Disiapkan Oleh :
KELOMPOK KERJA AIR MINUM
DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(POKJA - AMPL)
2i
KATA PENGANTAR
Penyusunan Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Halmahera Barat Tahun
2012 yang berisikan tentang
pengkajian dan pemetaan sanitasi
Kabupaten Halmahera Barat telah
dapat tersusun dan terselesaikan.
Buku putih Sanitasi ini merupakan
gambaran awal di dalam menyusun
strategi
sanitasi
Kabupaten
Halmahera Barat dalam jangka
berikutnya. Pada masa yang akan
datang laporan dalam buku putih ini
akan diperbarui sebelum suatu
strategi
sanitasi
Kabupaten
Halmahera Barat yang baru akan disusun seiring dengan kemajuan rencana pengembangan sanitasi
Kabupaten Halmahera Barat.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 ini merupakan dokumen
yang mencerminkan karakteristik daerah dan kondisi sanitasi saat ini dan merupakan laporan data dan
analisa dari kegiatan yang berkaitan dengan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat. Informasi data
yang dimuat dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 sebagian besar
merupakan data Tahun 2011 dan Tahun 2012 serta beberapa data pada tahun sebelumnya. Dalam
proses melengkapi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera barat Tahun 2012 ini informasi dari hasil
kajian kelembagaan yang ada di Kabupaten Halmahera Barat serta hasil survey penilaian resiko
kesehatan lingkungan/EHRA (Enviroment Health Risk Assesment) dapat termuat.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 ini merupakan dasar bagi penyusunan
Rencana Srategi Sanitasi Kota/Kabupaten (City Sanitation Strategy). Penyusunan rencana strategi
sanitasi kota/kabupaten akan melibatkan semua tim yang terlibat dalam sanitasi tingkat daerah, serta
menjadi dasar yang kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan
sanitasi.
Tim Pokja AMPL Kabupaten Halmahera Barat mengucapkan terima kasih kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah, Sub Klinik Desa dan semua pihak serta komponen masyarakat yang telah membantu
baik dalam pikiran, tenaga dan waktu untuk proses penyusunan dan penyempurnaan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012.
ii2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR PETA ..
DAFTAR GAMBAR
ii
iii
v
vi
vi
Bab 1:
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Pendahuluan
Latar Belakang
Landasan Gerak
Maksud dan Tujuan
Metodologi
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan lain ..
1
1
3
4
4
Bab 2:
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
9
14
15
18
26
28
Bab 3:
3.1
3.1.1
3.1.2
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5
3.2.6
3.2.7
3.3
3.3.1
3.3.2
3.3.3
3.3.4
3.3.5
3.3.6
3.3.7
3.4
3.4.1
3.4.2
3.4.3
31
31
31
45
46
52
59
61
63
64
64
65
66
71
76
78
79
80
81
81
82
86
89
2
iii
Pemetaan Media
Partisipasi Dunia Usaha
Pendanaan dan Pembiayaan .
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak .
Pengelolaan Terkait Sanitasi...
Pengelolaan Air Bersih.
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Pengelolaan Limbah Medis .
90
91
92
92
93
94
96
97
Bab 4:
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
100
102
103
105
106
Bab 5:
5.1
5.2
3.5
3.4.4
3.4.5
3.4.6
3.4.7
3.5.1
3.5.2
3.5.3
2
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
3.1a
Tabel
Tabel
3.1b
3.1c
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.2a
3.2b
3.2c
3.3
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.4.
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14
Tabel
3.15
Tabel
3.16
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tebel
Tabel
Tabel
3.17
3.18
3.19
3.20
3.21
3.22
3.23
3.24
3.25
v2
Tabel
Tabel
3.26
3.27
Tabel
Tabel
3.28
3.29
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.30
3.31
3.32
3.33
3.34
3.35
3.36
3.37
3.38
3.39
Tabel
3.40
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.41
3.42
3.43
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
5.1a
5.1b
DAFTAR PETA
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
2.1a
2.1b
2.1c
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
11
12
13
22
25
53
54
73
74
87
vi2
Peta
Peta
3.6
5.1
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
2.1
5.1a
5.1b
5.1c
5.1d
2
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dimaksudkan sebagai program
pembangunan sanitasi menyeluruh yang teritegrasi dari pusat hingga ke daerah, dimana
pembangunan dan pengelolaan sanitasi dilakukan secara sinergi oleh seluruh stakeholder
sanitasi, baik dari pihak pemerintah maupun non pemerintah di seluruh tingkat pemerintahan.
Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang
tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan , pola hidup kondisi
lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali
dianggap sebagai urusan belakang sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain,
namun seiring tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat
pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadi sanitasi
menjadi salah satu aspek pengembangan yang harus diperhatiakan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Halmahera Barat bahwa besaran penyakit ISPA
menempati angka yang paling banyak diderita yaitu sebanyak 3.950 kasus atau 47%, kemudian
penyakit nasopharingitis sebanyak 891 kasus (11%), Gastritis sebanyak 826 kasus (10%), diare
sebanyak 517 kasus (6%), Rematoid artitis sebanyak 447 kasus (5%), hypertensi primer
sebanyak 435 kasus (5%), malaria klinis sebanyak 391 kasus (5%), penyakit kulit akibat jamur
sebanyak 340 kasus (4%), penyakit kulit akibat infeksi sebanyak 303 kasus (4%) dan TBC
sebanyak 297 kasus (4%).
Buruknya sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat bukan hanya disebabkan terbatasnya
akses dan fasilitas sanitasi yang tersedia, tetapi juga disebabkan masih rendahnya kesadaran
dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu sanitasi dan kesehatan lingkungan, dan masih
terbatasnya kapasitas untuk membuat perencanaan pelayanan sanitasi yang komprehensif,
multisektor dengan melakukan pendekatan top down- bottom up berdasarkan data impiris.
Masih sering dijumpai aspek-aspek pembangunan sanitasi yaitu air limbah,
persampahan dan drainase, serta penyediaan air bersih berjalan sendiri-sendiri, masing-masing
aspek tersebut ditangani secara terpisah meskipun masuk dalam satu sector pembangunan yaitu
sanitasi. Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integrative, aspiratif,
inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.
Hal tersebut mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat untuk ikut
dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP). Program ini mempunyai tujuan
mensinergikan Kerja Satuan Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan sanitasi dalam suatu
wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep pembangunan sanitasi skala kota/kabupaten.
Untuk maksud tersebut dibentuklah Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL) Kabupaten Halmahera Barat yang bertugas merumuskan sebuah road map
pembangunan sanitasi. Selain pokja sanitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai unit koordinasi
perencanaan, pengembangan, pelaksana dan pengawasan serta monitoring pembangunan
sanitasi dari berbagai aspek. Peran ini tidak hanya melibatkan unsur pemerintah saja namun juga
melibatkan masyarakat serta swasta secara langsung, baik dalam pokja yang terstruktur maupun
sebagai mitra-mitra pendukungnya. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL) Kabupaten Halmahera Barat dibentuk dengan Surut Keputusan Bupati Halmahera
Barat Nomor ; 161 Tahun 2011 Yang terdiri dari Pengarah, Penanggungjawab, Ketua Pelaksana,
Wakil Ketua, Sekretaris I, Sekretaris II, anggota, dan Sekretariat.
21
1.2
Landasan Gerak
Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage)
dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup
di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat. Atau dapat diartikan sebagai upaya
pembangunan limbah cair dan limbah padat tanpa mencemari lingkungan. Mengacu pada
Compendium for Sanitation System and Technology, Sanitasi diartikan sebagai suatu proses
multi langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelolah dari titik timbunan (sumber limbah) ke titik
pemanfaatan kembali atau proses akhir, proses multi langkah ini disebut sebagai system sanitasi.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi dapat didefinisikan sebagai berikut;
1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
3. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga
(domestik) melalui sistem:
a. Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya
yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air
kota dan memutuskan air permukaan. Drainase kota terbagi menjadi;
a. Drainase Makro (terdiri dari drainase primer dan sekunder), drainase makro ini bisa
berupa sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
b. Drainase mikro (drainase tersier) system drainase ini mempunyai layanan kurang dari 4
hektar yang berfungsi untuk penyaluran air hujan /limpasan saat musim hujan tiba.
6. Penyediaan air bersih untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan
PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
Berdasarkan pemahaman tentang sanitasi tersebut maka pengembangan dan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat dengan mempertimbangkan kondisi
geografisndan demografis Kabupaten Halamahera Barat, maka kebijakan pengembangan dan
pembangunan sanitasi diarahkan pada dua system yaitu sanitasi kawasan perkotaan, Kota Jailolo
yang meliputi 19 desa, dan kawasan pedesaan yang meliputi 127 desa.
Visi, Misi Kabupaten Halmahera Barat
A.VISI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HALMEHERA BARAT.
Visi Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat adalah Membangun Dengan Kasih, Wujudkan
Halmahera Barat Yang Berbudaya, mandiri, Adil dan makmur
B.Penjelasan mengenai Visi ini terdiri dari lima bagian yang memaknai arah pelaksanaan
pembangunan lima tahun ke depan, seperti dinyatakan berikut ini :
1. Membangun Dengan Kasih
2. Halmahera Barat Berbudaya
3. Halmahera Barat Mandiri
4. Halmahera Barat yang Adil
5. Halmahera Barat Makmur
22
23
1.4
Metodologi
Sumber data dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat
meliputi;
a. Data Sekunder yaitu meliputi data mengenai demografi, kepadatan penduduk, data keluarga
miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan pembangunan kota, data kelembagaan
dan keuangan serta data-data pendukung lainnya.
b. Data Primer yaitu data yang bersumber dari survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
(Environmental Health Risk Assessment), Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Community-based Sanitation Assessment), Penilaian Penyedia Sarana Sanitasi oleh Sektor
Swasta (Sanitation Supply Assessment) dan Penilaian Peran Media (Media Assessment).
Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up
approach) yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda
Kabupaten Halmahera Barat selaku Penanggungjawab.
- Meninjau dan melakukan survei ke tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta
sebagian dari daerah pelayanan di pedesaan.
- Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan
pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan
untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,
akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang
digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing SKPD
terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik,
proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait
untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk
mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survei terkait dengan
pengelolaan sanitasi seperti Enviromental Health Risk Assessment (EHRA), survei peran
media dalam perencanaan sanitasi, survei kelembagaan, survei keterlibatan pihak
swasta dalam pengelolaan sanitasi, survei keuangan, survei priority setting area beresiko
serta survei peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Banyak dokumen
kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa
lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
1.5
24
25
5. Karena Buku Putih memuat strategi pengembangan sanitasi serta prioritas penanganan
sanitasi, maka Buku Putih juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
investasi di bidang sanitasi;
6. Karena Buku Putih memuat kondisi sanitasi Kabupaten Halmahera Barat saat ini, maka
dokumen ini dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana
pencapaian pembangunan di bidang sanitasi.
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat berlandaskan pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, provinsi
maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Halmahera Barat
didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pemetaan Ruang
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
9. Undand-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah
Peraturan Presiden Republik Indonesia
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014
Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
26
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu air Limbah Domestik.
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos
Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada
Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali
Di TPA Sampah.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan.
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih.
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan.
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik.
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan.
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Penoperasian
Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi.
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
Perda Kabupaten Halmahera Barat
1. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor. 1 Tahun 2011 tentang perubahan
atas Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 16 Tahun 2008 tentang Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Halmahera Barat.
27
2. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang penetapan
Penetapan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Halmahera Barat.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 14 Tahun 2005 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan / Kebersihan.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organ dan
Kepegawaian Perusahan Daerah Air Minum Kabupaten Halmahera Barat.
28
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUAPTEN HALMAHERA BARAT
2.1
29
faktor yang mempengaruhi keadaan hidrologi yaitu curah hujan, tipe iklim, dan sungai.
Berdasarkan pola alirannya, maka sungai-sungai yang terdapat di Wilayah Kabupaten
Halmahera Barat dapat di bagi dalam 2 (dua) kelompok. Kelompok yang pertama adalah
sungai-sungai yang memiliki pola aliran sungai murni dendrik, sungai-sungai tersebut sebagian
besar terdapat pada Kecamatan Ibu dan Kecamatan Sahu dengan luas daerah tangkapan
215.000 Ha. Sedangkan kelompok yang kedua adalah sungai yang memiliki pola aliran radial,
sungai-sungai tersebut umumnya terdapat di Kecamatan Loloda, Jailolo, dan Jailolo Selatan.
Pada musim kemarau sungai-sungai yang berada di daerah ini dapat mengalami kekeringan.
Hal ini dipengaruhi oleh tekstur batuan pada daerah tangkapan yang bertekstur pasir (sandy)
dan mudah larut dalam air. Pola aliran sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat tersebut
menghasilkan daya run-off hingga menciptakan tingkat erosi mencapai 0,13 ton/tahun. Lebih
jelasnya mengenai rincian sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat lihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Halmahera Barat
Nama Das
Luas (KM2)
Akediri
Akelamo
Kuala wadi besar
Ake Noe
Tahafo
574
825
476
200
91.429
Debit (M3/dtk)
7,592
10,912
6,296
2,645
12,093
Ada 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar yang ada di Kabupaten Halmahera Barat,
yaitu sungai Akediri di Kecamatan Jailolo dengan luas 574 Km2 debit 7,592 M3/dtk, sungai
Akelamo di Kecamatan Sahu Timur dengan dengan luas 825 Km2 debit 10,912 m3/dtk, sungai
Kuala Wadi Besar Luas 476 Km2 debit 6.296 m3/dtk, sungai Ake Neo dengan Luas 200 Km2
debit 2.645 m3/dtk, dan Sungai Tahafo di Kecamatan Ibu dengan luas 91.429 Km2 debit
12.093 M3/dtk.
Administratif
Secara administratif Kabupaten Halmahera Barat yang memiliki luas wilayah 14.235.66 km
dengan luas daratan 2.612.24 km dan laut seluas 11.623,42 km dibagi atas 9 (Sembilan)
kecamatan dan 146 (seratus empat puluh enam) desa, Kecamatan dengan luas wilayah
terbesar adalah Kecamatan Loloda 606,04 Km, sedangkan yang terkecil Kecamatan Ibu
192,20 Km. Ibukota Kabupaten Halmahera Barat terletak di Kecamatan Jailolo yang dapat
ditempuh dari dari seluruh kecamatan dengan perjalanan darat kecuali Kecamatan Loloda yang
harus menempuh jalan laut. Gambaran Umum wilayah administrative Kabupaten Halmahera
Barat dapat dilihat pada peta 2.2 ;
2
10
2
11
2
12
Peta 2.1c. Peta Oriantasi Kabupaten Halmahera Barat Dalam Provinsi Maluku Utara
2
13
Jailolo
Jailolo Selatan
Jailolo Timur
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
Total
29
18
6
16
16
13
13
13
22
146
(KM2)
333.16
241.05
239.19
136.74
291.42
192.20
412.18
223.65
606.04
2,675.04
Dari 146 (seratus empat puluh enam) desa yang tersebar di Kabupaten Halmahera Barat, ada
yang termasuk desa pesisir sebanyak 72 (tujuh puluh dua) desa dan yang bukan pesisir
sebanyak 74 (tujuh puluh empat) desa. Kecamatan Jailolo dengan luas daratan 333,16 Km2
atau 0,128% terdiri dari 29 desa, kecamatan Jailolo Selatan dengan luas daratan 241.05 Km2
atau 0.092% terdiri dari 18 desa, kecamatan Jailolo Timur dengan luas daratan 239,19 Km2
atau 0,092% terdiri dari 6 desa, kecamtan Sahu dengan luas daratan 136,74 Km2 atau 0,052%
terdiri dari 16 desa, Kecamatan Sahu Timur dengan luas daratan 291,42 Km2 atau 0,112%
yang terdiri dari 16 desa, Kecamatan Ibu dengan luas daratan 192,20 Km2 atau 0,074% terdiri
dari 13 desa, Kecamatan Ibu Selatan dengan luas daratan 412,18 Km2 atau 0,158% terdiri dari
13 desa, Kecamatan Ibu utara dengan luas daratan 223,65 Km2 atau 0,086% terdiri dari 13
desa, dan Kecamatan Loloda dengan luas daratan 606,04 Km2 atau 0,232% yang terdiri dari
22 desa.
2.1
Demografi
Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten/kota di
Provinsi Maluku Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 2003.
Kabupaten Halmahera Barat memiliki 9 kecamatan yaitu: Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo
Timur, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Sahu, Kecamatan Sahu Timur, Kecamatan Ibu,
Kecamatan Ibu Selatan, Kecamatan Ibu Utara dan Kecamatan Loloda. Kecamatan yang
memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Ibu Selatan, sedangkan yang memiliki wilayah
terkecil adalah Kecamatan Jailolo Selatan. Keseluruhan kecamatan di kabupaten ini memiliki
146 desa dengan jumlah desa yang tersebar secara bervariasi di setiap kecamatan.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat adalah kecamatan jailolo sebesar 28,205 jiwa
dan yang terkecil adalah kecamatan Jailolo Timur sebesar 3,498 jiwa pada tahun 2011.
Gambaran umum jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun dapat
dilihat pada table 2.3.;
2
14
Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun
Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Jailolo
28.205
29.249
30.292
31.336
32.379
33.423
7,149
7,414
7,678
7,943
8,207
8,472
1,044
2,087
3,131
4,174
5,218
6,262
Jailolo
Selatan
14.485
15.021
15.557
16.093
16.629
31.650
4,543
4,711
4,879
5,047
5,215
5,383
536
1,072
1,608
2,144
2,680
3,216
Jailolo Timur
3.498
3.627
3.757
3.886
4.016
7.643
958
993
1,029
1,064
1,100
1,135
129
259
388
518
647
777
Sahu
9.446
9.796
10.145
10.495
10.844
20.640
2,302
2,387
2,472
2,558
2,643
2,728
350
699
1.049
1,398
1,748
2,097
Sahu Timur
8.208
8.512
8.815
9.119
9.423
17.934
1,792
1,858
1,925
1,991
2,057
2,124
304
607
911
1,215
1,518
1,822
Ibu
9.577
9.931
10.286
10.640
10.994
20.926
1,866
1,935
2,004
2,073
2,142
2,211
354
709
1,063
1,417
1,772
2,126
Ibu Selatan
10.584
10.976
11.367
11.759
12.150
23.126
2,383
2,471
2,559
2,648
2,736
2,824
392
783
1,175
1,566
1,958
2,350
Ibu Utara
7.961
8.256
8.550
8.845
9.139
17.395
1,935
2,007
2,078
2,150
2,221
2,293
295
589
884
1,178
1,473
1,767
Loloda
10.881
11.284
11.686
12.089
12.491
23.775
2.557
2,652
2,746
2,841
2,935
3,030
403
805
1,208
1,610
2,013
2,416
Halmahera
Barat
102.845
106.650
110.456
114.261
118.066
196.511
25,485
26,428
27,371
28,314
29,257
30,200
3,805
7,611
11,416
15,221
19,026
22,832
Pertumbahan penduduk di Kabupaten Halmahera Barat 3,7% setiap tahun, jumlah penduduk
Kabupaten Halmahera Barat tahun 2011 sebesar 102,845 jiwa akan meningkat menjadi
196,511 jiwa tahun 2016, dengan rincian pertumbuhan penduduk per kecamatan sebagai
berikut ; Kecamatan Jailolo jumlah penduduk 28,205 jiwa tahun 2011 meingkat menjadi 33,432
jiwa tahun 2016, Kecamatan Jailolo Selatan jumlah penduduk sebesar 14,485 jiwa tahun 2011
meningkat menjadi 31,650 jiwa pada tahun 2016, Kecamatan Jailolo Timur jumlah penduduk
sebesar 3,498 jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 7,643 jiwa pada tahun 2016, Kecamatan
Sahu jumlah penduduk 9,446 jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 20,640 jiwa tahun 2016,
Kecamatan Sahu Timur jumlah penduduk 8,208 jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 17,934
jiwa pada tahun 2016, Kecamatan Ibu jumlah penduduk 9,577 jiwa tahun 2011 meningkat
menjadi 20,926 jiwa tahun 2016, Kecamatan Ibu Selatan jumlah penduduk 10,584 Jiwa
meningkat menjadi 23,126 jiwa pada tahun 2016, Kecamatan Ibu Utara jumlah penduduk 7,961
jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 17,395 jiwa pada tahun 2016, dan Kecamatan Loloda
jumlah penduduk 10, 881 meningkat menjadi 23,775 jiwa pada tahun 2016
2.3
2
15
No
(a)
A
Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Halmahera Barat 5 Tahun terakhir
Anggaran
Pendapatan
2008
(b)
2009
(d)
2011
(f)
2012
(g)
3.557.262.649,00
4.125.277.076,07
8.200.000.000,00
6.250.000.000,00
6.500.000.000,00
354.271.330.556,00
339.545.287.205,00
336.074.870.000,00
382.198.225.866,00
415.264.168.000,00
11.239.135.746,00
27.756.646.400,00
48.421.292.000,00
30.247.515.000,00
357.828.593.205,00
354.909.700.027,07
372.031.516.400,00
436.869.517.866,00
452.011.683.000,00
Jumlah Pendapatan
2010
(e)
Belanja
163.020.514.753,00.
165.271.170.450,13
208.419.501.200,00
239.898.352.860,00
254.448.296.000,00
Belanja langsung
199.095.574.970,00
175.206.093.681,00
168.069.007.432,00
203.024.468.116,00
209.699.532.000,00
Jumlah Belanja
362.116.089.723,00
340.477.264.131,13
376.488.508.632,00
442.922.820.976,00
464.147.828.000,00
(4.287.496.518,00)
14.432.435.895,94
(4.456.992.232,00)
(6.053.303.110,00)
(12.136.145.000,00)
Surplus/Defisit Anggaran
Tabel 2.5
N
o
a
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B
1
Sub Sektor
2010
2011
2012
Air Limbah
Reahabilitasi/pemeliharaan jaringan
irigasi
Pembangunan turab/talud/bronjong
Pembangunan got/parit
Pembangunan
sarana
dan
prasarana air bersih
Belanja modal konstruksi rehab
sedang/berat
Shering pemasangan jaringan pipa
air bersih
RHL pengembangan sarana dan
prasarana
Pengadaan bibit kayu dan MPTS
Pengadaan sumur bor lengkap
instalasi PPI tuada
Jumlah
876.810.000,00
2.874.790.000,00
1.642.091.000,00
500.000.000,00
-
650.650.000,00
3.542.000.000,00
666.500.000,00
5.000.000.000,00
1.615.130.000,00
1.868.065.000,00
2.103.408.000,00
150.000.000,00
88.018.940,00
11.789.350,00
50.000.000,00
3.041.940.000,00
9.185.313.290,00
9.411.999.000,00
435.500.000,00
Persampahan
Penyediaan peralatan pengangkutan
Kebersihan
2
16
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C
D
E
F
G
H
I
J
Pemeliharaan RTH
Penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah
Konservasi sumber daya air
Pembuatan taman kota
Pemeliharaan taman kota
Peningkatan pelayanan kebersihan
dan penataan taman kota
Pengembangan data dan informasi
lingkungan
Peningkatan organisasi kebersihan
dan damkar
Pengelolaan kebersihan berbasis
masyarakat
Pengkayaan
kawasan
hutan,
rehabilitasi
mangrove,
pembangunan embun air dan
sarana prasarana pengamanan
hutan
Penataan RTH
Jumlah
Jumlah Total
Drainase
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi,
komunikasi, pendampingan
Total Belanja Modal sanitasi (A s/d
D)
Total Belanja Modal Sanitasi APBD
murni (bukan pendampingan)
Total Belanja APBD
Proposi Belanja modal sanitasi
terhadap belanja total (9:10x100%)
Jumlah Penduduk
Belanja modal sanitasi per
penduduk (E:I)
90.000.000,00
288.000.000,00
898.700.000,00
165.000.000,00
87.475.000,00
-
676.480.000,00
125.000.000,00
52.750.000,00
30.000.000,00
25.000.000,00
25.000.000
96.366.000,00
464.366.000,00
3.506.306.000,00
1.511.675.000,00
10.696.988.290,00
110.025.000,00
1.129.255.000,00
10.541.254.000,00
24.744.548.290,00
3.506.306.000,00
10.696.988.290,00
10.541.254.000,00
376.488.508.632,00
442.922.820.976,00
464.147.828.000,00
0,9%
100.424
34.915
0,911
2010
0,911
2
17
No
(a)
1
2
3
4
5
Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Daerah Kabupaten Halmahera Barat 5 tahun terakhir
Deskripsi
(b)
PDRB harga konstann (struktur
perekonomian) (Rp)
Pendapatan Perkapita Kabupaten
Halbar(Rp)
Upah Minimum Provinsi (Rp)
Inflasi (%)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber data RPJMD
2.4
2008
20.,611.61
2009
(d)
216.478.46
2010
(e)
227.767.85
2.120.488
2.206.292
2.274.244
700,000
136.92
4,16
770,000
149.94
4,77
860,000
159.77
5,22
perencanaan
ruang
dengan
2
18
2
19
2
20
2
21
2
22
Dari peta diatas dapat dijelaskan bahwa daerah yang menjadi Pusat Kegiatan Lokal I
(PKL I) atau Orde II adalah Jailolo, Pusat Kegiatan Lokal II (PKL II) adalah Togute
Ternate dan Sidangoli, dan Pusat Kegiatan Lokal III (PKL III) adalah Duang, Talaga,
Campaka dan Bobaneigo.
2.4.2
2
23
baik berupa kerusakan lingkungan maupun kerusakan prasarana dan sarana fisik
hasil pembangunan, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit baik berupa
harta benda maupun korban jiwa manusia. Permasalahan bencana gerakan tanah
menjadi semakin kompleks, mengingat pertambahan penduduk yang tinggi
khususnya di pedesaan akan menyebabkan berkembangnya pemukiman,
diantaranya akan sampai merambat ke daerah perbukitan, yang pada dasarnya
merupakan wilayah yang rawan bencana gerakan tanah.
Kategori Longsor Menengah : Daerah yang mempunyai potensi menengah
untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah
hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah
sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Kategori Longsor Tinggi : Daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk
terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan
diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali
Kondisi geografis daerah Jailolo dan sekitarnya yang berbukit dan
bergunung-gunung juga rawan longsor. Potensi longsor menengah-tinggi tersebar
hampir disebagian besar daerah Jailolo dan sekitarnya memanjang dengan arah
Utara Selatan, terutama pada daerah-daerah dengan morfologi bergununggunung dengan kemiringan lereng > 40%.
C. Banjir
Karakteristik bencana banjir : Waktunya tergantung dari besarnya banjir, bisa
lama atau singkat. Genangan bisa sesaat, berhari-hari atau bahkan bermingguminggu dan datangnyapun bisa cepat atau perlahan-lahan. Kecepatan datang
secara perlahan lahan atau langsung, bisa menjadi banjir bandang, bahkan dalam
kondisi tertentu akibat daya rusak air yang besar bisa berupa banjir air bercampur
lumpur, batu besar dan kecil serta benda lainnya. Pola banjirnya musiman. Akibat
yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi dan sedimentasi. Sedangkan
akibat lainnya terisolasinya daerah pemukiman dan diperlukan evakuasi penduduk.
Mengenal dan menghadapi Banjir : Untuk daerah-daerah di sekitar sungaisungai yang besar perlu dilihat tanda-tanda hujan (misalnya awan mendung tebal) di
daerah hulunya. Karena sering terjadi, daerah tersebut tidak hujan, lalu tiba-tiba
terjadi banjir (banjir kiriman). Di daerah dataran tinggi dengan kemiringan dasar
sungai terjal (curam) maka banjir akan datang secara mendadak (instan) dengan
daya rusak yang besar. Istilah populer banjir bandang.
Di daerah Jailolo dan sekitarnya daerah yang berpotensi banjir adalah daerahdaerah yang berada dekat dengan sungai-sungai besar dan daerah yang
merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama daerah-daerah dengan
kemiringan lereng 0 5 %, misalnya di daerah kota Jailolo yang merupakan daerah
yang menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Daerah ini harus mendapatkan
perhatian dan penangan khususnya dalam hal pengaturan bangunan-bangunan
permukiman dan infrastruktur lainnya dan secara umum Penataan Ruangnya harus
diatur dengan sebaik-baiknya.
2
24
2
25
Pola pemanfaatan ruang Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar wilayah di Kabupaten
Halmahera Barat dikelilingi oleh hutan, baik itu hutan produksi tetap, produksi terbatas maupun
hutan produksi yang dapat dikonversi. Sebagian wilayah di Kabupaten Halmahera Barat yaitu di
Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Jailolo Timur, kecamatan Ibu Selatan, dan Kecamatan
Jailolo di manfaatkan sebagai kawasan pertanian, dan sebagian wilayah dimanfaatkan sebagai
permukiman penduduk dan kegiatan lainnya.
2.5
SMK
2
1
1
0
0
0
0
0
0
4
2
26
termasuk fasilitas penerangan, bahan bakar dan pemeliharaan, pakaian termasuk alas kaki,
pendidikan, pemeliharaan kesehatan, perawatan pribadi, dan transportasi. Dengan lain
pengertian batas minimum yang dibutuhkan untuk hidup tidak miskin diperoleh dari penjumlahan
nilai pengeluaran makanan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nilai pengeluaran untuk non
makanan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan secara umum dapat diidentifikasi ke dalam bentuk
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik (misalnya cacat, kurang
gizi, sakit-sakitan), tingkat intelektual yang rendah (misalnya kurangnya pengetahuan,
kebodohan, kekurangtahuan informasi), sikap mental emosional (misalnya malas, mudah
menyerah, putus asa,temperamental), social psikologis (misalnya kurang motivasi, kurang
percaya diri, depresi/stres, kurang relasi, kurang mampu mencari dukungan), kurang ketrampilan
(misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja) dan kurang
modal (misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan,
dan modal kerja). Faktor eksternal meliputi terbatasnya pelayanan sosial dasar, terbatasnya
lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor informal, belum
terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil, budaya yang kurang
mendukung kemajuan dan kesejahteraan, kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau
daerah bencana.
Secara ekonomis perkembangan kondisi kemiskinan di suatu daerah merupakan salah satu
indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin membaiknya
kondisi kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya harus
menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Di Kabupaten
Habar hingga saat ini data tentang jumlah penduduk miskin, sebesar 18.559 keluarga miskin yang
tersebar di 9 (Sembilan) kecamatan berdasarkan Jamkesmas dan Jamkesda, lebih jelas dapat
dilihat ditabel berikut ini:
Tabel 2.9 Jumlah keluarga miskin per kecamatan
No
Kecamatan
KK Miskin
Jamkesmas
1 Loloda
1,634
2 Ibu Utara
881
3 Ibu
1,024
4 Ibu Selatan
1,300
5 Sahu Timur
695
6 Sahu
791
7 Jailolo Timur
817
8 Jailolo
3,170
9 Jailolo Selatan
1,004
Total
11,316
KK Miskin
Jamkesda
607
318
370
506
551
1,130
470
1,596
1,695
1,695
Jumlah Keluarga
Miskin (KK)
2,241
1,199
1,394
1,806
1,246
1,921
1,287
4,766
2,699
18,559
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Kepala Keluarag (KK) miskin jamkesmas dan
jamkesda sebesar 18.559 kepala keluaraga yang tersebar di 9 kecamatan, yang terdiri dari ;
kecamatan loloda 2.241 KK, keamatan ibu utara 1.199 KK, kecamatan Ibu 1.394 KK, Kecamatan
2
27
Ibu Selatan 1.806 KK, Kecamatan Sahu Timur 1.246 KK, Kecamatan Sahu 1.921 KK, Kecamatan
Jailolo Timur 1.287 KK, Kecamatan Jailolo 4.766 KK, dan Kecamatan Jailolo Selatan 2.699 KK.
Jumlah KK Miskin yang terbesar ada di Kecamatan jailolo sebanyak 4.766 KK dan yang terkecil
berada di Kecamatan Ibu Utara sebesar 1.199 KK.
Tabel 2.10 Jumlah rumah per kecamatan
Nama Puskesmas
Nama Kecamatan
Golago Kusuma
Sahu Timur
Sahu
Sahu
Duono
Ibu Utara
Bobaneigo
Jailolo timur
Kedi
Loloda
Sidangoli
Jailolo Selatan
Talaga
Ibu Selatan
Jailolo
Jailolo
Akelamo
Sahu Timur
Ibu
Ibu
Total
Jumlah Rumah
747
2.081
1.573
301
2.488
3611
2.070
5.903
835
1.783
21.392
Dari table diatas dapat dilihat bahwa data perumahan diambil dari data rumah yang ada di
puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan, Jumlah rumah permanen dan semi permanen di
kabupaten halmahera barat sebanyak 21.392 rumah dengan penyebaran yang tidak merata di
Sembilan kecamatan, jumlah rumah terbanyak ada di kecamatan jailolo sebanyak 5.903 rumah
dan yang sedikit ada di kecamatan jailolo timur sebanyak 301 rumah.
2.6
2
28
DPRD
Sekretaris
Daerah
Asisten
Pemerintahan Hukum &
Organisasi & Ekonomi
Staf Ahli
Asisten
Humas,Kesrah
dan Umum
Bagian
Pemerintahan
BAGIAN
HUMAS
BAGIAN
KESRAH
Bagian
Ekonomi
Dinas
Pekerjaan
Umum &
Perumahan
BAPPEDA
Dinas
Kesehata
n
BPMD
Dinas
Pertanian
&
Perkebun
an
Dinas
Perindustria&
Perdagangan
Dinas
Kopera
si &
UKM
Dinas
Perhubungan
Komunikasi &
Informasi
Dinas
Kelautan
&
Perikanan
Badan
KESBANG POL
& LINMAS
BKKBD &
Keluarga
Sejahtera
Badan
Lingkungan
Hidup
Badan
Kepegawaian
Daerah
Badan Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan & Aset
Daerah
Kantor
SATPOL
PP
BKPMD
Inspektor
at Daerah
Dinas
Tenaga
Kerja
Transmigra
si & PH
Bagian Risalah
& Perundangan
Dinas
Kesejahtera
an sosial
Kantor Perpus,
Arsip &
Dokumentasi
Daerah
Dinas
Pendidika
n
Kantor Pemberdayaan
Perempuan &
Perlindungan Anak
KECAMATA
N
Desa/Keluraha
n
Sekretriat
DPRD
2
29
Bagian
Keuangan
Dinas
Kehutana
n
Kantor Pemuda
Olahraga, Kebudayaan
& Pariwisata
Dinas
Pertambang
an & Energi
Kebakaran
Dinas
Kependu
dukan &
Capil
BUPATI
Bappeda
Bidang Fisik
dan Prasarana
PDAM
Kab.
Halbar
BPPKAD
Kab Halbar
BPMD
Kab
Halbar
Dinas
Kesehatan
Bidang P2PL
BLH
Bidang Dampak
Lingkungan
Dinas PU
Bidang Cipta
Karaya
Kantor Tata
Kota/Kebersihan
Bidang Kebersihan
Keterangan:
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat yang
masuk dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) yang
memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang langsung terkait dengan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat adalah sebagai berikut :
1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Halmahera Barat
2.
Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat
3.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat
4.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Halmahera Barat
5.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah (BPMD) Kabupaten Halmahera Barat
6.
Kantor Tata Kota dan Kebesihan Kabupaten Halmahera Barat.
7.
PDAM Kabupaten Halmahera Barat
8.
DPPKAD Kabupaten Halmahera Barat
38
30
BAB III
PROFIL SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT
3.1.
39
31
Jumlah
Siswa
Jumlah
Guru
Jumlah
Toilet/WC
SPT
SGL
G
ur
u
SD NEGERI 1
JAILOLO
108
132
12
SD NEGERI 2
PAYO
123
97
11
SD NEGERI 1
PAYO
63
58
SD INPRES 2
HATEBICARA
37
49
13
SD NEGERI
GAMTALA
57
40
0SD NEGERI 2
TUADA
60
42
11
11
SD NEGERI 2
BOBANEHENA
61
58
11
SD INPRES
BOBO
66
73
11
SD NEGERI 1
TAURO
82
70
SD INPRES 2
AKEDIRI
44
41
SD NEGERI 1
TUADA
48
30
11
11
SD INPRES
MARIMABATI
40
21
SD INPRES
JAILOLO
75
54
11
SD NEGERI 1
BOBANEHENA
61
58
SD NEGERI
GUAERIA
34
38
SD NEGERI
GULAO
47
27
SD INPRES
GAMLAMO
64
55
SD NEGERI 2
JAILOLO
123
SD INPRES
PORNITI
85
Jumlah
Tempat
Kencing
Fas.Cu
ci
Tangan
Persedi
aan
Sabun
Muri
d
Guru
Pesuru
h
G
ur
u
17
97
15
76
SD INPRES
SARIA
SD INPRES
GALALA
SD INPRES
MATUI
SD INPRES 1
AKEDIRI
SD ULO
17
29
SD LBN
JAILOLO
SD NEGERI 2
TAURO
79
71
SD NEGERI
AKELAHA
33
24
40
32
SD NEGERI
MARAELI
SD INPRES
AKE JAILOLO
SD INPRES
DOMATO
SD NEGERI
AKEARA
44
40
SD NEGERI
BOBANEDANO
SD NEGERI
RATEM
27
22
SD NEGERI 3
SIDANGOLI
80
97
SD NEGERI
TATALEKA
57
55
SD NEGERI 2
SIDANGOLI
80
84
SD NEGERI
BANGKIT
RAHMAT
54
37
SD NEGERI
MARAJAYA
37
47
SD NEGERI
BOBOISA
36
31
SD NEGERI
TUGURACI
27
33
SD INPRES
JAILOLO
75
54
SD NEGERI 1
SIDANGOLI
79
71
SD INPRES
TEWE 1
42
37
SD NEGER1
TEWE 2
35
46
SD INPRES
RIORIBATI
52
137
SD INPRES
BIAMAHI
42
86
SD NEGERI
MOISO
52
55
SD NEGERI
AKELAMO KAO
37
31
SD NEGERI
DUMDUM
33
33
SD
BOBANEIGO
SD INPRES
SALU
34
28
SD INPRES
BAKUN
41
39
SD NEGERI
BAJA
87
60
SD INPRES
PUMADADA
65
58
SD INPRES
JANO
36
40
SD INPRES
TOSOMOLO
23
29
SD INPRES
TOTALAJAYA
20
31
SD NEGERI
TUAKARA
36
43
SD INPRES
36
47
41
33
BOSALA
SD NEGERI
GAMKAHE
43
45
SD NEGERI
BUO
75
68
SD INPRES
TOMODO
43
24
SD INPRES
KEDI
50
54
SD INPRES
JANGALULU
22
15
SD NEGERI
BILOTE
SD INPRES
BAKUN PANTE
42
30
SD NEGERI
TASYE
SD NEGERI
TOKOWOKO
56
40
SD NEGERI
TENGOWANGO
24
27
SD INPRES
TUGOREBA TUA
98
94
SD INPRES
GOIN
66
49
SD INPRES
TOGOWO
53
49
SD INPRES
PODOL
74
75
SD NEGERI
TOLISOAR
56
65
SD NEGERI
PASALULU
56
69
SD NEGERI
BORONA
57
69
SD INPRES
TONGUTE
GOIN
67
58
SD INPRES
TOBAOL
57
53
SD INPRES
GAMLAMO
59
58
SD INPRES
MARITANGO
29
30
SD INPRES
TONGUTE
SUNGI
50
36
SD INPRES
AKESIBU
57
69
SD NEGERI
TOGOLA
57
60
SD NEGERI
TONGUTE
TERNATE
89
81
SD INPRES
TOGOLA
WAYOLI
43
42
SD INPRES
NAGA
43
44
SD INPRES
TAHAFO
45
42
SD INPRES
ADUBARU
156
138
SD NEGERI
TALAGA
69
80
42
34
SD NEGERI
BATAKA
109
114
SD NEGERI
TABOBOL
63
49
SD INPRES
LOCE
29
35
SD INPRES
AKELAMO
36
39
SD INPRES
GOAL 2
36
22
SD INPRES
UPT GOAL
38
38
SD INPRES
AWER
60
75
SD INPRES
GOAL 1
43
47
SD NEGERI
GOAL
25
39
SD INPRES
TIBOBO
79
69
SD NEGERI
GORO GORO
80
71
SD INPRES
BALU
54
53
SD INPRES
SUSUPU
39
27
SD INPRES
TACIM
30
33
10
SD INPRES
LAKO
AKELAMO
51
56
SD NEGERI
SUSUPU
51
41
11
SD INPRES
TARUBA
14
23
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
SD GMIH
BUKUMATITI
72
64
SD GMIH
TEDENG
78
80
SD ADVENT
AKEDIRI
110
127
SD GMIH IDAM
DEHE
51
41
SD DIAN
LOLORI
52
47
SD GMIH
JAILOLO
67
51
SD GMIH
TABOSO
SD SWASTA
GAMLENGE
43
35
SD TUNAS
BARITO
37
33
SD ADVENT
BIAMAHI
35
31
SD GMIH
PASIR PUTIH
46
42
SD TUAKONA
SD GAMSUNGI
SD LPM
LINGGUA
39
30
SD GMIH
TUGUIS
44
61
43
35
SD GMIH
TOTALA
49
39
SD PARTIWI
SOASIO
30
32
SD GMIH KEDI
29
36
SD GMIH
SOASANGAJI
58
55
SD LPM
TOGOREBA
SUNGI
23
23
SD SWASTA
TODOKE
29
26
SD GMIH
DUONO
82
81
SD PERTIWI
GAM ICI
67
69
SD GMIH
TONGUTE SUNGI
34
30
SD ADVENT
TONGUTE GOIN
33
37
62
38
SD ARODIBO
TOSOA
22
25
SD MANDIRI
BARU
81
67
SD GMIH BARU
81
66
SD LPM JERE
45
27
SD NGAWET
36
43
SD GMIH
TOSOA
78
88
SD LPM ADU
63
55
SD ARONGADO
TOSOA
48
30
SD GMIH IDAM
GAMLAMO
47
56
10
SD LPM
GAMSUNGI
40
36
SD GMIH
AKELAMO
44
52
SD GMIH
TIBOBO
39
45
SD OIKUMENE
MAHANAIM
20
10
SD NASKAT
GOLO
40
41
SD GMIH
SASUR
129
110
SD GMIH
BALISOAN
56
43
SD GMIH
TODAHE
75
74
SD TOLOFUO
44
36
Jumla
h
Siswa
Jumla
h
Guru
PDAM
L
SPT
Jumlah Tempat
Kencing
Fas.
Cuci
Tang
an
Persedia
an Sabun
SGL
G
ur
u
Guru
SMP MUHAMMADIYAH
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
MIS SIDANGOLI
SMP POINEER
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
1
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
SMPN 3 JAILOLO
Pesur
uh
Guru
Jumlah
Toilet/I WC
45
37
Tabel 3.1c Kondisi Fasilitas sanitasi di sekolah tingkat SMA/sederajat (toilet dan cuci
tangan) di Kabupaten Halmahera Barat.
Jumlah
Siswa
Nama Sekolah
Jumlah
Guru
Jumlah Toilet/WC
SPT
SGL
Jumlah Tempat
Kencing
Fas.
Cuci
Tanga
n
Persed
iaan
Sabun
Murid
Guru
Pesuru
h
Guru
Guru
SMAS HALMAHRA
110
179
15
127
103
12
62
62
16
28
34
SMAS MAHANAIM
48
54
SMAS AGAPE
93
108
10
SMAS AMPERA
77
79
SMA NUSANTARA
19
36
SMAN IBU
235
281
16
15
53
58
SMAN 1 JAILOLO
SELATAN
27
20
84
71
SMAN 1 LOLODA
66
62
12
SMAN 1 SAHU
114
130
13
SMAN 2 JAILOLO
SELATAN
98
97
11
SMAN 1 JAILOLO
292
350
26
20
SMAN 1 JAILOLO
SELATAN
43
43
49
41
104
26
15
118
45
20
16
30
45
50
40
29
27
38
66
10
54
113
12
39
21
SMK SAHU
15
25
10
Tabel 3.2a Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah dan pengetahuan
hygiene) di sekolah dasar/Sederajat.
Apakah Pengetahuan ttg Hygiene
dan Sanitasi diberikan
Nama Sekolah
Ya, saat
pertemua
n/penyul
uhan
tertentu
Ya, Saat
mata
pelajaran
penjas di
kelas
Tidak
Pernah
Apakah
dana untuk
air
bersih/sanit
asi/pendidik
an hygiene
Ya
Tida
k
Dikum
pulka
n
Dipisa
hkan
Dibuat
Kompo
s
Dari
Toilet
Dari
Kmr.
Mandi
Kapan
Tangki
Septic
dikosongk
an
Kondisi
Higiene
Sekolah
46
38
SD NEGERI 1
JAILOLO
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI 2 PAYO
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI
GAMTALA
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI 2
TUADA
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI 2
BOBANEHENA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES BOBO
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES 2
AKEDIRI
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI 1
TUADA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
MARIMABATI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES JAILOLO
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
GUAERIA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI GULAO
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI 2
JAILOLO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES PORNITI
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
AKELAHA
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI
MARAELI
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI AKEARA
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES
DOMATO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI 3
SIDANGOLI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TATALEKA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI 2
SIDANGOLI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI 1 PAYO
SD INPRES 2
HATEBICARA
SD NEGERI 1
TAURO
SD NEGERI 1
BOBANEHENA
SD INPRES
GAMLAMO
SD INPRES SARIA
SD INPRES GALALA
SD INPRES MATUI
SD INPRES 1
AKEDIRI
SD ULO
SD LBN JAILOLO
SD NEGERI 2
TAURO
SD NEGERI
BOBANEDANO
SD NEGERI RATEM
SD INPRES AKE
JAILOLO
47
39
SD NEGERI
BANGKIT RAHMAT
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
MARAJAYA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
BOBOISA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TUGURACI
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES JAILOLO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI 1
SIDANGOLI
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES TEWE 1
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGER1 TEWE 2
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES
RIORIBATI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES BIAMAHI
Tdk. Pernah
Kutrang baik
SD NEGERI MOISO
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI
AKELAMO KAO
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI
DUMDUM
Tdk. Pernah
Baik
SD BOBANEIGO
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES SALU
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD INPRES BAKUN
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD NEGERI BAJA
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD INPRES
PUMADADA
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD INPRES JANO
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD INPRES
TOSOMOLO
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD INPRES
TOTALAJAYA
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD NEGERI
TUAKARA
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD INPRES BOSALA
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD NEGERI
GAMKAHE
Tdk. Pernah
Kurang Baik
SD NEGERI BUO
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES
TOMODO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES KEDI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
JANGALULU
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI BILOTE
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES BAKUN
PANTE
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI TASYE
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TOKOWOKO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TENGOWANGO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
TUGOREBA TUA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES GOIN
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
TOGOWO
Tdk. Pernah
Kurang baik
48
40
SD INPRES PODOL
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TOLISOAR
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
PASALULU
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
BORONA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
TONGUTE GOIN
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES TOBAOL
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
GAMLAMO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
MARITANGO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
TONGUTE SUNGI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
AKESIBU
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TOGOLA
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI
TONGUTE TERNATE
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES TOGOLA
WAYOLI
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES NAGA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES TAHAFO
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES
ADUBARU
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI TALAGA
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI BATAKA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
TABOBOL
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES LOCE
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES
AKELAMO
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES GOAL 2
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES UPT
GOAL
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES AWER
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES GOAL 1
Tdk. Pernah
Baik
SD NEGERI GOAL
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES TIBOBO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI GORO
GORO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES BALU
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES SUSUPU
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES TACIM
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD INPRES LAKO
AKELAMO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD NEGERI
SUSUPU
Tdk. Pernah
Baik
SD INPRES TARUBA
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD GMIH
BUKUMATITI
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH TEDENG
Tdk. Pernah
Baik
49
41
SD ADVENT
AKEDIRI
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH IDAM
DEHE
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD DIAN LOLORI
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH JAILOLO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD GMIH TABOSO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD SWASTA
GAMLENGE
Tdk. Pernah
Baik
SD TUNAS BARITO
Tdk. Pernah
Baik
SD ADVENT
BIAMAHI
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH PASIR
PUTIH
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD TUAKONA
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GAMSUNGI
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD LPM LINGGUA
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH TUGUIS
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH TOTALA
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD PARTIWI
SOASIO
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD TOLOFUO
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH KEDI
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH
SOASANGAJI
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD LPM TOGOREBA
SUNGI
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD SWASTA
TODOKE
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH DUONO
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD PERTIWI GAM
ICI
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH TONGUTE
SUNGI
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD ADVENT
TONGUTE GOIN
Tdk. Pernah
Kuang baik
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD ARODIBO
TOSOA
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD MANDIRI BARU
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH BARU
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD LPM JERE
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD NGAWET
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH TOSOA
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD LPM ADU
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD ARONGADO
TOSOA
Tdk. Pernah
Kuang baik
SD GMIH IDAM
GAMLAMO
Tdk. Pernah
Baik
SD LPM GAMSUNGI
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH AKELAMO
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH TIBOBO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD OIKUMENE
MAHANAIM
Tdk. Pernah
Kurang baik
50
42
SD NASKAT GOLO
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD GMIH SASUR
Tdk. Pernah
Kurang baik
SD GMIH BALISOAN
Tdk. Pernah
Baik
SD GMIH TODAHE
Tdk. Pernah
Baik
Tabel 3.2b Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah dan pengetahuan
hygiene) di Sekolah SMP/Sederajat.
Apakah Pengetahuan ttg
Hygiene dan Sanitasi diberikan
Nama Sekolah
Apakah dana
untuk air
bersih/sanitasi
/pendidikan
hygiene
Kapan
Tangki
Septic
dikosongk
an
Kondisi
Higiene
Sekolah
Ya, saat
pertem
uan/pen
yuluhan
tertentu
Ya,
Saat
mata
pelajara
n
penjas
di kelas
Tidak
Pernah
Ya
Tida
k
Dikum
pulka
n
Dipisa
hkan
Dibuat
Kompo
s
Dari
Toilet
Dari
Kmr.
Mandi
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
51
43
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
SMP NEGERI 3
TOLOFUO LOLODA
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
SMP OIKUMENE
MAHANAIM
Tabel 3.2c Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah dan pengetahuan
hygiene) di Sekolah SMA/Sederajat.
Apakah Pengetahuan ttg
Hygiene dan Sanitasi diberikan
Nama Sekolah
SMAS HALMAHRA
SMAS EBEN HAEZER
SMAS ISLAM JAILOLO
SMAS LPM TAHAFO
SMAS MAHANAIM
SMAS AGAPE
SMAS AMPERA
SMA NUSANTARA
SMAN IBU
SMAN 1 IBU SELATAN
SMAN 1 JAILOLO
SELATAN
SMAN 1 JAILOLO
Apakah dana
untuk air
bersih/sanitasi
/pendidikan
hygiene
Kapan
Tangki
Septic
dikosongk
an
Kondisi
Higiene
Sekolah
Ya, saat
pertem
uan/pen
yuluhan
tertentu
Ya,
Saat
mata
pelajara
n
penjas
di kelas
Tidak
Pernah
Ya
Tida
k
Dikum
pulka
n
Dipisa
hkan
Dibuat
Kompo
s
Dari
Toilet
Dari
Kmr.
Mandi
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
52
44
TIMUR
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Kurang baik
Tdk. Pernah
Baik
Tdk. Pernah
Baik
SMAN 1 LOLODA
SMAN 1 SAHU
SMAN 2 JAILOLO
SELATAN
SMAN 1 JAILOLO
SMAN 1 JAILOLO
SELATAN
SMK NEGERI 2 GOAL
SMK NEGERI 1 SAHU
TIMUR
SMK NEGERI 1 JAILOLO
SMK NEGERI 1 JAILOLO
SELATAN
Dari beberapa table yang telah dipapar diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang hygiene
sudah dilakukan baik di tingkat SD/sederajat, SLTP/Sederajat, dan SLTA/Sederajat yang
dilakukan saat pertemuan atau penyuluhan, maupun pada saat mata pelajaran Pendidikan
Jasmani (Penjas), namun ada beberapa sekolah di tingkat SD/Sederajat, SLTP/Sederajat, dan
SLTA/Sederajat yang Kondisi hygiene sekolah kurang baik, hal ini disebabkan karena untuk
menciptakan kondisi hygiene sekolah yang baik harus didukung dengan sarana penunjang yang
memadai seperti ketersediaan Toilet untuk guru dan siswa, ketersediaan air, fasilitas cuci tangan,
tempat sampah dan lain-lain. Ada beberapa sekolah tersebut yang sarana prasarana tidak
tersedia ataupun masih kurang sehingga dikatagorikan kedalam sekolah dengan kondisi hygiene
yang kurang baik.
3.2.
45
53
Barat, maka Institusi yang berwewenang dalam pengelolaan limbah domestic di Kabupaten
Halamahera Barat antara lain : Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat,
Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat , Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Halmahera Barat.
Strktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Halmahera Barat
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 16 Tahun 2009
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
Penyelenggaraan
Urusan
Pengelolaan
Limbah Domestik
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUBAG. EVALUASI
PELAPORAN JASA
KONSTRUKSI
SUBAG. KEUANGAN
DAN KEPEGAWAIAN
BID.
PENATAAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR
Bid. PENATAAN
RUANG DAN BINA
PGORAM
SEKSI PENGOLAHAN
SUMBER DAYA ALAM
DAN PEMELIHARAAN
IRIGASI
SEKSI SISTEM
PENINGKATAN JARINGAN
PRASARANA JALAN DAN
JEMBATAN
SEKSI PERUMAHAN
PEMB.GEDUNG DAN
PERMUKIMAN
SEKSI PENATAAN
RUANG WILAYAH
SEKSI
PENGEMBANGAN
PANTAI DAN RAWA
SEKSI PEMB.
PRASARANA JALAN
DAN JEMMBATAN
SEKSI PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
KAWASAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
SUNGAI DANAU DAN
WADUK
SEKSI PEMELIHARAAN
PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN DAN AIR
MINUM
SEKSI PROGRAM
DAN PERENCANAAN
UNIT PELAKSANA
TEKNIS DINAS
54
46
Sekretariat
Bidang
Pelayanan
Kesehatan
Bidang
Kesehatan
Seksi Kesehatan
Seksi Bina
Puskesmas
Rumah Sakit
dan Kesehatan
Khusus
Seksi
Kesehatan
Anak
Jabatan
Fungsional
Sub. Bagian
Keuangan
Bidang Bina
Program
Bidang P2PL
Seksi
Perencanaan
Seksi
Pencegahan dan
Pemberantas
Sub. Bagian
Kepegawaian
Keluarga
Seksi
Penyuluhan dan
PSM
Seksi Bina
Kefarmasian
Sub. Bagian
Umum Dan
Perlengkapan
Penyakit
Seksi Bina
Gizi
Jabatan
Fungsional
Unit Pelaksana
Teknis Dinas
(UPTD)
Seksi Imunisasi
dan Surveilens
Seksi Evaluasi
dan Pelaporan
Seksi
Penyehatan
Lingkungan
Jabatan
Fungsional
Jabatan
Fungsional
Penyelenggaraan
urusan
pengelolaan air
limbah domestik
55
47
Kepala
Badan Lingkungan Hidup
Kelompok Jabatan
Fungsional
Sekretaris
Kasubbang
Umum dan
Bina
Program
Penyelenggaraan
urusan
pengelolaan air
limbah domestik
Kabid Analisis
Pencegahan
Dampak
Lingkungan
Kasubbid
Pengkajia
n Teknis
Amdal
Kasubbid
Pengembang
an
Kelembagaan
dan Kapasitas
Kabid Perizinan
Pengawasan
dan
Pengendalian
Kasubbid
Pengendal
ian
Kasubbid
Perizinan
dan
Pengawasan
Kasubbang
Hukum dan
Kepegawaian
Kasubbang
Keuangan
Kabid
Pemantauan
dan Pemulihan
Kasubbid
Pemulihan
Kualitas
Lingkungan
Kasubbid
Pemantauan
56
48
Fungsi
PERENCANAAN
Menyusun rencana program air
limbah domestic dalam rangka
pencapaian target
Menyusun rencana program air
limbah domestic dalam rangka
pencapaian target
Menyusun rencana anggaran
program air limbah domestic dalam
rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan
awal air limbah domestic
Membangun sarana pengumpulan
dan pengolahan awal (tangki septic)
Menyediakan sarana pengankutan
dari tangki saptik ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran
pengaliran dari sumber ke IPAL
(pipa kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau
IPAL
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan
lumpur tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi
penyedotan lumpur tinja
Masyarakat
Masyarakat
/Individu
Masyarakat
/Individu
57
49
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Badan Lingkungan
Hidup
Dinas Kesehatan
Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa; yang berfungsi dalam perencanan
pembangunan air limbah domestic adalah Dinas Pekerjaa Umum, Pengadaan sarana
adalah Dinas Pekerjaan Umum, dan yang melakukan monitoring dan evaluasi adalah
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, dan Badan Lingkungan Hidup.
Masyarakat/Individu juga dilibatkan dalam pengadaan sarana seperti menyediakan
sarana pembuangan awal air limbah domestic dan membangunan sarana pengumpulan
dan pengolahan awal (tengki septik).
Pengelolaan air limbah domestic yang baik selain ditunjang dengan sarana dan prasarana
yang baik, perilaku masyarakat, dan regulasi yang bersifat mengikat semua kompenen,
sehingga hasil yang ingin dicapai dapat terlaksana. Gambaran umum dapat dilihat pada
peta peraturan air limbah domestic table 3.4.
58
50
Tabel 3.4 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Halmahera Barat
Peraturan
Ketersediaan
Ada
(sebutkan)
Tidak
Ada
Pelaksanan
Efektif
dilaksana
kan
Belum
efektif
dilaksana
kan
Tidak
efektif
dilaksank
an
Keteran
gan
59
51
60
52
61
53
Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik
62
54
Cakupan layanan limbah domestic di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011, dari jumlah
25,485 Kepala Keluarga (KK) yang diperiksa di sembilan kecamatan , sebanyak 16,846
Kepala Keluarga (KK) telah memiliki jamban atau sebesar 66,1%. Masyarakat yang
memiliki akses terbesar terhadap pengunaan jamban adalah di kecamatan Sahu Timur
sebesar 83,8% dan yang terkecil adalah di kecamatan Loloda sebesar 53,1%. Sistem
pengelolaan air limbah domestic yang ada di Kabupaten Halmahera Barat saat ini adalah
system setempat, dimana tinja dan air limbah dikumpulkan dan diolah didalam lahan
property milik pribadi dengan teknologi septic tenk.
63
55
Input
Penampungan Awal
Pengair
an
Pengolahan
Akhir
Pembuangan
Akhir
Kode/
Nama
Aliran
Black
Water
Tinja
Urine
WC Duduk
Air
Pembersih
WC
Jongkok
Tangki
Septik
Air
Penggontor
Laut/sung
ai/kebun
Grey Water
Air Cucian
Dari Dapur
Tmp.
Cucian
Piring
/makanan
Air Untuk
Mandi
Pemb. Air
Kmr. Mandi
Air Cucian
Pakaian
Pemb. Air
cucian
Sumur
Resapan
Halaman
Drainase
tersier
Dari diagram system diatas dapat dijelaskan bahwa system pengelolaan air limbah
domestic dilakukan secara individual skala rumah tangga, fasilitas yang digunakan untuk
air limbah (black water) seperti tinja, urine, air pembersih, dan air pengontrol mengunakan
64
56
wc duduk, wc jongkok , tengki septik, dan masih ada air limbah black water yang dibuang
ke laut, sungai dan kebun (sembarang tempat) perilaku ini banyak dijumpai di daerah
pedesaan yang tinggal dekat pantai dan sungai. Air limbah (grey water) yang terdiri dari air
cucian dapur, air untuk mandi, dan air cucian pakaian dibuang ditengki septik dan ada juga
yang dibuang ke halaman dan drainsae tersier. Saat ini pengelolaan air limbah domestic
belum ditangani dengan baik karena belum ada sarana dan prasarana pengelolaan air
limbah di Kabupaten Halmahera Barat.
Nama
Puskesmas
Jailolo
Sidangoli
Sahu
Golagokusu
ma
Ibu
Tabel 3.6 Sistem air limbah (Kepemilikan Jamban ) per puskesmas yang ada di
Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011
Kecamatan
Jailolo
Jailolo
Selatan
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Jumlah
KK
7,149
4,543
2,302
932
1,866
Kelompok
Fungsi
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
Teknologi
yang
digunakan
WC
Sentor/Tan
gki septic
-
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
Jenis Data
Sekunder
(Perkiraan)
Nilai data
Sumber
Data
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
70,1%
Dinas
kesehatan
29,9%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
68,1%
Dinas
kesehatan
31,9%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
68,2%
Dinas
kesehatan
31,8%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
83,8%
Dinas
kesehatan
16,2%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
67,4%
Dinas
kesehatan
32,6%
Dinas
kesehatan
65
57
Kedi
Bobaneigo
Akelamo
Talaga
Duono
Loloda
Jailolo Timur
Sahu Timur
Ibu Selatan
Ibu Utara
2,557
958
860
2,383
1,935
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang
WC
Sentor/Tan
gki septic
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
53,1%
Dinas
kesehatan
46,9%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
64,0%
Dinas
kesehatan
36,0%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
72,2%
Dinas
kesehatan
27,8%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
56,6%
Dinas
kesehatan
43,4%
Dinas
kesehatan
Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)
61,6%
Dinas
kesehatan
38,4%
Dinas
kesehatan
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa sistem air limbah (kepemilkan jamban) yang ada
di Kabupaten Halmahera Barat terbanyak ada di Kecamatan Jailolo dan yang terkecil ada
di Kecamatan Loloda dengan rincian sebagai berikut ; Kecamatan Jailolo dari jumlah 7.149
KK yang telah memiliki jamban sebanyak 70,1% tidak memiliki jamban sebanyak 29,9%
dan masih melakukan praktek BABS, Kecamatan Jailolo Selatan dari 4.543 KK yang telah
memiliki jamban sebanyak 68,1% tidak memiliki jamban sebanyak 31,9% dan masih
melakukan praktek BABS, Kecamatan Sahu dari jumlah 2.302 KK yang telah memiliki
jamban sebanyak 68,2% tidak memiliki jamban sebanyak 31,8% dan masih melakukan
praktek BABS, Kecamatan Sahu Timur (puskesmas Golagokosuma) dari 932 KK yang
telah memiliki jamban sebanyak 83,8% tidak memilik jamban sebanyak 16,2% dan masih
melakukan praktek BABS, masih Kecamatan Sahu Timur (puskesmas Akelamo) dari 860
KK yang telah memiliki jamban sebanyak 72,2% tidak memiliki jamban sebanyak 27,8%
dan masih melakukan praktek BABS, Kecamatan Ibu dari 1.866 KK yang telah memiliki
jamban sebanyak 67,4% tidak memiliki jamban sebanyak 32,6% dan masih melakukan
66
58
praktek BABS, Kecamatan Loloda dari 2.557 KK yang telah memiliki jamban sebanyak
53,1% tidak memiliki jamban 46,9% dan masih melakukan praktek BABS, Kecamatan
Jailolo Timur dari 958 KK yang telah memiliki jamban sebanyak 64,0% tidak memiliki
jamban sebanyak 36,0% dan masih melakukan BABS, Kecamatan Ibu Selatan dari 2.383
KK yang telah memiliki jamban sebanyak 56,6% tidak memiliki jamban sebanyak 43,4%
dan masih melakukan praktek BABS, dan Kecamatan Ibu Utara dari 1.935 KK yang telah
memiliki jamban sebanyak 61,6% tidak memiliki jamban 38,4% dan masih melakukan
praktek BABS.
3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan
(PMJK)
Pelaksanaan program pamsimas dari tahun 2008 sampai dengan saat ini yang
dilaksanakan di beberapa Kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat dengan pendekatan
prinsip ; berbasis masyarakat, kemitraa, prtisipatif, kesetaraan jender dan lain lain, telah
memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat baik laki-laki atau perempuan,
kaya ataupun miskin untuk berpartisipasi dalam perencanaa, pelaksanaan dan
pemeliharaan / pengelolaan sarana air bersih dan sanitasi. Masyarakat juga di picu untuk
merubah pola hidup mereka dari perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat.
hasil yang diperoleh dari upaya pemicuan yang telah dilakukan yaitu masyarakat
berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan fasilitas yan telah
dibangun, ada perubahan perilaku hidup masyaraka dari perilaku yang tidak sehat menjadi
perilaku yang sehat, dan masyarakat juga telah membangun jamban pribadi.
Tabel 3.7 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat
Kecamatan
Jumlah
Jailolo
Jailolo Sealatan
Jailolo Timur
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
Jumlah MCK
Desa
Penduduk
Miskin
(KK)
Jamban
Keluarga
Dikelolah
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Dikelola
Lainnnya
Tahun
MCK
Diban
gun
29
18
6
16
16
13
13
13
22
4,766
2,699
1,287
1,921
1,246
1,394
1,806
1.199
2,241
70,1%
68,1%
64,0%
68,2%
78,0%
67,4%
56,6%
61,6%
53,1%
1 paket
1 Paket
1 Paket
1 Pake
-
2012
2012
2012
2012
-
Jumlah Sanimas
Tahun
Sanimas
Dikelola
RT
Dikel
ola
RW
Dikelol
a CBO
Dikel
ola
lainn
ya
Dibangun
178
194
128
40
45
73
73
155
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan sarana jamban lebih banyak
dilakukan secara individual dimana masyarakat membangun jamban sendiri dengan
teknologi tangki septik, Pembangunan WC umum juga pernah dilakukan oleh program
P2DTK dan Kesetiakawana Depsos dengan type yang berbeda, satu unit ada yang terdiri
dari 2 closed dan 2 kmr mandi, ada juga yang 1 unit terdiri dari 1 closed dan 1 kamar
mandi. Untuk kecamatan jailolo ada 178 closed ,Kecamatan Jailolo Selatan 194 closed,
67
59
Jailolo Timur 128 closed, Sahu 40 closed, Sahu Timur 45 closed, Ibu belum diketahui, Ibu
Selatan 73 Closed, Ibu Utara 73 closed, dan Loloda 155 closed. Pembangunan WC
komunal sebelumnya yang dilakukan oleh Bidang Cipta Karya Dinas PU yang di bangun
di Kecamatan Jailolo 1 unit, Kecamatan Jailolo selatan 1 Unit, Kecamatan Sahu 1 unit, dan
Kecamatan Ibu 1 unit dibangun oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat dalam
proses pelaksanaan, pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas yang dibangun.
Tabel 3.8 Kondisi sarana MCK
Lokasi MCK
MCK
Desa /
Kelrhan
PDAM
P
Persed
iaan
sabun
Ada
Biaya
Pema
kaian
MCK
SPT
T
Tempat
Bangun Air
Kotor
SGL
T
Tangki
septik
Cub
luk
Belu
m
dike
tahu
i
Belu
m
diketa
hui
194 tersebar
di
kec.
Jailolo
selatan
Tidak
Pernah
Belu
m
dike
tahu
i
Belu
m
diketa
hui
Jailolo
Timur
128 tersebar
di
kec.
Jailolo timur
Sahu
40 tersebar
di 16 desa
Balisoang
Kapan
Tangki
Septik
dikosongk
an
Tidak
Pernah
Sidangole
Dehe
Sahu
Timur
Fas.
Cuci
Tangan
178 tersebar
di kec, jailolo
Guaemaadu
Jailolo
Selatan
Jml
Kamar
C Mandi
Jumlah Pemakai
Kecam
atan
Jailolo
Jml
Toilet/W
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Belu
m
dike
tahu
i
Belu
m
diketa
hui
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
45 tersebar
di 16 desa
Ibu
Tuangote
Ternate
Belu
m
dike
tahu
i
Belu
m
diketa
hui
Ibu
Selatan
73 tersebar
di 13 desa
Ibu
Utara
73 tersebar
di 13 Desa
Tidak
Pernah
Loloda
155 tersebar
di 22 desa
Tidak
Pernah
Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa pembangunan MCK komunal tahun 2012
sebanyak 4 unit dibangun di desa Guaemadu Kecamatan Jailolo, desa Sidangoli Dehe
Kecamata Jailolo Selatan, Desa Balisoan Kecamatan Sahu dan Desa Tuangote Ternate di
68
60
Kecamatan Ibu. Jumlah pengguna MCK belum diketahui karena saat ini MCK tersebut
masih dalam tahap penyelesaian namun MCK yang di bangun tersebut dengan kapasitas
pelayanan 100 - 150 orang. Sumber air yang digunakan untuk aktifitas berasal dari
sumber air PDAM kecuali di Kecamatan Jailolo Selatan Desa Sidangole Dehe yang
mengunakan sumur gali dengan mengunakan mesin pompa, dan untuk mengoperasikan
telah dibentuk komite masyarakat di tingkat desa yang bertugas untuk operasinal dan
pemeliharaan fasilitas MCK. Bila tangki septik penuh tidak bisa dikosongkan karena belum
ada mobil tinja dan instalasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT) yang tersedia di Kabupaten.
Pelaksanaan program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Pamsimas terkait dengan air
limbah domestic dengan melibatkan masyarakat baik laki-laki, perempuan, kaya atapun
miskin dalam proses perencanaan, pengerjaan dan pengelolaan, dimana masyarakat
dipicu untuk merubah perilaku hidup yang tidak sehat menjadi perilaku hidup sehat, salah
satunya dengan membangun jamban pribadi atau MCK komunal. Namun sampai sejauh ini
desa-desa sasaran program Pamsimas hanya membangun jamban pribadi dan belum ada
masyarakat yang membangun MCK komunal.
Selain program pamsimas ada juga program P2DTK yang melakukan pembangunan WC
umum di beberapa daerah di Sembilan kecamatan dalam lingkup Kabupaten Halmahera
Barat, pembangunan WC umum yang tersebar di beberapa kecamatan dan Pembangunan
MCK komunal sebanyak 4 unit baru dilakukan tahun 2012 oleh Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjan Umum dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengerjaan, operasional
dan pemeliharaan fasilitas yang telah dibangun. Gambaran umum tentang program/proyek
yang berbasis masyarakat dapat dilihat pada table 3.9 ;
No
Sub Sektor
Nama
Program/Proyek/
Layanan
Jamban Keluarga
Air
Limbah
Domestik Onsite
Individual
Air
Limbah
Domestik
WC Umum
Air
Limbah
Domestik Onsite
Komunal
MCK Komunal
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
Pamsimas,
Pemda Halbar
dan masyarakat
2008
P2DTK,
dan
program sanitasi
lainnya
Bidang
Ciptakarya Dinas
PU,
dan
masyarakat
2008
2012
PM
Aspek PMJK
JDR
MBR
Masih dalam
penyelesaia
n pekerjaan
69
61
seperti, RRI, Hikma FM, Pro 2 FM dan lain-lain, sehingga ada peluang untuk
memanfaatkan beragam media tersebut untuk sosialisasi pentingnya sanitasi, namun
kejelasan mekanisme untuk kualitas pengemasan pesan kunci, materi dan perangkat yang
dibutuhkan untuk kelompok sasaran advokasi (DPRD, SKPD, Panitia Anggaran ,
program/donor) belum optimal. Ketrampilan personil juga sangat dibutuhkan untuk
menjaga kualitas pengemasan isu dalam materi-materi dan perangkat komunikasi kreatif.
Sehingga pemanfaatan media komunikasi untuk sub sector air limbah domestik dapat
dimanfaatkan secara maksimal , diharapkan kedepan perlu dilakukan kampanye melalui
media komunikasi supaya dapat menunjang pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Halmahera Barat.
Tabel 3.10 Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No
1
2
Kegiatan
Tahun
Belum ada
Belum ada
Sumber : Hasil Kajian
Dinas
Pelaksana
-
Tujuan
Kagiatan
-
Khalayak
Sasaran
-
Pesan
Kunci
-
Nama Media
Jenis Acara
Malut Pos
(Suara
Sasadu)
CTPS
Ternate Pos
Mimbar
Kiaraha
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
RRI
Hikma FM
Pro 2 FM
Isu yang
Diangkat
Pesan Kunci
Perubuhan
perilaku cuci
tangan pakai
sabun
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Pembelajaran
-
Pendapat
Media
Baik
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
70
62
Nama Kegiatan
Pembangunan sarana
air
minum
dan
sanitasi, Kampanye
PHBS
Pembangunan MCK
Komunal / WC Umum
Jenis Kegiatan
Sanitasi
Air Minum dan
Sanitasi, PHBS
Pembangunan
Infrastruktur dan
Promosi
Sanitasi
Masyarakat dilibatkan
dalam
prosespembangunan,pe
ngoparasian dan
pemeliharaan
Pengelolaan pembangunan sub sector air limbah domestic baik dari segi promosi dan
pendanaan pembangunan infrastruktur sanitasi sub sector air limbah domestic hanya
dilakukan oleh pemerintah daerah belum ada mitra potensial ataupun individu yang
dilibatkan dalam promosi bersama atau pendanaan bersama untuk sub sector air limbah
domestic.
Tabel 3.13 Daftar Mitra Potensial
No
1
2
3
4
5
Nama Mitra
Bapak Haji Abu
Baoak Haji Sarkami
Ny Ci Wan
Bapak Haji Taslim
Pemilik Toko Imanuel
Nama Provider
Tahun Masuk
Operasi
C
Jenis Kegiatan
D
71
63
Belum dilaksanakan
Belum dilaksanakan
Sub
sector/SKPD
Air Limbah
Retribusi Air
Limbah
2007
C
Belum
ada
2008
2009
2010
2011
Belum
ada
Belum
ada
Belum
ada
Belum
ada
Ratarata
Pertumbuhan
(%)
Belum
ada
72
64
domestik
c. Peraturan
Belum ada perda yang mengatur tentang sanitasi seprti retribusi adanya sangsi
yang dikenakan untuk pengahasil limbah domestik
Belum ada perda bagi pengembangan perumahan untuk penyediaan sistim offsite kawasan
d. Pendanaan
Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan
Belum ada pendanaan lain seperti Corporate Sociality Responsibelity (CSR)
dari pihak swasta terkait dengan pengelolaan limbah domestik
e. Peran Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik yang berbasis
masyarakat
Masih ada masyarakat yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Optimalisasi program berbasis masyarakat, (keterlibatan masyarakat miskin dan
jender)
d. Komunikasi
Masih kurangnya sosialisasi, advokasi, dan pengelolaan air limbah domestik
3.3.
Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan sampah di wilayah kota jailolo hampir 70% sudah menggunakan media
TPS untuk membuang sampah, wilayah perkotaan Jailolo mencakup 12 Desa di lingkup
Kecamatan Jailolo. Sedangkan untuk 30% sisanya masih membakar dan menanam sampah pada
lahan kosong milik masyarakat sendiri atau masih diolah menggunakan system open dumping.
Persentase keseluruhan masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk membuang
sampah pada fasilitas persampahan yang disediakan, seperti TPS baik yang berupa bak sampah
ataupun tong sampah. Fasilitas yang tersedia ini dilayani oleh armada sampah secara bergiliran
setiap hari, dalam sehari masing-masing armada melakukan pengangkutan dari TPS ke TPA
Dous Marirete sebanyak 2 (dua) kali ritasi.
Keseluruhan jumlah TPS yang terlayani yaitu 36 buah yang tersebar di desa-desa
dalam wilayah pelayanan, dan di tambah dengan TPS yang terdapat di Kompi Markas, Kompi
Bantuan Akediri, Kompi bantuan Akelamo dan Mapolres Halmahera Barat. Dominan timbulan
sampah yang dihasilkan berupa sampah rumah tangga, akan tetapi dari sumber sampah sampai
pada TPS belum diolah dan dipilah oleh masyarakat. Begitupun dari TPS menuju ke TPA juga
tidak diolah dan dipilah, sehingga sampah yang dihasilkan belum dapat dimanfaatkan atau didaur
ulang.
Timbulan sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat kesadaran masyarakat,
tingkat kesadaran masyarakat akan membuang sampah pada tempatnya menyebabkan trend
timbunan sampah yang dihasilkan pun semakin meningkat. Hal tersebut tidak sejalan dengan
dukungan armada dan system pengelolaan persampahan yang sesuai, selain itu juga
pengelolaan TPA masih dengan system control landfill merupakan kendala tersendiri. Oleh sebab
itu secara akumulatif permasalahan persampahan yang dihadapi sangat kompleks yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Dengan visit Halmahera Barat 2013 maka Kabupaten Halmahera Barat menjadi salah satu
ikon pariwisata skala internasional, sehingga harus memiliki penanganan dan pengelolaan
persampahan yang baik.
73
65
Perubahan pola pikir masyarakat Kabupaten Halmahera Barat umumnya dan Kota Jailolo
khususnya semakin mengarah pada tipe kehidupan masyarakat semiurban.
Perilaku sadar buang sampah dan pengumpulan sampah dalam masyarakat semakin
meningkat, akan tetapi belum di tindak lanjuti dengan pengolahan.
Pembangunan TPA Dous Marrirete dengan menggunakan system sanitary landfill yang
sedang dibangun
Masih terkendala sarana dan prasarana pengolahan dan pengelolaan system persampahan.
Sumber daya manusia untuk pengelolaan persampahan yang masih sangat minim, terutama
dalam hal pengolahan sampah dengan menggunakan system 3R.
3.3.1. Kelembagaan
Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat
Nomor 1 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera
Barat Nomor 16 Tahun 2008 tentang Sususnan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Halmahera Barat dan kondisi actual pengelolaan persampahan di Kabupaten
Halmahera Barat. maka Institusi yang berwewenang dalam pengelolaan persampahan di
Kabupaten Halmahera Barat adalah Kantor Tata Kota/Kebersihan dan Pemadam
Kebakaran Kabupaten Halmahera Barat.
74
66
Tata Usaha
Jabatan FungsionalV
Staf
Administras
i Umum
Bendahara
Penerimaan
Penyelenggaraan
urusan
pengelolaan
persampahan
Bendahara
Pengeluara
n
Kepala Seksi
Tata Kota
Kepala Seksi
Kebersihan
Kepala Seksi
Pemadam
Kebakaran
Staf
Staf
Staf
Staf
Administrasi
Perlengkapa
n
Gaji
Pembu
kuan
Kasir
75
67
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Pemangku Kepentingan
Swasta
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadah
sampah di sumber sampah
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Menyediakan sarana
pengumpulan (pengumpulan
dari sumber sampai ke TPS)
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Membangun sarana
pengangkutan sampah dari TPS
ke tempat pembangunan Akhir
(TPA)
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Menyediakan sarana
composting
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari
sumber ke TPS
Mengelola sampah di TPS
Mengankut sampah dari TPS ke
TPA
Masyarakat
Masyarakat/Individu
Masyarakat/Individu
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
76
68
Seksi Kebersihan
Mengelola TPA
Melakukan pemilihan sampah
Melakukan penarikan retribusi
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Tata Usaha
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan
Dan Pemadam
Kebakaran Seksi
Kebersihan
Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan persampahan dilakukan oleh Kantor
Tata Kota / Kebersiahan mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan dan
monitoring terhadap efektifitas layanan persampahan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas layanan persampahan. Belum ada pihak swasta yang dilibatkan
dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Halmahera Barat, keterlibatan
masyarakat/individu hanya sebatas menyediakan pewadah sampah di sumber, dan
mengumpalkan sampah dari sumber ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Ada beberapa peraturan yang telah ada di Kabupaten Halmahera Barat yang terkait
dengan persampahan seperti ; peraturan tentang retribusi sampah, peraturan tentang
77
69
Ketersediaan
Ada (sebutkan)
Pihak Pelaksanan
Tidak
Ada
Pelayanan
100% di desa
yang termasuk
wilayah
pelayanan
Pelayanan
sampah
lingkup
kec.
Jailolo
Efektif
dilaksanakan
Belum efektif
dilaksanakan
Tidak efektif
dilaksankan
Keterang
an
Pengangkutan
sampah dari
78
70
pengumpulan
sampah dari
sumber
ke
TPS, dari TPS
ke
TPA,
pengelolaan di
TPA,
dan
pengaturan
waktu
pengangkutan
sampah dari
TPS ke TPA
Kejasama
pemerintah
kabupaten
dengan
swasta atau
pihak
lain
dalam
pengelolaan
sampah
Retribusi
sampah atau
kebersihan
TPS ke TPA
merupakan
tanggungjawab
pemerintah
daerah melalui
instansi Kantor
Tata
Kota,
Kebersihan
dan Pemadam
Kebakaran
Pembayaran
retribusi
sampah di
seluruh desa
yang termasuk
wilayah
pelayanan
Penagihan
retribusi
dilakukan
pemerintah
daerah dibantu
oleh aparat di
desa
Dari
keseluruhan
wilayah
pelayanan
terdapat 2 Desa
yang terlaksana
dan 3 Kompi
dalam lingkup
Yonif 732
Banau.
79
71
Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak dilakukan proses daur ulang dengan system 3R,
karena belum tersedia perangkat dan teknologi pendukung serta sumber daya manusia
untuk menjalankan program tersebut.
Pada proses pembuangan sampah di TPA sudah ada kelompok masyarakat yang
memanfaatkan dengan mengambil dan memilah sampah untuk di jual kembali, akan tetapi
hanya terbatas pada sampah tertentu seperti: besi tua dan kaleng almunium.
80
72
81
73
82
74
Input
Tabel 3.18 Diagram sistem sanitasi pengelolaan persampahan di wilayah kota jailolo
Pengolahan
Pembu
Unser Interface
Penampungan Pengangkutan
Akhir
angan
awal
/Daur
Ualng
Sampah
Organik
Bak TPS
Kode/
Nama
Aliran
Dumptruk
Bak
Sampah
TPA
Tonk
Sampah
Countener
Sampah
anOrganik
Armroll
Truck
Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa fasilitas sampah yang telah disediakan oleh
Kantor Tata Kota/ Kebersihan berupa ; tonk sampah, bak sampah, bak TPS, container,
armada yang digunaka untuk mengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara
ke Tempat Pembuangan Akhir adalah dumptruk dan armroll truck. Sampah Organik dan
sampah an organic di angkut oleh masyakat dari sumber ke tempat bak sampah atau tonk
sampah, dan ada juga sampah yang lansung di bawah ke bak TPS dan countener.
Sampah yang ada di Tonk sampah, bak sampah dan bak TPS diangkut dengan
mengunakan dumtruk untuk dibawah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan sampah
83
75
yang ada di countener diangkut dengan mengunakan armroll truck untuk di bawa ke TPA.
Pengangkutan sampah ini dilakukan setiap hari oleh Kantor Tata Kota / Kebersihan.
Berapa besar jumlah sampah yang diangkut setiap harinya dapat dilihat pada table
dibawah ini ;
Tabel 3.19 Sistim pengelolaan persampahan yang ada di wilayah kota jailolo
Kelompok
fungsi
Teknologi yang
digunakan
Tonk
Sampah
dan TPS
Volume sampah
yang terlayanai
Dump truck Hijau
Volume sampah
yang terlayanai
Armoll Truck Biru
Volume sampah
yang terlayanai
Armoll Truck kuning Volume sampah
yang terlayanai
Penampungan/Daur TPA
Ulang
(Perkiraan) Nilai
data
(Liter / org/ hari)
Sumber Data
15.12
Kantor Tata
Kota/Kebersihan
dan Pemadam
Kebakaran
14.688
11.52
11.52
Control Lundfill
Kantor Tata
Kota/Kebersihan
dan Pemadam
Kebakaran
Sampah yang diangkut dari TPS setiap saat oleh Kantor Tata Kota / Kebersihan
Kabupaten
Halmahera Barat dikelompokkan berdasarkan sarana transportasi yang digunakan yaitu ;
untuk dump truck merah dengan kapasitas layanan 15,12 liter/org/hari, dump truck hijau
14,69 liter/org/heri, armoll truck biru 11,52 liter/org/hari, dan armoll truck kuning 11,52
liter/org/hari. Dengan system pelayanan secara periodik timbunan sampah ini kemudian
pada TPA Dous marirete dengan menggunakan sistem control leandfill.
3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih sangat minim, karena
masyarakat hanya membuang dan menampung sampah pada Tempat Penampungan
Sementara (TPS), akan tetapi belum ada kegiatan pengelolaan atau pemilahan sampah
yang dihasilkan masyarakat.
Tabel 3.20 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kecamatan jailolo / wilayah
perkotaan
Dikelolah Oleh
Sektor Formal di
Tingkat
Kecamatan/Kelura
han
Jenis Kegiatan
L
RT
RW
Keterangan
Dikelolah Pihak
Swasta
84
76
Pengumpulan
Sampah
Dari
Rumah
Pemilihan
Sampah di TPS
Pengangkutan
Sampah ke TPS
Individu
rmh tangga
Individu
rmh
tangga
-
Belu
m ada
Belu
m ada
Belum
ada
Belum
ada
Belum
ada
Belum
ada
Individu
rmh tangga
Individu
rmh
tangga
Belu
m ada
Belu
m ada
Belum
ada
Belum
ada
Belum
ada
Belum
ada
Pengankutan
Sampah Ke TPA
Pemilihan
Sampah di TPA
Para
Penyapu
jalan
Belu
m ada
-
Belu
m ada
-
Belum
ada
-
Belum
ada
-
Belum
ada
-
Belum
ada
-
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan sampah hanya dilakukan oleh Kantor
Tata Kota/Kebersihan, belum ada pihak swasta atau sector formal di Kecamatan yang
terlibat dalam pengelolaan sampah.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pengelolaan persampahan di Kabupaten
Halmahera Barat saat ini belum dilakukan secara menyeluruh hanya di wilayah perkotaan
yaitu di kota Jailolo dan sekitar, diharapkan kedepan pengelolaan persampahan dapat
dilakukan secarah menyeluruh.
Tabel 3.21 Pengelolaan Sampah di Tingkat Kabupaten
Dikelolah Oleh
Sektor Formal
di Tingkat
Kecamatan/Ke
lurahan
Dikelolah Oleh
Masyarakat
Jenis Kegiatan
RT
L
0
P
0
L
0
RW
Dikelolah
Pihak Swasta
P
0
L
0
P
0
L
0
P
0
Keterangan
Penjelasan table 3.21 Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten dapat dilihat pada
table 3.20 pengelolaan persampahan ditingkat Kecamatan Jailolo/wilayah perkotaan,
karena penanganan sampah belum dilakukan secarah menyeluruh di semua Kecamatan.
85
77
Sub Sektor
Persampahan
Nama
Program/Proyek/
Layanan
3R
Pelaksana/
PJ
Tahun
Mulai
2012
PM
Aspek PMJK
JDR
MBR
Saat ini media komunikasi yang ada baik bedia cetak maupun media elektronik Belum
sepenuhnya dimanfaat untuk sub sector persampahan secara maksimal. Diharapkan
kedepan media komunikasi yang ada dapat dimanfaatkan untuk promosi sub sektor
persampahan secara optimal.
Tabel 3.24. Media Komunikasi yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang
Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat
Media
Malut Pos
(Sasadu)
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Ternate Pos
Mimbar
Kiaraha
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
RRI
Hikma FM
Pro 2 FM
86
78
Kerja Sama terkait sanitasi untuk sub sektor persampahan di Kabupaten Halmahera Barat
saat ini masih dikelolah oleh Kantor Tata Kota/Kebersihan dan belum ada kerja sama
untuk pengelolaan persampahan dengan baik dengan pihak swasta, LSM atau mitra-mitra
lainnya potensial lainya.
Tabel 3.25 Kerja Sama terkait Sanitasi
No
Nama Kegiatan
1
2
Sumber : survei dan hasil kajian
Jenis Kegiatan
Sanitasi
-
Mitra Kerja
Sama
-
Bentuk Kerja
Sama
-
Pengelolaan pembangunan sub sector persampahan baik dari segi promosi dan
pendanaan pembangunan infrastruktur sanitasi sub sector persampahan hanya dilakukan
oleh pemerintah daerah belum ada mitra potensial ataupun individu yang dilibatkan dalam
promosi bersama atau pendanaan bersama untuk sub sector persampahan.
Tabel 3.26 Daftar Mitra Potensial
No
Nama Mitra
1
Bapak Haji Abu
2
Baoak Haji Sarkami
3
Ny Ci Wan
4
Bapak Haji Taslim
5
Pemilik Toko Imanuel
6
Pemilik perusahan tegel
Sumber : Hasil Kajian
Nama Provider
a
A
B
Sumber : Hasil kajian
b
-
Tahun Masuk
Operasi
c
-
Jenis Kegiatan
D
-
87
79
No
a
A
B
Tabel 3,28 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengolahan
Persampahan
Subesektor /
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
Rata-rata
Pertum
buhan
(%)
i
B
c
d
e
f
g
H
Persampahan
Retribusi
220,658,750 59,765,000
135,234,050
138,552,600
33%
Sampah
Sumber : Laporan Keuangan Kantor Tata Kota, Kebersihan Dan Damkar Kabupaten
Halmahera Barat
88
80
89
81
90
82
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
Penyelenggaraan
Urusan Pengelolaan
drainase lingkungan
SUBAG. EVALUASI
PELAPORAN JASA
KONSTRUKSI
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
BID.
PENATAAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR
SEKSI
PENGOLAHAN
SUMBER DAYA
ALAM DAN
PEMELIHARAAN
IRIGASI
SEKSI
PENGEMBANGAN
PANTAI DAN RAWA
SEKSI
PENGEMBANGAN
SUNGAI DANAU DAN
WADUK
SEKSI SISTEM
PENINGKATAN
JARINGAN
PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN
Bid. PENATAAN
RUANG DAN BINA
PGORAM
SEKSI PERUMAHAN
PEMB.GEDUNG DAN
PERMUKIMAN
SEKSI PENATAAN
RUANG WILAYAH
SEKSI PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
KAWASAN
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN DAN AIR
MINUM
SEKSI PEMB.
PRASARANA JALAN
DAN JEMMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN
PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN
UNIT PELAKSANA
TEKNIS DINAS
91
83
Pemangku Kepentingan
Pemerintah
Swasta
Kabupaten/Kota
Masyarakat
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Terkait
Masyarakat
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
92
84
Dinas Pekerjaan
Umum
PERSAMPAHAN
Target capaian
layanan
pengelolaan
drainase
lingkungan
di
kabupaten
Halbar
Kewajiban dan
sangsi
bagi
pemerintah
kabupaten dalam
menyediakan
drainase
lingkungan
Kewajiban dan
sanksi
bagi
pemerintah
kabupaten dalam
memberdayakan
masyarakat
dalam
pengelolaan
drainase
lingkungan
Kewajiban dan
sanksi
bagi
masyarakat dan
atau
pengembang
untuk
menyediakan
sarana drainase
lingkungan, dan
menghubungkan
nya
dengan
sistim drainase
sekunder
Ketersediaan
Ada
(sebutkan)
Tidak
Ada
Pelaksanan
Efektif
dilaksanakan
Belum efektif
dilaksanakan
Tidak
efektif
dilaksankan
Keterangan
93
85
Kewajiban dan
sanksi
bagi
masyarakat
untuk
memelihara
sarana drainase
lingkungan
sebagai saluran
pemutusan air
hujan
94
86
95
87
Input
Penampungan awal
Pengaliran
Pengolahan
Akhir
Pembua
ngan/D
aur
Ulang
Kode/
Nama
Aliran
Grey Water
Air Cucian
Dari Dapur
Tempat Cuci
Piring
Air Untuk
Mandi
Lubang
Pembuangan
Air cucian
Pakaian
Pembuangan
air cucian
Sumur
resapan
Saluran
Drainase
Atap
bangunan
Laut
Talang
Halaman
Jalan
Dari diagram sistem pengelolaan drainase lingkungan diatas dapat dijelaskan bahwa limbah rumah
tangga yang dihasilkan dari aktifitas sehari-hari seperti aircucian piring, air mandi, air cucian pakian
selain dibuang ke sumur resapan dan sebagian limbah tersebut masih dibuang ke saluran drainase
tersier.
Drainase yang ada dikabupaten yang terdiri dari drainase tersier, drainase sekunder, dan drainase
primer. Cakupan Layanan drinase tersier baru 5 % di kecamatan jailolo yang merupakan pusat
perkotaan. Dan untuk drainase sekunder dan drainase primer cakupannya meliputi kecamtan jailolo,
kecamatan sahu timur, kecamatan jailolo selatan, kesamatan sahu, kecamatan sahu timur dan
kecamatan loloda. Layanan drainase primer yang telah mencakup beberapa kecamatan namun
sebagian besar masih berupa kanal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.32
96
88
Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase yang ada di Kabupaten Halmahera Barat
Kelompok
Teknologi
Jenis Data
(Perkiraan)
Sumber Data
Fungsi
Yang
Sekunder
Nilai Data
digunakan
Bidang DSA
Drainase
5%
Dinas PU
Tersier
Kec. Jailolo
Drainase
Drainase
Sekunder
Kecamatan,
Loloda, Sahu,
Sahu timur,
Jailolo selatan
20%
Bidang DSA
Dinas PU
20%, Kanal
Bidang DSA
Dinas PU
Kecamatam
Kec. Jailolo
Kec. Jailolo
Selatan
Kec. Jailolo Timur
Kec. Sahu
Kondisi
Drainase
saat ini
Lan Mam
car
pet
Pembersihan
Drainase
Rutin
Tidak
Rutin
29
18
L
-
P
-
L
-
6
16
Pengelolah Oleh
Perin
tah
Kota
Kelura
han
Masyara
kat
(RT/RW)
L
P
-
Swa
sta
Bangunan
diatas
saluran
Ada Tdk.
Ada
97
89
Kec. Ibu
13
Kec. Loloda
22
Kabupaten
146
Halmahera Barat
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Barat
No
1
Sub
Sektor
Drainase
Nama
Program/Proyek/
Layanan
Drainase sekunder
untuk irigasi
Pelaksana
an/PJ
Tahun
Mulai
SDA Dinas
PU
2010
PM
Aspek PMJK
JDR MBR
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan drainase ditingkat masyarakat hanya
terbatas pada pengelolaan drainase sekunder yang dimanfaatkan untuk irigasi
pengelolaan ini dilakukan oleh kelompok Petani Penguna Air (PPA).
3.4.4. Pemetaan Media
Pemanfaatan media komunikasi yang ada di Kabupaten Halmahera Barat saat ini untuk
sub sector drainase lingkungan belum dimanfaatkan secara maksimal , diharapkan
kedepan perlu dilakukan kampanye melalui media komunikasi sehingga dapat menunjang
pengelolaan sub sector drainase lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 3.35 Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No
Kegiatan
Tahun
Dinas
Pelaksana
-
Tujuan
Kagiatan
-
Khalayak
Sasaran
-
Pesan
Kunci
-
Pembelajaran
-
Saat ini media komunikasi yang ada Belum sepenuhnya dimanfaat untuk sub sector drainase
lingkungan secara maksimal, kedepan diharapkan media komunikasi dapat di manfaatkan sebagai
media promosi pengelolaan drainase di Kabupaten Halmahera Barat.
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang
Diangkat
Pesan Kunci
Pendapat
Media
Malut Pos
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Ternate Pos
Mimbar
Belum
dimanfaatkan
Belum
Belum
dimanfaatkan
Belum
Belum
dimanfaatkan
Belum
Belum
dimanfaatkan
Belum
98
90
Kiaraha
RRI
Hikma FM
Pro 2 FM
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum ada kerja sama terkait sanitasi pengelolaan sub sektor drainase lingkungan dengan
pihak swasta ataupu LSM, pengelolaan sub sektor drainase dilakukan oleh bidang DSA
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmaher Barat
Tabel 3.37 Kerja Sama terkait Sanitasi
No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan
Sanitasi
1
Belum ada
Belum ada
2
Belum ada
Belum ada
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halbar
Mitra Kerja
Sama
Belum ada
Belum ada
Bentuk Kerja
Sama
Belum ada
Belum ada
Pengelolaan pembangunan sub sector drainase lingkungan baik dari segi promosi dan
pendanaan pembangunan infrastruktur sanitasi sub sector drainase lingkungan hanya
dilakukan oleh pemerintah daerah belum ada mitra potensial ataupun individu yang
dilibatkan dalam promosi bersama atau pendanaan bersama untuk sub sector drainase
lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial
No
Nama Mitra
1
Bapak Haji Abu
2
Baoak Haji Sarkami
3
Ny Ci Wan
4
Bapak Haji Taslim
5
Pemilik Toko Imanuel
6
Pemilik perusahan tegel
Sumber : Hasil Kajian
Nama Provider
Tahun Masuk
Operasi
c
Jenis Kegiatan
d
99
91
A
B
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halbar.
100
92
b. Kelembagaan
Sektor swasta belum berminat dalam penaganan pengelolaan drainase
lingkungan
Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sektoral
c. Peraturan
Belum ada perda sanitasi yang mengatur tentang pengelolaan drainase
lingkungan
d. Pendanaan
Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan
Belum ada pendanaan lain seperti Corporate Sociality Responsibelity (CSR)
dari pihak swasta terkait dengan sub sektor drainase lingkungan
e. Peran Masyarakat
Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai tempat
buangan air limbah domestik (grey water)
Belum ada pengelolahan drainase di tingkat kelurahan/desa
Masih terlihat saluran drainase digunakan sebagai pembuangan sampah praktis
3.5.
101
93
102
94
Penyediaan Layanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Halmaher Barat dapat dilihat pada table 3.41
Tabel 3.41 Sistem Penyedia dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Halmahera Barat
No
Uraian
1
2
3
4
5
Pengelola
Tingkat Layanan
Kapasitas Produksi
Kapasitas terpasang
Jumlah
Sambungan
Rumah
Jumlah Kran Air
Kehilangan Air
Retribusi/Tarif (Rumah
Tangga)
Jumlah Pelanggan Per
Kecamatam
Jailolo
6
7
8
9
Satuan
Sistem
Perpipaan
PDAM/BPAM
Keterangan
1.988 (Pelanggan)
PDAM
Jailo Selatan
Jailolo Timur
Sahu
1.017 (Pelanggan)
PDAM
Sahu Timur
Ibu
470 (Pelanggan)
PDAM
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
134 (Pelanggan)
PDAM
192 (Pelanggan)
PDAM
%
Ltr/dtk
Ltr/dtk
3.801 Unit
3.801 Unit
%
M3
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa pelayanan air minum di Kabupaten Halmahera
Barat dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.801 pelanggan yang tersebar di empat
kecamatan yakni ; Kecamatan Jailolo 1.988 Pelanggan dengan kapasitas sumber 60
Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 29.5 Ltr/dtk , Kecamatan Sahu 1017 Pelanggan
dengan kapasitas sumber 80 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 21 Ltr/dtk,
Kecamatan Ibu 470 (Pelanggan) dengan kapasitas sumber 70 Ltr/dtk dan kapasitas
produksi/terpasang 5 Ltr/dtk, Kecamatan Loloda 134 Pelanggan dengan kapasitas sumber
15 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk, dan Unit PDAM Bubane Igo 192
Pelanggan dengan kapasitas sumber 20 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk.
103
95
Kualitas Air
Pendistribusian air bersih di kecamatan jailolo yang telah tercemar abrasi air laut,
berhubung lokasi dimana keberadaan sumber air dekat dengan air laut. Serta banyak
penebangan liar yang mengakibatkan lokasi tersebut telah terbuka dan tidak lagi ditumbuhi
pohon-pohon mengakibatkan tidak ada lagi penahan air di dalam tanah sebagai pelindung
abrasi.
Tingkat Kehilangan Air
Tingkat Kehilangan Air pada PDAM Kabupaten Halmahera Barat khususnya kecamatan
jailolo 5 (lima) tahun terakhir adalah 18 % dan PDAM Unit Sahu tingkat kehilangan air 22%
hal ini disebabkan karena banyak pelanggan yang tidak mengunakan meter air dan meter
air rusak.
Masalah yang dihadapi PDAM Kabupaten Halmahera Barat saat ini adalah :
PDAM Jailolo dan PDAM unit sahu beroperasi menggunakan listrik PLN apabila ada
gangguan listrik (listrik padam), maka pelayanan air bersih di PDAM tidak bisa
beroperasi
Kapasitas produksi/terpasang yang kecil sehingga sebagian pelanggan yang tinggal di
daerah ketinggian kurang mendapat pelayanan air bersih
Tidak ada Genset di PDAM jailolo dan PDAM unit sahu.
3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Permasalahan limbah industry rumah tangga di Kabupaten Halmahera Barat
adalah sebagai berikut :
1. Masih terlihat beberapa home industry belum dapat mengelolah limbah cairnya
dengan benar.
2. Masih terlihat buangan limbah cair home industry tersebut langsung dibuang ke
drainase tersier
Tabel 3.42 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Halmahera Barat
Jenis Industri
Lokasi
Jumlah
Jenis
Kapasitas
Rumah tangga
Industri RT
Pengolahan
(M3/hari)
Industri Tahu
Kec. Jailolo
3
Tradisional
3
Tempe
Industri Tahu
Kec. Sahu
1
Tradisional
1
Tempe
Timur
Industri Roti
Kec. Jailolo
2
Tradisional
2
Minuman
Kec. Jailolo
1
Tradisional
2
Rosella (STPK
Banau)
Krepek Pisang
Kec. Sahu
1
Tradisional
Tidak tentu
sifatnya
temporer
Sumber : Hasil kajian
104
96
105
97
Puskesmas
Sidangoli
Kec. Jailolo
Selatan
Puskesmas Sahu
Kec. Sahu
Puskesmas
Golagokusuma
Kec.
Timur
Sahu
Puskesmas Ibu
Kec. Ibu
Puskesmas Kedi
Kec. Loloda
Puskesmas
Kec.
Jailolo
3,3 M3/hari
3,2 M3/hari
2,8 M3/hari
2,8 M3/hari
2,6 M3/hari
3, M3/hari
106
98
Bobaneigo
Timur
Puskesmas
Akelamo
Kec.
Timur
Sahu
Puskesmas Talaga
Ibu. Selatan
Puskesmas Duono
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
berupa jarum suntik, botol
infuse, kapas, verban dan lain,
dibuang kelubang dan dibakar
Sampah/limbah non infeksius 2,9 M3/hari
yang terdiri dari sisa makanan,
kertas, sampah dapur, plastic,
daun, sampah pengunjung dn
lain-lain,
penangannya
dikumpulkan di TPS dan diambil
setiap hari oleh Dinas Tata
Kota/Kebersihan Kab. Halbar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
berupa jarum suntik, botol
infuse, kapas, verban dan lain,
2,7 M3/hari
dibuang kelubang dan dibakar
Sampah/limbah non infeksius
yang terdiri dari sisa makanan,
kertas, sampah dapur, plastic,
daun, sampah pengunjung dn
lain-lain,
penangannya
dikumpulkan di TPS dan diambil
setiap hari oleh Dinas Tata
Kota/Kebersihan Kab. Halbar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
2,8 M3/hari
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
107
99
BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten
Halmahera Barat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi.
Permasalahan diatas dapat dicegah dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong
dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Disamping itu, dalam PHBS masyarakat diharapkan dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Dalam pelaksanaan kegiatan PHBS, ada beberapa indikator yang dilihat dan dianlisa yakni:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;
2. Memberikan ASI ekslusif;
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan;
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun;
5. Menggunakan air bersih;
6. Menggunakan jamban keluarga;
7. Memberantas jentik nyamuk;
8. Makan sayur dan buah setiap hari.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PHBS di Kabupaten Halmahera Barat
1. Tingkat sosialisasi yang masih kurang
2. Koordinasi Lintas sektor yang sangat minim
3. Akses terhadap informasi yang masih minim karena peran media yang belum optimal
4. Partisipasi masyarakat masih belum optimal dalam ber PHBS
5. Masih minimnya anggaran PHBS.
6. Belum adanya aturan yang mengatur tentang pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga
maupun tatanan sekolah
7. Monitoring dan evaluasi kegiatan PHBS pada tatanan Sekolah, Rumah Tangga dan Tempattempat Umum (TTU)
8. Komitmen para pengambil kebijakan yang masih rendah
Untuk meningkatkan Kondisi PHBS di Kabupaten Halmahera Barat, diperlukan beberapa strategi
yang efektif dan terpadu sehingga semua pihak secara sadar akan meningkatkan kondisi
kesehatannya secara mandiri dan berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa hal di bawah ini dapat
ditempuh antara lain yakni :
1. Sosialisasi penerapan PHBS di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah,
Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
2. Mekanisme dan saluran PHBS di Lingkungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan
Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
3. Pelatihan bagi pengelola PHBS di di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah,
108
100
0
Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
4. Membentukan Pokja PHBS di di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah,
Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
5. Mengingat pola pelaksanaan PHBS yang belum merata dan belum optimal, maka perlu ada regulasi
tentang penanggung jawab dan pengawasan PHBS di Lingkungan Rumah Tangga, Institusi
Kesehatan, Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat- tempat Umum yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat. Bisa dalam bentuk Surat Keputusan kepala daerah atau surat edaran kepala
daerah.
Dengan melihat kondisi dan kendala telah diuraikan diatas serta mengingat pentingnya PHBS baik
bagi tatanan rumah tangga maupun tatanan sekolah, beberapa program PHBS dalam dokumen
Renstra dan Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat, telah merumuskan beberapa
program sebagai berikit ;
Tabel 4.1. Rencana program dan kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene Tahun 2013
No
1
Nama
Program/Kegi
atan
Promosi
Kesehatan
dan
pemberdayaa
n masyarakat
Program
Penyehatan
lingkungan
Satuan
Volume
Paket
Paket
Indikasi
Biaya
159,700,000
Sumber
Pendanaan
/Pembiayaan
APBD
SKPD
Penanggun
gjawab
Dinas
Kesehatan
Sumber
Dokumen
Perencanaan
241,570,000
APBD
Dinas
Kesehatan
Renja
Renja
Mengingat minimnya anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka pada tahun 2012
hanya ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera Barat sebagaimana terlihat pada table 4.2.
Tabel 4.2. Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene yang sedang berjalan
Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene Tahun 2012
No
Nama Program/
Satuan Volume Biaya (Rp)
Sumber
Lokasi
Kegiatan
Dana
Kegiatan
1
Penyuluhan
Paket
1
11.300.000
DAU &
Perilaku
Hidup
BOK
Bersih dan Sehat
(PHBS)
2
Survei PHBS di Paket
1
10.200.000
DAU & Sembilan
Puskesmas
di
BOK
Kecamat
Kabupaten Halbar
an
3
PHBS di Sekolah ( Paket
1
40.000.000
APBD
CTPS, UKS)
4
Pemberdayaan
Paket
61.000.000
APBD
Pelaksana
Kegiatan
Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan
109
101
0
Masyarakat
(Pengaktifan
Kembali
Desa
Siaga)
Dinas
Kesehatan
Nama
Program/Kegia
tan
Satuan
Volume
Indikasi
Biaya
Sumber
Pendanaan
/Pembiayaan
SKPD
Penanggu
ngjawab
Pembangunan
MCK Komunal
di Desa Braha
Kec.
Jailolo
Selatan
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Kedi Kec.
Loloda
Pemb.
MCK
Komumal
di
Unit
300,000,000
DAK
Dinas PU
bidang
Cipta Karya
Unit
300,000,000
DAK
Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya
Unit
300,000,000
DAK
Dinas PU
bidang
Sumber
Dokumen
Perencana
an
Renja
Renja
110
102
0
Desa
Bolote
Kec. Loloda
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Gufasa
Kec. Jailolo
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Akelamo
Kec.
Sahu
Timur
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Biamahi
Kec.
Jailolo
Selatan
Cipta Karya
Unit
300,000,000
DAK
Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya
Unit
300,000,000
DAK
Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya
Unit
300,000,000
DAK
Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya
Mengingat minimnya anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka pada tahun 2012
hanya ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Halmahera Barat sebagaimana terlihat pada table 4.4.
Tabel 4.4. Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012
No
Nama
Satuan Volume
Biaya (Rp)
Sumber
Lokasi
Program/
Dana
Kegiatan
Kegiatan
1
MCK Komunal Unit
1
250,769,750 DAK
Desa
Guaemaadu
Kec. Jailolo
2
MCK Komunal Unit
1
250.769.750 DAK
Desa
Sidangole
Dehe
Kec.
Jaololo
Selatan
3
MCK Kumunal Unit
1
250,769,750 DAK
Desa
Balisoang,
Kec. Sahu
4
MCK Kumunal Unit
1
250,769,750 DAK
Desa
Tungoute
ternate Kec.
Ibu
Pelaksana
Kegiatan
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum
111
103
0
Nama
Program/Kegia
tan
Ogram/S
atuan
Volume
Penyediaan
Sarana
Prasarana
Pengolahan
Persampahan
Sosialisasi
Kebijakan
Pengolahan
Persampahan
Peningkatan
Operasional
Kebersihan/pem
eliharaan TPA
Penyediaan
Mobil Pemotong
Rumput
Paket
Paket
Peningkatan
Operasional
Kebersihan dan
Pemadam
Kebakaran
Lomba
Kebersihan
Berbasis
Masyarakat
Pembuatan
Garasi Untuk
Kendaraan
Operasional
Angkutan
Sampah
Indikasi
Biaya
Sumber
Pendanaa
n
/Pembiay
aan
SKPD
Penanggungjaw
ab
Sumber
200,000,000
APBD
Badan
Lingkungan
Hidup
150,000,000
APBD
Badan
Lingkungan
Hidup
Paket
150,000,000
APBD
Paket
160,000,000
APBD
Paket
150,000,000
APBD
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Paket
60,000,000
APBD
Paket
50,000,000
APBD
Dokume
n
Perenca
naan
Renja
Renja
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
112
104
0
telah dilaksanakan oleh kantor tata kota/pemadam kebakaran Kabupaten Halmahera Barat
sebagaimana terlihat pada table 4.6.
Tabel 4.6. Kegiatan pengelolaan sampah yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012
No
Nama Program/
Satua Volu
Biaya
Sumber
Lokasi
Kegiatan
n
me
(Rp)
Dana
Kegiatan
1
Pembangunan Tempata Paket
1
5.613.43 Sharing
Desa
Pemrosesan Akhir (TPA)
0.000,00 anggaran
Taruba
Dous Mariete Tahap
pemerinta Kec. Sahu
Pertama Melalui program
h
perencanaan teknis dan
kabupaten
manajemen persampahan
Halmaher
(PTMP) dan Detailed
a
barat
Engineering Design (DED)
dan
yang merupakan program
kementria
sharing dana antara
n
Pemerintah
Kabupaten
pekerjaan
Halmahera Barat dan
umum
Satuan Kerja Penyehatan
LIngkungan
dan
Persampahan
(PLP)
Kementrian
Pekerjaan
Umum.
Pembangunan
Tahap
Pertama
ini
meliputi :
Aksesibilitas
Jalan
Lingkar TPA
Block Langfill
Bangunan
Pembangunan
Pelaksana
Kegiatan
Kantor Tata
Kota,
Kebersihan
dan
Pemadam
Kebakaran
Nama
Program/Ke
giatan
-
Satuan
Volume
Indikasi
Biaya
Sumber
Pendanaan
/Pembiayaan
-
SKPD
Penanggung
jawab
-
Sumber
Dokumen
Perencanaan
-
113
105
0
Lokasi
Kegiatan
Bobo
Desa
SoekonoraGamlamu
Pelaksana
Kegiatan
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum
Desa
Hatibicara
Gamjaha
Dinas
Pekerjaan
Umum
Desa Paya
Dinas
pekerjaan
Umum
Gamjaha
Dinas
Pekerjaan
Umum
Nama
Program/Kegiatan
Satuan
Peningkatan
Pelayanan Air Bersih
Desa Akelamo Kao
Kec. Jailolo Timur
Paket
Volu
me
Indikasi Biaya
Sumb
er
Penda
naan
/Pembi
ayaan
750,000,000 DAK
SKPD
Penanggun
gjawab
Dinas PU
Bidang Cipta
Karya
Sumber
Dokume
n
Perenca
naan
Renja
114
106
0
2
3
Rehabilitasi Jaringan
Air Bersih Desa Goin
Kec. Ibu Utara
Rehabilitasi Jaringan
Air Bersih Desa
Duono Kec. Ibu
Utara
Rehabilitasi Jaringan
Pipa Pelayanan Air
Bersih Desa BukuBualawa
Pekerjaan
Perlindungan
Sumber Mata Air IKK
Sahu Timur. Kec.
Sahu Timur
Program
peningkatan sarana
dan
prasarana
rumah sakit
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
Program
Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
rumah
sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit
Paruh
Paket
250,000,000
DAK
Dinas PU
Bidang Cipta
Karya
Dinas PU
Bidang Cipta
Karya
Renja
Paket
250,000,000
DAK
Paket
250,000,000
DAK
Dinas PU
Bidang Cipta
Karya
Renja
Paket
300,000,000
DAK
Dinas PU
Bidang Cipta
Karya
Renja
Peket
1,274,000,000
APBD
Rumah Sakit
Umum
Daerah
Renja
Paket
300,000,000
APBD
Rumah Sakit
Umum
Daerah
Renja
Paket
225,000,000
APBD
Rumah Sakit
Umum
Renja
Renja
Mengingat minimnya anggaran di sector sanitasi, maka program/kegiatan di subsector lain yang
terkait dengan sanitasi tahun 2012 tidak ada.
Tabel 4.10. Kegiatan yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2012
No Nama Program/ Satuan Volume
Biaya
Kegiatan
(Rp)
1
0
0
0
0
Sumber
Dana
0
Lokasi
Kegiatan
0
Pelaksana
Kegiatan
0
115
107
0
BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
5.1. Area Beresiko Sanitasi
Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau
lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Penentuan area risiko sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat dilakukan dengan cara pemberian
skoring pada 146 desa/kelurahan berdasarkan beberapa indikator yang berasal dari data
sekunder, studi EHRA dan persepsi SKPD. Indikator-indikator yang digunakan merupakan hasil
kesepakatan pokja, yaitu:
1. Persepsi SKPD merupakan penilaian secara subyektif dari masing masing institusi yang
menjadi anggota Pokja Air Minum dan Penyehatan lingkungan (AMPL) Kabupaten Halmahera
Barat terhadap kondisi sanitasi di setiap desa/kelurahan, antara lain:
a. Dinas Kesehatan menilai berdasarkan tidak tersedianya sarana CTPS, masih ada warga
yang BABS, terdapat jentik nyamuk di sekitar rumah, tidak tersedia tempat sampah di
sekitar rumah, terdapat genangan air di sekitar lingkungan permukiman, masih terlihat
masyarakat yang kesulitan akses air bersih.
b. Bappeda menilai, belum terakses air bersih PDAM secara menyeluruh, rata-rata
penduduknya kurang mampu, air buangan rumah menggenang (comberan)
c. Dinas Pekerjaan Umum menilai berdasarkan badan drainase masih tanah sehingga
resapan air tidak terarah, dimensi drainase tidak sesuai volume air, drainase tersumbat
sampah, limbah rumah tangga mengalir ke halaman sehingga mencemari sumur
gali/tangan, kurangnya kesadaran masyarakat , belum terakses air bersih PDAM.
d. Kantor Tata Kota dan Pemadam Kebakaran menilai berdasarkan ada tidaknya peran serta
masyarakat dalam mengelola sampah, tidak ada petugas pengangkut sampah dari rumah
ke TPS, kurangnya jumlah armada pengangkut sampah, bak penampungan sampah/TPS
belum tersedia atau belum memadai dengan volume sampah, cara memilah sampah
belum dipahami dengan benar, TPA masih dalam pengerjaan
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa melihat minimnya kesadaran
warga untuk menjaga higienitas lingkungannya, kepemilikan jamban pribadi rendah,
saluran drainase masih ada yang mampet, masyarakat belum menyadari pentingnya
pengelolaan sampah dengan benar (pola 3R).
f. Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat, melihat kondisi sarana prasarana sanitasi
dan pembinaan pola hidup sehat bagi siswa.
2. Studi EHRA merupakan data primer yang diambil sampel 40 responden (ibu rumah tangga)
dengan melakukan klastering desa. Beberapa hasil studi EHRA tersebut dipilih dan disepakati
oleh Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Halmahera Barat
sebagai indikator penentu area risiko sanitasi, yaitu:
a. Sumber air minum
b. Air Limbah Domestik
c. Persampahan
d. Banjir/Genangan
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di instansi terkait di Kabupaten Halmahera
Barat sebagai indikator untuk menentukan kondisi area risiko sanitasi, antara lain :
116
108
0
a. Sarana PDAM yaitu cakupan pelayanan PDAM berupa sambungan rumah dibandingkan
dengan total populasi.
b. Penerima BLT, hal ini menunjukkan data tentang keluarga miskin.
c. Akses terhadap kepemilikan jamban pribadi, hal ini berkaitan dengan orang tidak memiiki
akses terhadap jamban pribadi memiliki peluang (resiko) lebih besar terkena penyakit,
misalnya diare.
d. Kepadatan penduduk sebagai indikasi banyaknya limbah domestik dan sampah yang
dihasilkan, sempitnya lahan, biasanya dihuni oleh masyarakat menengah ke bawah.
Berdasarkan hasil scoring diperoleh 4 (empat) klasifikasi yaitu antara lain :
1.
2.
3.
4.
117
109
0
Kecamatan
Kelurahan
Skor
Berdasarkan
Skor
berdasarkan
data
sekunder
Skor
berdasarkan
33.00%
34.00%
4
4
3
3
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
4
3
4
4
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
2
2
4
2
2
2
1
2
2
2
3
2
1
2.7
3.0
2.7
2.7
3.0
4
2.0
1.7
1.7
1.3
1.7
2.0
1.7
2.3
1.7
1.7
3
3
3
3
3
4
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
1
4
3
3
2
1
2
3
2
2
2.7
2.0
2.0
2.7
2.3
3.0
2.7
3
2
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
1
3
3
3
1
2
1
2
4
2
2
2.7
1.7
2.0
3.3
2.7
1.7
3
2
2
3
3
2
4
4
4
3
3
4
1
2
1
2.7
3
3.0
3
2
2
3
3
2
0.0
3
3
3
persepsi
0
Skor
yg disepakati
data EHRA
SKPD
pembobotan
Jailolo
1. Buku
Bualawa
2. Tauro
3. Matui
4. Tuada
5. Todowongi
6. Bukumatiti
7. Porniti
8. Gamlamo
9. Gufasa
10. Guaemaadu
11. Galala
12. Bobanehena
13. Saria
14. Payo
15. Bobo
16. Idam Dehe
17. Idamdehe
Gamsungi
18. Jalan Baru
19. Marimbati
20. Gamtala
21. Soakonora
22. Lolori
23. Taboso
24. Hoku-hoku
kie
25. Acango
26. Tedeng
27. Akediri
28. Guaeria
29. Hatebicara
Jailolo Selatan
1. Rioribati
2. Toniku
3. Tewe
33.00%
Skor
hasil
kunjun
gan
lapang
an
3
3
4
118
110
0
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dodinga
Akelaha
Akeara
Tuguraci
Biamaahi
Ake Jailolo
Sidangoli
Dehe
11. Sidangoli
Gam
12. Domito
13. Gamlange
14. Tataleka
15. Tabadamai
16. Braha
17. Bangkit
Rahmat
18. Moiso
Jailolo Timur
1. Pasir Pituh
2. Bobaneigo
3. Tetewang
4. Akelamo Kao
5. Gamsungi
6. Dum dum
S a h u
1. Lako Akelamo
2. Susupu
3. Tacim
4. Taruba
5. Balisoan
6. Golo
7. Taraudu
8. Tacici
9. Worat-worat
10. Todahe
11. Peot
12. Sasur
13. Goro-goro
14. Lako Akediri
15. Jarakore
16. Ropu Tengah
Balu
Sahu Timur
1. Idam
Gamlamo
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
2
1
1
1
1
1
3
3.0
2.7
3.0
2.6
2.3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
4
3
3.0
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
4
1
1
1
1
2
2
2.3
2.3
1.7
2.3
3.0
3.3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
1
2.7
1.7
3
2
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
2
1
1
1
2
2
2.7
2.7
2.7
2.7
2.7
2.7
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
3
3
3
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
3
3.0
2.0
2.3
3.0
3.0
2.7
2.7
2.7
2.0
3.0
2.7
2.7
3.0
2.7
3.0
3
2
0.0
3
3
3
3
3
3
0.0
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2.7
3
0.0
3.3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
119
111
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Loce
Gamomeng
Akelamo
Taraudu Kusu
Awer
Aketola
Tibobo
Hoku-hoku
Gam
Gamnyial
Campaka
Ngaon
Gamsungi
Taba
Campaka
Goal
Golago
Kusuma
3
4
4
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
1
2
1
2
2
3.0
3.0
2.3
2.7
2.3
2.7
2.7
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
4
4
2
2
2
1
1
2
3.0
3.0
2.7
2.7
2.3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
2
4
2
1
2.7
3.0
3
3
3
4
2.3
Togola Wayoli
Togola Sangir
Tahafo
Kie Ici
Maritango
Tongute Goin
Akesibu
Tongute
Sungi
9. Tongute
Ternate
10. Tobaol
11. Gam Ici
12. Gam Lamo
13. Naga
Ibu Selatan
1. Tabobol
2. Tosoa
3. Baru
4. A d u
5. Nanas
6. Ngawet
7. Jere
8. Gamsungi
9. Bataka
10. Talaga
11. Tobelos
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
4
4
1
1
1
1
1
3
1
2.0
2.3
2.0
2.3
2.0
3.3
3.0
2
0.0
2
2
2
2
2
3
3
2.7
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
1
1
2
1
1
2.3
2.3
3.0
2.3
2.3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
4
3
3
3
2
3
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
3.0
2.3
3.0
3.0
3.0
2.7
2.3
2.7
2.3
2.0
2.3
2
2
3
2
2
0.0
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
I b u
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
120
112
12. Gamkonora
13. Sarau
Ibu Utara
1. Podolo
2. Tengowango
3. Togowo
4. Duono
5. Goin
6. Sangad
ji Nyeku
7. Tuguis
8. Todoke
9. Togoreba
Sungi
10. Borona
11. Tolisaor
12. Pasalulu
13. Togoreba Tua
Loloda
1. Totala
2. Tolofuo
3. Tuguis
4. Soa-sio
5. Kedi
6. Tasye
7. Laba Besar
8. Laba Kecil
9. Jano
10. Bakun
11. Buo
12. Bakun Pantai
13. Barataku
14. Gamkahe
15. Pumadada
16. Baja
17. Bosala
18. Tuakara
19. Jangailulu
20. Tosomolo
21. Salu
22. Kahatola
3
3
3
4
1
2
2.3
3.0
3
3
2.7
3.3
3.0
2.7
2.3
2
3
0.0
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
3
4
3
3
2
1
2
2
1
2
3
4
4
3
4
4
2
3
1
2.7
3.7
3.0
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
2
1
1
2
2
2.7
2.3
3.0
3.3
3.3
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
1
2
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
3.0
3.3
3.0
1.7
3.0
3.0
2.7
2.7
2.7
2.3
3.0
3.0
2.7
3.0
2.7
2.7
3.0
3.0
2.7
3.0
2.7
3.0
3
2
3
3
3
0.0
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
4
4
4
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
121
113
Buku Bualawa
Tauro
Matui
Tuada
Todowongi
Idamdehe Gamsungi
Gamtala
Lolori
Taboso
Hoku-hoku Kie
Akediri
Guaeria
Rioribati
Toniku
122
114
Dodinga
Akeara
Ake jailolo
Sidangoli Dehe
Sidangoli Gam
Domato
Gamlange
Tataleka
Tabadamai
Bangkit rahmat
Pasir Putih
Bobaneigo
Tetewang
Akelamo Kao
Gamsungi
Dum-dum
Lako Akelamo
Tacim
Taruba
Balisoan
Golo
Taraudu
Tacici
Worat-worat
Peot
Sasur
Lako Akediri
Jarakore
Ropu Tengah Balu
Idam Gamlamo
Loce
Gamomeng
Taraudu Kusu
Awer
Aketola
Tibobo
Hoku-hoku Gam
Gamnyial
Campaka
Ngaon
Taba Campaka
Golago Kusuma
Togola Wayoli
Togola Sangir
123
115
Tahafo
Kie Ici
Tongute Goin
Tongute Sungi
Tongute Ternate
Tobaol
Gam Ici
Gamlamo
Naga
Tosoa
Baru
Adu
Nanas
Ngawet
Jere
Gamsungi
Bataka
Tobelos
Gamkonora
Sarau
Podolo
Togowo
Duono
Sangadji Nyeku
Togoreba Sungi
Borona
Kedi
Tasye
Laba Besar
Laba kecil
Jano
Bakun
Barataku
Pumadada
Baja
Bosala
Tuakara
Jangailulu
Salu
Resiko 2
Porniti
Gamlamo
Gufasa
Galala
124
116
Goin
Soa-sio
Banjir, Jamban
PHBS
Banjir, Limbah Domestik
PHBS
Sampah
Limbah Domestik, Banjir
Sampah, Limbah Domestik
Banjir
Banjir
Limbah Domestik, Banjir
Banjir
Limbah Domestik, Sampah
Limbah domestic, Sampah
Limbah domestic, Sampah
Sampah
Limbah Domestik, Sampah
Sampah, Limbah Domestik
Sampah
Sampah, Limbah Domestik
Guaemaadu
Bobanehena
Saria
Payo
Bobo
Idam Dehe
Jalan Baru
Marimbati
Soakonora
Acango
Tedeng
Hatibicara
Moiso
Susupu
Akelamo
Gamsungi
Maritango
Talaga
Resiko 1
Dari hasil persepsi SKPD terkait, data sekunder dari SKPD terkait yakni Bappeda, Dinas
Kesehatan, Kantor Tata Kota/Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
dan dari hasil klastering kecamatan, desa berdasarkan empat kriteria utama yakni kepadatan
penduduk, penduduk miskin, wilayah rawan banjir/genangan, dan wilayah yang dilewati sungai
serta study resiko kesehatan lingkungan (EHRA) yang dilakukan di 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Jailolo, Kecamatan Sahu dan Kecamatan Sahu Timur. Dari hasil tersebut kemudian
dianalisis dengan mengunakan LK Tample area beresiko dan Zona penetapan resiko sanitasi
maka dapat dilihat resiko sanitasi dan permasalahan sanitasi yang dihadapi oleh setiap desa
dimana ada 25 Desa yang memiliki tingkat resiko santasi yang sangat tinggi, 97 desa dengan
tingkat resiko sanitasi tinggi, 23 desa dengan tingkat resiko sanitasi sedang, dan 1 desa dengan
tingkat resiko sanitasi rendah. Hasil ini telah dipaparkan di atas pada tabel diatas, desa desa
yang termasuk dalam wilayah resiko sanitasi sebaranya dapat dilihat pada peta area besiko
sanitasi pada peta 5.1 dibawah ini :
125
117
126
118
Pemeliharaan
Agresif
Pertumbuhan
Stabil
Pertumbuhan
Cepat
Pemeliharaan
Selektif
Internal
Lemah (-)
( -0.453 , -0.193 )
Berputar
Ceruk
Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-besaran
Diversifikasi
Terpusat
Dari Gambar 5.1. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan air limbah berada di
kuadran IV (-0.453, -0.193) pada posisi berputar, Strategi Kabupaten Halmahera Barat ke
depan untuk pengelolaan Sanitasi Air Limbah yaitu akan meminimalkan kelemahan yang
ada dan menghindari ancaman.
Berbagai upaya tindak lanjut yang dapat dilakukan dengan memperkecil
kelemahan/kendala untuk mengatasi tantangan/ancaman dalam pembangunan subsektor
air limbah Kabupaten Halmahera Barat ke depan adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap
pentingnya peningkatan pelayanan air limbah dalam pengembangan sumber daya
manusia dan produktivitas kerja.
2) Peningkatan peranserta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai
sasaran pembangunan air limbah .
127
119
3) Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta
secara aktif dalam memberikan pelayanan air limbah dengan kemitraan pemerintahswasta.
4) Peningkatan kinerja pengelola air limbah
5) Peningkatan partisipasi media untuk kampanye edukasi dan advokasi sanitasi
6) Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air limbah melalui uji
kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.
5.2.2. Subsektor Drainase Lingkungan
Gambar 5.1b. Posisi Pengelolaan Drainase Lingkungan
Pemeliharaan
Agresif
Pertumbuhan
Stabil
Pertumbuhan
Cepat
Pemeliharaan
Selektif
Internal
Lemah (-)
W
( -0.536 , -0.566 )
Berputar
Ceruk
Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-besaran
Diversifikasi
Terpusat
Dari Gambar 5.2. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan sanitasi Drainase berada
di Kuadran ke IV (-0.536, -0.566) pada posisi ceruk, Strategi Kabupaten Halmahera Barat
ke depan untuk pengelolaan Sanitasi Drainase yaitu akan meminimalkan kelemahan yang
ada dan menghindari ancaman
128
120
129
121
Pemeliharaan
Agresif
Pemeliharaan
Selektif
Internal
Lemah (-)
Pertumbuhan
Stabil
( -0.350 , 0.180 )
Pertumbuhan
Cepat
Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-besaran
Berputar
Ceruk
Diversifikasi
Terpusat
130
122
Pemeliharaan
Agresif
Pemeliharaan
Selektif
Internal
Lemah (-)
Pertumbuhan
Stabil
( -0.350 , 0.253 )
Pertumbuhan
Cepat
Internal
Kuat (+)
Diversifikasi
Besar-besaran
Berputar
Ceruk
Diversifikasi
Terpusat
Dari Gambar 5.4. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan sanitasi Air Bersih berada
di Kuadran ke III (-0.350, 0.253) pada posisi Pemeliharaan Selektif, Strategi Kabupaten
Halmahera Barat ke depan untuk pengelolaan Sanitasi air bersih yaitu akan meminimalkan
kelemahan yang ada dan menghindari ancaman.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan subsektor air bersih kedepan pelayananan yang
akan dikembangkan dalam pembangunan air bersih adalah
1) Peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air minum.
2) Pengembangan pelayanan air minum yang berbasis masyarakat.
3) Penyediaan air minum bagi kawasan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
4) Pengembangan teknologi pengolahan air minum, dan
5) Perbaikan prasarana dan sarana air minum yang rusak.
131
123
132