan
kekayaanya dikarenakan pergerakan investasi yang tidak menentu. Tentu dalam berinvestasi
tidak boleh mengacuhkan faktor penentunya yaitu adalah resiko. Ada investasi yang
menawarkan resiko kecil, tetapi sebagai imbalannya tingkat return nya pun tidak bisa setinggi
yang kita harapkan. Ada juga investasi yang mampu memberikan tingkat return yang besar,
namun faktanya tingkat return yang besar akan juga berdampak pada resiko yang tinggi.
Seorang investor yang pintar pasti akan dengan cermat mampu menempatkan investasi yang
bervariasi tergantung karakter dan jenis investasinya. Salah satu media investasi yang
dianggap menjanjikan sekarang ini adalah dengan melakukan investasi melalui pasar modal di
Indonesia.
Pasar Modal memang sekarang seakan menjadi salah satu alternatif bagi para investor
yang ingin melakukan investasi. Secara langsung kegiatan di pasar modal mendorong
perkembangan dan kemajuan ekonomi secara nasional. Dana yang diperoleh melalui investasi
di pasar modal digunakan oleh sebagian perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional
perusahaan, dengan begitu perusahaan perusahaan di Indonesia dapat tumbuh dan menjadi
salah satu bagian dari pembangunan nasional. Pasar Modal di Indonesia dikelola oleh PT
Bursa Efek Indonesia yang secara langsung mengawasi berbagai instrumen investasi yang
menguntungkan. Berinvestasi pada sekuritas contohnya, memang menarik dan menawarkan
tingkat return yang beragam pula dan jenis investasi pada sekuritas ini tentunya sangat
berfluktuatif dan tidak mudah. Pada pasar modal di Bursa Efek Indonesia terdapat ratusan
saham perusahaan yang ditawarkan untuk para investor, belum lagi ditambahkan dengan
obligasi. Banyak sekali tawaran berinvestasi yang bisa dipilih melalui pasar modal, tapi di lain
sisi kebebasan investor untuk melakukan investasi tersebut diikuti dengan resiko yang
sebanding yang membutuhkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga pengalaman untuk dapat
2
mengelola investasi yang menghasilkan return yang diinginkan. Investor baru misalnya, perlu
mencari dan mengumpulkan informasi terkait dengan jenis saham tertentu, karena dengan
semakin
banyaknya
informasi
yang
dimiliki,
semakin
besar
pula
investor
tersebut
Yang
terakhir
Reksa
Dana
campuran
yang
instrumen
investasinya
menggabungkan berbagai jenis investasi seperti saham dan obligasi atau bisa juga
dikombinasikan dengan instrumen lainnya yang tersedia. Menurut data BAPEPAMLK komposisi
Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana di Indonesia per tanggal 8 Oktober 2015 dapat dilihat pada
Grafik 1.
Jika mengacu pada data di atas, memang salah satu pertimbangan utama seorang
investor memilih suatu produk investasi adalah melalui tingkat pengembalian hasil dari investasi
tersebut. Sangat jelas bahwa hingga pada tanggal 8 Oktober 2015 total aset reksa dana saham
sebesar Rp. 92,9 triliyun dan merupakan reksa dana yang memiliki aset terbesar bila
dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Komposisi reksa dana ini menunjukan bahwa
investor di Indonesia banyak memilih reksa dana saham untuk berinvestasi dikarenakan tingkat
pengembalian yang tinggi tadi walopun dengan tingkat resiko yang sama tingginya.
Untuk mengetahui portofolio Reksa Dana yang optimal maka harus dilakukan
pengukuran kinerja Reksa Dana bisa dengan melalui berbagai macam metode yang dapat
dilakukan. Pengukuran kinerja Reksa Dana yang secara khusus mengukur resiko dan tingkat
return dari portofolio investasi yang bersangkutan. Beberapa metode yang sering digunakan
dalam evaluasi kinerja Reksa Dana antara lain adalah metode Sharpe, metode Treynor dan
metode Jensen.
Hal yang terpenting untuk para investor sebelum menginvestasikan dananya di dalam
Reksa Dana adalah untuk mengetahui Reksa Dana dari perusahaan manajer investasi mana
yang memiliki kinerja yang baik. Tentunya Reksa Dana yang baik kinerjanya adalah Reksa
Dana yang tidak hanya mampu memberikan tingkat return yang tinggi tetapi juga memiliki
tingkat resiko yang wajar atau normal. Sehingga salah satu strategi investasi yang tepat untuk
meminimalisasi resiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau portofolio. Strategi ini pun
bisa diterapkan sebelum melakukan investasi di dalam reksa dana khususnya reksa dana
saham. Diversifikasi investasi merupakan penyebaran dalam menempatkan dana investasi ke
dalam beberapa instrumen investasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang
ditimbulkan apabila investor menanamkan dana investasi hanya dalam satu jenis instrumen.
Cara melakukan diversifikasi investasi (Pratomo, 2006, hal. 34) dapat dilakukan secara
langsung dengan menghubungi bank atau pialang untuk melakukan transaksi dalam bentuk
tabungan, deposito, emas, properti, obligasi atau saham. Untuk melakukan cara secara
langsung ini, investor harus memiliki pengetahuan dan kemampuan menganalisis masingmasing instrumen investasi, kondisi perekonomian, dana yang relatif besar, dan memiliki akses
terhadap sumber informasi. Keterbatasan investor akan dana yang akan diinvestasikan,
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki investor, dan waktu menjadi kendala bagi investor
untuk berinvestasi secara langsung. Cara lain untuk melakukan diversifikasi investasi adalah
dengan berinvestasi pada reksa dana. Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi
yang belum banyak berkembang dan diminati oleh masyarakat Indonesia.
KERANGKA PEMIKIRIAN
INVESTASI
PASAR
UANG
SURAT UTANG
REKSA DANA
PASAR UANG
EKUITA
S
PASAR
MODAL
REKSA DANA
REKSA DANA
PENDAPATAN
TETAP
REKSA DANA
SAHAM
INSTRUMEN
DERIVATIF LAIN
REKSA DANA
CAMPURAN
menentukan
saham.
Ketiga,
dalam
berinvestasi
dalam
Reksa
Dana
dapat
mengefisienkan waktu karena dengan reksa dana para investor tidak perlu repotrepot untuk
7
memantau kinerja investasinya karena hal itu sudah diserahkan kepada manajer investasi untuk
memantau perkembangan dan kinerja investasinya.
Di Indonesia reksa dana pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 sebagai sebuah
instrumen investasi tambahan yang dikeluarkan oleh manajer investasi. Di Indonesia Reksa
Dana cukup berkembang pesat karena sejak Juli 1996 sampai Desember 1997 sudah ada 76
Reksa Dana. Pada tahun 1976 muncul Reksa Dana pertama kali yaitu PT Danareksa dimana
perusahaan ini dapat menerbitkan sertifikat yang dikenal dengan sertifikat Danareksa I dan II.
Pada tahun 1995 berdiri sebuah reksa dana tertutup yaitu PT BDNI Reksa Dana yang
selanjutnya berkembang pada tahun 1996.
Pihak-pihak yang Terkait dengan Pengelolaan Reksa Dana
Beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana terdiri dari:
1.
Manajer Investasi.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, manajer investasi
adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manajer investasi
memiliki tugas untuk mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah, mengelola
reksa dana, mengadakan riset atas efek, dan menganalisa kelayakan investasi.
2.
Bank Kustodian.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Kustodian adalah
pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek
serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Yang dapat
menjadi bank kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP),
perusahaan efek dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari OJK. Bank
kustodian memilipi peran dalam perlindungan aset reksa dana dan administrasi
pengelolaan reksa dana.
3.
Berlaku sebagai pihak yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan
kontrak kerja sama dengan manajer investasi pengelola reksa dana (Simatupang,
2009:167). APERD dapat berupa perusahaan pialang, bank umum, dan lembagalembaga keuangan lain yang mampu menjangkau masyarakat untuk membeli reksa
dana.
4.
(OJK) untuk bertindak sebagai wakil dari suatu perusahaan efek, perusahaan perbankan
atau lembaga yang diperkenankan melakukan penjualan efek reksa dana. Keberadaan
WAPERD dimaksudkan agar para agen penjualan efek reksa dana dapat memberikan
penjelasan terkait peluang dan resiko dari setiap efek reksa dana yang dipasarkannya.
5.
pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau
pihak lain. Dalam hal reksa dana, setiap pembelian atau penjualan reksa dana di bursa
oleh manajer investasi wajib melalui perantara pedagang efek seperti halnya dalam
traksaksi saham. Peraturan operasional reksa dana yang berlaku saat ini masih
memperbolehkan satu perusahaan efek melakukan kegiatan rangkap sebagai manajer
investasi dan perantara pedagang efek.
Bentuk Reksa Dana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 18 ayat (1), reksa dana
dapat berbentuk perseroan dan juga kontrak investasi kolektif. Reksadana berbentuk perseroan
(PT Reksa Dana) adalah suatu perusahaan (perseroan terbatas) yang dari sisi bentuk hukum
tidaklah berbeda dari perusahaan lainnya. Perbedaannya terletak dari jenis usaha. Jika
perusahaan lainnya bergerak sesuai dengan bidangnya masing-masing maka PT. Reksa Dana
bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi. Sedangkan Kontrak Investasi Kolektif adalah
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat
pemegang unit penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini, manajer investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan dan administrasi investasi kolektif. Berikut adalah perbedaan ciri-ciri
reksa dana berbentuk Perseroan dan reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif;
9
Tabel 1
Perbedaan Reksa Dana Perseroan dan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif
adalah
Pengelolaan
kekayaan
reksa
dana Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh
didasarkan pada kontrak antara Direksi Manajer Investasi berdasarkan kontrak.
Perusahaan dengan manajer Investasi
yang ditunjuk.
Penyimpanan kekayaan reksa dana Penyimpanan kekayaan investasi kolektif
didasarkan pada kontrak antara Manajer dilaksanakan
oleh
Bank
Kustodian
Investasi dengan Bank Kustodian.
berdasarkan kontrak.
1.
investor, dengan demikian apabila investor ingin menjual sahamnya yang telah dibeli dari reksa
dana tidak dapat dijual kembali ke manajer investasi tetapi harus dijual melalui Bursa Efek
dimana Reksa Dana tersebut terdaftar. Harga saham di Reksa Dana tertutup bervariasi sesuai
portofolionya biasanya harga saham reksa dana tertutup selalu lebih rendah nilai aktiva
bersihnya (NAB) karena adanya biaya transaksi dan jumlah saham tidak berubah dari waktu ke
waktu kecuali adanya tindakan dari perusahaan.
2.
10
Reksa Dana dalam jenis ini para investor dapat bebas menjual dan membeli kembali
sahamnya sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Dalam reksa dana terbuka
para pemegang saham dapat menjual kembali sahamnya setiap saat yang diinginkan kepada
Manajer Investasi terkecuali Exchange Traded Fund (ETF). Melalui Bank Kustodian, manajer
investasi wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saaat tersebut.Harga unit
penyertaan ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan.
Berdasarkan portofolio investasinya, Reksa Dana di Indonesia dapat dibagi menjadi empat
kategori yaitu:
1.
investasi 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang sendiri didefinisikan sebagai
efek-efek hutang berjangka kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang merupakan
reksa dana dengan tingkat risiko paling rendah. Di lain sisi, potensi keuntungan reksa
dana ini juga terbatas. Reksa dana pasar uang cocok digunakan untuk investasi jangka
pendek, sebagai pelengkap investasi deposito atau tabungan yang sudah ada. Tujuan
investasi ini umumnya untuk perlindungan capital dan untuk menyediakan likuiditas yang
tinggi, sehingga jika dibutuhkan dapat dengan mudah mencairkannya setiap saat
dengan risiko penurunan nilai investasinya yang hampir tidak ada.
2.
sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelola ke dalam efek bersifat hutang.
Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti
deposito, SBI, obligasi dan instrument lainnya. Reksa Dana Pendapatan Tetap cocok
untuk tujuan investasi jangka menengah dan jangka panjang (lebih dari 3 tahun) dengan
risiko menengah. Pada umumnya Reksa Dana Pendapatan Tetap memberikan
pembagian keuntungan berupa uang tunai (dividen) yang dibayarkan secara teratur,
misalnya 3 bulanan, 6 bulanan atau tahunan.
3.
Reksa Dana saham melakukan investasinya dengan saham, Reksa Dana ini
memiliki risiko yang lebih tinggi daripada risiko Reksa Dana pasar uang dan reksa dana
pendapatan tetap akan tetapi reksa dana saham memiliki tingkat pengembalian yang
tinggi pula. Menurut peraturan Bapepam (Sekarang OJK) IV.C.3, Reksa Dana saham
adalah Reksa Dana yang portofolionya minimum 80 persen dari total aset diinvestasikan
pada saham. Reksa Dana saham dibuat untuk membantu para investor dalam
melakukan investasi berupa saham. Reksa Dana saham merupakan reksa dana
berjangka panjang. Tujuan dari berinvestasi di Reksa Dana saham yaitu dapat terbebas
dari kesulitan dan keterbatasan berinvestasi langsung di saham, seperti mengelola
saham, memilih jenis saham yang tepat, keterbatasan waktu untuk mengontrol kinerja
saham dari waktu ke waktu, ingin mendapatkan dividen, investor ingin mendapatkan
capital gain atas kenaikan harga saham yang begitu besar, dan melakukan investasi
pada reksa dana saham karena ingin mendapatkan dividen dan capital gain.
4.
ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya atau alokasinya tidak termasuk dalam
kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham. Melihat fleksibilitas
baik dalam pemilihan jenis investasinya (saham, obligasi, deposito, atau efek lainnya)
serta komposisi alokasinya, Reksa Dana Campuran dapat berorientasi ke saham,
obligasi atau bahkan ke pasar uang. Dari sisi pengelolaan investasi, fleksibilitas ini dapat
dimanfaatkan untuk berpindah-pindah dari saham ke obligasi atau deposito, atau
sebaliknya tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading, atau
sering juga disebut usaha meakukan market timing.
Dilihat dari tujuan investasinya maka Reksa Dana dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Growth Funds
Reksa dana jenis ini mementingkan pertumbuhan nilai dari dana tersebut, sehingga
biasanya reksa dana ini berbentuk saham dalam pengalokasian dananya.
2.
Income Funds
12
Reksa dana jenis ini lebih mengejar pendapatan yang konstan dalam investasinya
sehingga alokasi dananya akan sebagian besar berupa obligasi.
3.
Safety Funds
Sesuai dengan namanya, maka reksa dana jenis ini akan mementingkan keamanan
dibandingkan pertumbuhannya. Oleh karena itu reksa dana jenis ini biasanya bergerak
di pasar uang, dan investasinya berupa deposito berjangka atau surat jangka pendek.
2.
Diversifikasi Investasi
Akan mengurangi risiko karena dana/kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada
berbagai jenis efek sehingga risikonya juga tersebar.
3.
Kemudahan Berinvestasi
Nilai investasi awal Reksa Dana relatif rendah dibandingkan jenis investasi lain.
4.
Transparansi Informasi
Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)-nya setiap hari di
surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan atau tahunan serta
prospektif
secara
teratur
sehingga
investor
dapat
memonitor
perkembangan
5.
6.
1.
2.
Resiko ini terjadi akibat adanya peraturan baru yang mempengaruhi suku tingkat bunga
yang tidak dapat ditanggani oleh Manajer Investasi.
3.
Resiko likuiditas.
Resiko ini terjadi akibat tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek.
4.
5.
Default Risk.
Resiko yang dihadapi oleh investor apabila investor tidak dapat membayar obligasi pada
saat jatuh tempo.
6.
Exchange Risk.
Resiko yang akan dihadapi oleh para investor akibat dari perubahan nilai tukar.
Tujuan yang mendasar dari portofolio adalah untuk mendapatkan alokasi yang optimal
industri, selain itu dengan portofolio akan mengurangi risiko. Husnan (2003) menyebut
portofolio sebagai strategi diversifikasi investasi ke dalam dua atau lebih saham untuk
menurunkan risiko.
Biaya yang menjadi beban reksa dana yang terdiri dari imbalan jasa manajer investasi,
imbalan jasa kustodian, imbalan jasa untuk profesi akuntan publik, notaris, dan
konsultan hukum, biaya transaksi efek.
2.
Biaya beban manajer investasi yang meliputi biaya administrasi pendirian reksa dana,
biaya pemasaran dan biaya pencetakan berbagai formulir administrasi.
3.
Biaya beban pemegang unit penyertaan yang teridiri dari biaya pembelian untuk
membeli unit penyertaan reksa dana, biaya penjualan kembali unit penyertaan reksa
dana, dan biaya pertukaran.
Tujuan investasi.
Investor yang akan berinvestasi di reksa dana harus memiliki tujuan dan alasan
melakukan investasi yang jelas sehingga investor dapat memilih jenis reksa dana
yang sesuai.
2.
Tingkat resiko.
16
Investor harus menyadari bahwa setiap investasi yang dilakukan memiliki resiko.
Semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapat dari investasi jenis reksa dana
yang dipilih, semakin tinggi resiko yang akan dihadapi investor.
3.
4.
Prospektus.
Sebelum memilih jenis reksa dana yang sesuai, investor harus membaca dan
memahami prospektus yang memuat informasi aktivitas reksa dana.
5.
6.
Biaya operasional.
Banyaknya komponen biaya yang harus ditanggung investor dalam berinvestasi
di reksa dana juga harus mendapatkan perhatian investor. Biaya yang
dibebankan pada portofolio reksa dana dalam jangka panjang sangat
mempengaruhi kinerja reksa dana terkait dengan besarnya kemampuan reksa
dana tersebut memberikan tingkat keuntungan bagi investor.
7.
Monitoring.
Apabila investor telah memilih jenis reksa dana, maka investor wajib untuk
melakukan monitoring kinerja reksa dana yang dimilikinya. Perkembangan NAB
yang diumumkan setiap hari harus mendapatkan perhatian investor sehingga
investor mengetahui gambaran secara jelas seberapa besar tingkat kenaikan
atau penurunan NAB reksa dana sehingga investor dapat melakukan strategi
berikutnya yaitu menambah investasi atau melakukan penjualan kembali.
8.
Strategi diversifikasi.
17
Untuk menghasilkan investasi yang lebih optimal maka maka investor reksa
dana dapat melakukan diversifikasi dalam berbagai jenis reksa dana serta
berbagai manajer investasi yang mengelola reksa dana.
PENUTUP
Terdapat berbagai jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh masyarakat sesuai
dengan preferensi resiko yang dihadapi oleh investor. Secara umum, semakin besar resiko
suatu investasi semakin besar tingkat keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor.
Salah satu instrumen investasi adalah reksa dana. Reksa dana adalah suatu wadah untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh manajer investasi. Investor dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan
mempertimbangkan keuntungan dan resiko yang dihadapinya. Dengan strategi-strategi tertentu,
investor dapat berinvestasi dalam reksa dana secara optimal.
REFERENSI
Asih Nindya, K., & Pratomo, W. (2003). Apa, Bagaimana, dan Dampak Reksa Dana. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 21.
Bank Mandiri. (n.d.). Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from Bank Mandiri:
http://www.bankmandiri.co.id
BAPEPAMLK. (n.d.). Komposisi NAB Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from BAPEPAM:
http://aria.bapepam.go.id
BNI Securities. (n.d.). Jangan Memilih Reksa Dana, Jika Tak Sanggup Setia Padanya.
Retrieved October 5, 2015, from BAPEPAM: http://aria.bapepam.go.id
Bursa Efek Indonesia. (n.d.). Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from Indonesia Stock
Exchange: http://www.idx.co.id
Grevina, S. (n.d.). Cara Berinvestasi Reksa Dana. Retrieved October 5, 2015, from Samuel
Aset Manajemen: http://www.sam.co.id
18