Anda di halaman 1dari 132

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN


(PPSP) TAHUN 2012
_____________________________________________________

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN HALMAHERA BARAT
Provinsi Maluku Utara

Disiapkan Oleh :
KELOMPOK KERJA AIR MINUM
DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(POKJA - AMPL)

KABUPATEN HALMAHERA BARAT


POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2i

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

KATA PENGANTAR
Penyusunan Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Halmahera Barat Tahun
2012 yang berisikan tentang
pengkajian dan pemetaan sanitasi
Kabupaten Halmahera Barat telah
dapat tersusun dan terselesaikan.
Buku putih Sanitasi ini merupakan
gambaran awal di dalam menyusun
strategi
sanitasi
Kabupaten
Halmahera Barat dalam jangka
berikutnya. Pada masa yang akan
datang laporan dalam buku putih ini
akan diperbarui sebelum suatu
strategi
sanitasi
Kabupaten
Halmahera Barat yang baru akan disusun seiring dengan kemajuan rencana pengembangan sanitasi
Kabupaten Halmahera Barat.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 ini merupakan dokumen
yang mencerminkan karakteristik daerah dan kondisi sanitasi saat ini dan merupakan laporan data dan
analisa dari kegiatan yang berkaitan dengan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat. Informasi data
yang dimuat dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 sebagian besar
merupakan data Tahun 2011 dan Tahun 2012 serta beberapa data pada tahun sebelumnya. Dalam
proses melengkapi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera barat Tahun 2012 ini informasi dari hasil
kajian kelembagaan yang ada di Kabupaten Halmahera Barat serta hasil survey penilaian resiko
kesehatan lingkungan/EHRA (Enviroment Health Risk Assesment) dapat termuat.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 ini merupakan dasar bagi penyusunan
Rencana Srategi Sanitasi Kota/Kabupaten (City Sanitation Strategy). Penyusunan rencana strategi
sanitasi kota/kabupaten akan melibatkan semua tim yang terlibat dalam sanitasi tingkat daerah, serta
menjadi dasar yang kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan
sanitasi.
Tim Pokja AMPL Kabupaten Halmahera Barat mengucapkan terima kasih kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah, Sub Klinik Desa dan semua pihak serta komponen masyarakat yang telah membantu
baik dalam pikiran, tenaga dan waktu untuk proses penyusunan dan penyempurnaan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012.

Kabupaten Halmahera Barat


Penyusun
Tim Pelaksana Pokja AMPL Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

ii2

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR PETA ..
DAFTAR GAMBAR

ii
iii
v
vi
vi

Bab 1:
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Pendahuluan
Latar Belakang
Landasan Gerak
Maksud dan Tujuan
Metodologi
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan lain ..

1
1
3
4
4

Bab 2:
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

Gambaran Umum Wilayah


Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik .
Demografi
Keuangan dan Perekonomian Daerah ..
Tata Ruang Wilayah ..
Sosial dan Budaya .
Kelembagaan Pemerintah Daerah .

9
14
15
18
26
28

Bab 3:
3.1
3.1.1
3.1.2
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5
3.2.6
3.2.7
3.3
3.3.1
3.3.2
3.3.3
3.3.4
3.3.5
3.3.6
3.3.7
3.4
3.4.1
3.4.2
3.4.3

Profil Sanitasi Wilayah


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Tatanan Rumah Tangga ...
Tatanan Sekolah .
Pengelolaan Air Limbah Domesti
Kelembagaan ..
Sistem dan Cakupan Layanan .
Kesadaran Masyarakat dan PMJK ..
Pemetaan Media
Partisipasi Dunia Usaha
Pendanaan dan Pembiayaan ..
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak .
Pengelolaan Persampahan .
Kelembagaan
Sistem dan Cakupan Layanan
Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Pemetaan Media ..
Partisipasi Dunia Usaha
Pendanaan dan Pembiayaan .
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak .
Pengelolaan Drainase Lingkungan ...
Kelembagaan
Sistem dan Cakupan Layanan
Kesadaran Masyarakat dan PMJK .

31
31
31
45
46
52
59
61
63
64
64
65
66
71
76
78
79
80
81
81
82
86
89

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
iii

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pemetaan Media
Partisipasi Dunia Usaha
Pendanaan dan Pembiayaan .
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak .
Pengelolaan Terkait Sanitasi...
Pengelolaan Air Bersih.
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Pengelolaan Limbah Medis .

90
91
92
92
93
94
96
97

Bab 4:
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Program Pemngembangan Sanitasi Saat Ini dan yang direncanakan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene ..
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik .
Peningkatan Pengelolaan Persampahan
Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi .

100
102
103
105
106

Bab 5:
5.1
5.2

Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi


Area Berisiko Sanitasi . 108
Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini . 119

3.5

3.4.4
3.4.5
3.4.6
3.4.7
3.5.1
3.5.2
3.5.3

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
iv

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
3.1a

Tabel
Tabel

3.1b
3.1c

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

3.2a
3.2b
3.2c
3.3

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

3.4.
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14

Tabel

3.15

Tabel

3.16

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tebel
Tabel
Tabel

3.17
3.18
3.19
3.20
3.21
3.22
3.23
3.24
3.25

Daerah Aliran Sungai ... 10


Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah, dan Jumlah Desa 14
Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... . 15
Ringkasan APBD .. . . 16
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 16
Data Ruang Fiskal Kabupaten Halmahera Barat 3 Tahun Terakhir . 18
Data Perekonomian Umum Daera Kabupaten Halmahera Barat 3 Tahun Terakhir . 18
Fasilitas Pendidikan yang Tersedia
26
Jumlah Keluarga Meskin per Kecamatan ...
27
Jumlah Rumah per Kecamatan . 28
Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah Tingkat SD/Sederajat
(Toilet dan Cuci Tangan ) ... 32
Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah SMP/Sederajat (Toilet dan Cuci Tanga) . 37
Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah Tingkat SMA/Sederajat
(Toilet dan Cuci Tangan) 38
Kondisi Sarana Sanitasi di Sekola Tingkat SD/Sederajat 38
Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah di Sekolah SMP/Sederajat 43
Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah di Sekolah SMA/Sederajat 44
Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan
Air Limbah Domestik 49
Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Halmahera Barat 51
Diagram sitem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik . 56
Sistem Air Limbah Puskesmas yang ada diKabupaten Halmahera Barat. . 57
Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK Oleh Masyarakat ... 59
Kondisi Sarana MCK 60
Daftar Program / Proyek Layanan Yang Berbasisi Masyarakat 61
Kegiatan Komunikasi Yang Ada di kabupaten Halmahera Barat ................. 62
Media Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat ...... 62
Kerja Sama Terkait Sanitasi 63
Daftar Mitra Potensial .. 63
Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik Yang ada
di Kabupaten Halmahera Barat .. 63
Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari sub Sektor Pengolahan
Air Limbah Domestik 64
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan
Pengelolaan Persampahan .. 68
Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Halmahera Barat. ..... 70
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan di Wilayah Kota jailolo . 75
Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Ada di Kota Jailolo 76
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kecamatan Jailolo ... 76
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten . 77
Daftar Program / Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat 78
Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat .... 78
Media Komunikasi yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat .. 78
Kerja Sama Terkait Sanitasi ... 79

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

v2

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel
Tabel

3.26
3.27

Tabel
Tabel

3.28
3.29

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

3.30
3.31
3.32
3.33
3.34
3.35
3.36
3.37
3.38
3.39

Tabel

3.40

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

3.41
3.42
3.43
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
5.1a
5.1b

Daftar Mitra Potensial .. 79


Penyedia Layanan Pengolahan Persampahan yang ada di
Kabupaten Halmahera Barat . 79
Ringkas Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan Persampahan ..... 80
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengolahan
Drainase Lingkungan . 84
Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Halmahera Barat .. 85
Diagram Sistem Sanitasi Pengolaan Drainase Lingkungan . .. 88
Sistem Pengelolaan Drainase yang ada di Kabupaten Halmahera Barat . 89
Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan 89
Daftar Program / Poyek Layanan yang Berbasis Masyarakat 90
Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Halmahera Barat 90
Media Komunikasi Yang ada di Provinsi Maluku Utara 90
Kerja Sama Terkait Sanitasi .. 91
Daftar Mitra Potensial . 91
Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di
Kabupaten Halmahera Barat 91
Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan
Drainase Lingkungan . 92
Sistem Penyedia dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Halmahera Barat .. 95
Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Halmahera Barat 96
Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan ... .. 97
Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013 . 101
Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene yang Srdang Berjalan . 101
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 . 102
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang Sedang Berjalan 103
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 105
Kegiatan Pengelolaan Sampah yang sedang berjalan 105
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2013 105
Kegiatan Pengelolaan Drainase yang sedang berjalan . 106
Rencana Program dan Kegiatan Saat Ini Tahun 2013 ... 106
Kegiatan Yang Sedang Berjalan . 107
Area Berisiko Sanitasi ... 110
Area Berisiko Sanitasi dan Penyebab Utama ... 114

DAFTAR PETA
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta
Peta

2.1a
2.1b
2.1c
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5

Peta Administrasi Kabupaten Halmahera Barat


Cakupan Wilayah Kajian ..
Peta Oriantase Kabupaten Halmahera Barat Dalam Provinsi Maluku Utara
Rencana Pusat Layanan Kabupaten Halmahera Barat
Pola Ruang Pemanfaatan Ruang Kabupaten Halmahera Barat .
Peta Cakupan Layanan Air Limbah Domestik
Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik ..
Peta Cakupan Layanan Persampahan ...
Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan .
Peta Jaringan Drainase Kabupaten Halmahera Barat ..

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

11
12
13
22
25
53
54
73
74
87

vi2

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta
Peta

3.6
5.1

Peta Cakupan Layanan Air Bersih 94


Peta Area Berisiko Sanitasi . 118

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

2.1
5.1a
5.1b
5.1c
5.1d

Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Halmahera Barat . 29


Posisi Pengelolaan Air Limbah ..... 119
Posisi Pengelolaan Drainase Lingkungan ............. 120
Posisi Pengelolaan Persampahan .. 122
Posisi Pengelolaan Air bersih .. 123

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
vii

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dimaksudkan sebagai program
pembangunan sanitasi menyeluruh yang teritegrasi dari pusat hingga ke daerah, dimana
pembangunan dan pengelolaan sanitasi dilakukan secara sinergi oleh seluruh stakeholder
sanitasi, baik dari pihak pemerintah maupun non pemerintah di seluruh tingkat pemerintahan.
Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang
tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan , pola hidup kondisi
lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali
dianggap sebagai urusan belakang sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain,
namun seiring tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat
pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadi sanitasi
menjadi salah satu aspek pengembangan yang harus diperhatiakan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Halmahera Barat bahwa besaran penyakit ISPA
menempati angka yang paling banyak diderita yaitu sebanyak 3.950 kasus atau 47%, kemudian
penyakit nasopharingitis sebanyak 891 kasus (11%), Gastritis sebanyak 826 kasus (10%), diare
sebanyak 517 kasus (6%), Rematoid artitis sebanyak 447 kasus (5%), hypertensi primer
sebanyak 435 kasus (5%), malaria klinis sebanyak 391 kasus (5%), penyakit kulit akibat jamur
sebanyak 340 kasus (4%), penyakit kulit akibat infeksi sebanyak 303 kasus (4%) dan TBC
sebanyak 297 kasus (4%).
Buruknya sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat bukan hanya disebabkan terbatasnya
akses dan fasilitas sanitasi yang tersedia, tetapi juga disebabkan masih rendahnya kesadaran
dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu sanitasi dan kesehatan lingkungan, dan masih
terbatasnya kapasitas untuk membuat perencanaan pelayanan sanitasi yang komprehensif,
multisektor dengan melakukan pendekatan top down- bottom up berdasarkan data impiris.
Masih sering dijumpai aspek-aspek pembangunan sanitasi yaitu air limbah,
persampahan dan drainase, serta penyediaan air bersih berjalan sendiri-sendiri, masing-masing
aspek tersebut ditangani secara terpisah meskipun masuk dalam satu sector pembangunan yaitu
sanitasi. Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integrative, aspiratif,
inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.
Hal tersebut mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat untuk ikut
dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP). Program ini mempunyai tujuan
mensinergikan Kerja Satuan Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan sanitasi dalam suatu
wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep pembangunan sanitasi skala kota/kabupaten.
Untuk maksud tersebut dibentuklah Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL) Kabupaten Halmahera Barat yang bertugas merumuskan sebuah road map
pembangunan sanitasi. Selain pokja sanitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai unit koordinasi
perencanaan, pengembangan, pelaksana dan pengawasan serta monitoring pembangunan
sanitasi dari berbagai aspek. Peran ini tidak hanya melibatkan unsur pemerintah saja namun juga
melibatkan masyarakat serta swasta secara langsung, baik dalam pokja yang terstruktur maupun
sebagai mitra-mitra pendukungnya. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL) Kabupaten Halmahera Barat dibentuk dengan Surut Keputusan Bupati Halmahera
Barat Nomor ; 161 Tahun 2011 Yang terdiri dari Pengarah, Penanggungjawab, Ketua Pelaksana,
Wakil Ketua, Sekretaris I, Sekretaris II, anggota, dan Sekretariat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

21

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

1.2

Landasan Gerak
Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage)
dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup
di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat. Atau dapat diartikan sebagai upaya
pembangunan limbah cair dan limbah padat tanpa mencemari lingkungan. Mengacu pada
Compendium for Sanitation System and Technology, Sanitasi diartikan sebagai suatu proses
multi langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelolah dari titik timbunan (sumber limbah) ke titik
pemanfaatan kembali atau proses akhir, proses multi langkah ini disebut sebagai system sanitasi.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi dapat didefinisikan sebagai berikut;
1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
3. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga
(domestik) melalui sistem:
a. Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya
yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air
kota dan memutuskan air permukaan. Drainase kota terbagi menjadi;
a. Drainase Makro (terdiri dari drainase primer dan sekunder), drainase makro ini bisa
berupa sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
b. Drainase mikro (drainase tersier) system drainase ini mempunyai layanan kurang dari 4
hektar yang berfungsi untuk penyaluran air hujan /limpasan saat musim hujan tiba.
6. Penyediaan air bersih untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan
PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
Berdasarkan pemahaman tentang sanitasi tersebut maka pengembangan dan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat dengan mempertimbangkan kondisi
geografisndan demografis Kabupaten Halamahera Barat, maka kebijakan pengembangan dan
pembangunan sanitasi diarahkan pada dua system yaitu sanitasi kawasan perkotaan, Kota Jailolo
yang meliputi 19 desa, dan kawasan pedesaan yang meliputi 127 desa.
Visi, Misi Kabupaten Halmahera Barat
A.VISI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HALMEHERA BARAT.
Visi Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat adalah Membangun Dengan Kasih, Wujudkan
Halmahera Barat Yang Berbudaya, mandiri, Adil dan makmur
B.Penjelasan mengenai Visi ini terdiri dari lima bagian yang memaknai arah pelaksanaan
pembangunan lima tahun ke depan, seperti dinyatakan berikut ini :
1. Membangun Dengan Kasih
2. Halmahera Barat Berbudaya
3. Halmahera Barat Mandiri
4. Halmahera Barat yang Adil
5. Halmahera Barat Makmur

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

22

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

C. Misi Kabupaten Halmahera Barat


Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011-2015, maka
ditempuh melalui tiga misi pembangunan daerah sebagai berikut :
1. Membentuk karakter masyarakat local yang religius dalam kepribadian.
2. Mewujudkan kemakmuran Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat
berbasis pedesaan
3. Menyelenggarakan birokrasi pemerintah daerah yang demokratis konstitusional, yang
bersih dan efektif
1.3

Maksud dan Tujuan


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat merupakan dasar dan acuan
dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena buku putih sanitasi merupakan hasil
kerja berbagai komponen SKPD atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur,
situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Halmahera Barat, yang nantinya menjadi panduan
kebijakan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dalam menejemen kegiatan sanitasi.
Kelompok kerja AMPL telah melakukan analisis situasi dengan mengakses data-data dan
berangkat dari kegiatan inilah pemetaan sanitasi Kabupaten Halmahera Barat akan terbentuk.
Pemetaan sanitasi merupakan gambaran awal dan rencana dilakukannya zona-zona
sanitasi ditingkat kabupaten. Dengan adanya zona sanitasi akan muncul kebijakan serta prioritas
dalam penanganan kegiatan pengembangan strategi sanitasi skala kabupaten yang didalamnya
mencakup strategi sanitasi, rencana tindak dan anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi
di Kabupaten Halmahera Barat. Pada masa mendatang penerapan strategi serta pelaksanaanya
dilakukan dengan rencana tindak atau aksi di lapangan. Monitoring dan evaluasi tidak bisa
ditinggalkan dalam implementasi program sehingga strategi monitoring dan evaluasi yang tepat
perlu diolah dengan matang.
Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual
mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Halmahera Barat pada saat ini. Pemetaan kondisi
dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang
penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam
Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil
studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau
EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Halmahera Barat yang
menangani secara langsung pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah :
1. Pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat beserta
stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak
dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi kabupaten.
2. Menjadikan Buku Putih sebagai pedoman penangganan dan pengembangan pembangunan
sanitasi Kabupaten Halmahera Barat, sehingga terdapat kesamaan pandang dari setiap
pelaku pembangunan dalam penyusunan program pembangunan, pengendalian dan
pengawasan dalam pembangunan sanitasi.
3. Mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan pembangunan sanitasi Kabupaten Halmahera
Barat dalam upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
4. Menjamin terciptanya mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten, partisipatif,
berkeadilan dan akuntabel.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

23

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

1.4

Metodologi
Sumber data dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat
meliputi;
a. Data Sekunder yaitu meliputi data mengenai demografi, kepadatan penduduk, data keluarga
miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan pembangunan kota, data kelembagaan
dan keuangan serta data-data pendukung lainnya.
b. Data Primer yaitu data yang bersumber dari survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
(Environmental Health Risk Assessment), Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Community-based Sanitation Assessment), Penilaian Penyedia Sarana Sanitasi oleh Sektor
Swasta (Sanitation Supply Assessment) dan Penilaian Peran Media (Media Assessment).
Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up
approach) yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda
Kabupaten Halmahera Barat selaku Penanggungjawab.
- Meninjau dan melakukan survei ke tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta
sebagian dari daerah pelayanan di pedesaan.
- Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan
pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan
untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,
akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang
digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing SKPD
terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik,
proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait
untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk
mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survei terkait dengan
pengelolaan sanitasi seperti Enviromental Health Risk Assessment (EHRA), survei peran
media dalam perencanaan sanitasi, survei kelembagaan, survei keterlibatan pihak
swasta dalam pengelolaan sanitasi, survei keuangan, survei priority setting area beresiko
serta survei peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Banyak dokumen
kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa
lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

1.5

Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain


Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi
dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Halmahera Barat. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera
Barat Tahun 2012 ini, diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat
kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi kabupaten dikembangkan atas dasar permasalahan
yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini memperhatikan
dan mempertimbangkan dokumen-dokumen perencanaan seperti ;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

24

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJPD


Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 mengacu pada Visi
Misi yang terdapat pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Halmahera Barat 2005-2025. Yang mimiliki Visi Halmahera Barat Maju dalam Kemandirian
2025 untuk mencapai Visi tersebut ditetapkan 3 (tiga) Misi pembangunan jangka panjang
Halmahera Barat, yaitu ; (1) Halmahera yang berakhlak, bermoral, beretika, berbudaya dan
beradab, (2) Harmahera Barat yang Sehat dan Cerdas, dan (3) Halnahera Barat sebagai
Kabupaten kepulauan mandiri, maju, produktif, sejahtera dan berbasis sumber daya lokal.
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 selain
mempertimbangkan RPJPD Kabupaten Halmahera Barat 2005-2025, juga mempertimbangkan
dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Halmahera Barat. Visi RPJMD Kabupaten Halmahera Barat Membangun Dengan Kasih,
Wujudkan Halmahera Barat Yang Berbudaya, mandiri, Adil dan makmur , untuk mencapai Visi
tersebut ditetapkan 3 (tiga) Misi pembangunan yaitu ; (1) Membentuk karakter masyarakat local
yang religious dalam kepribadian, (2) Mewujudkan kemakmuran Halmahera Barat melalui
pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pedesaan, (3) Menyelenggarakan birokrasi
pemerintah daerah yang demokratis konstitusional, yang bersih dan efektif.
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RTRW
RTRW Kabupaten Hamahera Barat merupakan dokumen perencanaan pembangunan wilayah
yang menjadi acuan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat 2012.
Dokumen ini berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah dalam penetapan lokasi program
pembangunan yang dirumuskan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat 2012
harus mengakomodir dimensi spasial dan kewilayahan sehingga dapat mewujudkan sebuah
kerangka perencanaan pembangunan daerah yang teriegrasi, komprehensif dan seimbang antara
aktivitas pembangunan sektoral, kebutuhan ruang dan pemanfaatan sumberdaya alam yang
berbasis ramah lingkungan.
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra-SKPD
Penyusunan Buku Putih Saniatasi Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2012 juga mengacu dan
memperhatikan aspek teknis pada Rencana Strategis (Renstra-SKPD ) yang terkait denga sektor
sanitasi dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama, yaitu terwujud visi pembangunan lima
tahun ke depan.
Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kabupaten
Halmahera Barat adalah sebagai berikut:
1. Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten saat ini yang menjadi masukan penting
bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi. Hal ini dapat dicapai karena Buku Putih
disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Halmahera Barat;
2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Halmahera Barat yang
lebih jelas dan tepat sasaran;
3. Buku Putih dapat dijadikan acuan strategi sanitasi kota karena Buku Putih Sanitasi juga
menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK);
4. Buku Putih dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya
di bidang sanitasi;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

25

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

5. Karena Buku Putih memuat strategi pengembangan sanitasi serta prioritas penanganan
sanitasi, maka Buku Putih juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
investasi di bidang sanitasi;
6. Karena Buku Putih memuat kondisi sanitasi Kabupaten Halmahera Barat saat ini, maka
dokumen ini dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana
pencapaian pembangunan di bidang sanitasi.
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat berlandaskan pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, provinsi
maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Halmahera Barat
didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pemetaan Ruang
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
9. Undand-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah
Peraturan Presiden Republik Indonesia
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014
Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

26

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu air Limbah Domestik.
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos
Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada
Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali
Di TPA Sampah.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan.
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih.
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan.
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik.
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan.
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Penoperasian
Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi.
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
Perda Kabupaten Halmahera Barat
1. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor. 1 Tahun 2011 tentang perubahan
atas Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 16 Tahun 2008 tentang Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Halmahera Barat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

27

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang penetapan
Penetapan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Halmahera Barat.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 14 Tahun 2005 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan / Kebersihan.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organ dan
Kepegawaian Perusahan Daerah Air Minum Kabupaten Halmahera Barat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

28

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB II
GAMBARAN UMUM KABUAPTEN HALMAHERA BARAT
2.1

Geografis, Adminstratif , dan Kondisi Fisik


Halmahera Barat adalah Kabupaten Maluku Utara (Kabupaten Induk) yang berubah
nama setelah terjadi pemekaran berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2003 dan terletak
dipulau Halmahera. Kabupaten yang memiliki luas wilayah 14.235.66 km dengan luas daratan
2.612.24 km dan laut seluas 11.623,42 km,ini terletak antara 1.48 lintang utara sampai
0.48 lintang utara, serta 127.16.0 bujur timur sampai 127.16 bujur timur. Batas-batas
wilayah Kabupaten Halmahera Barat, secara langsung :
- Sebelah utara dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Utara dan laut samudra pasifik.
- Sebelah selatan dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur.
- Sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Halmahera Utara.
- Sebelah barat dibatasi oleh Laut Maluku.
Iklim
Kabupaten Halmahera Barat yang dikelilingi oleh lautan sebagaimana Kabupaten dan Kota lain
di Provinsi Maluku Utara, dipengaruhi oleh iklim tropis dan iklim musim yang relative bervariasi,
pada musim panas suhu rata-rata 28 - 650C dengan kelembaban nisbi rata-rata 84,3%
90,2%, sedangkan kecepatan angin rata-rata mencapai 11 13,5 km/jam. Daerah ini memiliki
musim penghujan antara bulan agustus sampai dengan desember.
Kondisi Topografi
wilayah Kabupaten Halmahera Barat memiliki sebagian besar pengunungan dan bukit-bukit
dengan karakteristik 61,98% tanah curam, 26,25% tanah agak curam, 10,38% tanah landai dan
1,40% tanah datar.
Jenis Tanah
Tanah adalah hasil pelapukan dari batuan yang meliputi semua bahan yang terdapat pada
permukaan kulit bumi dan bersifat lunak atau lepas sehingga mudah digusur, dicangkul, atau
digali. Karakteristik tanah di Kabupaten Halmahera Barat menunjukan sifat sifat yang berbeda
mulai dari Kecamatan Jailolo Selatan di bagian selatan hingga Kecamatan Loloda Selatan di
bagian utara Halmahera Barat yang dipengaruhi oleh proses proses geologi dan iklim.
Menurut jenis medianya dan proses geologi yang mempengaruhinya, jenis tanah pada
Kabupaten Halmahera Barat terdiri dari Jenis Tanah Alluvial, Latosol, Regosol, dan Podsolik
Merah Kuning. Adapun sebaran dari masing masing jenis tanah di daerah Kabupaten
Halmahera Barat antara lain :
1. Jenis Tanah Alluvial terdapat pada Kecamatan Jailolo Selatan dan Jailolo Timur.
2. Jenis Tanah Latosol terdapat pada Kecamatan Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Jailolo dan
Loloda Selatan.
3. Jenis Tanah Regosol terdapat pada kecamatan Jailolo, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Utara,
Ibu Selatan, dan Loloda Selatan.
4. Jenis Tanah Podsolik Merah Kuning terdapat pada Kecamatan Loloda Selatan.
Kondisi hidrologi
Pembahasan terhadap aspek hidrologi adalah pembahasan terhadap pola aliran (drainage
patern), keadaan run off, Ketersediaan sumber daya air, dan daerah aliran sungai. Beberapa

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

29

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

faktor yang mempengaruhi keadaan hidrologi yaitu curah hujan, tipe iklim, dan sungai.
Berdasarkan pola alirannya, maka sungai-sungai yang terdapat di Wilayah Kabupaten
Halmahera Barat dapat di bagi dalam 2 (dua) kelompok. Kelompok yang pertama adalah
sungai-sungai yang memiliki pola aliran sungai murni dendrik, sungai-sungai tersebut sebagian
besar terdapat pada Kecamatan Ibu dan Kecamatan Sahu dengan luas daerah tangkapan
215.000 Ha. Sedangkan kelompok yang kedua adalah sungai yang memiliki pola aliran radial,
sungai-sungai tersebut umumnya terdapat di Kecamatan Loloda, Jailolo, dan Jailolo Selatan.
Pada musim kemarau sungai-sungai yang berada di daerah ini dapat mengalami kekeringan.
Hal ini dipengaruhi oleh tekstur batuan pada daerah tangkapan yang bertekstur pasir (sandy)
dan mudah larut dalam air. Pola aliran sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat tersebut
menghasilkan daya run-off hingga menciptakan tingkat erosi mencapai 0,13 ton/tahun. Lebih
jelasnya mengenai rincian sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat lihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Halmahera Barat
Nama Das
Luas (KM2)
Akediri
Akelamo
Kuala wadi besar
Ake Noe
Tahafo

574
825
476
200
91.429

Debit (M3/dtk)
7,592
10,912
6,296
2,645
12,093

Sumber : Hasil Penelitian PT Buah Bumi Bersama, 2000

Ada 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar yang ada di Kabupaten Halmahera Barat,
yaitu sungai Akediri di Kecamatan Jailolo dengan luas 574 Km2 debit 7,592 M3/dtk, sungai
Akelamo di Kecamatan Sahu Timur dengan dengan luas 825 Km2 debit 10,912 m3/dtk, sungai
Kuala Wadi Besar Luas 476 Km2 debit 6.296 m3/dtk, sungai Ake Neo dengan Luas 200 Km2
debit 2.645 m3/dtk, dan Sungai Tahafo di Kecamatan Ibu dengan luas 91.429 Km2 debit
12.093 M3/dtk.
Administratif
Secara administratif Kabupaten Halmahera Barat yang memiliki luas wilayah 14.235.66 km
dengan luas daratan 2.612.24 km dan laut seluas 11.623,42 km dibagi atas 9 (Sembilan)
kecamatan dan 146 (seratus empat puluh enam) desa, Kecamatan dengan luas wilayah
terbesar adalah Kecamatan Loloda 606,04 Km, sedangkan yang terkecil Kecamatan Ibu
192,20 Km. Ibukota Kabupaten Halmahera Barat terletak di Kecamatan Jailolo yang dapat
ditempuh dari dari seluruh kecamatan dengan perjalanan darat kecuali Kecamatan Loloda yang
harus menempuh jalan laut. Gambaran Umum wilayah administrative Kabupaten Halmahera
Barat dapat dilihat pada peta 2.2 ;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
10

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 2.1a. Peta Administrasi Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
11

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 2.1b. Cakupan Wilayah Kajian

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
12

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 2.1c. Peta Oriantasi Kabupaten Halmahera Barat Dalam Provinsi Maluku Utara

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
13

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa


No.
Kecamatan
Jumlah Desa
Luas Wilayah
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jailolo
Jailolo Selatan
Jailolo Timur
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda
Total

29
18
6
16
16
13
13
13
22
146

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011

(KM2)
333.16
241.05
239.19
136.74
291.42
192.20
412.18
223.65
606.04
2,675.04

(%) Thd total


12.45
9.01
8.94
5.11
10.89
7.18
15.40
8.36
22.65
100.00

Dari 146 (seratus empat puluh enam) desa yang tersebar di Kabupaten Halmahera Barat, ada
yang termasuk desa pesisir sebanyak 72 (tujuh puluh dua) desa dan yang bukan pesisir
sebanyak 74 (tujuh puluh empat) desa. Kecamatan Jailolo dengan luas daratan 333,16 Km2
atau 0,128% terdiri dari 29 desa, kecamatan Jailolo Selatan dengan luas daratan 241.05 Km2
atau 0.092% terdiri dari 18 desa, kecamatan Jailolo Timur dengan luas daratan 239,19 Km2
atau 0,092% terdiri dari 6 desa, kecamtan Sahu dengan luas daratan 136,74 Km2 atau 0,052%
terdiri dari 16 desa, Kecamatan Sahu Timur dengan luas daratan 291,42 Km2 atau 0,112%
yang terdiri dari 16 desa, Kecamatan Ibu dengan luas daratan 192,20 Km2 atau 0,074% terdiri
dari 13 desa, Kecamatan Ibu Selatan dengan luas daratan 412,18 Km2 atau 0,158% terdiri dari
13 desa, Kecamatan Ibu utara dengan luas daratan 223,65 Km2 atau 0,086% terdiri dari 13
desa, dan Kecamatan Loloda dengan luas daratan 606,04 Km2 atau 0,232% yang terdiri dari
22 desa.
2.1

Demografi
Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten/kota di
Provinsi Maluku Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 2003.
Kabupaten Halmahera Barat memiliki 9 kecamatan yaitu: Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo
Timur, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Sahu, Kecamatan Sahu Timur, Kecamatan Ibu,
Kecamatan Ibu Selatan, Kecamatan Ibu Utara dan Kecamatan Loloda. Kecamatan yang
memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Ibu Selatan, sedangkan yang memiliki wilayah
terkecil adalah Kecamatan Jailolo Selatan. Keseluruhan kecamatan di kabupaten ini memiliki
146 desa dengan jumlah desa yang tersebar secara bervariasi di setiap kecamatan.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat adalah kecamatan jailolo sebesar 28,205 jiwa
dan yang terkecil adalah kecamatan Jailolo Timur sebesar 3,498 jiwa pada tahun 2011.
Gambaran umum jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun dapat
dilihat pada table 2.3.;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
14

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun
Nama
Kecamatan

Jumlah Penduduk

Jumlah Kepala Keluarga

Tingkat Pertumbuhan

Tahun

Tahun

Tahun

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Jailolo

28.205

29.249

30.292

31.336

32.379

33.423

7,149

7,414

7,678

7,943

8,207

8,472

1,044

2,087

3,131

4,174

5,218

6,262

Jailolo
Selatan

14.485

15.021

15.557

16.093

16.629

31.650

4,543

4,711

4,879

5,047

5,215

5,383

536

1,072

1,608

2,144

2,680

3,216

Jailolo Timur

3.498

3.627

3.757

3.886

4.016

7.643

958

993

1,029

1,064

1,100

1,135

129

259

388

518

647

777

Sahu

9.446

9.796

10.145

10.495

10.844

20.640

2,302

2,387

2,472

2,558

2,643

2,728

350

699

1.049

1,398

1,748

2,097

Sahu Timur

8.208

8.512

8.815

9.119

9.423

17.934

1,792

1,858

1,925

1,991

2,057

2,124

304

607

911

1,215

1,518

1,822

Ibu

9.577

9.931

10.286

10.640

10.994

20.926

1,866

1,935

2,004

2,073

2,142

2,211

354

709

1,063

1,417

1,772

2,126

Ibu Selatan

10.584

10.976

11.367

11.759

12.150

23.126

2,383

2,471

2,559

2,648

2,736

2,824

392

783

1,175

1,566

1,958

2,350

Ibu Utara

7.961

8.256

8.550

8.845

9.139

17.395

1,935

2,007

2,078

2,150

2,221

2,293

295

589

884

1,178

1,473

1,767

Loloda

10.881

11.284

11.686

12.089

12.491

23.775

2.557

2,652

2,746

2,841

2,935

3,030

403

805

1,208

1,610

2,013

2,416

Halmahera
Barat

102.845

106.650

110.456

114.261

118.066

196.511

25,485

26,428

27,371

28,314

29,257

30,200

3,805

7,611

11,416

15,221

19,026

22,832

Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Barat

Pertumbahan penduduk di Kabupaten Halmahera Barat 3,7% setiap tahun, jumlah penduduk
Kabupaten Halmahera Barat tahun 2011 sebesar 102,845 jiwa akan meningkat menjadi
196,511 jiwa tahun 2016, dengan rincian pertumbuhan penduduk per kecamatan sebagai
berikut ; Kecamatan Jailolo jumlah penduduk 28,205 jiwa tahun 2011 meingkat menjadi 33,432
jiwa tahun 2016, Kecamatan Jailolo Selatan jumlah penduduk sebesar 14,485 jiwa tahun 2011
meningkat menjadi 31,650 jiwa pada tahun 2016, Kecamatan Jailolo Timur jumlah penduduk
sebesar 3,498 jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 7,643 jiwa pada tahun 2016, Kecamatan
Sahu jumlah penduduk 9,446 jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 20,640 jiwa tahun 2016,
Kecamatan Sahu Timur jumlah penduduk 8,208 jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 17,934
jiwa pada tahun 2016, Kecamatan Ibu jumlah penduduk 9,577 jiwa tahun 2011 meningkat
menjadi 20,926 jiwa tahun 2016, Kecamatan Ibu Selatan jumlah penduduk 10,584 Jiwa
meningkat menjadi 23,126 jiwa pada tahun 2016, Kecamatan Ibu Utara jumlah penduduk 7,961
jiwa tahun 2011 meningkat menjadi 17,395 jiwa pada tahun 2016, dan Kecamatan Loloda
jumlah penduduk 10, 881 meningkat menjadi 23,775 jiwa pada tahun 2016
2.3

Keuangan dan Perekonomian Daerah


Hasil survey keuangan di Kabupaten Halmahera Barat yang dilakukan pada beberapa
SKPD terkait pembangunan sanitasi yaitu ; Badan Perencanaan pembangunan Daerah, Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Tata Kota/Kebersihan, dan Dinas PPKAD
Kabupaten Halmahera Barat.
Aspek-aspek yang dibahas dalam survey dan studi APBD Kabupaten Halmahera Barat adalah;
Aspek Kelembagaan, Aspek prioritas pendanaan, pekembangan pendapatan dan belanja
daerah, besaran pendanaan sanitasi per tahun, besaran pendapatan dari layanan sanitasi, dan
besaran pendanaan sanitasi per kapita.
Dari hasil survey tersebut dapat disajikan Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Halmahera
Barat pada kurun waktu 2010-2012 dan Belanja Modal Sanitas dapat dilihat pada table berikut :

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
15

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

No
(a)
A

Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Halmahera Barat 5 Tahun terakhir

Anggaran
Pendapatan

2008

(b)

Pendapatan Asli Daerah

Dana Perimbangan (Transfer)

Lain-lain pendapatan yang


sah

2009
(d)

2011
(f)

2012
(g)

3.557.262.649,00

4.125.277.076,07

8.200.000.000,00

6.250.000.000,00

6.500.000.000,00

354.271.330.556,00

339.545.287.205,00

336.074.870.000,00

382.198.225.866,00

415.264.168.000,00

11.239.135.746,00

27.756.646.400,00

48.421.292.000,00

30.247.515.000,00

357.828.593.205,00

354.909.700.027,07

372.031.516.400,00

436.869.517.866,00

452.011.683.000,00

Jumlah Pendapatan

2010
(e)

Belanja

Belanja tak langsung

163.020.514.753,00.

165.271.170.450,13

208.419.501.200,00

239.898.352.860,00

254.448.296.000,00

Belanja langsung

199.095.574.970,00

175.206.093.681,00

168.069.007.432,00

203.024.468.116,00

209.699.532.000,00

Jumlah Belanja

362.116.089.723,00

340.477.264.131,13

376.488.508.632,00

442.922.820.976,00

464.147.828.000,00

(4.287.496.518,00)

14.432.435.895,94

(4.456.992.232,00)

(6.053.303.110,00)

(12.136.145.000,00)

Surplus/Defisit Anggaran

Sumber : Dinas PPKAD Kab. Halmahera Barat

Tabel 2.5
N
o
a
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9

B
1

Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk


di Kabupaten Halmahera Barat 3 tahun terakhir
Anggaran

Sub Sektor

2010

2011

2012

Air Limbah
Reahabilitasi/pemeliharaan jaringan
irigasi
Pembangunan turab/talud/bronjong
Pembangunan got/parit
Pembangunan
sarana
dan
prasarana air bersih
Belanja modal konstruksi rehab
sedang/berat
Shering pemasangan jaringan pipa
air bersih
RHL pengembangan sarana dan
prasarana
Pengadaan bibit kayu dan MPTS
Pengadaan sumur bor lengkap
instalasi PPI tuada
Jumlah

876.810.000,00

2.874.790.000,00

1.642.091.000,00

500.000.000,00
-

650.650.000,00
3.542.000.000,00

666.500.000,00
5.000.000.000,00

1.615.130.000,00

1.868.065.000,00

2.103.408.000,00

150.000.000,00

88.018.940,00

11.789.350,00

50.000.000,00

3.041.940.000,00

9.185.313.290,00

9.411.999.000,00

435.500.000,00

Persampahan
Penyediaan peralatan pengangkutan
Kebersihan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
16

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12

C
D
E
F
G
H
I
J

Pemeliharaan RTH
Penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah
Konservasi sumber daya air
Pembuatan taman kota
Pemeliharaan taman kota
Peningkatan pelayanan kebersihan
dan penataan taman kota
Pengembangan data dan informasi
lingkungan
Peningkatan organisasi kebersihan
dan damkar
Pengelolaan kebersihan berbasis
masyarakat
Pengkayaan
kawasan
hutan,
rehabilitasi
mangrove,
pembangunan embun air dan
sarana prasarana pengamanan
hutan
Penataan RTH
Jumlah
Jumlah Total
Drainase
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi,
komunikasi, pendampingan
Total Belanja Modal sanitasi (A s/d
D)
Total Belanja Modal Sanitasi APBD
murni (bukan pendampingan)
Total Belanja APBD
Proposi Belanja modal sanitasi
terhadap belanja total (9:10x100%)
Jumlah Penduduk
Belanja modal sanitasi per
penduduk (E:I)

90.000.000,00

288.000.000,00

898.700.000,00

165.000.000,00

87.475.000,00
-

676.480.000,00
125.000.000,00

52.750.000,00

30.000.000,00

25.000.000,00

25.000.000

96.366.000,00

464.366.000,00
3.506.306.000,00

1.511.675.000,00
10.696.988.290,00

110.025.000,00
1.129.255.000,00
10.541.254.000,00
24.744.548.290,00

3.506.306.000,00

10.696.988.290,00

10.541.254.000,00

376.488.508.632,00

442.922.820.976,00

464.147.828.000,00

0,9%

100.424

34.915

Sumber : Dinas PPKAD Kab. Halmahera Barat


Tabel 2.6 Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Halmahera Barat 5 Tahun Terakhir
Tahun
Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD)
2008
1,0034
2009

0,911

2010

0,911

Sumber : Data www djpk depkeu.go.id

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
17

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

No
(a)
1
2
3
4
5

Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Daerah Kabupaten Halmahera Barat 5 tahun terakhir

Deskripsi
(b)
PDRB harga konstann (struktur
perekonomian) (Rp)
Pendapatan Perkapita Kabupaten
Halbar(Rp)
Upah Minimum Provinsi (Rp)
Inflasi (%)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber data RPJMD

2.4

2008

20.,611.61

2009
(d)
216.478.46

2010
(e)
227.767.85

2.120.488

2.206.292

2.274.244

700,000
136.92
4,16

770,000
149.94
4,77

860,000
159.77
5,22

Tata Ruang Wilayah


2.4.1

Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Halmahera Barat


Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Barat, meliputi
kebijakan perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan kebijakan pengendalian
ruang.
A. Kebijakan Perencanaan Ruang
Kebijakan perencanaan ruang disusun dalam rangka mewujudkan perencanaan
ruang yang berkelanjutan dan operasional, serta mengakomodasi paradigma baru
dalam perencanaan. Kebijakan perencanaan ruang, terdiri atas:
1. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang dilakukan dengan
pendekatan partisipatif. Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan rencana
tata ruang sesuai dengan kaidah penataan ruang.
2. RTRW Kabupaten ditinjau kembali dan/atau disempurnakan 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun dalam hal RTRW Kabupaten tidak mampu untuk
mengakomodasikan dinamika perkembangan yang disebabkan oleh faktor
eksternal maupun internal, perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu
yang berkaitan dengan bencana alam skala besar, serta ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan batas wilayah
provinsi berdasarkan undang-undang.
Kebijakan ini bertujuan untuk:

Mewujudkan sinkronisasi antara


perencanaan sektoral dan wilayah;

perencanaan

ruang

dengan

Mewujudkan keselarasan perencanaan ruang antara rencana ruang


provinsi, dengan rencana ruang kabupaten yang berdekatan lokasinya.

3. RTRW kabupaten perlu ditindaklanjuti ke dalam rencana yang lebih


terperinci. Kebijakan ini bertujuan untuk merinci arahan pemanfaatan ruang
yang tertuang dalam RTRW kabupaten.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
18

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

4. RTRW Kabupaten wajib menyelaraskan dengan subtansi RTRWP. Kebijakan


ini bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan dan keterkaitan perencanaan
tata ruang antara provinsi dengan Kabupaten dan antar Kabupaten.
B. Kebijakan Pemanfaatan Ruang
a. Kebijakan Pengembangan Wilayah
Kebijakan pengembangan wilayah bertujuan untuk meminimalisasi
kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dalam hal ini
kesenjangan antarwilayah perkotaan dan pedesaan. Kebijakan
pengembangan wilayah terdiri atas:
1. Pembagian 4 (empat) Wilayah Pengembangan (WP) : WP Jailolo, WP
Sidongoli, WP Tongute ternate dan WP Kedi. WP dilaksanakan untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan dan merealisasikan
rencana tata ruang.
2. Keterkaitan fungsional antar WP dan antar pusat-pusat pengembangan
(PKL 1, PKL 2 dan PKL 3).
Keterkaitan fungsional antar WP dan antar pusat-pusat
pengembangan dilakukan dalam rangka meningkatkan fungsi antar WP,
meliputi :

Kawasan yang terletak di bagian tengah selatan kabupaten,


mencakup WP Jailolo, menjadi kawasan yang dikendalikan
perkembangannya.

Kawasan yang terletak di bagian tengah utara dan selatan


kabupaten, mencakup WP Tongute ternate dan WP Sidongoli,
ditetapkan sebagai kawasan yang didorong perkembangannya.

Kawasan yang terletak di bagian utara kabupaten, meliputi WP Kedi,


ditetapkan menjadi kawasan yang ditingkatkan perkembangannya.

b. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang


Kebijakan struktur ruang wilayah Halmahera Barat bertujuan untuk
mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dengan mempertahankan
keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya alam. Kebijakan
pengembangan struktur ruang terdiri dari :
1. Memantapkan peran perkotaan di Halmahera Barat sesuai fungsi yang
telah ditetapkan, yaitu Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
2. Mengembangkan sistem kota-desa yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya.
3. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah selatan dan
tengah untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan, serta
mengembangkan secara terbatas sistem kota-kota di wilayah utara yang
memiliki kendala fisik.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
19

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

4. Penataan dan pengembangan sistem infrastruktur wilayah yang dapat


menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong
pengembangan wilayah untuk terwujudnya sistem kota-kota di
Kabupaten Halmahera Barat.
5. Mengamankan kepentingan pertahanan dan keamanan negara di
beberapa kawasan yang disesuaikan dengan rencana tata ruang
pertahanan keamanan.
6. Mendorong terlaksananya peran Wilayah Pengembangan (WP) dan
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dalam mewujudkan pemerataan
pertumbuhan wilayah dan distribusi penduduk.
c. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan strategi pengembangan pola ruang, meliputi :
1. Kebijakan pengembangan kawasan lindung, meliputi :
a. Pencapaian luas kawasan lindung sebesar 45%;
b. Menjaga kualitas kawasan lindung.
2. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, meliputi :
a. Mempertahankan lahan sawah berkelanjutan serta peningkatan
produktivitas pertanian guna menjaga ketahanan pangan Halmahera
Barat;
b. Mendorong pengelolaan wilayah pesisir dan laut dengan
pendekatan keterpaduan ekosistem, sumberdaya, dan kegiatan
pembangunan berkelanjutan;
c. Mengoptimalkan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam
guna mendorong pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah-wilayah
yang belum berkembang karena adanya kendala fisik dan
prasarana.
C. Kebijakan Pengendalian Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk menjaga konsistensi
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Sasaran
pengendalian pemanfaatan ruang adalah terminimalisasinya penyimpangan
terhadap RTRW Kabupaten yang dilaksanakan melalui pengawasan dan
penertiban.
Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang adalah :
a. Mengendalikan pemanfaatan ruang melalui pengawasan dan penertiban
yang didasarkan kepada arahan perijinan, arahan peraturan zonasi, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
b. Menjadikan pemberian ijin pemanfaatan ruang sebagai salah satu alat
pengendalian pemanfaatan ruang.
c. Pemberian ijin pemanfaatan ruang yang merupakan kewenangan Kabupaten
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan dan mempertimbangkan
RTRW.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
20

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pemberian ijin pemanfaatan ruang oleh Kabupaten yang berdampak besar


dan/atau menyangkut kepentingan umum secara luas, terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Gubernur.
Berdasar hasil analisis system pusat-pusat pelayanan yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat yang tertuang di dalam RTRW Kabupaten Halmahera Barat,
untuk system perkotaan ditetapkan 2 (dua) tingkatan hirarki/orde yaitu orde II dan
orde III direncanakan juga meliputi 2 (dua) tingkatan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
yaitu PKL I dan PKL II. Pusat Kegiatan Lokal diharapkan dapat berungsi sebagai
pusat koleksi dan distribusi local untuk itu setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) akan
dilengkapi dengan fasilitas minimum untuk mendorong berfungsinya Puat
Kegiatan Lokal (PKL). Gambaran umum tetang wiayah yang ditetapkan menjadi
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dapat dilihat pada peta 2.2.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
21

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 2.2 Rencana Pusat Layanan Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
22

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Dari peta diatas dapat dijelaskan bahwa daerah yang menjadi Pusat Kegiatan Lokal I
(PKL I) atau Orde II adalah Jailolo, Pusat Kegiatan Lokal II (PKL II) adalah Togute
Ternate dan Sidangoli, dan Pusat Kegiatan Lokal III (PKL III) adalah Duang, Talaga,
Campaka dan Bobaneigo.
2.4.2

Pola Ruang Kawasan Bencana


Berdasarkan kondisi fisik wilayah dan analisis kerawanan bencana yang telah
dilakukan, sedikitnya terdapat 5 (lima) jenis bencana yang rawan terjadi di daerah Jailolo
dan sekitarnya, yaitu : Gempa Bumi, Tsunami, Tanah Longsor, Banjir dan Gunung
Berapi.
A. Gempabumi dan Tsunami
Seluruh daerah di Jailolo dan sekitarnya rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami.
Sampai saat ini para ahli belum bisa menentukan kapan terjadinya bencana alam
gempa bumi dan tsunami, namun masyarakat perlu mengetahuinya sehingga kelak
waspada atas terjadinya bencana alam yang hebat tersebut.
Daerah Jailolo dan sekitarnya mempunyai jalur gempa yang unik, karena secara
umum daerah ini merupakan bagian dari lempeng mikrokontinen Pulau Halmahera,
sesar yang terbentuk merupakan hasil terjadinya subdaksi antara mega lempeng
dengan mikrolempeng, tumbukan mega lempeng maupun patahan-patahan yang
menjadi akibat dari tekanan yang menekan blok Halmahera. Secara umum jalur
gempa di daerah Jailolo dan sekitarnya adalah memanjang Utara-Selatan.
Di sentral daerah Jailolo dan sekitarnya memanjang jalur gempa yang hampir
sejajar dengan yang disebutkan sebelumnya, merupakan hasil tumbukan mega
lempeng tektonik Eurasia dengan Indo-Australia. Di samping sebagai generator,
gempa tumbukan itu juga secara geologis membentuk paras/ rona daerah Jailolo
dan sekitarnya yang kaya dengan mineral logam itu.
Akibat proses saling menekan antara mega lempeng tektonik dan mikrolempeng itu,
kemudian gempa itu membentuk beberapa sesar yang relatif kecil. Semua generator
gempa itu melintas di daerah Jailolo sebelum saling bertemu di daerah Halmahera.
Di daerah itu tentu sangat rawan terhadap gempa-gempa yang terjadi di sepanjang
generator-generator itu. Minimal daerah itu akan digoyang oleh getaran gempagempa yang terjadi, walau sangat mungkin akan lebih sering tidak dirasakan
masyarakat, tetapi alat seismograf akan tetap mencatatnya.
B. Gerakan Tanah (longsor)
Gerakan tanah/ batuan yang juga dikenal sebagai longsoran tanah/ batuan,
adalah perpindahan masa tanah/ batuan pada suatu lereng dan keluar dari lereng
aslinya. Pergerakan ini dapat berupa pengelupasan sebagian kecil tanah penutup
yang terjadi pada lereng terjal dengan tanah pelapukan tipis masa tanah bergerak
secara translasi, apabila gerakan (mengalir) terjadi pada tanah rombakan yang yang
tebal disebut debris slide atau debris flow, tetapi apabila gerakan terjadi pada
blok masa batuan disebut rock slide. Gerakan tanah yang terjadi di daerah dengan
tanah pelapukan yang sangat tebal dengan gerakan rotasi disebut sebagai
nendatan. Bencana gerakan tanah seringkali mengakibatkan banyak kerusakan,

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
23

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

baik berupa kerusakan lingkungan maupun kerusakan prasarana dan sarana fisik
hasil pembangunan, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit baik berupa
harta benda maupun korban jiwa manusia. Permasalahan bencana gerakan tanah
menjadi semakin kompleks, mengingat pertambahan penduduk yang tinggi
khususnya di pedesaan akan menyebabkan berkembangnya pemukiman,
diantaranya akan sampai merambat ke daerah perbukitan, yang pada dasarnya
merupakan wilayah yang rawan bencana gerakan tanah.
Kategori Longsor Menengah : Daerah yang mempunyai potensi menengah
untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah
hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah
sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Kategori Longsor Tinggi : Daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk
terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan
diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali
Kondisi geografis daerah Jailolo dan sekitarnya yang berbukit dan
bergunung-gunung juga rawan longsor. Potensi longsor menengah-tinggi tersebar
hampir disebagian besar daerah Jailolo dan sekitarnya memanjang dengan arah
Utara Selatan, terutama pada daerah-daerah dengan morfologi bergununggunung dengan kemiringan lereng > 40%.
C. Banjir
Karakteristik bencana banjir : Waktunya tergantung dari besarnya banjir, bisa
lama atau singkat. Genangan bisa sesaat, berhari-hari atau bahkan bermingguminggu dan datangnyapun bisa cepat atau perlahan-lahan. Kecepatan datang
secara perlahan lahan atau langsung, bisa menjadi banjir bandang, bahkan dalam
kondisi tertentu akibat daya rusak air yang besar bisa berupa banjir air bercampur
lumpur, batu besar dan kecil serta benda lainnya. Pola banjirnya musiman. Akibat
yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi dan sedimentasi. Sedangkan
akibat lainnya terisolasinya daerah pemukiman dan diperlukan evakuasi penduduk.
Mengenal dan menghadapi Banjir : Untuk daerah-daerah di sekitar sungaisungai yang besar perlu dilihat tanda-tanda hujan (misalnya awan mendung tebal) di
daerah hulunya. Karena sering terjadi, daerah tersebut tidak hujan, lalu tiba-tiba
terjadi banjir (banjir kiriman). Di daerah dataran tinggi dengan kemiringan dasar
sungai terjal (curam) maka banjir akan datang secara mendadak (instan) dengan
daya rusak yang besar. Istilah populer banjir bandang.
Di daerah Jailolo dan sekitarnya daerah yang berpotensi banjir adalah daerahdaerah yang berada dekat dengan sungai-sungai besar dan daerah yang
merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama daerah-daerah dengan
kemiringan lereng 0 5 %, misalnya di daerah kota Jailolo yang merupakan daerah
yang menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Daerah ini harus mendapatkan
perhatian dan penangan khususnya dalam hal pengaturan bangunan-bangunan
permukiman dan infrastruktur lainnya dan secara umum Penataan Ruangnya harus
diatur dengan sebaik-baiknya.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
24

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 2.3 Pola Ruang Pemanfaatan ruang Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
25

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pola pemanfaatan ruang Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar wilayah di Kabupaten
Halmahera Barat dikelilingi oleh hutan, baik itu hutan produksi tetap, produksi terbatas maupun
hutan produksi yang dapat dikonversi. Sebagian wilayah di Kabupaten Halmahera Barat yaitu di
Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Jailolo Timur, kecamatan Ibu Selatan, dan Kecamatan
Jailolo di manfaatkan sebagai kawasan pertanian, dan sebagian wilayah dimanfaatkan sebagai
permukiman penduduk dan kegiatan lainnya.
2.5

Sosial dan Budaya


Pendidikan adalah salah satu sector yang memegang peranan penting dalam
pembangunan, pendidikan yang bermutu merupakan jaminan terbentuknya kualitas generasi
mendatang yang handal untuk mensukseskan pembangunan nasional pada umumnya dan
pembangunan Kabupaten Halmahera Barat pada khususnya. Jumlah sarana pendidikan tingkat
Sekolah Dasar (SD/Sederajat), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/Sederajat), dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA/Sederajat) yang ada di Kabupaten Halmahera Barat
sebanyak 149 sekolah yang tersebar di Sembilan (9) kecamatan, untuk tingkat Sekolah Dasar
(SD/sederajat) sebanyak 171 , Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/Sederajat) sebanyak
54, dan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA/Sederajat) sebanyak 24. Gambaran umum
mengenai fasilitas pendidikan di kabupaten Halmahera barat dapat dilihat pada tabel 2.8 .
Tabel 2.8 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011
Jumlah Sarana Pendidikan
Negeri
Swasta
SD
SLTP
SLTA
SMK
SD
SLTP
SLTA
Jailolo
27
5
1
1
7
6
2
Jailolo Selatan
22
3
0
1
5
7
2
Jailolo Timur
4
2
0
0
3
1
1
Sahu
10
4
1
0
5
2
0
Sahu Timur
9
1
0
2
6
4
3
Ibu
11
4
1
0
4
0
0
Ibu Selatan
9
3
0
0
7
2
2
Ibu Utara
8
2
0
1
3
2
1
Loloda
20
3
0
0
11
3
1
Total
120
27
3
5
51
27
12
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat
Nama Kecamatan

SMK
2
1
1
0
0
0
0
0
0
4

Pembengunan di bidang kesejahteraan sosial menyangkut kemiskinan penduduk mendapat


perhatian yang sangat besar dan pemecahan permasalahannya menjadi agenda utama dalam
pembangunan nasional. Kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan serba kekurangan yang
dialami seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya. Standar
kebutuhan hidup minimum satu daerah dengan daerah lain berbeda, karena sangat tergantung
kepada kebiasaan/adat, fasilitas transportasi dan distribusi serta letak geografis. Kebutuhan
minimum tersebut meliputi kebutuhan untuk makanan terutama energi kalori sehingga
memungkinkan seseorang bisa bekerja untuk memperoleh pendapatan. Patokan tingkat
kecukupan kalori yang dijadikan acuan adalah sebesar 2.100 kilo kalori setiap orang per hari
untuk kebutuhan makanan. Selain kebutuhan makanan juga diperlukan kebutuhan lain yang
minimum harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi tempat perlindungan (rumah)

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
26

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

termasuk fasilitas penerangan, bahan bakar dan pemeliharaan, pakaian termasuk alas kaki,
pendidikan, pemeliharaan kesehatan, perawatan pribadi, dan transportasi. Dengan lain
pengertian batas minimum yang dibutuhkan untuk hidup tidak miskin diperoleh dari penjumlahan
nilai pengeluaran makanan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nilai pengeluaran untuk non
makanan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan secara umum dapat diidentifikasi ke dalam bentuk
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik (misalnya cacat, kurang
gizi, sakit-sakitan), tingkat intelektual yang rendah (misalnya kurangnya pengetahuan,
kebodohan, kekurangtahuan informasi), sikap mental emosional (misalnya malas, mudah
menyerah, putus asa,temperamental), social psikologis (misalnya kurang motivasi, kurang
percaya diri, depresi/stres, kurang relasi, kurang mampu mencari dukungan), kurang ketrampilan
(misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja) dan kurang
modal (misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan,
dan modal kerja). Faktor eksternal meliputi terbatasnya pelayanan sosial dasar, terbatasnya
lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor informal, belum
terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil, budaya yang kurang
mendukung kemajuan dan kesejahteraan, kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau
daerah bencana.
Secara ekonomis perkembangan kondisi kemiskinan di suatu daerah merupakan salah satu
indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin membaiknya
kondisi kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya harus
menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Di Kabupaten
Habar hingga saat ini data tentang jumlah penduduk miskin, sebesar 18.559 keluarga miskin yang
tersebar di 9 (Sembilan) kecamatan berdasarkan Jamkesmas dan Jamkesda, lebih jelas dapat
dilihat ditabel berikut ini:
Tabel 2.9 Jumlah keluarga miskin per kecamatan
No
Kecamatan
KK Miskin
Jamkesmas
1 Loloda
1,634
2 Ibu Utara
881
3 Ibu
1,024
4 Ibu Selatan
1,300
5 Sahu Timur
695
6 Sahu
791
7 Jailolo Timur
817
8 Jailolo
3,170
9 Jailolo Selatan
1,004
Total
11,316

KK Miskin
Jamkesda
607
318
370
506
551
1,130
470
1,596
1,695
1,695

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011

Jumlah Keluarga
Miskin (KK)
2,241
1,199
1,394
1,806
1,246
1,921
1,287
4,766
2,699
18,559

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Kepala Keluarag (KK) miskin jamkesmas dan
jamkesda sebesar 18.559 kepala keluaraga yang tersebar di 9 kecamatan, yang terdiri dari ;
kecamatan loloda 2.241 KK, keamatan ibu utara 1.199 KK, kecamatan Ibu 1.394 KK, Kecamatan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
27

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Ibu Selatan 1.806 KK, Kecamatan Sahu Timur 1.246 KK, Kecamatan Sahu 1.921 KK, Kecamatan
Jailolo Timur 1.287 KK, Kecamatan Jailolo 4.766 KK, dan Kecamatan Jailolo Selatan 2.699 KK.
Jumlah KK Miskin yang terbesar ada di Kecamatan jailolo sebanyak 4.766 KK dan yang terkecil
berada di Kecamatan Ibu Utara sebesar 1.199 KK.
Tabel 2.10 Jumlah rumah per kecamatan
Nama Puskesmas
Nama Kecamatan
Golago Kusuma
Sahu Timur
Sahu
Sahu
Duono
Ibu Utara
Bobaneigo
Jailolo timur
Kedi
Loloda
Sidangoli
Jailolo Selatan
Talaga
Ibu Selatan
Jailolo
Jailolo
Akelamo
Sahu Timur
Ibu
Ibu
Total

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011

Jumlah Rumah
747
2.081
1.573
301
2.488
3611
2.070
5.903
835
1.783
21.392

Dari table diatas dapat dilihat bahwa data perumahan diambil dari data rumah yang ada di
puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan, Jumlah rumah permanen dan semi permanen di
kabupaten halmahera barat sebanyak 21.392 rumah dengan penyebaran yang tidak merata di
Sembilan kecamatan, jumlah rumah terbanyak ada di kecamatan jailolo sebanyak 5.903 rumah
dan yang sedikit ada di kecamatan jailolo timur sebanyak 301 rumah.
2.6

Kelembagaan Pemerintah Daerah


Struktur organisasi pemerintah daerah yang sesuai dengan perundangan yang berlaku
di Kabupaten Halmahera Barat dapa dilihat pada gambar 2.1.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
28

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat


Bupati
Wakil Bupai

DPRD

Sekretaris
Daerah

Asisten
Pemerintahan Hukum &
Organisasi & Ekonomi

Staf Ahli

Asisten
Humas,Kesrah
dan Umum

Bagian
Pemerintahan

BAGIAN
HUMAS

Bagian Hukum &


Organisasi

BAGIAN
KESRAH

Bagian
Ekonomi

Dinas
Pekerjaan
Umum &
Perumahan

BAPPEDA

Dinas
Kesehata
n

BPMD

Dinas
Pertanian
&
Perkebun
an

Dinas
Perindustria&
Perdagangan

Dinas
Kopera
si &
UKM

Dinas
Perhubungan
Komunikasi &
Informasi

Dinas
Kelautan
&
Perikanan

Badan
KESBANG POL
& LINMAS

BKKBD &
Keluarga
Sejahtera

Badan
Lingkungan
Hidup

Badan
Kepegawaian
Daerah

Badan Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan & Aset
Daerah

Kantor
SATPOL
PP

BKPMD

Inspektor
at Daerah

Dinas
Tenaga
Kerja
Transmigra
si & PH

Bagian Umum &


Perlengkapan

Bagian Risalah
& Perundangan

Bagian Umum &


Perlengkapan

Dinas
Kesejahtera
an sosial

Kantor Perpus,
Arsip &
Dokumentasi
Daerah

Dinas
Pendidika
n

Kantor Pemberdayaan
Perempuan &

Perlindungan Anak

Badan Pelaksana Penyuluh


Pertanian, Perikanan &
Kehutanan

KECAMATA
N
Desa/Keluraha
n

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Sekretriat
DPRD

2
29

Bagian
Keuangan

Dinas
Kehutana
n

Kantor Pemuda
Olahraga, Kebudayaan
& Pariwisata

Dinas
Pertambang
an & Energi

Kantor Tata Kota


Kebersihan & Pemadam

Kebakaran

Dinas
Kependu
dukan &
Capil

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Lanjutan : Gambar 2.1

BUPATI

Bappeda
Bidang Fisik
dan Prasarana

PDAM
Kab.
Halbar

BPPKAD
Kab Halbar

BPMD
Kab
Halbar

Dinas
Kesehatan
Bidang P2PL

BLH
Bidang Dampak
Lingkungan

Dinas PU
Bidang Cipta
Karaya

Kantor Tata
Kota/Kebersihan
Bidang Kebersihan

Keterangan:

Mandat Tupoksi Langsung


Mandat Tofuksi Tidak Langsung

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat yang
masuk dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) yang
memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang langsung terkait dengan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat adalah sebagai berikut :
1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Halmahera Barat
2.
Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat
3.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat
4.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Halmahera Barat
5.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah (BPMD) Kabupaten Halmahera Barat
6.
Kantor Tata Kota dan Kebesihan Kabupaten Halmahera Barat.
7.
PDAM Kabupaten Halmahera Barat
8.
DPPKAD Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

38
30

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB III
PROFIL SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT
3.1.

PERILAKU HIDUP BERSIH dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene


Berdasarkan hasil study Resiko Kesehatan Lingkungan - Environmental Health Risk
Assesment (EHRA) dari hasil klastering berdasarkan kepadatan penduduk, penduduk miskin,
genagan, dan wilayah yang terlewati sungai, yang dilakukan di 6 desa di 3 kecamatan yakni
kecamatan jailolo, kecamatan sahu, dan kecamatan sahu timur, survey partisipatif ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi persampahan, air limbah, drainase, air minum, higiene . Dari hasil survei tersebut
dapat diketahui resiko sanitasi ditiap klaster untuk : air limbah klaster I sebesar 43%, klaster II 79%,
klaster III 57%, dan Klaster IV 75%, Limbah domestik klaster I 38%, klaster II 21%, klaster III 15%,
dan klaster IV 28%. Untuk persampahan klaster I 50%, klaster II 50%, klaster III 50%, klaster IV 50%.
Untuk Genanangan air klaster I 50%, klaster II 50%, klaster III 50%, dan klaster IV 50%. Dan untuk
PHBS klaster I 62%, klaster II 41%, klaster III 37%, dan klaster IV 56%. Dari resiko sanitasi
berdasarkan klaster menunjukan bahwa masalah genangan menempati posisi pertama, kemudian
sumber air, persampahan, PHBS dan air limbah domestik.
Untuk resiko sanitasi di tiap desa/kelurahan dapat diketahui desa Lako akelamo ; sumber air 4%, air
limbah domestik 37%, persampahan 50%, genangan air 100%, dan PHBS 41%, desa Gamomeng;
sumber air 2%, air limbah domestik 50%, persampahan 50%, genangan air 100%, dan PHBS 41%,
Desa Balisoan; sumber air 10%, air limbah domestik 32%, persampahan 50%, genangan air 100%,
dan PHBS 37%, Desa Awer; sumber air 2%, air limbah domestik 37%, persampahan 50%, genagan
air 100%, dan PHBS 44%, Desa Bukumatiti sumber air 40%, air limbah domestik 13%, persampahan
50%, genagan air 100%, dan PHBS 68%, dan Desa Jalan Baru; sumber air 43%, air limbah domestik
36%, persampahan 50%, genangan air 100%, dan PHBS 62%. Dari hasil resiko sanitasi berdasarkan
desa/kelurahan menunjukan bahwa masalah genagan menempati posisi pertama, kemudian PHBS,
Persampahan, Limbah domestik dan sumber air.
Berdasarkan hasil survey/kajian dari data-data sekunder SKPD terhadap perilaku PHBS dan Promosi
Hygiene yang meliputi tatanan masyarakat dan tatanan sekolah di Kabupaten Halmahera Barat maka
dapat disimpulkan :
3.1.1. Tatanan Rumah Tangga
Perubahan perilaku hidup bersih dan sehat telah dilakukan oleh masyarakat dibeberapa desa
interfensi program pamsimas yang telah di laksanakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2012. Program pamsimas ini adalah untuk membantu masyarakat mengembangkan
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkesinambungan dan digunakan secara efektif oleh
masyarakat itu sendiri.
Program pamsimas yang telah dilaksanakan di 9 Desa pada tahun 2008, 14 desa pada tahun
2009, 11 desa pada tahun 2010, 8 desa dan 1 desa replikasi pada tahun 2011, dan 9 desa
serta 1 desa replikasi pada tahun 2012 yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Halmahera
Barat , telah menunjukan perilaku masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat serta
peningkatan pelayanan kesehatan.
3.1.2. Tatanan Sekolah
Survei dan kajian dari data sekunder untuk tatanan sekolah yang meliputi ; Sekolah Dasar
(SD/sederajat), Sekolah Menengah Pertama (SMP/sederajat), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA/Sederajat) dapat dilihat pada table berikut ini ;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

39
31

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 3.1a Kondisi Fasilitas sanitasi di sekolah tingkat SD / sederajat,


(toilet dan cuci tangan) di Kabupaten Halmahera Barat.
Nama
Sekolah

Jumlah
Siswa

Jumlah
Guru

Jumlah
Toilet/WC

Sumber Air Bersih


PDAM

SPT

SGL

G
ur
u

SD NEGERI 1
JAILOLO

108

132

12

SD NEGERI 2
PAYO

123

97

11

SD NEGERI 1
PAYO

63

58

SD INPRES 2
HATEBICARA

37

49

13

SD NEGERI
GAMTALA

57

40

0SD NEGERI 2
TUADA

60

42

11

11

SD NEGERI 2
BOBANEHENA

61

58

11

SD INPRES
BOBO

66

73

11

SD NEGERI 1
TAURO

82

70

SD INPRES 2
AKEDIRI

44

41

SD NEGERI 1
TUADA

48

30

11

11

SD INPRES
MARIMABATI

40

21

SD INPRES
JAILOLO

75

54

11

SD NEGERI 1
BOBANEHENA

61

58

SD NEGERI
GUAERIA

34

38

SD NEGERI
GULAO

47

27

SD INPRES
GAMLAMO

64

55

SD NEGERI 2
JAILOLO

123

SD INPRES
PORNITI

85

Jumlah
Tempat
Kencing

Fas.Cu
ci
Tangan

Persedi
aan
Sabun

Muri
d

Siapa Yang Membersihkan


Toilet
Siswa

Guru

Pesuru
h

G
ur
u

17

97

15

76

SD INPRES
SARIA

SD INPRES
GALALA

SD INPRES
MATUI

SD INPRES 1
AKEDIRI

SD ULO

17

29

SD LBN
JAILOLO
SD NEGERI 2
TAURO

79

71

SD NEGERI
AKELAHA

33

24

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

40
32

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD NEGERI
MARAELI

SD INPRES
AKE JAILOLO

SD INPRES
DOMATO

SD NEGERI
AKEARA

44

40

SD NEGERI
BOBANEDANO
SD NEGERI
RATEM

27

22

SD NEGERI 3
SIDANGOLI

80

97

SD NEGERI
TATALEKA

57

55

SD NEGERI 2
SIDANGOLI

80

84

SD NEGERI
BANGKIT
RAHMAT

54

37

SD NEGERI
MARAJAYA

37

47

SD NEGERI
BOBOISA

36

31

SD NEGERI
TUGURACI

27

33

SD INPRES
JAILOLO

75

54

SD NEGERI 1
SIDANGOLI

79

71

SD INPRES
TEWE 1

42

37

SD NEGER1
TEWE 2

35

46

SD INPRES
RIORIBATI

52

137

SD INPRES
BIAMAHI

42

86

SD NEGERI
MOISO

52

55

SD NEGERI
AKELAMO KAO

37

31

SD NEGERI
DUMDUM

33

33

SD
BOBANEIGO

SD INPRES
SALU

34

28

SD INPRES
BAKUN

41

39

SD NEGERI
BAJA

87

60

SD INPRES
PUMADADA

65

58

SD INPRES
JANO

36

40

SD INPRES
TOSOMOLO

23

29

SD INPRES
TOTALAJAYA

20

31

SD NEGERI
TUAKARA

36

43

SD INPRES

36

47

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

41
33

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BOSALA
SD NEGERI
GAMKAHE

43

45

SD NEGERI
BUO

75

68

SD INPRES
TOMODO

43

24

SD INPRES
KEDI

50

54

SD INPRES
JANGALULU

22

15

SD NEGERI
BILOTE
SD INPRES
BAKUN PANTE

42

30

SD NEGERI
TASYE

SD NEGERI
TOKOWOKO

56

40

SD NEGERI
TENGOWANGO

24

27

SD INPRES
TUGOREBA TUA

98

94

SD INPRES
GOIN

66

49

SD INPRES
TOGOWO

53

49

SD INPRES
PODOL

74

75

SD NEGERI
TOLISOAR

56

65

SD NEGERI
PASALULU

56

69

SD NEGERI
BORONA

57

69

SD INPRES
TONGUTE
GOIN

67

58

SD INPRES
TOBAOL

57

53

SD INPRES
GAMLAMO

59

58

SD INPRES
MARITANGO

29

30

SD INPRES
TONGUTE
SUNGI

50

36

SD INPRES
AKESIBU

57

69

SD NEGERI
TOGOLA

57

60

SD NEGERI
TONGUTE
TERNATE

89

81

SD INPRES
TOGOLA
WAYOLI

43

42

SD INPRES
NAGA

43

44

SD INPRES
TAHAFO

45

42

SD INPRES
ADUBARU

156

138

SD NEGERI
TALAGA

69

80

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

42
34

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD NEGERI
BATAKA

109

114

SD NEGERI
TABOBOL

63

49

SD INPRES
LOCE

29

35

SD INPRES
AKELAMO

36

39

SD INPRES
GOAL 2

36

22

SD INPRES
UPT GOAL

38

38

SD INPRES
AWER

60

75

SD INPRES
GOAL 1

43

47

SD NEGERI
GOAL

25

39

SD INPRES
TIBOBO

79

69

SD NEGERI
GORO GORO

80

71

SD INPRES
BALU

54

53

SD INPRES
SUSUPU

39

27

SD INPRES
TACIM

30

33

10

SD INPRES
LAKO
AKELAMO

51

56

SD NEGERI
SUSUPU

51

41

11

SD INPRES
TARUBA

14

23

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

SD GMIH
BUKUMATITI

72

64

SD GMIH
TEDENG

78

80

SD ADVENT
AKEDIRI

110

127

SD GMIH IDAM
DEHE

51

41

SD DIAN
LOLORI

52

47

SD GMIH
JAILOLO

67

51

SD GMIH
TABOSO
SD SWASTA
GAMLENGE

43

35

SD TUNAS
BARITO

37

33

SD ADVENT
BIAMAHI

35

31

SD GMIH
PASIR PUTIH

46

42

SD TUAKONA

SD GAMSUNGI

SD LPM
LINGGUA

39

30

SD GMIH
TUGUIS

44

61

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

43
35

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD GMIH
TOTALA

49

39

SD PARTIWI
SOASIO

30

32

SD GMIH KEDI

29

36

SD GMIH
SOASANGAJI

58

55

SD LPM
TOGOREBA
SUNGI

23

23

SD SWASTA
TODOKE

29

26

SD GMIH
DUONO

82

81

SD PERTIWI
GAM ICI

67

69

SD GMIH
TONGUTE SUNGI

34

30

SD ADVENT
TONGUTE GOIN

33

37

SD GEMIH KIE ICI

62

38

SD ARODIBO
TOSOA

22

25

SD MANDIRI
BARU

81

67

SD GMIH BARU

81

66

SD LPM JERE

45

27

SD NGAWET

36

43

SD GMIH
TOSOA

78

88

SD LPM ADU

63

55

SD ARONGADO
TOSOA

48

30

SD GMIH IDAM
GAMLAMO

47

56

10

SD LPM
GAMSUNGI

40

36

SD GMIH
AKELAMO

44

52

SD GMIH
TIBOBO

39

45

SD OIKUMENE
MAHANAIM

20

10

SD NASKAT
GOLO

40

41

SD GMIH
SASUR

129

110

SD GMIH
BALISOAN

56

43

SD GMIH
TODAHE

75

74

SD TOLOFUO

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2011

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

44
36

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT


Tabel 3.1b Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah SMP/Sederajat (Toilet dan Cuci Tangan) di
Kabupaten Halmahera Barat.
Nama Sekolah

Jumla
h
Siswa

Jumla
h
Guru

Sumber Air Bersih

PDAM
L

SPT

Jumlah Tempat
Kencing

Fas.
Cuci
Tang
an

Persedia
an Sabun

SGL

Siapa yang membersihkan


toilet
Siswa

G
ur
u

Guru

SMP NEGERI 1 JAILOLO

SMP MUHAMMADIYAH

SMP DIAN BUKUMATITI

SMP ISLAM JAILOLO

SMP NEGERI SATAP 1


JAILOLO

SMP ADVENT JAILOLO

SMP KRISTEN JAILOLO


SMP NEGERI 2 JAILOLO

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

MIS SIDANGOLI

SMP NEGERI SATAP 1

SMP NEGERI 3 JALSEL

SMP PRATAMA MOISO

SMP PGRI DODINGA

SMP POINEER

SMP NEGERI SATAP 1 JALTIM

SMP NEGERI 2 SATAP


TETEWANG

SMP NEGERI SATAP 3

SMP NEGERI 1 IBU

SMP NEGERI 2 IBU

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

SMP NEGERI 3 IBU

SMP NEGERI 2 TOBAOL

SMP NEGERI SATAP 1 IBU

SMP KRISTEN ELIM

SMP NEGERI 1 IBU UTARA

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

1
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

_
_

SMP NEGERI SATAP 2 IBU


UTARA

SMP PERI IBU

SMP LPM TOSOA

SMP NEGERI SATAP 1 IBU


SELATAN

SMP NEGERI SATAP 2 SAHU

SMP NEGERI 1 SAHU

SMP NEGERI SATAP 1 SAHU

SMP LPM SASUR

SMP KRISTEN TODAHE

SMP TERBUKA TANJUNG RURAI

SMP NEGERI 2 SAHU

SMP DJAPUNG MALAMO

SMP NEGERI 1 SAHU TIMUR

SMPK IDAM GAMLAMO

SMP OIKUMENE MAHANAIM

SMP NEGERI 3 TOLOFUO


LOLODA

SMP NEGERI LOLODA

SMP SUASTA GOTONGROYONG BAJA

SMPN 3 JAILOLO

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pesur
uh

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2011

Guru

SMP NEGERI SATAP 1 IBU


UTARA

Jumlah
Toilet/I WC

45
37

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 3.1c Kondisi Fasilitas sanitasi di sekolah tingkat SMA/sederajat (toilet dan cuci
tangan) di Kabupaten Halmahera Barat.
Jumlah
Siswa

Nama Sekolah

Jumlah
Guru

Sumber Air Bersih


PDAM

Jumlah Toilet/WC

SPT

SGL

Jumlah Tempat
Kencing

Fas.
Cuci
Tanga
n

Persed
iaan
Sabun

Murid

Siapa yang membersihkan


toilet
Siswa

Guru

Pesuru
h

Guru

Guru

SMAS HALMAHRA

110

179

15

SMAS EBEN HAEZER

127

103

12

SMAS ISLAM JAILOLO

62

62

16

SMAS LPM TAHAFO

28

34

SMAS MAHANAIM

48

54

SMAS AGAPE

93

108

10

SMAS AMPERA

77

79

SMA NUSANTARA

19

36

SMAN IBU

235

281

16

15

SMAN 1 IBU SELATAN

53

58

SMAN 1 JAILOLO
SELATAN

27

20

SMAN 1 JAILOLO TIMUR

84

71

SMAN 1 LOLODA

66

62

12

SMAN 1 SAHU

114

130

13

SMAN 2 JAILOLO
SELATAN

98

97

11

SMAN 1 JAILOLO

292

350

26

20

SMAN 1 JAILOLO
SELATAN

43

43

SMK NEGERI 2 GOAL

49

41

SMK NEGERI 1 SAHU


TIMUR

104

26

15

SMK NEGERI 1 JAILOLO

118

45

20

16

SMK NEGERI 1 JAILOLO


SELATAN

30

45

SMK NEGERI 1 IBU


UTARA

50

40

SMK NEGERI 1 JAILOLO


TIMUR

29

27

SMK BHAKTI PERSADA


JAILOLO

38

66

10

SMK EKLESIA JAILOLO

54

113

12

SMK NEGERI 2 JAILOLO


SELATAN

39

21

SMK SAHU

15

25

10

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2011

Tabel 3.2a Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah dan pengetahuan
hygiene) di sekolah dasar/Sederajat.
Apakah Pengetahuan ttg Hygiene
dan Sanitasi diberikan
Nama Sekolah

Ya, saat
pertemua
n/penyul
uhan
tertentu

Ya, Saat
mata
pelajaran
penjas di
kelas

Tidak
Pernah

Apakah
dana untuk
air
bersih/sanit
asi/pendidik
an hygiene
Ya
Tida
k

Cara pengolahan sampah

Dikum
pulka
n

Dipisa
hkan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Dibuat
Kompo
s

Tempat buang air


kotor

Dari
Toilet

Dari
Kmr.
Mandi

Kapan
Tangki
Septic
dikosongk
an

Kondisi
Higiene
Sekolah

46
38

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD NEGERI 1
JAILOLO

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI 2 PAYO

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI
GAMTALA

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI 2
TUADA

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI 2
BOBANEHENA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES BOBO

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES 2
AKEDIRI

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI 1
TUADA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
MARIMABATI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES JAILOLO

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
GUAERIA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI GULAO

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI 2
JAILOLO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES PORNITI

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
AKELAHA

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI
MARAELI

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI AKEARA

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES
DOMATO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI 3
SIDANGOLI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TATALEKA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI 2
SIDANGOLI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI 1 PAYO
SD INPRES 2
HATEBICARA

SD NEGERI 1
TAURO

SD NEGERI 1
BOBANEHENA

SD INPRES
GAMLAMO

SD INPRES SARIA
SD INPRES GALALA
SD INPRES MATUI
SD INPRES 1
AKEDIRI
SD ULO
SD LBN JAILOLO
SD NEGERI 2
TAURO

SD NEGERI
BOBANEDANO
SD NEGERI RATEM
SD INPRES AKE
JAILOLO

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

47
39

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD NEGERI
BANGKIT RAHMAT

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
MARAJAYA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
BOBOISA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TUGURACI

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES JAILOLO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI 1
SIDANGOLI

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES TEWE 1

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGER1 TEWE 2

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES
RIORIBATI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES BIAMAHI

Tdk. Pernah

Kutrang baik

SD NEGERI MOISO

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI
AKELAMO KAO

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI
DUMDUM

Tdk. Pernah

Baik

SD BOBANEIGO

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES SALU

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD INPRES BAKUN

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD NEGERI BAJA

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD INPRES
PUMADADA

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD INPRES JANO

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD INPRES
TOSOMOLO

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD INPRES
TOTALAJAYA

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD NEGERI
TUAKARA

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD INPRES BOSALA

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD NEGERI
GAMKAHE

Tdk. Pernah

Kurang Baik

SD NEGERI BUO

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES
TOMODO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES KEDI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
JANGALULU

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI BILOTE

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES BAKUN
PANTE

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI TASYE

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TOKOWOKO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TENGOWANGO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
TUGOREBA TUA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES GOIN

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
TOGOWO

Tdk. Pernah

Kurang baik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

48
40

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD INPRES PODOL

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TOLISOAR

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
PASALULU

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
BORONA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
TONGUTE GOIN

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES TOBAOL

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
GAMLAMO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
MARITANGO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
TONGUTE SUNGI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
AKESIBU

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TOGOLA

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI
TONGUTE TERNATE

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES TOGOLA
WAYOLI

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES NAGA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES TAHAFO

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES
ADUBARU

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI TALAGA

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI BATAKA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
TABOBOL

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES LOCE

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES
AKELAMO

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES GOAL 2

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES UPT
GOAL

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES AWER

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES GOAL 1

Tdk. Pernah

Baik

SD NEGERI GOAL

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES TIBOBO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI GORO
GORO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES BALU

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES SUSUPU

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES TACIM

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD INPRES LAKO
AKELAMO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD NEGERI
SUSUPU

Tdk. Pernah

Baik

SD INPRES TARUBA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD GMIH
BUKUMATITI

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH TEDENG

Tdk. Pernah

Baik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

49
41

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD ADVENT
AKEDIRI

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH IDAM
DEHE

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD DIAN LOLORI

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH JAILOLO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD GMIH TABOSO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD SWASTA
GAMLENGE

Tdk. Pernah

Baik

SD TUNAS BARITO

Tdk. Pernah

Baik

SD ADVENT
BIAMAHI

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH PASIR
PUTIH

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD TUAKONA

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GAMSUNGI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD LPM LINGGUA

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH TUGUIS

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH TOTALA

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD PARTIWI
SOASIO

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD TOLOFUO

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH KEDI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH
SOASANGAJI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD LPM TOGOREBA
SUNGI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD SWASTA
TODOKE

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH DUONO

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD PERTIWI GAM
ICI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH TONGUTE
SUNGI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD ADVENT
TONGUTE GOIN

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GEMIH KIE ICI

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD ARODIBO
TOSOA

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD MANDIRI BARU

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH BARU

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD LPM JERE

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD NGAWET

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH TOSOA

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD LPM ADU

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD ARONGADO
TOSOA

Tdk. Pernah

Kuang baik

SD GMIH IDAM
GAMLAMO

Tdk. Pernah

Baik

SD LPM GAMSUNGI

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH AKELAMO

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH TIBOBO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD OIKUMENE
MAHANAIM

Tdk. Pernah

Kurang baik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

50
42

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SD NASKAT GOLO

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD GMIH SASUR

Tdk. Pernah

Kurang baik

SD GMIH BALISOAN

Tdk. Pernah

Baik

SD GMIH TODAHE

Tdk. Pernah

Baik

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2011

Tabel 3.2b Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah dan pengetahuan
hygiene) di Sekolah SMP/Sederajat.
Apakah Pengetahuan ttg
Hygiene dan Sanitasi diberikan
Nama Sekolah

Apakah dana
untuk air
bersih/sanitasi
/pendidikan
hygiene

Cara pengolahan sampah

Tempat buang air


kotor

Kapan
Tangki
Septic
dikosongk
an

Kondisi
Higiene
Sekolah

Ya, saat
pertem
uan/pen
yuluhan
tertentu

Ya,
Saat
mata
pelajara
n
penjas
di kelas

Tidak
Pernah

Ya

Tida
k

Dikum
pulka
n

Dipisa
hkan

Dibuat
Kompo
s

Dari
Toilet

Dari
Kmr.
Mandi

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

SMP NEGERI 2 SATAP


TETEWANG

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI SATAP 3

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI SATAP 1


IBU UTARA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI SATAP 2


IBU UTARA

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI 1 JAILOLO


SMP MUHAMMADIYAH
SMP DIAN BUKUMATITI
SMP ISLAM JAILOLO
SMP NEGERI SATAP 1
JAILOLO
SMP ADVENT JAILOLO
SMP KRISTEN JAILOLO
SMP NEGERI 2 JAILOLO
MIS SIDANGOLI
SMP NEGERI SATAP 1
SMP NEGERI 3 JALSEL
SMP PRATAMA MOISO
SMP PGRI DODINGA
SMP POINEER
SMP NEGERI SATAP 1
JALTIM

SMP NEGERI 1 IBU


SMP NEGERI 2 IBU
SMP NEGERI 3 IBU
SMP NEGERI 2 TOBAOL
SMP NEGERI SATAP 1
IBU
SMP KRISTEN ELIM
SMP NEGERI 1 IBU
UTARA

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

51
43

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

SMP NEGERI SATAP 2


SAHU

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI 1 SAHU

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI 1 SAHU


TIMUR

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMPK IDAM GAMLAMO

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMP NEGERI 3
TOLOFUO LOLODA

Tdk. Pernah

Baik

SMP NEGERI LOLODA

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

SMP PERI IBU


SMP LPM TOSOA
SMP NEGERI SATAP 1
IBU SELATAN

SMP NEGERI SATAP 1


SAHU
SMP LPM SASUR
SMP KRISTEN TODAHE
SMP TERBUKA
TANJUNG RURAI
SMP NEGERI 2 SAHU
SMP DJAPUNG
MALAMO

SMP OIKUMENE
MAHANAIM

SMP SUASTA GOTONGROYONG BAJA


SMPN 3 JAILOLO

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2011

Tabel 3.2c Kondisi sarana sanitasi sekolah (pengelolaan sampah dan pengetahuan
hygiene) di Sekolah SMA/Sederajat.
Apakah Pengetahuan ttg
Hygiene dan Sanitasi diberikan
Nama Sekolah

SMAS HALMAHRA
SMAS EBEN HAEZER
SMAS ISLAM JAILOLO
SMAS LPM TAHAFO
SMAS MAHANAIM
SMAS AGAPE
SMAS AMPERA
SMA NUSANTARA
SMAN IBU
SMAN 1 IBU SELATAN
SMAN 1 JAILOLO
SELATAN
SMAN 1 JAILOLO

Apakah dana
untuk air
bersih/sanitasi
/pendidikan
hygiene

Cara pengolahan sampah

Tempat buang air


kotor

Kapan
Tangki
Septic
dikosongk
an

Kondisi
Higiene
Sekolah

Ya, saat
pertem
uan/pen
yuluhan
tertentu

Ya,
Saat
mata
pelajara
n
penjas
di kelas

Tidak
Pernah

Ya

Tida
k

Dikum
pulka
n

Dipisa
hkan

Dibuat
Kompo
s

Dari
Toilet

Dari
Kmr.
Mandi

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

52
44

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

TIMUR

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

SMK NEGERI 1 IBU


UTARA

Tdk. Pernah

Baik

SMK NEGERI 1 JAILOLO


TIMUR

Tdk. Pernah

Kurang baik

SMK BHAKTI PERSADA


JAILOLO

Tdk. Pernah

Baik

SMK EKLESIA JAILOLO

Tdk. Pernah

Kurang baik

Tdk. Pernah

Baik

Tdk. Pernah

Baik

SMAN 1 LOLODA
SMAN 1 SAHU
SMAN 2 JAILOLO
SELATAN
SMAN 1 JAILOLO
SMAN 1 JAILOLO
SELATAN
SMK NEGERI 2 GOAL
SMK NEGERI 1 SAHU
TIMUR
SMK NEGERI 1 JAILOLO
SMK NEGERI 1 JAILOLO
SELATAN

SMK NEGERI 2 JAILOLO


SELATAN
SMK SAHU

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2011

Dari beberapa table yang telah dipapar diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang hygiene
sudah dilakukan baik di tingkat SD/sederajat, SLTP/Sederajat, dan SLTA/Sederajat yang
dilakukan saat pertemuan atau penyuluhan, maupun pada saat mata pelajaran Pendidikan
Jasmani (Penjas), namun ada beberapa sekolah di tingkat SD/Sederajat, SLTP/Sederajat, dan
SLTA/Sederajat yang Kondisi hygiene sekolah kurang baik, hal ini disebabkan karena untuk
menciptakan kondisi hygiene sekolah yang baik harus didukung dengan sarana penunjang yang
memadai seperti ketersediaan Toilet untuk guru dan siswa, ketersediaan air, fasilitas cuci tangan,
tempat sampah dan lain-lain. Ada beberapa sekolah tersebut yang sarana prasarana tidak
tersedia ataupun masih kurang sehingga dikatagorikan kedalam sekolah dengan kondisi hygiene
yang kurang baik.
3.2.

Pengelolaan Air Limbah Domestik.


Pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Halmahera Barat belum tertata / dikelolah
dengan benar, pengelolaan limbah rumah tangga black water masih dilakukan secara individual
pada masing-masing rumah tangga, di olah dalam property (lahan) milik pribadi dengan teknologi
tengki septic, endapan tinja yang terkumpul didalam tenki septic tidak di angkut untuk di olah
karena tidak ada armada (truk tinja) dan tidak ada istalasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT).
Kondisi seperti ini sangat berpengaruh pada kesehatan lingkungan, karena jika air limbah yang
dihasilkan lebih dari 30 liter/orang/hari, besar kemungkinan tanah tidak mampu lagi meloloskan
air limbah, dan jika volume air limbah yang dihasilkan lebih rendah maka tanah berpasir masih
mampu meloloskan air limbah terolah dari tengki septic ke dalam tanah. Pengelolaan Air limbah
rumah tangga (grey water) masih dibuang begitu saja ke system drainase tersier.
3.2.1. Kelembagaan
Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Bupati Kabupaten Halamhera Barat tentang
tugas pokok dan fungsi detail setiap lembaga, dan Dinas di Pemerintah Kabupaten
Halmahera Barat dan kondisi actual pengelolaan air limbah di Kabupaten Halmahera

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

45
53

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Barat, maka Institusi yang berwewenang dalam pengelolaan limbah domestic di Kabupaten
Halamahera Barat antara lain : Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat,
Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat , Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Halmahera Barat.
Strktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Kabupaten Halmahera Barat
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 16 Tahun 2009
KEPALA DINAS
SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM


DAN PERLENGKAPAN

Penyelenggaraan
Urusan
Pengelolaan
Limbah Domestik

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SUBAG. EVALUASI
PELAPORAN JASA
KONSTRUKSI
SUBAG. KEUANGAN
DAN KEPEGAWAIAN

BID.
PENATAAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR

BIDANG BINA MARGA

BIDANG CIPTA KARYA

Bid. PENATAAN
RUANG DAN BINA
PGORAM

SEKSI PENGOLAHAN
SUMBER DAYA ALAM
DAN PEMELIHARAAN
IRIGASI

SEKSI SISTEM
PENINGKATAN JARINGAN
PRASARANA JALAN DAN
JEMBATAN

SEKSI PERUMAHAN
PEMB.GEDUNG DAN
PERMUKIMAN

SEKSI PENATAAN
RUANG WILAYAH

SEKSI
PENGEMBANGAN
PANTAI DAN RAWA

SEKSI PEMB.
PRASARANA JALAN
DAN JEMMBATAN

SEKSI PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN

SEKSI
PENGEMBANGAN
KAWASAN

SEKSI
PENGEMBANGAN
SUNGAI DANAU DAN
WADUK

SEKSI PEMELIHARAAN
PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN

SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN DAN AIR
MINUM

SEKSI PROGRAM
DAN PERENCANAAN

UNIT PELAKSANA
TEKNIS DINAS

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

54
46

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Struktur Organisasi Dinas


Kesehatan Kabupaten Halmahera
Bara Sesuai Peraturan Bupati
Nomor 22 Tahun 2009
Kepala Dinas

Sekretariat

Bidang
Pelayanan
Kesehatan

Bidang
Kesehatan

Seksi Kesehatan

Seksi Bina
Puskesmas
Rumah Sakit
dan Kesehatan
Khusus

Seksi
Kesehatan
Anak

Jabatan
Fungsional

Sub. Bagian
Keuangan

Bidang Bina
Program

Bidang P2PL

Seksi
Perencanaan

Seksi
Pencegahan dan
Pemberantas

Sub. Bagian
Kepegawaian

Keluarga

Seksi
Penyuluhan dan
PSM

Seksi Bina
Kefarmasian

Sub. Bagian
Umum Dan
Perlengkapan

Ibu dan Manula

Penyakit

Seksi Bina
Gizi

Jabatan
Fungsional

Unit Pelaksana
Teknis Dinas
(UPTD)

Seksi Data dan


Informasi

Seksi Imunisasi
dan Surveilens

Seksi Evaluasi
dan Pelaporan

Seksi
Penyehatan
Lingkungan

Jabatan
Fungsional

Jabatan
Fungsional

Penyelenggaraan
urusan
pengelolaan air
limbah domestik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

55
47

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup


Kabupaten Halmahera Barat
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 26 Tahun 2009

Kepala
Badan Lingkungan Hidup

Kelompok Jabatan
Fungsional

Sekretaris

Kasubbang
Umum dan
Bina
Program

Penyelenggaraan
urusan
pengelolaan air
limbah domestik

Kabid Analisis
Pencegahan
Dampak
Lingkungan

Kasubbid
Pengkajia
n Teknis
Amdal

Kasubbid
Pengembang
an
Kelembagaan
dan Kapasitas

Kabid Perizinan
Pengawasan
dan
Pengendalian

Kasubbid
Pengendal
ian

Kasubbid
Perizinan
dan
Pengawasan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kasubbang
Hukum dan
Kepegawaian

Kasubbang
Keuangan

Kabid
Pemantauan
dan Pemulihan

Kasubbid
Pemulihan
Kualitas
Lingkungan

Kasubbid
Pemantauan

56
48

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Dari struktur organisasi diatas dapat dijelaskan bahwa penyelenggaraan urusan


pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Halmahera Barat menjadi tugas pokok
dan fungsi setiap SKPD terkait yang sesuai dengan tupoksinya; Dinas Pekerjaan Umum
penyelenggaraan urusan pengelolaan air limbah domestic ada di bidang cipta karya, dan
Dinas Kesehatan penyelenggaraan urusan pengelolaan limbah domestic ada di bidang
P2PL, dan Badan Lingkungan Hidup Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan.
Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestic di
Kabupaten Halmahera Barat adalah ; Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) terkait
yang sesuai dengan tugas dan fungsi nya, dan masyarakat. Belum ada pihak swasta
yang dilibatkan dalam pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Halmahera Barat.
Gambaran umum peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air
limbah domestic dapat dilihat pada table 3.3.
Tabel 3.3 Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan
pengelolaan air limbah domestic
Pemangku Kepentingan
Pemerintah
Swasta
Kabupaten/Kota

Fungsi
PERENCANAAN
Menyusun rencana program air
limbah domestic dalam rangka
pencapaian target
Menyusun rencana program air
limbah domestic dalam rangka
pencapaian target
Menyusun rencana anggaran
program air limbah domestic dalam
rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan
awal air limbah domestic
Membangun sarana pengumpulan
dan pengolahan awal (tangki septic)
Menyediakan sarana pengankutan
dari tangki saptik ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran
pengaliran dari sumber ke IPAL
(pipa kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau
IPAL
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan
lumpur tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi
penyedotan lumpur tinja

Masyarakat

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Masyarakat
/Individu
Masyarakat
/Individu

57
49

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Memberikan izin usaha pengelolaan


air limbah domestic, dan atau
penyedotan air limbah domestic
Melakukan pengecekan
kelengkapan utilitas tekni bangunan
(tangki septic, dan saluran drainase
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan
layanan air limbah domestic
(pengangkutan, personil, peralatan
dll)
Melakukan sosialisasi peraturan,
dan pembinaan dalam hal
pengelolaan air limbah domestic
Memberikan sangsi terhadap
pelanggar pengelolaan air limbah
domestic
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan
air limbah domestic skala
kabupaten/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur
sarana pengelolaan air limbah
domestic
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap efektivitas layanan air
limbah domestic, dan atau
menampung serta mengelola
keluhan atas layanan air limbah
domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap baku mutu air limbah
domestic

Dinas Pekerjaan
Umum

Dinas Pekerjaan
Umum

Dinas Pekerjaan
Umum
Badan Lingkungan
Hidup

Dinas Kesehatan

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa; yang berfungsi dalam perencanan
pembangunan air limbah domestic adalah Dinas Pekerjaa Umum, Pengadaan sarana
adalah Dinas Pekerjaan Umum, dan yang melakukan monitoring dan evaluasi adalah
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, dan Badan Lingkungan Hidup.
Masyarakat/Individu juga dilibatkan dalam pengadaan sarana seperti menyediakan
sarana pembuangan awal air limbah domestic dan membangunan sarana pengumpulan
dan pengolahan awal (tengki septik).
Pengelolaan air limbah domestic yang baik selain ditunjang dengan sarana dan prasarana
yang baik, perilaku masyarakat, dan regulasi yang bersifat mengikat semua kompenen,
sehingga hasil yang ingin dicapai dapat terlaksana. Gambaran umum dapat dilihat pada
peta peraturan air limbah domestic table 3.4.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

58
50

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 3.4 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Halmahera Barat
Peraturan

AIR LIMBAH DOMESTIK


Target capaian layanan
pengelolaan air limbah
domestic di kabupaten
Halbar
Kewajiban dan sangsi bagi
pemerintah
kabupaten
dalam penyediaan layanan
pengelolaan air limbah
domestic
Kewajiban dan sangsi bagi
pemerintah
kabupaten
dalam
memberdayakan
masyarakat dan badan
usaha dalam pengelolaan
air limbah domestic
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat
dan
atau
pengembang
untuk
penyediaan
sarana
pengelolaan air limbah
domestic di hunian rumah
Kewajiban dan sanksi bagi
industry rumah tangga untuk
menyediakan
sarana
pengelolaan air limbah
domestic di tempat usaha
Kewajiban dan sangsi bagi
kantor untuk menyediakan
sarana pengelolaan air
limbah domestic di tempat
usaha
Kewajiban penyedotan air
limbah domestic untuk
masyarakat, industry rumah
tangga, dan kantor pemilik
tangki septic
Retribusi penyedot air
limbah domestic
Tatacara perizinan untuk
kegiatan pembuangan air
limbah
domestic
bagi
kegiatan pemukiman, usaha
rumah
tangga
dan
perkantoran

Ketersediaan

Ada
(sebutkan)

Tidak
Ada

Pelaksanan

Efektif
dilaksana
kan

Belum
efektif
dilaksana
kan

Tidak
efektif
dilaksank
an

Keteran
gan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

59
51

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3.2.2. Sistim dan Cakupan Layanan


Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah system penanganan air
limbah domestic yang dilakukan individual/komunal dengan dan pelayanan dari satu atau
beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau dilokasi
sumber, seperti cubluk, tanki septik (septic tank)dan paket pengolahan skala kecil.
Sedangkan system pengolahan air limbah terpusat (off-site system) adalah system
penanganan air limbah domestic melalui jaringan pengumpulan yang diteruskan ke
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Site mini adalah yang terbaik untuk memecahkan
masalah sanitasi di daerah padat penduduk dalam jangka waktu lama, tetapi
membutuhkan biaya investasi yang tinggi. Sistem ini dibangun berdasar standar kualitas
yang cukup tinggi dan terdiri atas sambungan ruah, jaringan pipa pengumpul, pipa
pembawa, stasiun pompa dan instalasi pengolahan air limbah yang dipusatkan pada suatu
atau beberapa lokasi untuk melayani permukiman di suatu kota, system ini menganut
metode self cleansing sehingga membutuhkan kemiringan saluran yang cukup.
Pengelolaan air limbah di Kabupaten Halmahera Barat masih dilakukan secara individu
dengan mengunakan system cubluk dan tangki septik skala rumah tangga, Pengunaan
MCK komunal pembangunannya baru dilakukan di tahun 2012 sebanyak 4 unit, belum ada
pengelolaan air limbah domestic dengan mengunakan system terpusat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

60
52

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Air Limbah Domestik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

61
53

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

62
54

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Cakupan layanan limbah domestic di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011, dari jumlah
25,485 Kepala Keluarga (KK) yang diperiksa di sembilan kecamatan , sebanyak 16,846
Kepala Keluarga (KK) telah memiliki jamban atau sebesar 66,1%. Masyarakat yang
memiliki akses terbesar terhadap pengunaan jamban adalah di kecamatan Sahu Timur
sebesar 83,8% dan yang terkecil adalah di kecamatan Loloda sebesar 53,1%. Sistem
pengelolaan air limbah domestic yang ada di Kabupaten Halmahera Barat saat ini adalah
system setempat, dimana tinja dan air limbah dikumpulkan dan diolah didalam lahan
property milik pribadi dengan teknologi septic tenk.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

63
55

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Input

Tabel 3.5 Diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestic


User Interface

Penampungan Awal

Pengair
an

Pengolahan
Akhir

Pembuangan
Akhir

Kode/
Nama
Aliran

Black
Water
Tinja
Urine

WC Duduk

Air
Pembersih

WC
Jongkok

Tangki
Septik

Air
Penggontor
Laut/sung
ai/kebun

Grey Water
Air Cucian
Dari Dapur

Tmp.
Cucian
Piring
/makanan

Air Untuk
Mandi

Pemb. Air
Kmr. Mandi

Air Cucian
Pakaian

Pemb. Air
cucian

Sumur
Resapan

Halaman

Drainase
tersier

Dari diagram system diatas dapat dijelaskan bahwa system pengelolaan air limbah
domestic dilakukan secara individual skala rumah tangga, fasilitas yang digunakan untuk
air limbah (black water) seperti tinja, urine, air pembersih, dan air pengontrol mengunakan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

64
56

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

wc duduk, wc jongkok , tengki septik, dan masih ada air limbah black water yang dibuang
ke laut, sungai dan kebun (sembarang tempat) perilaku ini banyak dijumpai di daerah
pedesaan yang tinggal dekat pantai dan sungai. Air limbah (grey water) yang terdiri dari air
cucian dapur, air untuk mandi, dan air cucian pakaian dibuang ditengki septik dan ada juga
yang dibuang ke halaman dan drainsae tersier. Saat ini pengelolaan air limbah domestic
belum ditangani dengan baik karena belum ada sarana dan prasarana pengelolaan air
limbah di Kabupaten Halmahera Barat.

Nama
Puskesmas

Jailolo

Sidangoli

Sahu

Golagokusu
ma

Ibu

Tabel 3.6 Sistem air limbah (Kepemilikan Jamban ) per puskesmas yang ada di
Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011
Kecamatan

Jailolo

Jailolo
Selatan

Sahu

Sahu Timur

Ibu

Jumlah
KK
7,149

4,543

2,302

932

1,866

Kelompok
Fungsi

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

Teknologi
yang
digunakan
WC
Sentor/Tan
gki septic
-

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Jenis Data
Sekunder

(Perkiraan)
Nilai data

Sumber
Data

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

70,1%

Dinas
kesehatan

29,9%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

68,1%

Dinas
kesehatan

31,9%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

68,2%

Dinas
kesehatan

31,8%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

83,8%

Dinas
kesehatan

16,2%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

67,4%

Dinas
kesehatan

32,6%

Dinas
kesehatan

65
57

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kedi

Bobaneigo

Akelamo

Talaga

Duono

Loloda

Jailolo Timur

Sahu Timur

Ibu Selatan

Ibu Utara

2,557

958

860

2,383

1,935

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

User Interface
/Penampungan
Awal
Penampungan/
Daur ulang

WC
Sentor/Tan
gki septic

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

53,1%

Dinas
kesehatan

46,9%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

64,0%

Dinas
kesehatan

36,0%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

72,2%

Dinas
kesehatan

27,8%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

56,6%

Dinas
kesehatan

43,4%

Dinas
kesehatan

Kepala
Keluarga
(KK)
Kepala
Keluarga
(KK)

61,6%

Dinas
kesehatan

38,4%

Dinas
kesehatan

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa sistem air limbah (kepemilkan jamban) yang ada
di Kabupaten Halmahera Barat terbanyak ada di Kecamatan Jailolo dan yang terkecil ada
di Kecamatan Loloda dengan rincian sebagai berikut ; Kecamatan Jailolo dari jumlah 7.149
KK yang telah memiliki jamban sebanyak 70,1% tidak memiliki jamban sebanyak 29,9%
dan masih melakukan praktek BABS, Kecamatan Jailolo Selatan dari 4.543 KK yang telah
memiliki jamban sebanyak 68,1% tidak memiliki jamban sebanyak 31,9% dan masih
melakukan praktek BABS, Kecamatan Sahu dari jumlah 2.302 KK yang telah memiliki
jamban sebanyak 68,2% tidak memiliki jamban sebanyak 31,8% dan masih melakukan
praktek BABS, Kecamatan Sahu Timur (puskesmas Golagokosuma) dari 932 KK yang
telah memiliki jamban sebanyak 83,8% tidak memilik jamban sebanyak 16,2% dan masih
melakukan praktek BABS, masih Kecamatan Sahu Timur (puskesmas Akelamo) dari 860
KK yang telah memiliki jamban sebanyak 72,2% tidak memiliki jamban sebanyak 27,8%
dan masih melakukan praktek BABS, Kecamatan Ibu dari 1.866 KK yang telah memiliki
jamban sebanyak 67,4% tidak memiliki jamban sebanyak 32,6% dan masih melakukan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

66
58

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

praktek BABS, Kecamatan Loloda dari 2.557 KK yang telah memiliki jamban sebanyak
53,1% tidak memiliki jamban 46,9% dan masih melakukan praktek BABS, Kecamatan
Jailolo Timur dari 958 KK yang telah memiliki jamban sebanyak 64,0% tidak memiliki
jamban sebanyak 36,0% dan masih melakukan BABS, Kecamatan Ibu Selatan dari 2.383
KK yang telah memiliki jamban sebanyak 56,6% tidak memiliki jamban sebanyak 43,4%
dan masih melakukan praktek BABS, dan Kecamatan Ibu Utara dari 1.935 KK yang telah
memiliki jamban sebanyak 61,6% tidak memiliki jamban 38,4% dan masih melakukan
praktek BABS.
3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan
(PMJK)
Pelaksanaan program pamsimas dari tahun 2008 sampai dengan saat ini yang
dilaksanakan di beberapa Kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat dengan pendekatan
prinsip ; berbasis masyarakat, kemitraa, prtisipatif, kesetaraan jender dan lain lain, telah
memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat baik laki-laki atau perempuan,
kaya ataupun miskin untuk berpartisipasi dalam perencanaa, pelaksanaan dan
pemeliharaan / pengelolaan sarana air bersih dan sanitasi. Masyarakat juga di picu untuk
merubah pola hidup mereka dari perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat.
hasil yang diperoleh dari upaya pemicuan yang telah dilakukan yaitu masyarakat
berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan fasilitas yan telah
dibangun, ada perubahan perilaku hidup masyaraka dari perilaku yang tidak sehat menjadi
perilaku yang sehat, dan masyarakat juga telah membangun jamban pribadi.
Tabel 3.7 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat
Kecamatan

Jumlah

Jailolo
Jailolo Sealatan
Jailolo Timur
Sahu
Sahu Timur
Ibu
Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda

Jumlah MCK

Desa

Penduduk
Miskin
(KK)

Jamban
Keluarga

Dikelolah
RT

Dikelola
RW

Dikelola
CBO

Dikelola
Lainnnya

Tahun
MCK
Diban
gun

29
18
6
16
16
13
13
13
22

4,766
2,699
1,287
1,921
1,246
1,394
1,806
1.199
2,241

70,1%
68,1%
64,0%
68,2%
78,0%
67,4%
56,6%
61,6%
53,1%

1 paket
1 Paket
1 Paket
1 Pake
-

2012
2012
2012
2012
-

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Barat

Jumlah Sanimas

Tahun
Sanimas

Dikelola
RT

Dikel
ola
RW

Dikelol
a CBO

Dikel
ola
lainn
ya

Dibangun

178
194
128
40
45
73
73
155

2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan sarana jamban lebih banyak
dilakukan secara individual dimana masyarakat membangun jamban sendiri dengan
teknologi tangki septik, Pembangunan WC umum juga pernah dilakukan oleh program
P2DTK dan Kesetiakawana Depsos dengan type yang berbeda, satu unit ada yang terdiri
dari 2 closed dan 2 kmr mandi, ada juga yang 1 unit terdiri dari 1 closed dan 1 kamar
mandi. Untuk kecamatan jailolo ada 178 closed ,Kecamatan Jailolo Selatan 194 closed,

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

67
59

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Jailolo Timur 128 closed, Sahu 40 closed, Sahu Timur 45 closed, Ibu belum diketahui, Ibu
Selatan 73 Closed, Ibu Utara 73 closed, dan Loloda 155 closed. Pembangunan WC
komunal sebelumnya yang dilakukan oleh Bidang Cipta Karya Dinas PU yang di bangun
di Kecamatan Jailolo 1 unit, Kecamatan Jailolo selatan 1 Unit, Kecamatan Sahu 1 unit, dan
Kecamatan Ibu 1 unit dibangun oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat dalam
proses pelaksanaan, pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas yang dibangun.
Tabel 3.8 Kondisi sarana MCK
Lokasi MCK
MCK
Desa /
Kelrhan

PDAM
P

Persed
iaan
sabun

Ada
Biaya
Pema
kaian
MCK

SPT
T

Tempat
Bangun Air
Kotor

SGL
T

Tangki
septik

Cub
luk

Belu
m
dike
tahu
i

Belu
m
diketa
hui

194 tersebar
di
kec.
Jailolo
selatan

Tidak
Pernah
Belu
m
dike
tahu
i

Belu
m
diketa
hui

Jailolo
Timur

128 tersebar
di
kec.
Jailolo timur

Sahu

40 tersebar
di 16 desa
Balisoang

Kapan
Tangki
Septik
dikosongk
an

Tidak
Pernah

Sidangole
Dehe

Sahu
Timur

Fas.
Cuci
Tangan

178 tersebar
di kec, jailolo
Guaemaadu

Jailolo
Selatan

Jml
Kamar
C Mandi

Jumlah Pemakai

Kecam
atan

Jailolo

Jml
Toilet/W

Tidak
Pernah
Tidak
Pernah

Belu
m
dike
tahu
i

Belu
m
diketa
hui

Tidak
Pernah

Tidak
Pernah

Tidak
Pernah

45 tersebar
di 16 desa

Ibu
Tuangote
Ternate

Belu
m
dike
tahu
i

Belu
m
diketa
hui

Ibu
Selatan

73 tersebar
di 13 desa

Ibu
Utara

73 tersebar
di 13 Desa

Tidak
Pernah

Loloda

155 tersebar
di 22 desa

Tidak
Pernah

Sumber : Hasil Kajian

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa pembangunan MCK komunal tahun 2012
sebanyak 4 unit dibangun di desa Guaemadu Kecamatan Jailolo, desa Sidangoli Dehe
Kecamata Jailolo Selatan, Desa Balisoan Kecamatan Sahu dan Desa Tuangote Ternate di

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

68
60

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kecamatan Ibu. Jumlah pengguna MCK belum diketahui karena saat ini MCK tersebut
masih dalam tahap penyelesaian namun MCK yang di bangun tersebut dengan kapasitas
pelayanan 100 - 150 orang. Sumber air yang digunakan untuk aktifitas berasal dari
sumber air PDAM kecuali di Kecamatan Jailolo Selatan Desa Sidangole Dehe yang
mengunakan sumur gali dengan mengunakan mesin pompa, dan untuk mengoperasikan
telah dibentuk komite masyarakat di tingkat desa yang bertugas untuk operasinal dan
pemeliharaan fasilitas MCK. Bila tangki septik penuh tidak bisa dikosongkan karena belum
ada mobil tinja dan instalasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT) yang tersedia di Kabupaten.
Pelaksanaan program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Pamsimas terkait dengan air
limbah domestic dengan melibatkan masyarakat baik laki-laki, perempuan, kaya atapun
miskin dalam proses perencanaan, pengerjaan dan pengelolaan, dimana masyarakat
dipicu untuk merubah perilaku hidup yang tidak sehat menjadi perilaku hidup sehat, salah
satunya dengan membangun jamban pribadi atau MCK komunal. Namun sampai sejauh ini
desa-desa sasaran program Pamsimas hanya membangun jamban pribadi dan belum ada
masyarakat yang membangun MCK komunal.
Selain program pamsimas ada juga program P2DTK yang melakukan pembangunan WC
umum di beberapa daerah di Sembilan kecamatan dalam lingkup Kabupaten Halmahera
Barat, pembangunan WC umum yang tersebar di beberapa kecamatan dan Pembangunan
MCK komunal sebanyak 4 unit baru dilakukan tahun 2012 oleh Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjan Umum dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengerjaan, operasional
dan pemeliharaan fasilitas yang telah dibangun. Gambaran umum tentang program/proyek
yang berbasis masyarakat dapat dilihat pada table 3.9 ;
No

Tabel 3.9 Daftar Program/Proyek Layanan yang berbasis masyarakat

Sub Sektor

Nama
Program/Proyek/
Layanan
Jamban Keluarga

Air
Limbah
Domestik Onsite
Individual

Air
Limbah
Domestik

WC Umum

Air
Limbah
Domestik Onsite
Komunal

MCK Komunal

Sumber : Hasil Kajian

Pelaksana/PJ

Tahun
Mulai

Pamsimas,
Pemda Halbar
dan masyarakat

2008

P2DTK,
dan
program sanitasi
lainnya
Bidang
Ciptakarya Dinas
PU,
dan
masyarakat

2008
2012

Kondisi Sarana Saat Ini


Fungsi
Tidak
Rusak
Fungsi

PM

Aspek PMJK
JDR
MBR

Masih dalam
penyelesaia
n pekerjaan

3.2.4. Pemetaan Media


Kajian komunikasi dan pemetaan media merupakan upaya pengumpulan data analisis data
primer sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi dan peta media terkait
pembangunan sanitasi. Dari hasil identifikasi yang tepat tentang pengalaman dan
kapasitas Kabupaten dalam menjalankan kampanye/pemasaran sanitasi dan sejauh mana
mengetahui peran madia masa dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten
Halmahera Barat. Dari hasil kajian diperoleh ; Adanya media komunikasi di provinsi Maluku
Utara seperti Malut Pos (Sasadu), Ternate Pos, Mimbar Kiaraha dan media elektronik

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

69
61

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

seperti, RRI, Hikma FM, Pro 2 FM dan lain-lain, sehingga ada peluang untuk
memanfaatkan beragam media tersebut untuk sosialisasi pentingnya sanitasi, namun
kejelasan mekanisme untuk kualitas pengemasan pesan kunci, materi dan perangkat yang
dibutuhkan untuk kelompok sasaran advokasi (DPRD, SKPD, Panitia Anggaran ,
program/donor) belum optimal. Ketrampilan personil juga sangat dibutuhkan untuk
menjaga kualitas pengemasan isu dalam materi-materi dan perangkat komunikasi kreatif.
Sehingga pemanfaatan media komunikasi untuk sub sector air limbah domestik dapat
dimanfaatkan secara maksimal , diharapkan kedepan perlu dilakukan kampanye melalui
media komunikasi supaya dapat menunjang pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Halmahera Barat.
Tabel 3.10 Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No
1
2

Kegiatan

Tahun

Belum ada
Belum ada
Sumber : Hasil Kajian

Dinas
Pelaksana
-

Tujuan
Kagiatan
-

Khalayak
Sasaran
-

Pesan
Kunci
-

Tabel 3.11. Media Komunikasi yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat


No

Nama Media

Jenis Acara

Malut Pos
(Suara
Sasadu)

Hari cuci tangan


seduinia

CTPS

Ternate Pos

Mimbar
Kiaraha

Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

RRI

Hikma FM

Pro 2 FM

Sumber : Hasil Kajian

Isu yang
Diangkat

Pesan Kunci

Perubuhan
perilaku cuci
tangan pakai
sabun
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Pembelajaran
-

Pendapat
Media
Baik
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Saat ini media komunikasi yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan


untuk
pembangunan sub sector air limbah secara maksimal. Hanya media cetak Malut Pos
(suara Sasadu) yang pernah di manfaatkan untuk setiap tahun untuk promosi hygiene Cuci
Tangan Pakai Sabun CTPS dalam rangka Hari Cuci Tangan Sedunia
Dalam aspek kerja sama terkait sanitasi belum ada pelaku bisnis/pihak swasta yang
terlibat dalam layanan sanitasi sub sector pengelolaan air limbah domestic seperti usaha
sedot kakus/wc, maupun kegiatan lainnya. Keterlibatan kerja sama terkait sanitasi untuk
sub sector air limbah ini hanya terbatas pada masyarakat/individual seperti pembangunan
jamban pribadi program pamsimas, dan pembangunan, pengoperasian dan pengelolaan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

70
62

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

fasilitas MCK komunal yang telah dibangun oleh pemerintah.


Tabel 3.12 Kerja Sama terkait Sanitasi
No

Nama Kegiatan

Pembangunan sarana
air
minum
dan
sanitasi, Kampanye
PHBS

Pembangunan MCK
Komunal / WC Umum

Jenis Kegiatan
Sanitasi
Air Minum dan
Sanitasi, PHBS

Pembangunan
Infrastruktur dan
Promosi
Sanitasi

Mitra Kerja Sama

Bentuk Kerja Sama

Belum ada kerja sama


dengan swasta /pelaku
bisnis . Kegiatan ini
hanya melaksanakan
program Pamsimas
Belum ada mitra kerja
sama
dengan
swasta/pelaku bisnis

Sering dana dan replikasi


program

Sumber : Hasil Kajian

Masyarakat dilibatkan
dalam
prosespembangunan,pe
ngoparasian dan
pemeliharaan

Pengelolaan pembangunan sub sector air limbah domestic baik dari segi promosi dan
pendanaan pembangunan infrastruktur sanitasi sub sector air limbah domestic hanya
dilakukan oleh pemerintah daerah belum ada mitra potensial ataupun individu yang
dilibatkan dalam promosi bersama atau pendanaan bersama untuk sub sector air limbah
domestic.
Tabel 3.13 Daftar Mitra Potensial
No
1
2
3
4
5

Nama Mitra
Bapak Haji Abu
Baoak Haji Sarkami
Ny Ci Wan
Bapak Haji Taslim
Pemilik Toko Imanuel

Jenis Kegiatan Sanitasi


-

Bentuk Kerja Sama


Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama

Sumber : Hasil Kajian

3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha


Ketersediaan sarana dan prasarana air limbah domestic yang terbatas di Kabupaten
Halmahera Barat sangat berpengaruh pada parsipasi dunia usaha lain, swasta/pelaku
bisnis yang dapat dilibatkan dalam pengelolaan air limbah domestic, sehingga
pengelolaan air limbah domestic sepenuhnya baru dikelolah oleh instansi terkait yang ada
di Kabupaten Halmahera Barat. Karena pengelolaan air limbah domestic belum dilakukan
secara optimal sehingga sub sector ini belum dapat memberikan kontribusi kepada daerah.
Kedepan diharapkan adanya peningkatan layanan air limbah domestic sehingga sub sector
ini dapat dikelolah secara optimal agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di
sector sanitasi.
.
Tabel 3.14 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat
No

Nama Provider

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tahun Masuk
Operasi
C

Jenis Kegiatan
D

71
63

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Dunia Usaha Lain ; LSM, swasta /


pelaku bisnis

Retribusi Air Limbah

Belum ada dunia


usaha
lain
yang
dilibatkan
dalam
pengelolaan air limbah
domestik

Belum dilaksanakan

Belum dilaksanakan

Sumber : Hasil Kajian

3.2.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Untuk pendapatan pada sub sector air limbah domestic belum ada karena pengelolaan air
limbah domestic di Kabupaten Halmahera Barat belum dikelolah secara baik. Untuk dapat
memberikan kontribusi kepada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka
pengelolaan Sub sector air limbah domestic perlu dioptimalkan. Ketersediaan sarana dan
prasarana sub sector air limbah domestic menjadi salah suatu factor keharusan sehingga
upaya ke arah tersebut dapat tercapai.
Mesikipun sudah ada pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur air limbah domestik
namun belum ada retribusi dari sub sektor ini, diharapkan kedepan melalui peningkatan
cakupan layanan dan pengelolaan yang baik maka dapat ditetapkan retribusi dari sub
sektor air limbah domestik.
Tabel 3.15 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengolahan Air
Limbah Domestik
No
A
B

Sub
sector/SKPD

Air Limbah
Retribusi Air
Limbah

2007

C
Belum
ada

2008

2009

2010

2011

Belum
ada

Belum
ada

Belum
ada

Belum
ada

Ratarata

Pertumbuhan
(%)

Belum
ada

3.2.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak


Isu dan permasalahan yang dihadapi terkait dengan pengelolaan air limbah domestic di
kabupaten Halmahera barat meliputi ;
a. Teknis Operasional
Belum ada Instalasi Pengelolaan Air Libah (IPAL)
Belum ada mobil tinja dan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT), sehingga
septik tank tidak pernah disedot.
Masih terlihat jamban rumah tangga (tengki septik) yang tidak memeperhatikan
standar kesehatan
Masih terlihat air limbah rumah tangga (grey water) dibuang ke system drainase
tersier
b. Kelembagaan
Sektor swasta belum berminat dalam penaganan pengelolaan limbah domestik
Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sektoral
Penguatan kelembagaan yang ada di masyrakat dalam pengelolaan air limbah

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

72
64

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

domestik
c. Peraturan
Belum ada perda yang mengatur tentang sanitasi seprti retribusi adanya sangsi
yang dikenakan untuk pengahasil limbah domestik
Belum ada perda bagi pengembangan perumahan untuk penyediaan sistim offsite kawasan
d. Pendanaan
Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan
Belum ada pendanaan lain seperti Corporate Sociality Responsibelity (CSR)
dari pihak swasta terkait dengan pengelolaan limbah domestik
e. Peran Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik yang berbasis
masyarakat
Masih ada masyarakat yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Optimalisasi program berbasis masyarakat, (keterlibatan masyarakat miskin dan
jender)
d. Komunikasi
Masih kurangnya sosialisasi, advokasi, dan pengelolaan air limbah domestik
3.3.

Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan sampah di wilayah kota jailolo hampir 70% sudah menggunakan media
TPS untuk membuang sampah, wilayah perkotaan Jailolo mencakup 12 Desa di lingkup
Kecamatan Jailolo. Sedangkan untuk 30% sisanya masih membakar dan menanam sampah pada
lahan kosong milik masyarakat sendiri atau masih diolah menggunakan system open dumping.
Persentase keseluruhan masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk membuang
sampah pada fasilitas persampahan yang disediakan, seperti TPS baik yang berupa bak sampah
ataupun tong sampah. Fasilitas yang tersedia ini dilayani oleh armada sampah secara bergiliran
setiap hari, dalam sehari masing-masing armada melakukan pengangkutan dari TPS ke TPA
Dous Marirete sebanyak 2 (dua) kali ritasi.
Keseluruhan jumlah TPS yang terlayani yaitu 36 buah yang tersebar di desa-desa
dalam wilayah pelayanan, dan di tambah dengan TPS yang terdapat di Kompi Markas, Kompi
Bantuan Akediri, Kompi bantuan Akelamo dan Mapolres Halmahera Barat. Dominan timbulan
sampah yang dihasilkan berupa sampah rumah tangga, akan tetapi dari sumber sampah sampai
pada TPS belum diolah dan dipilah oleh masyarakat. Begitupun dari TPS menuju ke TPA juga
tidak diolah dan dipilah, sehingga sampah yang dihasilkan belum dapat dimanfaatkan atau didaur
ulang.
Timbulan sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat kesadaran masyarakat,
tingkat kesadaran masyarakat akan membuang sampah pada tempatnya menyebabkan trend
timbunan sampah yang dihasilkan pun semakin meningkat. Hal tersebut tidak sejalan dengan
dukungan armada dan system pengelolaan persampahan yang sesuai, selain itu juga
pengelolaan TPA masih dengan system control landfill merupakan kendala tersendiri. Oleh sebab
itu secara akumulatif permasalahan persampahan yang dihadapi sangat kompleks yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Dengan visit Halmahera Barat 2013 maka Kabupaten Halmahera Barat menjadi salah satu
ikon pariwisata skala internasional, sehingga harus memiliki penanganan dan pengelolaan
persampahan yang baik.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

73
65

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Perubahan pola pikir masyarakat Kabupaten Halmahera Barat umumnya dan Kota Jailolo
khususnya semakin mengarah pada tipe kehidupan masyarakat semiurban.
Perilaku sadar buang sampah dan pengumpulan sampah dalam masyarakat semakin
meningkat, akan tetapi belum di tindak lanjuti dengan pengolahan.
Pembangunan TPA Dous Marrirete dengan menggunakan system sanitary landfill yang
sedang dibangun
Masih terkendala sarana dan prasarana pengolahan dan pengelolaan system persampahan.
Sumber daya manusia untuk pengelolaan persampahan yang masih sangat minim, terutama
dalam hal pengolahan sampah dengan menggunakan system 3R.

3.3.1. Kelembagaan
Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat
Nomor 1 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera
Barat Nomor 16 Tahun 2008 tentang Sususnan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Halmahera Barat dan kondisi actual pengelolaan persampahan di Kabupaten
Halmahera Barat. maka Institusi yang berwewenang dalam pengelolaan persampahan di
Kabupaten Halmahera Barat adalah Kantor Tata Kota/Kebersihan dan Pemadam
Kebakaran Kabupaten Halmahera Barat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

74
66

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Struktur Organisai Kantor Tata Kota,


Kebersihan Dan Pemadam Kebakaran
Berdasar Peraturan Bupati No 30 Tahun
2009
Kepala Kantor

Tata Usaha

Jabatan FungsionalV

Staf
Administras
i Umum

Bendahara
Penerimaan

Penyelenggaraan
urusan
pengelolaan
persampahan

Bendahara
Pengeluara
n

Kepala Seksi
Tata Kota

Kepala Seksi
Kebersihan

Kepala Seksi
Pemadam
Kebakaran

Staf

Staf

Staf

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Staf
Administrasi
Perlengkapa
n

Gaji
Pembu
kuan
Kasir

75
67

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 3.16 Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan


pengelolaan Persampahan
Fungsi
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan
sampah skala Kabupaten

Pemerintah
Kabupaten/Kota

Pemangku Kepentingan
Swasta

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Menyusun rencana program


persampahan dalam rangka
anpencapaian target

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Menyusun rencana anggaran


program persampahan dalam
rangka pencapaian target

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadah
sampah di sumber sampah

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Menyediakan sarana
pengumpulan (pengumpulan
dari sumber sampai ke TPS)

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Membangun sarana tempat


penampung sementara (TPS)

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Membangun sarana
pengangkutan sampah dari TPS
ke tempat pembangunan Akhir
(TPA)

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Membangun sarana TPA

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Menyediakan sarana
composting
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari
sumber ke TPS
Mengelola sampah di TPS
Mengankut sampah dari TPS ke
TPA

Masyarakat

Masyarakat/Individu

Masyarakat/Individu
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

76
68

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Seksi Kebersihan
Mengelola TPA
Melakukan pemilihan sampah
Melakukan penarikan retribusi

Memberi izin usaha pengelolaan


sampah
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan
layanan sampah (jam
pengangkutan, personil,
peralatan dll)
Melakukan sosialisasi peraturan,
dan pembinaan dalam hal
pengelolaan sampah

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Tata Usaha

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan
Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Memberikan sangsi terhadap


pelanggar pengelolaan sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap capaian target
pengelolaan sampah skala
kabupaten/kota

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Melakukan monitoring dan


evaluasi terhadap kapasitas
infrastruktur sarana pengelolaan
sampah

Kantor Tata
Kota/Kebersihan Dan
Pemadam Kebakaran
Seksi Kebersihan

Melakukan monitoring dan


evaluasi terhadap efektifitas
layanan persampahan, dan atau
menampung serta mengelola
keluhan atas layanan
persampahan

Kantor Tata
Kota/Kebersihan
Dan Pemadam
Kebakaran Seksi
Kebersihan

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan persampahan dilakukan oleh Kantor
Tata Kota / Kebersiahan mulai dari perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan dan
monitoring terhadap efektifitas layanan persampahan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas layanan persampahan. Belum ada pihak swasta yang dilibatkan
dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Halmahera Barat, keterlibatan
masyarakat/individu hanya sebatas menyediakan pewadah sampah di sumber, dan
mengumpalkan sampah dari sumber ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Ada beberapa peraturan yang telah ada di Kabupaten Halmahera Barat yang terkait
dengan persampahan seperti ; peraturan tentang retribusi sampah, peraturan tentang

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

77
69

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. Peraturan tersebut telah


diterapkan/dilaksanakan, namun ada yang belum efektif dijalankan karena target
pelayanan persampahan belum semuanya terlayani hal ini disebabkan karna fasilitas yang
ada belum mencukupi kebutuhan. Gambaran umum tentang peraturan persampahan yang
ada di Kabupaten Halmahera Barat dapat dilihat pada table 3.17
Tabel 3.17 Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Halmahera Barat
Peraturan
PERSAMPAHAN
Target
capaian
layanan
pengelolaan
persampahan
di Kabupaten
Halbar
Kewajiban dan
sangsi
bagi
pemerintah
kabupaten
dalam
menyediakan
layanan
pengelolaan
persampahan
Kewajiban dan
sangsi
bagi
pemerintah
kabupaten
dalam
memberdayak
an masyarakat
dan
badan
usaha dalam
pengelolaan
persampahan
Kewajiban dan
sanksi
bagi
masyarakat
untuk
mengurangi
sampah,
menyediakan
tempat
sampah
di
hunian rumah
dan
membuang ke
TPS
Pembagian
kerja

Ketersediaan

Ada (sebutkan)

Pihak Pelaksanan

Tidak
Ada

Pelayanan
100% di desa
yang termasuk
wilayah
pelayanan
Pelayanan
sampah
lingkup
kec.
Jailolo

Efektif
dilaksanakan

Belum efektif
dilaksanakan

Tidak efektif
dilaksankan

Keterang
an

Pengangkutan
sampah dari

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

78
70

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

pengumpulan
sampah dari
sumber
ke
TPS, dari TPS
ke
TPA,
pengelolaan di
TPA,
dan
pengaturan
waktu
pengangkutan
sampah dari
TPS ke TPA
Kejasama
pemerintah
kabupaten
dengan
swasta atau
pihak
lain
dalam
pengelolaan
sampah
Retribusi
sampah atau
kebersihan

TPS ke TPA
merupakan
tanggungjawab
pemerintah
daerah melalui
instansi Kantor
Tata
Kota,
Kebersihan
dan Pemadam
Kebakaran

Pembayaran
retribusi
sampah di
seluruh desa
yang termasuk
wilayah
pelayanan
Penagihan
retribusi
dilakukan
pemerintah
daerah dibantu
oleh aparat di
desa
Dari
keseluruhan
wilayah
pelayanan
terdapat 2 Desa
yang terlaksana
dan 3 Kompi
dalam lingkup
Yonif 732
Banau.

3.3.2. Sistim dan Cakupan Layanan


Sistim pengelolaan persampahan yang ada saat ini di Kabupaten Halmahera
Barat belum di lakukan secara terpadu, Masyarakat hanya menampung sampah di TPS
yang tersebar di wilayah pelayanan kemudian diangkut dari TPS menuju ke TPA oleh
armada pengangkut sampah di bawah koordinasi Kantor Tata Kota, Kebersihan dan
pemadam Kebakaran.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

79
71

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak dilakukan proses daur ulang dengan system 3R,
karena belum tersedia perangkat dan teknologi pendukung serta sumber daya manusia
untuk menjalankan program tersebut.
Pada proses pembuangan sampah di TPA sudah ada kelompok masyarakat yang
memanfaatkan dengan mengambil dan memilah sampah untuk di jual kembali, akan tetapi
hanya terbatas pada sampah tertentu seperti: besi tua dan kaleng almunium.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

80
72

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

81
73

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

82
74

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Halmahera Barat dikelolah oleh Kantor Tata


Kota/ Kebersihan Kabupaten Halmahera Barat, belum ada pihak swasta yang dilibatkan
dalam pengelolaan persampahan. Keterlibatan masyarakat hanya pada pengumpulan dari
sumber dan di bawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS), masyarakat juga belum
melakukan pemisahan ataupun pengelolaan di sumbernya. Sampah yang ada TPS di
angkut dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan oleh Kantor Tata
Kota/Kebersihan Kab. Halmahera Barat. Pelayanan persampahan oleh Kantor Tata Kota/
Kebersihan belum dilakukan secara menyeluruh hanya di wilayah perkotaan yaitu di kota
jailolo dan sekitarnya. Gambaran umum tentang system sanitasi pengelolaan sampah di
wilayah Kecamatan Jailolo dan sekitarnya dapat dilihat pada table 3.18

Input

Tabel 3.18 Diagram sistem sanitasi pengelolaan persampahan di wilayah kota jailolo
Pengolahan
Pembu
Unser Interface
Penampungan Pengangkutan
Akhir
angan
awal
/Daur
Ualng

Sampah
Organik

Bak TPS

Kode/
Nama
Aliran

Dumptruk

Bak
Sampah
TPA
Tonk
Sampah

Countener
Sampah
anOrganik

Armroll
Truck

Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa fasilitas sampah yang telah disediakan oleh
Kantor Tata Kota/ Kebersihan berupa ; tonk sampah, bak sampah, bak TPS, container,
armada yang digunaka untuk mengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara
ke Tempat Pembuangan Akhir adalah dumptruk dan armroll truck. Sampah Organik dan
sampah an organic di angkut oleh masyakat dari sumber ke tempat bak sampah atau tonk
sampah, dan ada juga sampah yang lansung di bawah ke bak TPS dan countener.
Sampah yang ada di Tonk sampah, bak sampah dan bak TPS diangkut dengan
mengunakan dumtruk untuk dibawah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan sampah

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

83
75

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

yang ada di countener diangkut dengan mengunakan armroll truck untuk di bawa ke TPA.
Pengangkutan sampah ini dilakukan setiap hari oleh Kantor Tata Kota / Kebersihan.
Berapa besar jumlah sampah yang diangkut setiap harinya dapat dilihat pada table
dibawah ini ;
Tabel 3.19 Sistim pengelolaan persampahan yang ada di wilayah kota jailolo
Kelompok
fungsi

Teknologi yang
digunakan

Jenis Data Sekunder

Dump truck Merah

Tonk
Sampah
dan TPS

Volume sampah
yang terlayanai
Dump truck Hijau
Volume sampah
yang terlayanai
Armoll Truck Biru
Volume sampah
yang terlayanai
Armoll Truck kuning Volume sampah
yang terlayanai
Penampungan/Daur TPA
Ulang

(Perkiraan) Nilai
data
(Liter / org/ hari)

Sumber Data

15.12
Kantor Tata
Kota/Kebersihan
dan Pemadam
Kebakaran

14.688
11.52
11.52
Control Lundfill

Sumber : Kantor Tata Kota / Kebersihan Kab. Halbar

Kantor Tata
Kota/Kebersihan
dan Pemadam
Kebakaran

Sampah yang diangkut dari TPS setiap saat oleh Kantor Tata Kota / Kebersihan
Kabupaten
Halmahera Barat dikelompokkan berdasarkan sarana transportasi yang digunakan yaitu ;
untuk dump truck merah dengan kapasitas layanan 15,12 liter/org/hari, dump truck hijau
14,69 liter/org/heri, armoll truck biru 11,52 liter/org/hari, dan armoll truck kuning 11,52
liter/org/hari. Dengan system pelayanan secara periodik timbunan sampah ini kemudian
pada TPA Dous marirete dengan menggunakan sistem control leandfill.
3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih sangat minim, karena
masyarakat hanya membuang dan menampung sampah pada Tempat Penampungan
Sementara (TPS), akan tetapi belum ada kegiatan pengelolaan atau pemilahan sampah
yang dihasilkan masyarakat.
Tabel 3.20 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kecamatan jailolo / wilayah
perkotaan
Dikelolah Oleh
Sektor Formal di
Tingkat
Kecamatan/Kelura
han

Dikelolah Oleh Masyarakat

Jenis Kegiatan
L

RT

RW

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Keterangan

Dikelolah Pihak
Swasta

84
76

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pengumpulan
Sampah
Dari
Rumah
Pemilihan
Sampah di TPS
Pengangkutan
Sampah ke TPS

Individu
rmh tangga

Individu
rmh
tangga
-

Belu
m ada

Belu
m ada

Belum
ada

Belum
ada

Belum
ada

Belum
ada

Individu
rmh tangga

Individu
rmh
tangga

Belu
m ada

Belu
m ada

Belum
ada

Belum
ada

Belum
ada

Belum
ada

Pengankutan
Sampah Ke TPA
Pemilihan
Sampah di TPA
Para
Penyapu
jalan

Belu
m ada
-

Belu
m ada
-

Belum
ada
-

Belum
ada
-

Belum
ada
-

Belum
ada
-

Sumber : Kantor Tata Kota / Kebersihan Kab. Halbar

Sampah dari sumber/rmh


dibawa ke TPS oleh
masing-masing individu
Belum ada pemilihan
sampah di TPS
Dilakukan oleh individu
masyarakat dari
masing2 rmh tangga ke
TPS
Dilakukan oleh Kantor
Tata Kota/Kebersihan
Tidak ada pemilihan
sampah di TPA
Ada di kelolah Oleh
Kantor Tata
Kota/Kebersihan

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan sampah hanya dilakukan oleh Kantor
Tata Kota/Kebersihan, belum ada pihak swasta atau sector formal di Kecamatan yang
terlibat dalam pengelolaan sampah.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pengelolaan persampahan di Kabupaten
Halmahera Barat saat ini belum dilakukan secara menyeluruh hanya di wilayah perkotaan
yaitu di kota Jailolo dan sekitar, diharapkan kedepan pengelolaan persampahan dapat
dilakukan secarah menyeluruh.
Tabel 3.21 Pengelolaan Sampah di Tingkat Kabupaten
Dikelolah Oleh
Sektor Formal
di Tingkat
Kecamatan/Ke
lurahan

Dikelolah Oleh
Masyarakat

Jenis Kegiatan

RT

Pengumpulan Sampah Dari Rumah

L
0

P
0

L
0

Pemilihan Sampah di TPS

Pengangkutan Sampah ke TPS

Pengankutan Sampah Ke TPA

RW

Dikelolah
Pihak Swasta

P
0

L
0

P
0

L
0

P
0

Pemilihan Sampah di TPA

Para Penyapu jalan

Sumber : Kantor Tata Kota / Kebersihan Kab. Halbar

Keterangan

Pengelolaan sampah hanya diwilayah


kota jailolo dan sekitarnya
Pengelolaan sampah hanya diwilayah
kota jailolo dan sekitarnya
Pengelolaan sampah hanya diwilayah
kota jailolo dan sekitarnya
Pengelolaan sampah hanya diwilayah
kota jailolo dan sekitarnya
Pengelolaan sampah hanya diwilayah
kota jailolo dan sekitarnya
Pengelolaan sampah hanya diwilayah
kota jailolo dan sekitarnya

Penjelasan table 3.21 Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten dapat dilihat pada
table 3.20 pengelolaan persampahan ditingkat Kecamatan Jailolo/wilayah perkotaan,
karena penanganan sampah belum dilakukan secarah menyeluruh di semua Kecamatan.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

85
77

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pengelolaan persampahan oleh masyarakat untuk mempraktekkan 3R ( reduce, reuse,


dan recycle) dengan tujuan untuk mengurangi timbunan sampah belum optimal
dilaksanakan. Keterlibatan masyarakat hanya secara individul yaitu mengumpul sampah
disumbernya dan dibawah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang telah
disediakan oleh Kantor tata kota/Kebersihan.
No
1

Sub Sektor
Persampahan

Tabel 3.22 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat

Nama
Program/Proyek/
Layanan
3R

Pelaksana/
PJ

Tahun
Mulai
2012

Kondisi Sarana Saat Ini


Fungsi
Blm di
Rusak
Fungsikan

PM

Aspek PMJK
JDR
MBR

Sumber : Kantor Tata Kota / Kebersihan Kab. Halbar

3.3.4. Pemetaan Media


Pemanfaatan media komunikasi yang ada di Kabupaten Halmahera Barat saat ini untuk
sub sector persampahan belum dimanfaatkan secara maksimal , diharapkan kedepan
perlu dilakukan kampanye melalui media komunikasi sehingga dapat menunjang
pengelolaan persampahan di Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 3.23 Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No Kegiatan Tahun Dinas
Tujuan
Khalayak Pesan Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran Kunci
1
2
Sumber : Kantor Tata Kota / Kebersihan Kab. Halbar

Saat ini media komunikasi yang ada baik bedia cetak maupun media elektronik Belum
sepenuhnya dimanfaat untuk sub sector persampahan secara maksimal. Diharapkan
kedepan media komunikasi yang ada dapat dimanfaatkan untuk promosi sub sektor
persampahan secara optimal.
Tabel 3.24. Media Komunikasi yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No

Nama Media

Jenis Acara

Isu yang
Diangkat

Pesan Kunci

Pendapat
Media

Malut Pos
(Sasadu)

Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan

Ternate Pos

Mimbar
Kiaraha

Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

RRI

Hikma FM

Pro 2 FM

Sumber : hasil kajian

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

86
78

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kerja Sama terkait sanitasi untuk sub sektor persampahan di Kabupaten Halmahera Barat
saat ini masih dikelolah oleh Kantor Tata Kota/Kebersihan dan belum ada kerja sama
untuk pengelolaan persampahan dengan baik dengan pihak swasta, LSM atau mitra-mitra
lainnya potensial lainya.
Tabel 3.25 Kerja Sama terkait Sanitasi
No

Nama Kegiatan

1
2
Sumber : survei dan hasil kajian

Jenis Kegiatan
Sanitasi
-

Mitra Kerja
Sama
-

Bentuk Kerja
Sama
-

Pengelolaan pembangunan sub sector persampahan baik dari segi promosi dan
pendanaan pembangunan infrastruktur sanitasi sub sector persampahan hanya dilakukan
oleh pemerintah daerah belum ada mitra potensial ataupun individu yang dilibatkan dalam
promosi bersama atau pendanaan bersama untuk sub sector persampahan.
Tabel 3.26 Daftar Mitra Potensial
No
Nama Mitra
1
Bapak Haji Abu
2
Baoak Haji Sarkami
3
Ny Ci Wan
4
Bapak Haji Taslim
5
Pemilik Toko Imanuel
6
Pemilik perusahan tegel
Sumber : Hasil Kajian

Jenis Kegiatan Sanitasi


-

Bentuk Kerja Sama


Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama

3.3.5. Partisipasi Dunia Usaha


Pengelolaan persampahan di Kabupaten Halmahera Barat hanya dilakukan oleh Dinas
Tata Kota/Kebersihan Kabupaten Halmahera Barat belum ada dunia usaha lain atau LSM
yang menyediakan layanan dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Halmahera
Barat. keterlibatan swasta/masyarakat hanya dilakukan oleh individu terbatas pada
pemanfaatan sampah yang masih dapat dijual kembali, seperti besi tua, tembaga dan
alumunium bukan secara langsung mendaur ulang sampah tersebut dan hanya temporer
karena ketersedian sampah besi tua, tembaga, dan alumunium tidak selamanya dapat
diperoleh.
Tabel 3.27 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat
No

Nama Provider

a
A
B
Sumber : Hasil kajian

b
-

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tahun Masuk
Operasi
c
-

Jenis Kegiatan
D
-

87
79

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Untuk pendapatan pada sector penerimaan retribusi sampah masih belum maksimal
karena belum secara keseluruhan terakomodir, akan tetapi grafik penerimaan dari sector
ini memiliki trend positif artinya berpotensi naik apabila dikelola secara baik. Pengelolaan
retribusi sampah untuk peningkatan pendapatan asli daerah dapat dioptimalkan dengan
menstimulus upaya ke arah tersebut seperti peningkatan belanja kantor untuk melakukan
sosialisasi dan implementasi kerja sama penagihan dan pengelolan retribusi sampah di
desa-desa dalam lingkup pelayanan.
Pemeliharaan operasional armada sampah sepenuhnya bergantung pada belanja APBD
dalam hal ini belanja Kantor Tata Kota, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran, baik yang
meliputi pemeliharaan armada yang ada dan pengadaan armada.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor. 14 Tahun 2005
tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kabupaten Halmahera Barat
yang termaktub dalam Bab IV tentang Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, ayat (1)
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan atau volume sampah, (2) Jenis
sampah sebagai mana dimaksud pada ayat satu adalah sampah organic dan berbahaya
dan tidak berbahaya, (3) Dalam hal volume sampah sulit diukur, maka volume sampah
dimaksudkan dengan barbagai pendekatan antara lain berdasarkan luas lantai bangunan.
Bab VI Pasal 8 tentang Struktur dan Besaran Tarif Retribusi.
Besaran retribusi untuk sub sector persampahan di Kabupaten Halmahera Barat 3 ( tiga)
tahun terakhir dapat dilihat pada table berikut ini ;

No
a
A
B

Tabel 3,28 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengolahan
Persampahan

Subesektor /
SKPD

2007

2008

2009

2010

2011

Rata-rata

Pertum
buhan
(%)
i

B
c
d
e
f
g
H
Persampahan
Retribusi
220,658,750 59,765,000
135,234,050
138,552,600
33%
Sampah
Sumber : Laporan Keuangan Kantor Tata Kota, Kebersihan Dan Damkar Kabupaten
Halmahera Barat

Mengingat kantor tatakota/kebersihan dan pemadam kebakaran baru beroperasi pada


akhir tahun 2008 sehingga data besaran retribusi tahun 2007 dan 2008 tidak dapat
disajikan. Ringkasan penerimaan Retribusi Sampah pada tahun 2009 yang dikelola oleh
kantor Tata Kota, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran realisasi mencapai Rp
220,658,750 atau 91,9% dari target yang ditetapkan. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi
penurunan yang sangat signifikan karena realisasi hanya menacapai Rp 59,765,000 atau
26,8% dari target yang ditetapkan, hal tersebut dikarenakan terjadi penurunan angka
penerimaan retribusi dari sector perdagangan (pengurusan SIUP dan SITU). Akan tetapi
terjadi kenaikan penerimaan retribusi pada tahun 2011 yaitu Rp 135,234,050 atau 51,47%
dengan presentase kenaikan 24,67% dari tahun 2010, hal ini disebabkan karena terjadi
peningkatan penerimaan dari sector perdagangan (pengurusan SIUP dan SITU) seiring
dengan membaiknya iklim investasi di Kabupaten Halmahera Barat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

88
80

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3.3.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak


Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Dalam kegiatan pengelolaan
persampahan secara keseluruhan di Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Jailolo
khususnya memiliki isu strategis dan permasalahan yang dihadapi yaitu antara lain :
a. Teknis Operasional
Pengelolaan persampahan secara menyeluruh dari pengolahan, pemilahan
sampah, composting dan daur ulang yang belum dilaksanakan, karena belum
tersosialisasi maksimal dan keterbatasan sumber daya dan alat pendukung
Armada pengangkut sampah masih kurang
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sanitary leandfiil masih dalam pengerjaan
Jumlah TPS yang belum menjangkau diseluruh wilayah pelayanan
Belum ada alat berat
b. Kelembagaan
Sumber Daya Manusia (SDM) masih perlu ditingkatkan sesuai dengan spesifikasi
keilmuan
Cakupan wilayah pelayanan persampahan perlu diperluas
Sektor swasta belum berminat dalam penaganan pengelolaan persampahan
Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sektoral
c. Peraturan
Perlu melaksanakan peraturan secara optimal
d. Pendanaan
Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan
Belum ada pendanaan lain seperti Corporate Sociality Responsibelity (CSR),
pendanaan dari pihak swasta , LSM yang terkait dengan pengelolaan
persampahan
e. Peran Masyarakat
Pengelolaan persampahan yang masih minim, terutama dalam hal pengelolaan
sampah mengunakan system 3R
Masih Perlu menumbuh kembangkan kelembagaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah
Masih terlihat pengelolaan sampah oleh masyarakat dilakukan dengan cara
dibakar/ditanam pada lahan di pekarangan sendiri.
d. Komunikasi
Optimalisasi promosi, edukasi, advokasi terkait pengelolaan persampahan
3.4.

Pengelolaan Drainase Lingkungan


Seiring dengan pertumbuhan penduduk permasalahan drainase semangkin meningkat
pula pada umumnya melampui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana. Akibatnya
permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan
sistem drainase masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan
genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, mengacu pada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi),
Design (perencanaan), Land Acquisation (pembebasan lahan), Contruction (konstruksi),
Operation (operasi), dan Maintenance (pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

89
81

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai


sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan
secara berkesinambungan, agar penanganan permasalahan sistem drainase dapat dilakukan
secara terus menerus dengan sebaik-baiknya.
3.4.1. Kelembagaan
Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Bupati Kabupaten Halamhera Barat
tentang tugas pokok dan fungsi detail setiap lembaga, dan Dinas di Pemerintah Kabupaten
Halmahera Barat dan kondisi actual pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten
Halmahera Barat, maka Institusi yang berwewenang dalam pengelolaan drainase
lingkungan di Kabupaten Halamahera Barat yakni Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Halmahera Barat.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

90
82

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Strktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan


Perumahan Kabupaten Halmahera Barat
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 16 Tahun 2009

KEPALA DINAS
SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM


DAN PERLENGKAPAN

Penyelenggaraan
Urusan Pengelolaan
drainase lingkungan

SUBAG. EVALUASI
PELAPORAN JASA
KONSTRUKSI

SUBAG. KEUANGAN DAN


KEPEGAWAIAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

BID.
PENATAAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR

SEKSI
PENGOLAHAN
SUMBER DAYA
ALAM DAN
PEMELIHARAAN
IRIGASI
SEKSI
PENGEMBANGAN
PANTAI DAN RAWA

SEKSI
PENGEMBANGAN
SUNGAI DANAU DAN
WADUK

BIDANG BINA MARGA

SEKSI SISTEM
PENINGKATAN
JARINGAN
PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN

BIDANG CIPTA KARYA

Bid. PENATAAN
RUANG DAN BINA
PGORAM

SEKSI PERUMAHAN
PEMB.GEDUNG DAN
PERMUKIMAN

SEKSI PENATAAN
RUANG WILAYAH

SEKSI PENATAAN
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN

SEKSI
PENGEMBANGAN
KAWASAN

SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN DAN AIR
MINUM

SEKSI PROGRAM DAN


PERENCANAAN

SEKSI PEMB.
PRASARANA JALAN
DAN JEMMBATAN

SEKSI PEMELIHARAAN
PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN

UNIT PELAKSANA
TEKNIS DINAS

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

91
83

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 3.29 Peta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan


pengelolaan drainase lingkungan
Fungsi
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan
drainase lingkungan skala
Kabupaten
Menyusun rencana program
drainase lingkungan dalam rangka
pencapaian target
Menyusun rencana anggaran
program drainase lingkungan dalam
rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan/membangun sarana
drainase lingkungan
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase
lingkungan
Memperbaiki saluran drainase
lingkungan yang rusak
Melakukan pengecekan kelekapan
utilitas teknis bangunan (saluran
drainase lingkungan) dalam
mengurus IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk
pengembangan kawasan
permukiman, termasuk penetaan
drainase lingkungan diwilayah yang
akan dibangun
Memastikan integrasi system
drainase lingkungan (sekunder)
dengan sistim drainase sekunder
dan primer
Melakukan sosialisasi peraturan dan
pembinaan dalam hal pengelolaan
drainase lingkungan
Memberikan sanksi terhadap
pelanggaran pengelolaan drainase
lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan
drainase lingkungan skala
kabupaten/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan
drainase lingkungan skala
kabupaten
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur

Pemangku Kepentingan
Pemerintah
Swasta
Kabupaten/Kota

Masyarakat

Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas Terkait

Masyarakat

Dinas Pekerjaan
Umum

Dinas Pekerjaan
Umum

Dinas Pekerjaan
Umum

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

92
84

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

sarana pengelolaan drainase


lingkungan
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap efektifitas layanan drainase
lingkungan dan atau menampung
serta mengelola atas kemacetan
fungsi drainase lingkungan

Dinas Pekerjaan
Umum

Tabel 3.30 Peta Peraturan drainase lingkungan Kabupaten Halmahera Barat


Peraturan

PERSAMPAHAN
Target capaian
layanan
pengelolaan
drainase
lingkungan
di
kabupaten
Halbar
Kewajiban dan
sangsi
bagi
pemerintah
kabupaten dalam
menyediakan
drainase
lingkungan
Kewajiban dan
sanksi
bagi
pemerintah
kabupaten dalam
memberdayakan
masyarakat
dalam
pengelolaan
drainase
lingkungan
Kewajiban dan
sanksi
bagi
masyarakat dan
atau
pengembang
untuk
menyediakan
sarana drainase
lingkungan, dan
menghubungkan
nya
dengan
sistim drainase
sekunder

Ketersediaan

Ada
(sebutkan)

Tidak
Ada

Pelaksanan

Efektif
dilaksanakan

Belum efektif
dilaksanakan

Tidak
efektif
dilaksankan

Keterangan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

93
85

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kewajiban dan
sanksi
bagi
masyarakat
untuk
memelihara
sarana drainase
lingkungan
sebagai saluran
pemutusan air
hujan

3.4.2. Sistim dan Cakupan Layanan


Sistem dan cakupan layanan sub sector drainase lingkungan di Kabupaten
Halmahera Barat yang terdiri dari saluran Drainase Primer adalah Saluran yang
menampung buangan air dari saluran sekunder. Drainase sekunder adalah saluran yang
menampung buangan air dari saluran tersier, dan saluran tersier adalah saluran yang
menampung limpahan air hujan. Pembangunan dan peningkatan system drainase di
Kabupaten Halmahera Barat diarahkan untuk mengurangi wilayah genangan. Pengelolaan
system drainase dapat dilihat pada gambar diagram system berikut ini;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

94
86

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 3.5 Peta Jaringan Drainase Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

95
87

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Input

Tabel 3.31 Diagram sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan


Unser Interface

Penampungan awal

Pengaliran

Pengolahan
Akhir

Pembua
ngan/D
aur
Ulang

Kode/
Nama
Aliran

Grey Water
Air Cucian
Dari Dapur

Tempat Cuci
Piring

Air Untuk
Mandi

Lubang
Pembuangan

Air cucian
Pakaian

Pembuangan
air cucian

Sumur
resapan

Saluran
Drainase
Atap
bangunan

Laut

Talang

Halaman

Jalan

Dari diagram sistem pengelolaan drainase lingkungan diatas dapat dijelaskan bahwa limbah rumah
tangga yang dihasilkan dari aktifitas sehari-hari seperti aircucian piring, air mandi, air cucian pakian
selain dibuang ke sumur resapan dan sebagian limbah tersebut masih dibuang ke saluran drainase
tersier.
Drainase yang ada dikabupaten yang terdiri dari drainase tersier, drainase sekunder, dan drainase
primer. Cakupan Layanan drinase tersier baru 5 % di kecamatan jailolo yang merupakan pusat
perkotaan. Dan untuk drainase sekunder dan drainase primer cakupannya meliputi kecamtan jailolo,
kecamatan sahu timur, kecamatan jailolo selatan, kesamatan sahu, kecamatan sahu timur dan
kecamatan loloda. Layanan drainase primer yang telah mencakup beberapa kecamatan namun
sebagian besar masih berupa kanal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.32

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

96
88

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase yang ada di Kabupaten Halmahera Barat
Kelompok
Teknologi
Jenis Data
(Perkiraan)
Sumber Data
Fungsi
Yang
Sekunder
Nilai Data
digunakan
Bidang DSA
Drainase
5%
Dinas PU
Tersier
Kec. Jailolo
Drainase
Drainase
Sekunder

Kecamatan,
Loloda, Sahu,
Sahu timur,
Jailolo selatan

Drainase Primer Kec. Jailolo,


Sahu, Sahu
timur

20%

Bidang DSA
Dinas PU

20%, Kanal

Bidang DSA
Dinas PU

3.4.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Peran serta masyarakat jender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten
Halmahera Barat secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari perilaku masyarakat
terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Keterlibatan laki-laki dan perempuan
hanya terbatas pada pembersihan saluran drainase yang ada didepan rumah . Beberapa
hal masih terlihat dari perilaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai
berikut berikut:
a. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase sebagai jaringan pembuangan
limbah home industri.
b. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS (tempat
pembuangan sampah) yang praktis,
c. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai pembuangan
air limbah domestic grey-water tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Tabel 3.33 kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan
Jumlah
Desa

Kecamatam
Kec. Jailolo
Kec. Jailolo
Selatan
Kec. Jailolo Timur
Kec. Sahu

Kondisi
Drainase
saat ini
Lan Mam
car
pet

Pembersihan
Drainase

Rutin

Tidak
Rutin

29
18

L
-

P
-

L
-

6
16

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Pengelolah Oleh

Perin
tah
Kota

Kelura
han

Masyara
kat
(RT/RW)
L
P
-

Swa
sta

Bangunan
diatas
saluran
Ada Tdk.
Ada

97
89

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kec. Sahu Timur


16

Kec. Ibu
13

Kec. Ibu Selatan


13

Kec. Ibu Utara


13

Kec. Loloda
22

Kabupaten
146
Halmahera Barat
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Barat
No
1

Tabel 3.34 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat

Sub
Sektor

Drainase

Nama
Program/Proyek/
Layanan
Drainase sekunder
untuk irigasi

Pelaksana
an/PJ

Tahun
Mulai

SDA Dinas
PU

2010

Kondisi Sarana Saat Ini


Fung
Tdk.
Rusak
si
Fungsi

PM

Aspek PMJK
JDR MBR

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halmahera Barat

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan drainase ditingkat masyarakat hanya
terbatas pada pengelolaan drainase sekunder yang dimanfaatkan untuk irigasi
pengelolaan ini dilakukan oleh kelompok Petani Penguna Air (PPA).
3.4.4. Pemetaan Media
Pemanfaatan media komunikasi yang ada di Kabupaten Halmahera Barat saat ini untuk
sub sector drainase lingkungan belum dimanfaatkan secara maksimal , diharapkan
kedepan perlu dilakukan kampanye melalui media komunikasi sehingga dapat menunjang
pengelolaan sub sector drainase lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 3.35 Kegiatan Komunikasi Yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat
No

Kegiatan

Tahun

Sumber : Hasil kajian

Dinas
Pelaksana
-

Tujuan
Kagiatan
-

Khalayak
Sasaran
-

Pesan
Kunci
-

Pembelajaran
-

Saat ini media komunikasi yang ada Belum sepenuhnya dimanfaat untuk sub sector drainase
lingkungan secara maksimal, kedepan diharapkan media komunikasi dapat di manfaatkan sebagai
media promosi pengelolaan drainase di Kabupaten Halmahera Barat.

Tabel 3.36. Media Komunikasi yang Ada di Kabupaten Halmahera Barat


No

Nama Media

Jenis Acara

Isu yang
Diangkat

Pesan Kunci

Pendapat
Media

Malut Pos

Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan

Belum
dimanfaatkan

Ternate Pos

Mimbar

Belum
dimanfaatkan
Belum

Belum
dimanfaatkan
Belum

Belum
dimanfaatkan
Belum

Belum
dimanfaatkan
Belum

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

98
90

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kiaraha

RRI

Hikma FM

Pro 2 FM

Sumber : Hasil Kajian

dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan
Belum
dimanfaatkan

Belum ada kerja sama terkait sanitasi pengelolaan sub sektor drainase lingkungan dengan
pihak swasta ataupu LSM, pengelolaan sub sektor drainase dilakukan oleh bidang DSA
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmaher Barat
Tabel 3.37 Kerja Sama terkait Sanitasi
No

Nama Kegiatan

Jenis Kegiatan
Sanitasi
1
Belum ada
Belum ada
2
Belum ada
Belum ada
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halbar

Mitra Kerja
Sama
Belum ada
Belum ada

Bentuk Kerja
Sama
Belum ada
Belum ada

Pengelolaan pembangunan sub sector drainase lingkungan baik dari segi promosi dan
pendanaan pembangunan infrastruktur sanitasi sub sector drainase lingkungan hanya
dilakukan oleh pemerintah daerah belum ada mitra potensial ataupun individu yang
dilibatkan dalam promosi bersama atau pendanaan bersama untuk sub sector drainase
lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial
No
Nama Mitra
1
Bapak Haji Abu
2
Baoak Haji Sarkami
3
Ny Ci Wan
4
Bapak Haji Taslim
5
Pemilik Toko Imanuel
6
Pemilik perusahan tegel
Sumber : Hasil Kajian

Jenis Kegiatan Sanitasi


-

Bentuk Kerja Sama


Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama
Belum ada kerja sama

3.4.5. Partisipasi Dunia Usaha


Pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat hanya dilakukan oleh ;
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat belum ada dunia usaha lain atau
LSM yang menyediakan layanan dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten
Halmahera Barat. Peran swasta yang dilakukan oleh individu hanya terbatas pada
perbersihan Drainase di lingkungan masing-masing.
Tabel 3.39 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di
Kabupaten Halmahera Barat
No

Nama Provider

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tahun Masuk
Operasi
c

Jenis Kegiatan
d

99
91

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

A
B
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Halbar.

3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Pembiayaan dan pendanaan bidang sanitasi sub sector drainase lingkungan di Kabupaten
Halmahera Barat. Berdasarkan survey Penyediaan Layanan Sanitasi (Sanitasi Supply
Assesment) sub sector drainase lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat pada penyedia
layanan sanitasi diantara ; i) Pemerintah, ii) Dunia Usaha terkait sanitasi, dan iii) LSM/KSM
Terkait sanitasi.
Pemerintah
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di beberapa SKPD terkait sanitasi di Kabupaten
Halmahera Barat, bahwa pembiyaan masih dilakukan oleh beberapa SKPD terkait yakni
Bidang DSA Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat.
Dunia Usaha terkait sanitasi
Pendanaan dan pembiayaan sub sector drainase hanya baru dilakukan oleh pemerintah,
belum ada usaha lain yang dilibatkan dalam pengelolaan sub sector drainase.
LSM/KSM terkait sanitasi
Belum ada LSM yang terlibat dalam pendanaan dan pembiayaan pengelolaan sub sector
drainase. Keterlibatan Kelompok Masyarakat hanya sebatas pada pembersihan saluran
drainase di lingkungan masing-masing.
Mesikipun sudah ada pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur drainase lingkungan
namun belum ada retribusi dari sub sektor ini, diharapkan kedepan melalui peningkatan
cakupan layanan dan pengelolaan yang baik maka dapat ditetapkan retribusi dari sub
sektor drainase lingkungan.
Tabel 3,40

Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan


Drainase Lingkungan
No
Subesektor /
2007
2008
2009
2010
2011
RataPertumb
SKPD
rata
uhan (%)
a
B
c
D
e
f
G
h
i
A
Drainase
B
Retribusi
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum ada
Belum
Drainase
ada
ada
ada
ada
ada
Lingkungan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Barat

3.4.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak


Isu dan permasalahan pengelolaan drainase lingkungan yang sering dihadapi di
Kabupaten Halmahera Barat meliputi ;
a. Teknis Operasional
Masih kurang ketersediaan saluran drainase
Masih terlihat saluran drainase digunakan sebagai pembuangan air limbah
domestic (grey water)
Masih terlihat drainase yang mengalami kerusakan
Masih terjadi banjir/ genangan di beberapa wilayah saat hujan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

100
92

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

b. Kelembagaan
Sektor swasta belum berminat dalam penaganan pengelolaan drainase
lingkungan
Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sektoral
c. Peraturan
Belum ada perda sanitasi yang mengatur tentang pengelolaan drainase
lingkungan
d. Pendanaan
Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan
Belum ada pendanaan lain seperti Corporate Sociality Responsibelity (CSR)
dari pihak swasta terkait dengan sub sektor drainase lingkungan
e. Peran Masyarakat
Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai tempat
buangan air limbah domestik (grey water)
Belum ada pengelolahan drainase di tingkat kelurahan/desa
Masih terlihat saluran drainase digunakan sebagai pembuangan sampah praktis
3.5.

Pengelolaan Komponen Terkait Sanitas


Pengelolaan komponen terkait sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat yang meliptui ;
Pengelolaan air bersih, pengelolaan air limbah industry rumah tangga dan pengelolaan limbah
medis.
3.5.1. Pengelolaan Air Bersih
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Halmahera Barat yang
sebelumnya adalah merupakan kantor cabang PDAM Kabupaten Maluku Utara dan PDAM
Sub unit Sahu, Sub Unit Ibu, sub unit Loloda, dan sub unit pelayanan bubane igo, setelah
terjadi penyerahan asset PDAM ke Kota Ternate, maka PDAM cabang jailolo berubah
menjadi PDAM Kabupaten Halmahera Barat sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten
daerah air minum kabupaten Halmahera barat dan keputusan Bupati Halmahera barat
Nomor 116 Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Halmahera Barat yang terdiri dari 1 direktur 2 kepala bagian, 6 kepala seksi,
kepala cabang dan kepala unit.
Pelayanan air minum di Kabupaten Halmahera Barat yang menyediakan air bagi
kebutuhan masyarakat meliputi Kecamatan Jailolo, Kecamatan Sahu, Kecamatan Ibu,
Kecamatan Loloda, dan pelayanan di bubane igo. Sumber air yang dimanfaatkan sebagai
sumber air baku pada sistim penyediaan air minum PDAM Kabupaten Halmahera Barat
berasal dari air permukaan (mata air). Cakupan layanan air bersih di Kabupaten
Halmahera Barat dapat dilihat pada peta 3.6 ;

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

101
93

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 3.6 Peta Cakupan Layanan Air Bersih

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

102
94

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Penyediaan Layanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Halmaher Barat dapat dilihat pada table 3.41
Tabel 3.41 Sistem Penyedia dan Pengelolaan Air Minum Kabupaten Halmahera Barat
No

Uraian

1
2
3
4
5

Pengelola
Tingkat Layanan
Kapasitas Produksi
Kapasitas terpasang
Jumlah
Sambungan
Rumah
Jumlah Kran Air
Kehilangan Air
Retribusi/Tarif (Rumah
Tangga)
Jumlah Pelanggan Per
Kecamatam
Jailolo

6
7
8
9

Satuan

Sistem
Perpipaan
PDAM/BPAM

Keterangan

1.988 (Pelanggan)

PDAM

Jailo Selatan
Jailolo Timur
Sahu

Dari 29 Desa yang


baru terlayani 14
Desa

1.017 (Pelanggan)

PDAM

Sahu Timur
Ibu

Dari 16 Desa yang


baru terlayani 13
Desa

470 (Pelanggan)

PDAM

Ibu Selatan
Ibu Utara
Loloda

Dari 13 Desa yang


baru terlayani 8
Desa

134 (Pelanggan)

PDAM

Unit PDAM Bubane Igo

192 (Pelanggan)

PDAM

Dari 22 Desa yang


baru terlayani 2
Desa
Melayani
Desa
Bobane Igo

%
Ltr/dtk
Ltr/dtk
3.801 Unit
3.801 Unit
%
M3

Sumber : PDAM Kab. Halmahera Barat

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa pelayanan air minum di Kabupaten Halmahera
Barat dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.801 pelanggan yang tersebar di empat
kecamatan yakni ; Kecamatan Jailolo 1.988 Pelanggan dengan kapasitas sumber 60
Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 29.5 Ltr/dtk , Kecamatan Sahu 1017 Pelanggan
dengan kapasitas sumber 80 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 21 Ltr/dtk,
Kecamatan Ibu 470 (Pelanggan) dengan kapasitas sumber 70 Ltr/dtk dan kapasitas
produksi/terpasang 5 Ltr/dtk, Kecamatan Loloda 134 Pelanggan dengan kapasitas sumber
15 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk, dan Unit PDAM Bubane Igo 192
Pelanggan dengan kapasitas sumber 20 Ltr/dtk dan kapasitas produksi/terpasang 5 Ltr/dtk.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

103
95

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Kualitas Air
Pendistribusian air bersih di kecamatan jailolo yang telah tercemar abrasi air laut,
berhubung lokasi dimana keberadaan sumber air dekat dengan air laut. Serta banyak
penebangan liar yang mengakibatkan lokasi tersebut telah terbuka dan tidak lagi ditumbuhi
pohon-pohon mengakibatkan tidak ada lagi penahan air di dalam tanah sebagai pelindung
abrasi.
Tingkat Kehilangan Air
Tingkat Kehilangan Air pada PDAM Kabupaten Halmahera Barat khususnya kecamatan
jailolo 5 (lima) tahun terakhir adalah 18 % dan PDAM Unit Sahu tingkat kehilangan air 22%
hal ini disebabkan karena banyak pelanggan yang tidak mengunakan meter air dan meter
air rusak.
Masalah yang dihadapi PDAM Kabupaten Halmahera Barat saat ini adalah :
PDAM Jailolo dan PDAM unit sahu beroperasi menggunakan listrik PLN apabila ada
gangguan listrik (listrik padam), maka pelayanan air bersih di PDAM tidak bisa
beroperasi
Kapasitas produksi/terpasang yang kecil sehingga sebagian pelanggan yang tinggal di
daerah ketinggian kurang mendapat pelayanan air bersih
Tidak ada Genset di PDAM jailolo dan PDAM unit sahu.
3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Permasalahan limbah industry rumah tangga di Kabupaten Halmahera Barat
adalah sebagai berikut :
1. Masih terlihat beberapa home industry belum dapat mengelolah limbah cairnya
dengan benar.
2. Masih terlihat buangan limbah cair home industry tersebut langsung dibuang ke
drainase tersier
Tabel 3.42 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Halmahera Barat
Jenis Industri
Lokasi
Jumlah
Jenis
Kapasitas
Rumah tangga
Industri RT
Pengolahan
(M3/hari)
Industri Tahu
Kec. Jailolo
3
Tradisional
3
Tempe
Industri Tahu
Kec. Sahu
1
Tradisional
1
Tempe
Timur
Industri Roti
Kec. Jailolo
2
Tradisional
2
Minuman
Kec. Jailolo
1
Tradisional
2
Rosella (STPK
Banau)
Krepek Pisang
Kec. Sahu
1
Tradisional
Tidak tentu
sifatnya
temporer
Sumber : Hasil kajian

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

104
96

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3.5.3. Pengelolaan Limbah Medis


Limabah medis di Kabupaten Halmahera Barat bersumber dari kegiatan rumah
sakit, puskesmas serta pelayanan kesehatan lainnya.
Limbah medis ini terbagi atas limbah infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius
berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik seperti: laboratorium,
instalasi farmasi, istalasi gizi, rehabilitasi medic, radiologi, instalasi pencuci hama, instalasi
pemeliharaan sarana, instalasi pemulangan jenajah dan pelayanan terpadu, sedangkan
Limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur.
Dalam pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Halmahera Barat
menghasilkan limbah berupa limbah cair dan limbah padat.
Limbah padat Limbah padat yang dihasilkan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Halmahera Barat berupa : Sampah infeksius Seperti jarum suntik, botol infuse,
kapas, verban, jaringan tubuh pasien dan lain-lain. Sampah non infeksius, sampah/limbah
medis yang terdiri dari sisa makanan, kertas, sampah dapur, plastic, daun, sampah
pengunjung, dan lain-lain.
Pelayanan limbah medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Halmahera
Barat dan fasilitas kesehatan lainnya, dapat dilihat pada table berikut ini ;
Tabel 3.43 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas kesehatan
Nama Fasilitas
Lokasi
Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas
kesehatan
(m3/hari)
Penanganan limbah padat
berupa jarum suntik, botol
infuse, kapas, verban dan lain,
dibuang kelubang dan dibakar
RSUD Kab. Halbar belum
memiliki incinerator.
Rumah Sakit Umum Kec. Jailolo
Sampah/limbah non infeksius 9 M3/hari
Daerah
yang terdiri dari sisa makanan,
kertas, sampah dapur, plastic,
daun, sampah pengunjung dn
lain-lain,
penangannya
dikumpulkan di TPS yang
dimiliki oleh RSUD Kab. Halbar
dan diambil setiap hari oleh
Dinas Tata Kota/Kebersihan
Kab. Halbar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
RSUD Kab. Halbar
Penanganan limbah padat
berupa jarum suntik, botol
infuse, kapas, verban dan lain,
dibuang kelubang dan dibakar
Puskesmas
kota Kec. Jailolo
Sampah/limbah non infeksius 3,6 M3/hari
Jailolo
yang terdiri dari sisa makanan,
kertas, sampah dapur, plastic,

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

105
97

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Puskesmas
Sidangoli

Kec. Jailolo
Selatan

Puskesmas Sahu

Kec. Sahu

Puskesmas
Golagokusuma

Kec.
Timur

Sahu

Puskesmas Ibu

Kec. Ibu

Puskesmas Kedi

Kec. Loloda

Puskesmas

Kec.

Jailolo

daun, sampah pengunjung dn


lain-lain,
penangannya
dikumpulkan di TPS dan diambil
setiap hari oleh Dinas Tata
Kota/Kebersihan Kab. Halbar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3,3 M3/hari

3,2 M3/hari

2,8 M3/hari

2,8 M3/hari

2,6 M3/hari

3, M3/hari

106
98

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Bobaneigo

Timur

Puskesmas
Akelamo

Kec.
Timur

Sahu

Puskesmas Talaga

Ibu. Selatan

Puskesmas Duono

Kec. Ibu Utara

dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
berupa jarum suntik, botol
infuse, kapas, verban dan lain,
dibuang kelubang dan dibakar
Sampah/limbah non infeksius 2,9 M3/hari
yang terdiri dari sisa makanan,
kertas, sampah dapur, plastic,
daun, sampah pengunjung dn
lain-lain,
penangannya
dikumpulkan di TPS dan diambil
setiap hari oleh Dinas Tata
Kota/Kebersihan Kab. Halbar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
berupa jarum suntik, botol
infuse, kapas, verban dan lain,
2,7 M3/hari
dibuang kelubang dan dibakar
Sampah/limbah non infeksius
yang terdiri dari sisa makanan,
kertas, sampah dapur, plastic,
daun, sampah pengunjung dn
lain-lain,
penangannya
dikumpulkan di TPS dan diambil
setiap hari oleh Dinas Tata
Kota/Kebersihan Kab. Halbar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas
Penanganan limbah padat
infeksius dan non infeksius dan
lain-lain dibuang kelubang dan
2,8 M3/hari
dibakar
Limbah Cair , penangannya
dengan IPAL setempat milik
Puskesmas

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

107
99

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
4.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten
Halmahera Barat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi.
Permasalahan diatas dapat dicegah dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong
dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Disamping itu, dalam PHBS masyarakat diharapkan dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Dalam pelaksanaan kegiatan PHBS, ada beberapa indikator yang dilihat dan dianlisa yakni:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;
2. Memberikan ASI ekslusif;
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan;
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun;
5. Menggunakan air bersih;
6. Menggunakan jamban keluarga;
7. Memberantas jentik nyamuk;
8. Makan sayur dan buah setiap hari.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PHBS di Kabupaten Halmahera Barat
1. Tingkat sosialisasi yang masih kurang
2. Koordinasi Lintas sektor yang sangat minim
3. Akses terhadap informasi yang masih minim karena peran media yang belum optimal
4. Partisipasi masyarakat masih belum optimal dalam ber PHBS
5. Masih minimnya anggaran PHBS.
6. Belum adanya aturan yang mengatur tentang pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga
maupun tatanan sekolah
7. Monitoring dan evaluasi kegiatan PHBS pada tatanan Sekolah, Rumah Tangga dan Tempattempat Umum (TTU)
8. Komitmen para pengambil kebijakan yang masih rendah
Untuk meningkatkan Kondisi PHBS di Kabupaten Halmahera Barat, diperlukan beberapa strategi
yang efektif dan terpadu sehingga semua pihak secara sadar akan meningkatkan kondisi
kesehatannya secara mandiri dan berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa hal di bawah ini dapat
ditempuh antara lain yakni :
1. Sosialisasi penerapan PHBS di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah,
Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
2. Mekanisme dan saluran PHBS di Lingkungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan
Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
3. Pelatihan bagi pengelola PHBS di di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah,

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

108
100
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
4. Membentukan Pokja PHBS di di Lingungan Rumah Tangga, Institusi Kesehatan Sekolah,
Tempat Kerja dan Tempat-tempat Umum yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
5. Mengingat pola pelaksanaan PHBS yang belum merata dan belum optimal, maka perlu ada regulasi
tentang penanggung jawab dan pengawasan PHBS di Lingkungan Rumah Tangga, Institusi
Kesehatan, Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat- tempat Umum yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat. Bisa dalam bentuk Surat Keputusan kepala daerah atau surat edaran kepala
daerah.
Dengan melihat kondisi dan kendala telah diuraikan diatas serta mengingat pentingnya PHBS baik
bagi tatanan rumah tangga maupun tatanan sekolah, beberapa program PHBS dalam dokumen
Renstra dan Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat, telah merumuskan beberapa
program sebagai berikit ;
Tabel 4.1. Rencana program dan kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene tahun 2013

Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene Tahun 2013
No
1

Nama
Program/Kegi
atan
Promosi
Kesehatan
dan
pemberdayaa
n masyarakat
Program
Penyehatan
lingkungan

Satuan

Volume

Paket

Paket

Indikasi
Biaya
159,700,000

Sumber
Pendanaan
/Pembiayaan
APBD

SKPD
Penanggun
gjawab
Dinas
Kesehatan

Sumber
Dokumen
Perencanaan

241,570,000

APBD

Dinas
Kesehatan

Renja

Renja

Mengingat minimnya anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka pada tahun 2012
hanya ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera Barat sebagaimana terlihat pada table 4.2.
Tabel 4.2. Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene yang sedang berjalan
Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene Tahun 2012
No
Nama Program/
Satuan Volume Biaya (Rp)
Sumber
Lokasi
Kegiatan
Dana
Kegiatan
1
Penyuluhan
Paket
1
11.300.000
DAU &
Perilaku
Hidup
BOK
Bersih dan Sehat
(PHBS)
2
Survei PHBS di Paket
1
10.200.000
DAU & Sembilan
Puskesmas
di
BOK
Kecamat
Kabupaten Halbar
an
3
PHBS di Sekolah ( Paket
1
40.000.000
APBD
CTPS, UKS)
4

Pemberdayaan

Paket

61.000.000

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

APBD

Pelaksana
Kegiatan
Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan

109
101
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Masyarakat
(Pengaktifan
Kembali
Desa
Siaga)

Dinas
Kesehatan

4.2. Peningkatan Pengolahan Air Limbah Domestik


Penyediaan sarana dan prasarana air limbah domestik di Kabupaten Halmahera Barat
masih sangat terbatas, seperti keberadaan instalasi pengolah air limbah (IPAL) hanya
terdapat pada bangunan-bangunan tertentu Rumah Sakit, Hotel. Sedangkan sebagian masyarakat
membuang air limbah rumah tangganya dihuniannya masing-masing dan di beberapa lokasi
secara komunal.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk di kawasan perkotaan di Kabupaten
Halmahera Barat diperlukan sarana Sanitasi yang memadai khususnya kaitan dengan limbah
Domestik. Akibat dari belum adanya sistem IPAL yang memadai menyebabkan masyarakat
membuang limbah masih tergabung dengan drainase dan di sekitar halaman rumah. Pada sisi lain,
pertumbuhan penduduk semakin meningkat, sehingga Kabupaten Halmahera Barat sangat
memerlukan adanya Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT).
Pemberian sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan bagi
kesehatan warga dan penyediaan sarana dan parasarana sanitasi pada lingkungan padat
penduduk. Untuk skala kabupaten, perlunya instalasi pengolahan lumpur tinja (IPKT) untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Halmahera Barat. Disamping itu,
perbaikan sanitasi lingkungan juga perlu dilakukan khususnya pada kawasan padat penduduk
dengan lahan dan ruang yang terbatas. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif
pada lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh.
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka idealnya pada setiap hunian rumah tangga
atau kawasan permukiman harus memiliki sistem penanganan air limbahnya.
Tahun 2013 dinas pekerjaan umum kabupaten Halmahera barat hanya merencanakan beberapa
kegiatan yang terkait dengan air limbah domestik seperti terlihat pada table 4.3;
Tebal 4.3. Rencan Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013
No

Nama
Program/Kegia
tan

Satuan

Volume

Indikasi
Biaya

Sumber
Pendanaan
/Pembiayaan

SKPD
Penanggu
ngjawab

Pembangunan
MCK Komunal
di Desa Braha
Kec.
Jailolo
Selatan
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Kedi Kec.
Loloda
Pemb.
MCK
Komumal
di

Unit

300,000,000

DAK

Dinas PU
bidang
Cipta Karya

Unit

300,000,000

DAK

Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya

Unit

300,000,000

DAK

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Dinas PU
bidang

Sumber
Dokumen
Perencana
an
Renja

Renja

110
102
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Desa
Bolote
Kec. Loloda
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Gufasa
Kec. Jailolo
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Akelamo
Kec.
Sahu
Timur
Pemb.
MCK
Komunal
di
Desa Biamahi
Kec.
Jailolo
Selatan

Cipta Karya
Unit

300,000,000

DAK

Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya

Unit

300,000,000

DAK

Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya

Unit

300,000,000

DAK

Dinas PU Renja
bidang
Cipta Karya

Mengingat minimnya anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka pada tahun 2012
hanya ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Halmahera Barat sebagaimana terlihat pada table 4.4.
Tabel 4.4. Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012
No
Nama
Satuan Volume
Biaya (Rp)
Sumber
Lokasi
Program/
Dana
Kegiatan
Kegiatan
1
MCK Komunal Unit
1
250,769,750 DAK
Desa
Guaemaadu
Kec. Jailolo
2
MCK Komunal Unit
1
250.769.750 DAK
Desa
Sidangole
Dehe
Kec.
Jaololo
Selatan
3
MCK Kumunal Unit
1
250,769,750 DAK
Desa
Balisoang,
Kec. Sahu
4
MCK Kumunal Unit
1
250,769,750 DAK
Desa
Tungoute
ternate Kec.
Ibu

Pelaksana
Kegiatan
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum

4.3. Peningkatan Pengolahan Persampahan


Seperti yang telah dijelaskan pada bab III tentang permasalahan dan isu strategis yang
dihadapi oleh pemerintah kabupaten halmahera barat terkait dengan pengelolaan sub sektor

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

111
103
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

persampahan, maka ada beberapa program/kegiatan yang direncanakan oleh pemerintah


kabupaten halmahera barat pada tahun 2013, seperti terlihat pada tabel berikut ini ;
Tabel 4.5. Rencana Program dan Kegiatan pengelolaan persampahan saat ini Tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013
No

Nama
Program/Kegia
tan

Ogram/S
atuan

Volume

Penyediaan
Sarana
Prasarana
Pengolahan
Persampahan
Sosialisasi
Kebijakan
Pengolahan
Persampahan
Peningkatan
Operasional
Kebersihan/pem
eliharaan TPA
Penyediaan
Mobil Pemotong
Rumput

Paket

Paket

Peningkatan
Operasional
Kebersihan dan
Pemadam
Kebakaran
Lomba
Kebersihan
Berbasis
Masyarakat
Pembuatan
Garasi Untuk
Kendaraan
Operasional
Angkutan
Sampah

Indikasi
Biaya

Sumber
Pendanaa
n
/Pembiay
aan

SKPD
Penanggungjaw
ab

Sumber

200,000,000

APBD

Badan
Lingkungan
Hidup

150,000,000

APBD

Badan
Lingkungan
Hidup

Paket

150,000,000

APBD

Paket

160,000,000

APBD

Paket

150,000,000

APBD

Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran

Paket

60,000,000

APBD

Paket

50,000,000

APBD

Dokume
n
Perenca
naan
Renja

Renja

Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran
Kantor
Tata Renja
Kota/Kebersiha
dan Pemadam
Kebakaran

Mengingat minimnya anggaran di sector sanitasi, maka program/kegiatan di subsector


persampahan tahun 2012 tidak ada, namun pada tahun 2011 hanya ada beberapa kegiatan yang

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

112
104
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

telah dilaksanakan oleh kantor tata kota/pemadam kebakaran Kabupaten Halmahera Barat
sebagaimana terlihat pada table 4.6.
Tabel 4.6. Kegiatan pengelolaan sampah yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012
No
Nama Program/
Satua Volu
Biaya
Sumber
Lokasi
Kegiatan
n
me
(Rp)
Dana
Kegiatan
1
Pembangunan Tempata Paket
1
5.613.43 Sharing
Desa
Pemrosesan Akhir (TPA)
0.000,00 anggaran
Taruba
Dous Mariete Tahap
pemerinta Kec. Sahu
Pertama Melalui program
h
perencanaan teknis dan
kabupaten
manajemen persampahan
Halmaher
(PTMP) dan Detailed
a
barat
Engineering Design (DED)
dan
yang merupakan program
kementria
sharing dana antara
n
Pemerintah
Kabupaten
pekerjaan
Halmahera Barat dan
umum
Satuan Kerja Penyehatan
LIngkungan
dan
Persampahan
(PLP)
Kementrian
Pekerjaan
Umum.
Pembangunan
Tahap
Pertama
ini
meliputi :
Aksesibilitas
Jalan
Lingkar TPA
Block Langfill
Bangunan
Pembangunan

Pelaksana
Kegiatan
Kantor Tata
Kota,
Kebersihan
dan
Pemadam
Kebakaran

4.4. Peningkatan Pengolahan Drainase Lingkungan


Perencanaan program / kegiatan untuk sub sector drainase lingkungan tahun 2013 tidak
ada, dan mengingat minimnya anggaran di sector sanitasi, maka program / kegiatan di subsector
drainase lingkungan tahun 2012 juga tidak ada, namun pada tahun 2011 hanya ada beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh dinas pekerjaan umum Kabupaten Halmahera Barat
sebagaimana terlihat pada table berikut ini :
Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan penelolaan drainase tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Hygiene Tahun 2013
No
1

Nama
Program/Ke
giatan
-

Satuan

Volume

Indikasi
Biaya

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Sumber
Pendanaan
/Pembiayaan
-

SKPD
Penanggung
jawab
-

Sumber
Dokumen
Perencanaan
-

113
105
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 4.8. Kegiatan Pengelolaan drainase yang sedang berjalan


Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2011
No Nama Program/ Satuan Volume
Biaya (Rp)
Sumber
Kegiatan
Dana
1
Pembangunan
Paket
1
296,500,000 DAU
Saluran Pasang
(Drainase) Bobo
2
Pembangunan
Paket
1
600,000,000 DPID
Sarana tangkap
(adhouck)
Desa
SoekonoraGamlamu
3
Peningkatan
Peket
1
600,000,000 DPID
Saluran Tanah
(adhouck)
Ke Pasangan ,
HatibicaraGamjaha
4
Pembangunan
Paket
1
450,000,000 DPID
Saluran Pasang
(adhouck)
Drainase Desa
Paya
5
Peningkatan
Paket
1
500,000,000 DPID
Saluran Tanah
(adhouck)
Haku-Hoku
Gamjaha

Lokasi
Kegiatan
Bobo
Desa
SoekonoraGamlamu

Pelaksana
Kegiatan
Dinas
Pekerjaan
Umum
Dinas
Pekerjaan
Umum

Desa
Hatibicara
Gamjaha

Dinas
Pekerjaan
Umum

Desa Paya

Dinas
pekerjaan
Umum

Gamjaha

Dinas
Pekerjaan
Umum

4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi


Ada beberapa program/kegiatan terkait sanitasi yang telah direncanakan oleh pemerintah
kabupaten halmahera barat di tahun 2013, seperti peningkatan pelayanan air bersih dan
peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit umum.
Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan saat ini Tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan Sub sector Air Bersih.Tahun 2013
No

Nama
Program/Kegiatan

Satuan

Peningkatan
Pelayanan Air Bersih
Desa Akelamo Kao
Kec. Jailolo Timur

Paket

Volu
me

Indikasi Biaya

Sumb
er
Penda
naan
/Pembi
ayaan
750,000,000 DAK

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

SKPD
Penanggun
gjawab

Dinas PU
Bidang Cipta
Karya

Sumber
Dokume
n
Perenca
naan
Renja

114
106
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2
3

Rehabilitasi Jaringan
Air Bersih Desa Goin
Kec. Ibu Utara
Rehabilitasi Jaringan
Air Bersih Desa
Duono Kec. Ibu
Utara
Rehabilitasi Jaringan
Pipa Pelayanan Air
Bersih Desa BukuBualawa
Pekerjaan
Perlindungan
Sumber Mata Air IKK
Sahu Timur. Kec.
Sahu Timur
Program
peningkatan sarana
dan
prasarana
rumah sakit
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
Program
Pemeliharaan
Sarana
dan
Prasarana
rumah
sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit
Paruh

Paket

250,000,000

DAK

Dinas PU
Bidang Cipta
Karya
Dinas PU
Bidang Cipta
Karya

Renja

Paket

250,000,000

DAK

Paket

250,000,000

DAK

Dinas PU
Bidang Cipta
Karya

Renja

Paket

300,000,000

DAK

Dinas PU
Bidang Cipta
Karya

Renja

Peket

1,274,000,000

APBD

Rumah Sakit
Umum
Daerah

Renja

Paket

300,000,000

APBD

Rumah Sakit
Umum
Daerah

Renja

Paket

225,000,000

APBD

Rumah Sakit
Umum

Renja

Renja

Mengingat minimnya anggaran di sector sanitasi, maka program/kegiatan di subsector lain yang
terkait dengan sanitasi tahun 2012 tidak ada.
Tabel 4.10. Kegiatan yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2012
No Nama Program/ Satuan Volume
Biaya
Kegiatan
(Rp)
1
0
0
0
0

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Sumber
Dana
0

Lokasi
Kegiatan
0

Pelaksana
Kegiatan
0

115
107
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
5.1. Area Beresiko Sanitasi
Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau
lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Penentuan area risiko sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat dilakukan dengan cara pemberian
skoring pada 146 desa/kelurahan berdasarkan beberapa indikator yang berasal dari data
sekunder, studi EHRA dan persepsi SKPD. Indikator-indikator yang digunakan merupakan hasil
kesepakatan pokja, yaitu:
1. Persepsi SKPD merupakan penilaian secara subyektif dari masing masing institusi yang
menjadi anggota Pokja Air Minum dan Penyehatan lingkungan (AMPL) Kabupaten Halmahera
Barat terhadap kondisi sanitasi di setiap desa/kelurahan, antara lain:
a. Dinas Kesehatan menilai berdasarkan tidak tersedianya sarana CTPS, masih ada warga
yang BABS, terdapat jentik nyamuk di sekitar rumah, tidak tersedia tempat sampah di
sekitar rumah, terdapat genangan air di sekitar lingkungan permukiman, masih terlihat
masyarakat yang kesulitan akses air bersih.
b. Bappeda menilai, belum terakses air bersih PDAM secara menyeluruh, rata-rata
penduduknya kurang mampu, air buangan rumah menggenang (comberan)
c. Dinas Pekerjaan Umum menilai berdasarkan badan drainase masih tanah sehingga
resapan air tidak terarah, dimensi drainase tidak sesuai volume air, drainase tersumbat
sampah, limbah rumah tangga mengalir ke halaman sehingga mencemari sumur
gali/tangan, kurangnya kesadaran masyarakat , belum terakses air bersih PDAM.
d. Kantor Tata Kota dan Pemadam Kebakaran menilai berdasarkan ada tidaknya peran serta
masyarakat dalam mengelola sampah, tidak ada petugas pengangkut sampah dari rumah
ke TPS, kurangnya jumlah armada pengangkut sampah, bak penampungan sampah/TPS
belum tersedia atau belum memadai dengan volume sampah, cara memilah sampah
belum dipahami dengan benar, TPA masih dalam pengerjaan
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa melihat minimnya kesadaran
warga untuk menjaga higienitas lingkungannya, kepemilikan jamban pribadi rendah,
saluran drainase masih ada yang mampet, masyarakat belum menyadari pentingnya
pengelolaan sampah dengan benar (pola 3R).
f. Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat, melihat kondisi sarana prasarana sanitasi
dan pembinaan pola hidup sehat bagi siswa.
2. Studi EHRA merupakan data primer yang diambil sampel 40 responden (ibu rumah tangga)
dengan melakukan klastering desa. Beberapa hasil studi EHRA tersebut dipilih dan disepakati
oleh Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Halmahera Barat
sebagai indikator penentu area risiko sanitasi, yaitu:
a. Sumber air minum
b. Air Limbah Domestik
c. Persampahan
d. Banjir/Genangan
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di instansi terkait di Kabupaten Halmahera
Barat sebagai indikator untuk menentukan kondisi area risiko sanitasi, antara lain :

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

116
108
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

a. Sarana PDAM yaitu cakupan pelayanan PDAM berupa sambungan rumah dibandingkan
dengan total populasi.
b. Penerima BLT, hal ini menunjukkan data tentang keluarga miskin.
c. Akses terhadap kepemilikan jamban pribadi, hal ini berkaitan dengan orang tidak memiiki
akses terhadap jamban pribadi memiliki peluang (resiko) lebih besar terkena penyakit,
misalnya diare.
d. Kepadatan penduduk sebagai indikasi banyaknya limbah domestik dan sampah yang
dihasilkan, sempitnya lahan, biasanya dihuni oleh masyarakat menengah ke bawah.
Berdasarkan hasil scoring diperoleh 4 (empat) klasifikasi yaitu antara lain :
1.
2.
3.
4.

Warna Merah tingkat resiko sanitasi sangat tinggi sebanyak 25 Desa


Warna Kuning tingkat resiko sanitasi tinggi sebanyak 97 Desa
Warna Hijau tingkat resiko sanitasi sedang sebanyak 23 Desa dan
Warna Biru tingkat resiko sanitasi rendah sebanyak 1 Desa

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

117
109
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 5.1a Area Berisiko Sanitasi

Kecamatan
Kelurahan

Skor
Berdasarkan

Skor
berdasarkan
data
sekunder

Skor
berdasarkan

33.00%

34.00%

4
4
3
3
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
4
4
3
4
4
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2

1
1
1
2
2
4
2
2
2
1
2
2
2
3
2
1

2.7
3.0
2.7
2.7
3.0
4
2.0
1.7
1.7
1.3
1.7
2.0
1.7
2.3
1.7
1.7

3
3
3
3
3
4
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
4
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2

3
2
3
3
3
3
3

2
2
2
3
1
4
3

3
2
1
2
3
2
2

2.7
2.0
2.0
2.7
2.3
3.0
2.7

3
2
2
3
2
3
3

3
2
2
3
2
3
3

3
3
2
3
3
2

3
1
3
3
3
1

2
1
2
4
2
2

2.7
1.7
2.0
3.3
2.7
1.7

3
2
2
3
3
2

4
4
4

3
3
4

1
2
1

2.7
3
3.0

3
2
2
3
3
2
0.0
3
3
3

persepsi
0

Skor
yg disepakati

data EHRA

SKPD
pembobotan

Jailolo
1. Buku
Bualawa
2. Tauro
3. Matui
4. Tuada
5. Todowongi
6. Bukumatiti
7. Porniti
8. Gamlamo
9. Gufasa
10. Guaemaadu
11. Galala
12. Bobanehena
13. Saria
14. Payo
15. Bobo
16. Idam Dehe
17. Idamdehe
Gamsungi
18. Jalan Baru
19. Marimbati
20. Gamtala
21. Soakonora
22. Lolori
23. Taboso
24. Hoku-hoku
kie
25. Acango
26. Tedeng
27. Akediri
28. Guaeria
29. Hatebicara
Jailolo Selatan
1. Rioribati
2. Toniku
3. Tewe

33.00%

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Skor
hasil
kunjun
gan
lapang
an

3
3
4

118
110
0

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Dodinga
Akelaha
Akeara
Tuguraci
Biamaahi
Ake Jailolo
Sidangoli
Dehe
11. Sidangoli
Gam
12. Domito
13. Gamlange
14. Tataleka
15. Tabadamai
16. Braha
17. Bangkit
Rahmat
18. Moiso
Jailolo Timur
1. Pasir Pituh
2. Bobaneigo
3. Tetewang
4. Akelamo Kao
5. Gamsungi
6. Dum dum
S a h u
1. Lako Akelamo
2. Susupu
3. Tacim
4. Taruba
5. Balisoan
6. Golo
7. Taraudu
8. Tacici
9. Worat-worat
10. Todahe
11. Peot
12. Sasur
13. Goro-goro
14. Lako Akediri
15. Jarakore
16. Ropu Tengah
Balu
Sahu Timur
1. Idam
Gamlamo

4
4
3
4
4
3

3
4
4
4
4
3

2
1
1
1
1
1

3
3.0
2.7
3.0
2.6
2.3

3
3
3
3
3
2

3
4
3
4
4
3

3.0

3
3
2
3
4
4

3
3
3
3
3
4

1
1
1
1
2
2

2.3
2.3
1.7
2.3
3.0
3.3

2
2
2
2
3
3

3
3
3
3
3
4

3
2

3
3

2
1

2.7
1.7

3
2

3
3
3
4
3
3

3
4
4
3
3
3

2
1
1
1
2
2

2.7
2.7
2.7
2.7
2.7
2.7

3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3

3
2
3
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
3
3

3
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
3

3.0
2.0
2.3
3.0
3.0
2.7
2.7
2.7
2.0
3.0
2.7
2.7
3.0
2.7
3.0

3
2
0.0
3
3
3
3
3
3
0.0
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3

2.7

3
0.0

3.3

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3

119
111

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Loce
Gamomeng
Akelamo
Taraudu Kusu
Awer
Aketola
Tibobo
Hoku-hoku
Gam
Gamnyial
Campaka
Ngaon
Gamsungi
Taba
Campaka
Goal
Golago
Kusuma

3
4
4
3
4
3
3

3
3
2
3
2
3
3

3
2
1
2
1
2
2

3.0
3.0
2.3
2.7
2.3
2.7
2.7

3
3
2
3
2
3
3

3
3
2
3
3
3
3

3
2
3
3
3

4
4
4
4
2

2
2
1
1
2

3.0
3.0
2.7
2.7
2.3

3
3
3
3
2

3
3
3
3
2

3
4

2
4

2
1

2.7
3.0

3
3

3
4

2.3

Togola Wayoli
Togola Sangir
Tahafo
Kie Ici
Maritango
Tongute Goin
Akesibu
Tongute
Sungi
9. Tongute
Ternate
10. Tobaol
11. Gam Ici
12. Gam Lamo
13. Naga
Ibu Selatan
1. Tabobol
2. Tosoa
3. Baru
4. A d u
5. Nanas
6. Ngawet
7. Jere
8. Gamsungi
9. Bataka
10. Talaga
11. Tobelos

3
3
3
3
2
3
4

3
3
3
3
2
4
4

1
1
1
1
1
3
1

2.0
2.3
2.0
2.3
2.0
3.3
3.0

2
0.0
2
2
2
2
2
3
3

2.7

4
4
3
3
3

3
3
4
3
3

1
1
2
1
1

2.3
2.3
3.0
2.3
2.3

3
3
3
3
3

4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
2
4
4
4
4
3
3
3
2
3

1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1

3.0
2.3
3.0
3.0
3.0
2.7
2.3
2.7
2.3
2.0
2.3

2
2
3
2
2
0.0
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
I b u
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3
3
3
3
2
3
4

4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3

120
112

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

12. Gamkonora
13. Sarau
Ibu Utara
1. Podolo
2. Tengowango
3. Togowo
4. Duono
5. Goin
6. Sangad
ji Nyeku
7. Tuguis
8. Todoke
9. Togoreba
Sungi
10. Borona
11. Tolisaor
12. Pasalulu
13. Togoreba Tua
Loloda
1. Totala
2. Tolofuo
3. Tuguis
4. Soa-sio
5. Kedi
6. Tasye
7. Laba Besar
8. Laba Kecil
9. Jano
10. Bakun
11. Buo
12. Bakun Pantai
13. Barataku
14. Gamkahe
15. Pumadada
16. Baja
17. Bosala
18. Tuakara
19. Jangailulu
20. Tosomolo
21. Salu
22. Kahatola

3
3

3
4

1
2

2.3
3.0

3
3

2.7
3.3
3.0
2.7
2.3

2
3
0.0
3
3
3
3
2

4
4
4
4
3

3
4
3
3
2

1
2
2
1
2

3
4
4

3
4
4

2
3
1

2.7
3.7
3.0

3
4
3

3
4
4

3
3
4
4
4

3
3
4
4
4

2
1
1
2
2

2.7
2.3
3.0
3.3
3.3

3
3
4
4
4

4
4
4
2
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4

1
2
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1

3.0
3.3
3.0
1.7
3.0
3.0
2.7
2.7
2.7
2.3
3.0
3.0
2.7
3.0
2.7
2.7
3.0
3.0
2.7
3.0
2.7
3.0

3
2
3
3
3
0.0
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3
4
3
3
2

4
4
4
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4

121
113

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tabel 5.1b Area berisiko sanitasi dan penyebab utamanya


No
Area
Wilayah Prioritas
Penyebab Utama Risiko
Berisiko
Resiko 4 Bukumatiti
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Tewe
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Akelaha
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Tuguraci
Sampah, Limbah Domestik , Air Bersih
Biamahai
Sampah, Limbah Domestik , Air Bersih, PHBS
Braha
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Todahe
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Goro-goro
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Goal
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Akesibu
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Tabobol
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, Air Bersih,
PHBS
Tengowango
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Tuguis
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Todoke
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Tolisaor
Sampah, Limbah Domestik,PHBS
Pasalulu
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Togorebatua
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Totala
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Tolofuo
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Tuguis
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Buo
Sampah, Limbah Domestik , Air Bersih
Bakun Pantai
Sampah, Limbah Domestik , Air Bersih
Gamkahe
Sampah, Limabh Domestik, PHBS
Tosomolo
Sampah, Limabh Domestik, PHBS
Kahatola
Sampah, Limabh Domestik, Air Bersih, PHBS
Resiko 3

Buku Bualawa
Tauro
Matui
Tuada
Todowongi
Idamdehe Gamsungi
Gamtala
Lolori
Taboso
Hoku-hoku Kie
Akediri
Guaeria
Rioribati
Toniku

Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS


Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih,
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, Air Bersih,
PHBS
Limbah Domestik, Banjir
Sampah, Banjir, PHBS
Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, PHBS

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

122
114

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Dodinga
Akeara
Ake jailolo
Sidangoli Dehe
Sidangoli Gam
Domato
Gamlange
Tataleka
Tabadamai
Bangkit rahmat
Pasir Putih
Bobaneigo
Tetewang
Akelamo Kao
Gamsungi
Dum-dum
Lako Akelamo
Tacim
Taruba
Balisoan
Golo
Taraudu
Tacici
Worat-worat
Peot
Sasur
Lako Akediri

Jarakore
Ropu Tengah Balu
Idam Gamlamo
Loce
Gamomeng
Taraudu Kusu
Awer
Aketola
Tibobo
Hoku-hoku Gam
Gamnyial
Campaka
Ngaon
Taba Campaka
Golago Kusuma
Togola Wayoli
Togola Sangir

Sampah, Limbah Domestik, PHBS


Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, PHBS
Sampah.Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah , Air Bersih, PHBS
Sampah, PHBS
Sampah, Banjir, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Banjir
Sampah, Limbah Domestik, Banjir
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Sampah.Limbah Domestik, Banjir
Sampah. Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik Banjir
Sam[ah. Limbah Domestik, Banjir
Sampah , Limbah Domestik, Banjir
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik
Sampah Limbah Domestik
Sampah, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

123
115

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Tahafo
Kie Ici
Tongute Goin
Tongute Sungi
Tongute Ternate
Tobaol
Gam Ici
Gamlamo
Naga
Tosoa
Baru
Adu
Nanas
Ngawet
Jere
Gamsungi
Bataka
Tobelos
Gamkonora
Sarau
Podolo
Togowo
Duono
Sangadji Nyeku
Togoreba Sungi
Borona
Kedi
Tasye
Laba Besar
Laba kecil

Jano

Bakun
Barataku
Pumadada
Baja
Bosala
Tuakara
Jangailulu
Salu

Resiko 2

Porniti

Gamlamo
Gufasa
Galala

Sampah, Limbah Domestik, PHBS


Sampah, Limbah Domestik. PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Banjir, Air Bersih,
PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Banjir
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Air Bersih
Sampah, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, PHBS
Sampah, Air Bersih
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih, PHBS
Sampah, Limbah Domestik, Air Bersih,
Limbah Domestik
Banjir
Banjir
Jamban

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

124
116

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Goin
Soa-sio

Banjir, Jamban
PHBS
Banjir, Limbah Domestik
PHBS
Sampah
Limbah Domestik, Banjir
Sampah, Limbah Domestik
Banjir
Banjir
Limbah Domestik, Banjir
Banjir
Limbah Domestik, Sampah
Limbah domestic, Sampah
Limbah domestic, Sampah
Sampah
Limbah Domestik, Sampah
Sampah, Limbah Domestik
Sampah
Sampah, Limbah Domestik

Guaemaadu

Air Limbah Domestik

Bobanehena
Saria
Payo
Bobo
Idam Dehe

Jalan Baru
Marimbati
Soakonora

Acango
Tedeng
Hatibicara
Moiso
Susupu
Akelamo
Gamsungi
Maritango

Talaga

Resiko 1

Dari hasil persepsi SKPD terkait, data sekunder dari SKPD terkait yakni Bappeda, Dinas
Kesehatan, Kantor Tata Kota/Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
dan dari hasil klastering kecamatan, desa berdasarkan empat kriteria utama yakni kepadatan
penduduk, penduduk miskin, wilayah rawan banjir/genangan, dan wilayah yang dilewati sungai
serta study resiko kesehatan lingkungan (EHRA) yang dilakukan di 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Jailolo, Kecamatan Sahu dan Kecamatan Sahu Timur. Dari hasil tersebut kemudian
dianalisis dengan mengunakan LK Tample area beresiko dan Zona penetapan resiko sanitasi
maka dapat dilihat resiko sanitasi dan permasalahan sanitasi yang dihadapi oleh setiap desa
dimana ada 25 Desa yang memiliki tingkat resiko santasi yang sangat tinggi, 97 desa dengan
tingkat resiko sanitasi tinggi, 23 desa dengan tingkat resiko sanitasi sedang, dan 1 desa dengan
tingkat resiko sanitasi rendah. Hasil ini telah dipaparkan di atas pada tabel diatas, desa desa
yang termasuk dalam wilayah resiko sanitasi sebaranya dapat dilihat pada peta area besiko
sanitasi pada peta 5.1 dibawah ini :

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

125
117

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Peta 5.1 Peta Area beresiko sanitasi

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

126
118

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

5.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini


5.2.1. Subsektor Air Limbah
Gambar 5.1a. Posisi Pengelolaan Air Limbah

Lingkungan Mendukung (+)


O

Pemeliharaan
Agresif

Pertumbuhan
Stabil

Pertumbuhan
Cepat

Pemeliharaan
Selektif

Internal
Lemah (-)

( -0.453 , -0.193 )

Berputar

Ceruk

Internal
Kuat (+)

Diversifikasi
Besar-besaran

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-)

Dari Gambar 5.1. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan air limbah berada di
kuadran IV (-0.453, -0.193) pada posisi berputar, Strategi Kabupaten Halmahera Barat ke
depan untuk pengelolaan Sanitasi Air Limbah yaitu akan meminimalkan kelemahan yang
ada dan menghindari ancaman.
Berbagai upaya tindak lanjut yang dapat dilakukan dengan memperkecil
kelemahan/kendala untuk mengatasi tantangan/ancaman dalam pembangunan subsektor
air limbah Kabupaten Halmahera Barat ke depan adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap
pentingnya peningkatan pelayanan air limbah dalam pengembangan sumber daya
manusia dan produktivitas kerja.
2) Peningkatan peranserta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai
sasaran pembangunan air limbah .

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

127
119

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

3) Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta
secara aktif dalam memberikan pelayanan air limbah dengan kemitraan pemerintahswasta.
4) Peningkatan kinerja pengelola air limbah
5) Peningkatan partisipasi media untuk kampanye edukasi dan advokasi sanitasi
6) Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air limbah melalui uji
kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.
5.2.2. Subsektor Drainase Lingkungan
Gambar 5.1b. Posisi Pengelolaan Drainase Lingkungan

Lingkungan Mendukung (+)


O

Pemeliharaan
Agresif

Pertumbuhan
Stabil

Pertumbuhan
Cepat

Pemeliharaan
Selektif

Internal
Lemah (-)

W
( -0.536 , -0.566 )

Berputar

Ceruk

Internal
Kuat (+)

Diversifikasi
Besar-besaran

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-)

Dari Gambar 5.2. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan sanitasi Drainase berada
di Kuadran ke IV (-0.536, -0.566) pada posisi ceruk, Strategi Kabupaten Halmahera Barat
ke depan untuk pengelolaan Sanitasi Drainase yaitu akan meminimalkan kelemahan yang
ada dan menghindari ancaman

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

128
120

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Untuk mengatasi berbagai permasalahan subsektor drainase kedepan pelayananan yang


akan dikembangkan dalam pembangunan drainase adalah pelayanan drainase yang
berkualitas, terjangkau, efisien, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta
berwawasan lingkungan yang akan dilaksanakan dengan kebijakan sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)

Menciptakan kesadaran seluruh komponen masyarakat terhadap pentingnya


peningkatan pelayanan drainase;
Peningkatan peranserta seluruh komponen masyarakat dalam upaya mencapai
sasaran pembangunan drainase;
Menciptakan peraturan daerah yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta
dalam pembangunan drainase
Meningkatkan kinerja pengelola drainase;
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola drainase melalui uji
kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.

5.2.3. Subsektor Persampahan


Dengan memperhatikan berbagai permasalahan, berbagai kendala, tantangan dan
peluang yang ada, maka beberapa sasaran utama yang hendak dicapai pembanguan
sektor persampahan kedepan adalah adalah:
1) Tercapainya kondisi kota dan lingkungan yang bersih termasuk saluran drainase
Perkotaan
2) Pencapaian pengurangan kuantitas sampah
3) Pencapaian sasaran cakupan pelayanan
4) Tercapainya kualitas pelayanan yang sesuai atau mampu melampaui standart
Pelayanan minimal persampahan
5) Tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi Controlled Landfill

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

129
121

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Gambar 5.1c. Posisi Pengeloaan persampahan

Lingkungan Mendukung (+)


O

Pemeliharaan
Agresif

Pemeliharaan
Selektif

Internal
Lemah (-)

Pertumbuhan
Stabil

( -0.350 , 0.180 )

Pertumbuhan
Cepat

Internal
Kuat (+)

Diversifikasi
Besar-besaran

Berputar

Ceruk

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-)


Dari Gambar 5.3. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan persampahan berada di
Kuadran ke III (-0.332, 0.912) pada posisi Pemeliharaan Agresif, Strategi Kabupaten
Halmahera Barat ke depan untuk pengelolaan Sanitasi persampahan yaitu akan
meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman yaitu dengan
1) Menciptakan kesadaran seluruh komponen masyarakat terhadap pentingnya
peningkatan pelayanan persampahan ;
2) Peningkatan peranserta seluruh komponen masyarakat dalam upaya mencapai
sasaran pembangunan persampahan;
3) Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha untuk turut berperanserta secara
aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, mulai dari pengangkutan maupun
dalam pengelolaan TPS, dan TPA.
4) Menciptakan peraturan daerah yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta
dalam pelayanan persampahan, pengelolaan persampahan;
5) Meningkatkan kinerja pengelola persampahan;
6) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola persampahan melalui uji
kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

130
122

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

5.2.4. Subsektor Air Bersih


Gambar 5.1d. Posisi Pengelolaan Air Bersih

Lingkungan Mendukung (+)


O

Pemeliharaan
Agresif

Pemeliharaan
Selektif

Internal
Lemah (-)

Pertumbuhan
Stabil

( -0.350 , 0.253 )

Pertumbuhan
Cepat

Internal
Kuat (+)

Diversifikasi
Besar-besaran

Berputar

Ceruk

Diversifikasi
Terpusat

Lingkungan tidak/kurang Mendukung (-)

Dari Gambar 5.4. diatas dapat dilihat bahwa posisi pengelolaan sanitasi Air Bersih berada
di Kuadran ke III (-0.350, 0.253) pada posisi Pemeliharaan Selektif, Strategi Kabupaten
Halmahera Barat ke depan untuk pengelolaan Sanitasi air bersih yaitu akan meminimalkan
kelemahan yang ada dan menghindari ancaman.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan subsektor air bersih kedepan pelayananan yang
akan dikembangkan dalam pembangunan air bersih adalah
1) Peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air minum.
2) Pengembangan pelayanan air minum yang berbasis masyarakat.
3) Penyediaan air minum bagi kawasan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
4) Pengembangan teknologi pengolahan air minum, dan
5) Perbaikan prasarana dan sarana air minum yang rusak.

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

131
123

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

POKJA AMPL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

132

Anda mungkin juga menyukai