NIM
: 15501247010
Jurusan : Pend T.Elektro (PKS A)
Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara
yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa
sebaliknya. Hal
inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
A. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar
motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan
serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar.
Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul
dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008). Motivasi instrinsik merupakan
motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan
dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada
suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk
dilakukan... Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan
tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli
terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan
kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru
perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang
mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
2. Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
3. Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
4. Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang
kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung
bekerja melaut dari pada bersekolah, .
5. Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi
dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
6. Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan
bahasa inggris
7. Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan
sekitarnya.
Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam
motivasi belajar seorang anak yaitu
1. Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan
secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam
pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui
pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapanharapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam
hubungannya dengan sekolah. Halhal ini akan mempengaruhi motivasi belajar
anak.
2. Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam
memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan
motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap
perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan
sesudahnya.
3. Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah
perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi
mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik.
Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan
kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan
pengetahuan yang mengagumkan.
4. Diri anak itu sendiri Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar
untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati
belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas,
bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam
rangka memotivasi belajar siswa. Kerja sama antara kedua komponen ini akan
menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak.
Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka
pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan
jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan
dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
B. Ciri-Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi
adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan
mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Ia
memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya. Ciri-ciri guru yang
berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menjadi
manajer
yang
baik
yang
mampu
merencanakan,mengelola,
suatu mata pelajaran. Akibatnya siswa menunjukkan prestasi belajar kurang memuaskan.
Banyak sekali penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Namun dapat dikelompokkan menjadi dua faktor penyebab, yaitu faktor internal dan
eksternal.
1.Faktor internal
Faktor internal adalah penyebab kesulitan belajar yang berasal dari individu siswa sendiri.
Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan belajar antara lain: gangguan pada kesehatan,
kelainan pada pendengaran dan penglihatan, rendahnya konsentrasi belajar, dan lain
sebagainya.
2.Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu penyebab kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa seperti:
kondisi belajar yang tidak kondusif, beratnya beban belajar, dan lain sebagainya.
Cara mengatasi kesulitan belajar
Berdasarkan gejala yang teramati dan faktor penyebab kesulitan belajar, maka upaya
dilakukan guru antara lain:
1.Tempat duduk siswa
Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi
tempat duduk bagian depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis lebih jelas.
Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan oleh guru.
2.Gangguan kesehatan
Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap
memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.
3.Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong
dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai,
memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya.
4.Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang
mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu timbul
karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
5.Suasana belajar menyenangkan
Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana
belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan
dalam menerima materi pelajaran.
6.Motivasi orang tua di rumah
Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota
keluarganya. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan motivasi ekstrinsik dan
intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Selain itu juga orang
tua perlu memperhatikan kesehatan tubuh anak dengan memberikan makanan dan miniman
yang bergizi disertai dengan suplemen pembangun tubuh yang cukup.
D. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut
kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum
minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi (Sudrajat, 2008).
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
1. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam
2.
3.
4.
5.
6.
pembelajaran,
Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
Pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
Menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
Mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
Acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih
Catatan pelajaran Elektro saya terdapat coretan-coretan tentang hal-hal yang penting
Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran Elektro
Saya berusaha memahami mata pelajaran Elektro
Saya senang mengerjakan soal Elektro
Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran Elektro
E. Gaya Belajar
Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam proses
belajar. Para guru di beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika menyadari
bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru.
Disadari bahwa pada beberapa murid perlu diajarkan cara-cara lain dari metode belajar yang
biasa digunakan. Dengan mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa, seorang guru
dapat mendekati hampir semua atau semua murid dengan gaya belajar yang berbeda-beda
dalam menyampaikan informasi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa gaya belajar adalah
cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut.
Terdapat lima gaya belajar yang dimiliki seseorang. Gaya belajar visual (penglihatan),
auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), olfactory (penciuman), dan gustatory
(pengecapan). Dari kelima gaya tersebut, yang paling sering digunakan adalah gaya belajar
visual, auditori dan kinestetik.
Dalam buku Quantum Learning dipaparkan tiga modalitas belajar seseorang yaitu:
modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita
belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan oranga
lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.
pena warna-warni
Menulis kalimat dan istilah yang merupakan informasi kunci dari buku pelajaran
Dalam mempelajari informasi yang berupa angka-angka dan rumus, sebaiknya materi
diagram yang dapat membantu dalam mengingat teks yang telah dibaca
Sedapat mungkin, menterjemahkan kata-kata dan ide ke dalam simbol, gambar dan
diagram
b. Auditori
Kekuatan belajar seseorang terfokus dengan alat pendengarannya.
Ciri-ciri:
Balajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
Gerakan bola mata sejajar dengan telinga
Penampilan rapi
Saat belajar dilakukan dengan bicara kepada dirinya sendiri
Mudah terganggu oleh keributan
c. Kinestetik
Kekuatan seseorang yang memiliki gaya belajar seperti ini , mirip dengan gaya belajar
visual, yaitu melalui penglihatnnya
Ciri-cirinya
Penampilan rapi
Gerakan bola mata ke arah bawah
Suara cenderung berat
Menggunakan gerakan atau bahasa tubuh
Mengakses informasi dengan melihat ke bawah
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
Menyukai permainan yang menyibukan
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
Menggunakan jari sebagai petunjukketika membaca
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
mengandung aksi
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali pernah berada di tempat itu
eksperimen
Menggunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan
Membiarkan belajar sambil mendengar musik atau mengunyah permen karet
Pada saat belajar, cederung tidak bisa diam pada saat mengingat informasi yang
penting