Outline Tesis Revisi
Outline Tesis Revisi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan tugas outline tesis
yang berjudul
Implementasi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
C. Pertanyaan Penelitian............................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian................................................................................................. 8
F. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
A.Kebijakan Kerja Ramah Laktasi.............................................................................
1. Pengertian ......................................................................................................
2. Komponen......................................................................................................
3. Manfaat...........................................................................................................
4. Implementasi..................................................................................................
5. Peraturan dan Sanksi .....................................................................................
10
10
10
10
11
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
bagi ibu untuk menyusui bayinya. Peraturan tersebut bahkan telah ada sejak tahun 2002
dalam
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
dan
Menteri
Kesehatan
No.
61,72%
Sedangkan untuk propinsi jawa tengah 62,74% tenaga kerja perempuan dari 50. 20%
jumlah penduduk wanita.
Berdasarkan hasil laporan puskesmas wilayah Kota Semarang tahun 2011,
pemberian ASI Ekslusif sebesar 1.656 (24,2%) dari 6.833 bayi usia 0 6 bulan yang ada,
masih jauh dari target pencapaian Asi ekslusif Kota Semarang yaitu 40% dan jauh dari
target Asi Ekslusif nasional yaitu 80 ( Profil Kesehatan Kota Semarang, 2011). Ditambah
lagi pada tanggal 6 Oktober 2012 Semarang mencanangkan diri sebagai kota layak anak,
dimana pada klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan mensyaratkan cakupan ASI
ekslusif dan jumlah pojok laktasi dalam indikatornya
Terdapat beberapa hal yang menghambat pemberian ASI Ekslusif diantaranya
adalah : rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat dan cara
menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang
bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula. Untuk itu tingkat pencapaian dalam
program ASI Ekslusif ini harus mendapatkan perhatian khusus dan memerlukan
pemikiran dalam mencari upaya-upaya terobosan serta tindakan nyata yang harus
dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam
rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat ( Profil Kesehatan Kota Semarang, 2011).
.
Seperti tipikal kota besar lainnya, jumlah pekerja wanita di Kota Semarang
cukup tinggi, yaitu 223.808 orang atau sekitar 32,7% dari total tenaga kerja dan 28,7%
dari pada tahun 2011( Semarang Dalam Angka,2011 ). Hal ini dtunjang banyaknya sektor
industri yang banyak menyerap tenaga kerja wanita seperti garmen, jasa, pendidikan, dll.
Hal ini dapat di atasi dengan menggalakkan kebijakan tempat kerja ramah laktasi.
Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi populer di berbagai negara seperti Australia,
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
sosialisasi, pembinaan serta pengawasan pemerintah dan dorongan dari tenaga kerja itu
sendiri.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah belum banyaknya pengurus tempat kerja khususnya perkantoran pemerintah yang
melaksanakan kebijakan tempat kerja ramah laktasi di Kota Semarang, baik itu sektor
pemerintah maupun swasta.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana gambaran tentang implementasi kebijakan tempat kerja ramah laktasi di
perkantoran pemerintah kota Semarang
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum :
Memperoleh gambaran tentang implementasi kebijakan tempat kerja ramah laktasi di
perkantoran pemerintah kota Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden
b. Mendeskripsikan ketersediaan komponen kebijakan tempat kerja ramah laktasi
c. Mendeskripsikan sumber daya pendukung kebijakan tempat kerja ramah laktasi
d. Mendeskripsikan disposisi kebijakan tempat kerja ramah laktasi
e. Mendeskripsikan Ukuran dan tujuan kebijakan tempat kerja ramah laktasi
f. Mendeskripsikan karakteristik pelaksana kebijakan tempat kerja ramah laktasi
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Kementrian Kesehatan
Sebagai masukan untuk pertimbangan dan advokasi dalam pembuatan Peraturan
Mentri sebagai implementasi Peraturan pemenerintah no 33 tahun 2012
2. Bagi Dinas Tenaga Kerja
Sebagai masukan untuk pertimbangan dan advokasi dalam monitoring dan evaluasi
dalam mengimplementasikan Peraturan pemenerintah no 33 tahun 2012
3. Bagi APINDO
Sebagai masukan untuk lebih memahami dan pada akhirnya mensosialisasikan
implementasi kebijakan tempat kerja ramah laktasi bagi anggotanya
4. Bagi Asosiasi Pekerja
Sebagai masukan untuk dapat mengadvokasi tempat bekerja dan dinas terkait untuk
lsegera mengimplementasikan kebijakan rempat kerha ramah laktasi
5. Bagi Peneliti
Sebagai sumbangsih peneliti dalam memperjuangkan ASI
F. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Ruang lingkup masalah
Kajian tentang persepsi pengurus tempat kerja mengenai kebijakan ramah laktasi
2. Ruang lingkup keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam ruang ilmu analisis kebijakan kesehatan.
3. Ruang lingkup sasaran
Pengurus tempat kerja perkantoran pemerintah di Kota Semarang
4. Ruang lingkup lokasi
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi Kota Semarang
5. Lingkup waktu
Waktu penelitian Maret-Mei 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kebijakan Kerja Ramah Laktasi
1. Pengertian
Kebijakan-kebijakan yang sedemikian telah dikembangkan oleh perusahaan yang
berkehendak untuk mendukung kaum ibu dalam perusahaannya dan kebutuhan kaum
ibu tersebut untuk terus memberikan ASI pada saat mereka bekerja.
Kebijakan-kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi pada dasarnya adalah serupa,
walaupun masing-masingnya disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan sumberdaya
dari perusahaan dimaksud. Perusahaan-perusahaan tersebut juga dapat mengambil
berbagai pendekatan yang berbeda dan dapat menggunakan strategi yang berbeda pula
untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi pada
setiap tingkatan dari sistem yang mereka miliki. Langkah-langkah utama untuk
menjamin keberhasilan implementasi berbagai kebijakan Tempat Kerja Ramah
Laktasi adalah kelayakan, keselamatan, kemudahan dalam mengakses, dan proses
implementasi yang mudah. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua orang
di perusahaan tersebut sadar akan dan memahami tentang kebijakan Tempat Kerja
Ramah Laktasi.
2. Komponen
Komponen-komponen dasar yang harus disediakan oleh perusahaan guna mendukung
pemberian ASI di tempat kerja. Komponen-komponen tersebut dapat disesuaikan
pada tingkat yang lebih lanjut berdasarkan atas sumberdaya dan kemampuan yang
tersedia pada perusahaan.:
a. Ruang/Fasilitas Pemberian ASI
1) Ruang:
a) Tertutup dan terisolasi.
b) Kemungkinan untuk dapat dikunci.
c) Berpendingin udara.
d) Ruang yang memadai untuk mengakomodasi paling tidak 3 karyawan.
e) Lokasi ruang pemberian ASI tidak boleh sejajar dengan kamar kecil atau
gudang.
2) Isi ruangan:
a) Kursi atau sofa yang nyaman.
b) Meja.
c) Ruang yang memadai untuk mengakomodasi paling tidak 3 karyawan.
d) Lemari untuk penyimpanan pompa ASI, tissue, dan cairan antiseptik.
3)
Fasilitas:
a) Pencahayaan yang memadai.
b) Saklar listrik.
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
Pemberian ASI dapat menekan biaya-biaya medis baik untuk sang ibu maupun
anakanaknya. Untuk setiap 1.000 orang bayi yang tidak mendapatkan ASI, ada
2.033 tambahankunjungan ke dokter, 212 hari perawatan di rumah sakit dan
609 resep dokter.
2) Tingkat Absensi yang Lebih Rendah
Ibu-ibu yang memberikan susu formula pada bayinya absen dari tempat kerja
satu hari lebih banyak dibandingkan ibu-ibu yang memberikan ASI pada
bayinya.
3) Mempertahankan Karyawan yang Berprestasi
Tingkat perputaran keluar masuk karyawan yang tinggi berdampak pada biaya
tinggi bagi perusahaan. Para pengusaha berkepentingan untuk empertahankan
karyawankaryawan yang berprestasi, termasuk mereka-mereka yang sedang
mengambil cuti melahirkan. Memberlakukan program-program yang berpusat
pada keluarga untuk menjaga keseimbangan antara komitmen pada keluarga
dan dunia kerja berdampak positif pada tingkat retensi, yang pada gilirannya
dapat menghemat biaya dalam jumlah besar bagi perusahaan. Studi pada
berbagai perusahaan yang memiliki program pendukung pemberian ASI
mengungkapkan rata-rata tingkat retensi sebesar 94%.8
4) Pencitraan Positif dalam Hubungan dengan Masyarakat
Dengan Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi, perusahaan dapat menarik
manfaatdengan terciptanya citra positif di tengah masyarakat. Selain itu,
pengakuan terhadap tempat kerja yang ramah laktasu dapat menciptakan
sesuatu yang berharga karena hal tersebut memberikan perusahaan keunggulan
daya saing pada saat merekut dan meyakinkan karyawan yang berprestasi
untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut.
4. Implementasi
Langkah-langkah berikut dapat diambil untuk memastikan keberhasilan implementasi
dari kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi:
a. Komitmen perusahaan dalam mengembangkan dan mendukung kebijakan.
b. Menciptakan kelompok kerja.
c. Menyesuaikan kebijakan berdasarkan atas kebutuhan, kondisi, dan sumberdaya
dari masing-masing perusahaan:
d. Ruang, lokasi fasilitas, kebijakan pemberian ASI, isi ruangan, dsb.
e. Daftar periksa untuk kebijakan tertulis (cuti melahirkan, jenis-jenis cuti lainnya,
tipetipe akomodasi yang dapat ditawarkan oleh perusahaan pada karyawan mereka
yang sedang menyusui, waktu rehat untuk memerah ASI atau memberikan ASI,
kelas-kelas edukasi dan dukungan konseling).
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
10
f. Oral and written socialisation of the policy at every level (management, employees,
unions).
g. Menerbitkan sertifikat/akreditasi sebagai bukti bahwa perusahaan adalah tempat
yang ramah laktasi dan perusahaan tersebut sungguh-sungguh menerapkan
kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi.
h. Melaksanakan telaah tahunan terhadap kepatuhan untuk memastikan bahwa
kebijakan perusahaan tentang Tempat Kerja Ramah Laktasi tetap memenuhi
standar. Temukan dan pecahkan setiap persoalan yang ada.
i. Publikasikan.
PER.27/MEN/XII/2008
dan
1177/MENKES/
PB/XII/2008 tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama
Waktu Kerja di Tempat Kerja
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
11
4.
12
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
meliputi
sosialisasi,
Negara
Pemberdayaan
Perempuan.
Biaya
pelaksanaan
pembinaan
C. Persepsi
1. Pengertian
Menurut Sunaryo (2004), persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas/hubungan,
dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui atau mengartikan
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
13
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.
A. RANCANGAN PENELITIAN
Kerangka Konsep
2.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif , dengan menggunakan pendekatan
survei observasional dimana pengumpulan data dilakukan melalui indepth interview
(wawancara mendalam)
3.
4.
Definisi Operasional
a. Tempat Kerja adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
Tempat Kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
b. Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi adalah Kebijakan-kebijakan yang
sedemikian telah dikembangkan oleh perusahaan yang berkehendak untuk
mendukung kaum ibu dalam perusahaannya dan kebutuhan kaum ibu tersebut
untuk terus memberikan ASI pada saat mereka bekerja
c. Persepsi tentang komponen kebijakan ramah laktasi adalah pandangan tentang
komponen kebijakan ramah laktasi yaitu ruang laktasi, kebijakan tertulis
d. Persepsi tentang Manfaat kebijakan ramah laktasi adalah pandangan tentang
manfaat bagi ibu, manfaat bagi perusahaan dan manfaat bagi masyarakat
e. Persepsi tentang Implementasi kebijakan ramah laktasi adalah pandangan tentang
langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menjalankan kebijakan ramah laktasi
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
15
f. Persepsi tentang Peraturan dan Sanksi adalah pandangan tentang peraturan terkait
Laktasi dan sanksi pelanggarannya
5.
Analisa Data
Data kualitatif diolah dengan metode analisa isi, dengan melalui tahapan
pengumpulan data, penyederhanaan atau reduksi data, penyajian data dan verifikasi
simpulan
6.
Instrumen
Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara terbuka dengan pertanyaan
terkait :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
karakteristik responden
ketersediaan komponen kebijakan tempat kerja ramah laktasi
sumber daya pendukung kebijakan tempat kerja ramah laktasi
disposisi kebijakan tempat kerja ramah laktasi
Ukuran dan tujuan kebijakan tempat kerja ramah laktasi
karakteristik pelaksana kebijakan tempat kerja ramah laktasi
16
DAFTAR PUSTAKA
Better Work Indonesia Dan Aimi ,2012, Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk
Perusahaan
Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi, Dan Menteri Kesehatan Nomor 48/Men.Pp/Xii/2008, Per.27/Men/Xii/2008,
Dan 1177/Menkes/Pb/Xii/2008 Tahun 2008 Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
Basrowi, Ray,2013,Kliping Berita Kesehatan;Tak Ada Ruang Laktasi,Ibu Memompa Asi Di
Toilet Pusat Komunikasi Publik Setjen Kementrian Kesehatan 15 Mei 2013
Riyadi, Slamet, 2012, Tinjauan Terhadap Peraturan Pemerintah Tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif, Perspektif Regulasi.Pascasarjana Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta
Saptiti Sari, Yuliana, 2013, Analisis Implementasi Program Pemberian Asi Eksklusif Di
Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal .Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2,
Nomor 1, Tahun 2013 Online Di Http://Ejournals1.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jkm 1
Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (Asi)
Pekerja Wanita, 2003, Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI
Profil Kesehatan Kota Semarang 2011. Dinas Kesehatan Kota Semarang
Sari, Tirta Prawita. 2012. Siaran Pers Menyambut Pekan Asi Se Dunia Yayasan Gerakan
Masyarakat Sadar Gizi . Ibu menyusui Asi Ekslusif; Aktif Bekerja Atau Cuti?. Di unduh di
www.sadargizi.com
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2011.Semarang Dalam Angka Tahun 2012
Aimi Jateng. 2012.Manajemen Laktasi Untuk Ibu Bekerja. Di unduh di aimijateng-asi.org
Betterwork Indonesia Newsletter Edisi Ke 4 Tahun 2012. Kolaborasi Antara Bwi Dan Aimi:
Memastikan Tempat Kerja Yang Ramah Pada Ibu Menyusui
2013. Ruang Laktasi Bagi Para Pns Pemkot.www.semarang.go.id
Publikasi Linkages.Edisi Oktober 2002. Pemberian Asi Eksklusif Atau Asi Saja :SatuSatunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis
17
Yuwono, Slamet Riyadi. 2012.Pedoman Pekan Asi Sedunia 2012. Direktur Jenderal Bina
Gizi Dan Kia,Kementrian Kesehatan Indonesia
Tasya , Amanda .2012. Hak Ibu Menyusui Di Indonesia. Aimi-asi.org
http://finance.detik.com/read/2011/10/11/132520/1741454/1036/ibu-ibu-protes-pengusahayang-keberatan-dengan-rpp-asi
18