Anda di halaman 1dari 19

KODE-KCMI UNTUK PELAPORAN

SUMBER DAYA MINERBA

CHAIRUL NAS Ketua Komite Khusus


KCMI PERHAPI
WORKSHOP ESTIMASI SUMBERDAYA
MINERBA PERHIMPUNAN AHLI
PERTAMBANGAN INDONESIA

(PERHAPI) Makassar, 26 November


2014

KONDISI SAAT INI (Indonesia):


~ Banyak laporan eksplorasi, Sumberdaya, dan cadangan yang Kurang dapat
dipercaya
~ Sulit untuk dijadikan pegangan oleh Pemerintah (dirjen minerba)
~ Laporan abal-abal sudah banyak memakan korban
~ Saat ini di indonesia: laporan publik Menggunakan kaidah-kaidah Pelaporan
jorc-code 2004 dan ni43-101 (kode dari negara lain !!!!!!!!!!!)

PRODUK EKSPLORASI:
Data = data lapangan + data lab
Informasi = Hasil Pengolahan Dan Analisis data, serta interpretasi
geologi
Laporan = Presentasi Dan Dokumentasi
Laporan Hasil Eksplorasi
Laporan Sumberdaya
Laporan Cadangan
BEBERAPA JENIS LAPORAN
~ Laporan Internal Perusahaan
~ Laporan Perusahaan Kepada Pemerintah
~ Laporan Publik
Pasal 5 Kode-KCMI
Laporan Hasil-Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral Atau Cadangan Bijih,
Disiapkan Untuk Keperluan Memberikan Informasi Kepada Investor Atau
Investor Potensial Dan Penasihat Mereka

Laporan yg dapat dipercaya:


LAPORAN BERKUALITAS
~Dibuat berdasar kaidah-kaidah pelaporan yang baik dan benar (KodeKCMI)
~Disusun berdasarkan hasil pekerjaan Orang yang Kompeten
(Competent Person)
SEJARAH KODE KCMI
~ Adanya keinginan dari para profesional untuk memiliki kode pelaporan
sumberdaya dan cadangan mineral dengan kualitas tinggi agar dapat
dipercaya
~ Beberapa pilihan kode sebagai acuan (Afrika Selatan, Canada,
Australia)
~ Diputuskan mengadopsi JORC-Code dari Australia karena paling
komprehensif
~ MoU PERHAPI dengan AusIMM (Juli 1998)
~ MoU PERHAPI dengan MICA (April 2004)
TONGGAK SEJARAH KODE KCMI
~ Terbentuknya eksplorasi sumberdaya-cadangan pada kepengurusan
perhapi 2009-2012
~ Inisiatif Pembentukan Komite Bersama Perhapi Oleh Komite Bersama
Cadangan Mineral Indonesia (Kcmi)

ANGGOTA KOMITE BERSAMA IAGI-PERHAPI


CADANGAN MINERAL INDONESIA (KCMI)
2012-2015
1. Andre Alis (PERHAPI)
2. Budi Santoso (PERHAPI)
3. Chairul Nas (PERHAPI)
4. M. Nur Heriawan (PERHAPI)
5. Noeggroho Soeprayitno (PERHAPI)
6. Ronald Sibarani (PERHAPI)
7. Gde Suratha (PERHAPI)
8. Milawarma (PERHAPI)
9. Arif Zardi Dahlius (IAGI)
10. Bronto Sutopo (IAGI)
11. Iwan Munajat (IAGI)
12. Yoga Suryanegara (IAGI)
13. Ade Kadarusman (IAGI)
14. Sukmandaru Prihatmoko (IAGI)
15. Trenggono Sutiyoso (IAGI)
16. Yoseph C A Swamidharma (IAGI)
17. Nurhardono (DJMB)
18. Hersonyo Priyo Wibowo (DJMB)
19. Uccu Rufaidah (Bapepam LK)
20. I Gde Nyoman Yetna (PT.BEI)
21. Fauzul Abrar (Konsultan)

TUGAS KOMITE BERSAMA (KCMI)


~ MENYUSUN KODE-KCMI 2011

Rerevisi SNI Sumberdaya Batubara


Revisi SNI Sumberdaya Mineral
~ MEMBUAT SISTEM COMPETENT
PERSON INDONESIA (CPI)
~ MENYUSUN KELEMBAGAAN UNTUK
IMPLEMENTASI SISTEM CPI
Kelembagaan dikelola oleh organisasi profesi
masing-masing (revisi AD/ART IAGI dan
PERHAPI)
Kode Etik IAGI dan Kode Etik PERHAPI
PERISTIWA BERSEJARAH LAINNYA
~ Konvensi dan sosialisasi KCMI (20 September 2011)
~ SNI Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Mineral dan
Batubara tahun 2011 mengacu kepada Kode KCMI
SNI Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Mineral no. 4726:2011
SNI Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Batubara no. 5015:2011
~ Pertemuan dengan BEI (31 Januari 2012)
~ Pertemuan dengan Bapepam-LK (2 Februari 2012)
~ Pertemuan antara KCMI PERHAPI-IAGI dengan JORC
Chairman (Mr. Peter Stoker), 28 Februari 2012
~ PERTEMUAN TIM KCMI PERHAPI DENGAN DIRJEN
MINERBA DR. IR. THAMRIN SIHITE, M.Sc (27 Juli
2012)
WORKSHOP DAN KEGIATAN LAIN TIM KCMI PERHAPI
~ Workshop I Kode KCMI (8 Desember 2011)
~ Workshop II Kode KCMI antara PERHAPI, IAGI,
Bapepam-LK, IDX, Ditjen Minerba, dan Industri

Pertambangan (1 Maret 2012)


~ Workshop Kode KCMI (PERHAPI-MGEI/IAGI) di
Jogyakarta (2012)
~ Beberapa Workshop Kode KCMI di Jakarta (2012/2013)
~ Review atas kewajaran hasil laporan mengenai cadangan
mineral dari suatu objek akuisisi yang akan dilakukan
salah satu perusahaan yang tercatat di Bursa antara
PERHAPI dengan IDX dan Bapepam-LK (7 Maret 2012)
~ WORKSHOP KODE-KCMI 2011 di kantor Bursa Efek
Indonesia, Jakarta (11 Oktober 2012), atas permintaan BEI
Kode KCMI
Berlaku umum untuk mineral dan batubara
Memuat:
~ Kaidah-kaidah pelaporan dan estimasi
sumberdaya/cadangan
~ Definisi sumberdaya dan cadangan, serta
definisi Competent Person
~ Juklak berkenaan dengan pengumpulan data
serta proses klasifikasi/estimasi dan
pembuatan laporan

TIGA AZAS PENTING JORC/KCMI Berkenaan dengan DATA:


~ TRANSPARAN: Proses didapatnya data hingga proses
pengolahannya harus dijelaskan secara transparan,
termasuk metoda dan teknik yang digunakan, mulai dari
pengambilan contoh, uji lapangan, dan analisis/uji
laboratorium - hingga pengolahan data tsb; (Tabel 1

JORC Code)
~ MATERIALITAS: Data dan informasi harus relevan dan
cukup (kuantitas dan kualitas) untuk menunjang
pernyataan-pernyataan dan kesimpulan yang dibuat,
sehingga apa-apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh
pembaca laporan bisa terpenuhi; dan
~ KOMPETEN: Proses pengambilan data dan contoh di
lapangan serta pengolahan/analisis data hingga
pelaporannya harus dikerjakan atau paling kurang
diarahkan dan disupervisi oleh seorang COMPETENT
PERSON(agar kualitas data bisa diandalkan: QA/QC)
DASAR DARI KLASIFIKASI SUMBERDAYA
-

Keyakinan Geologi
Kerapatan titik-titik
Pengamatan/informasi
Kualitas data pengamatan/informasi
Kompleksitas geologi dan keandalan interpretasi geologi
Keyakinan terhadap Reasonable Prospect for Eventual Economic
Extraction

SUMBERDAYA MINERAL
Sumberdaya Mineral adalah suatu konsentrasi atau keterdapatan
dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau di atas kerak
bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang
memiliki prospek beralasan untuk pada akhirnya
dapat ditambang secara ekonomis. Sumberdaya
Mineral dikelompokkan lagi berdasar tingkat keyakinan geologinya,

kedalam kategori Tereka, Tertunjuk dan Terukur.


Sumberdaya Mineral Terreka merupakan bagian dari Sumberdaya
Mineral yangmana tonase, kadar, dan kandungan mineralnya dapat
diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang lemah.
Sumberdaya Mineral Tertunjuk merupakan bagian dari Sumberdaya
Mineral dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar
dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan
yang cukup dan wajar.
Sumberdaya Mineral Terukur merupakan bagian dari Sumberdaya
Mineral dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar
dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan
yang tinggi.
SUMBERDAYA MINERBA
Sumberdaya mineral adalah suatu estimasi tonase
dan kadar/kualitas dari suatu tubuh mineralisasi
berdasarkan atas sampling/data yang diambil dari
tubuh tersebut
Estimasi tersebut merepresentasikan suatu deposit
yang realistis yang dibawah kondisi keteknikan dan
keekonomian yang diasumsikan dan dapat
dijelaskan, mungkin seluruhnya atau sebagian pada
saatnya dapat ditambang secara ekonomis.
Bagian dari deposit yang tidak punya prospek
beralasan untuk pada saatnya ditambang secara
ekonomis BUKANlah termasuk kedalam
Sumberdaya Minerba.
KONSEP KEMENERUSAN (CONTINUITY) PASAL 19 Kode-KCMI

Sumberdaya Mineral adalah suatu konsentrasi atau


keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi
pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas
dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang
beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara
ekonomis. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik
geologi dan kemenerusan dari Sumberdaya
Mineral harus diketahui, diestimasi atau
diintepretasikan berdasar bukti-bukti dan pengetahuan
geologi yang spesifik. Sumberdaya Mineral
dikelompokkan lagi berdasar tingkat keyakinan
geologinya, kedalam kategori Tereka, Tertunjuk dan
Terukur.
LAPORAN HASIL EKSPLORASI KONDISI:
~ Belum cukup data dan informasi untuk Sumberdaya atau
Cadangan
~ Laporan Publik atas Hasil Eksplorasi tidak boleh
dipresentasikan sedemikian rupa sehingga memberikan
kesan tidak wajar seolah-olah mineralisasi yang memiliki
potensi ekonomi sudah ditemukan. Jika ketebalan
sebenarnya dari mineralisasi tidak dilaporkan,
penjelasan (kualifikasi) yang mamadai harus tercakup
dalam Laporan Publik tersebut. (Pasal 17 Kode-KCMI)
LAPORAN HASIL EKSPLORASI PASAL 18 (Kode-KCMI)
Semua pernyataan mengenai potensi
kuantitas dan kadar dari target eksplorasi harus di
paparkan sebagai kisaran dan harus termasuk (1)

penjelasan rinci mengenai dasar dari pernyataan


tersebut dan (2) pernyataan estimasi bahwa potensi
kuantitas dan kadar dari target eksplorasi adalah berupa
konsep geologi, dan bahwa belum ada cukup data
eksplorasi untuk mendefinisikan sebagai Sumberdaya
Mineral, dan bahwa belum pasti eksplorasi berikutnya
akan menghasilkan Sumberdaya Mineral. "
LAPORAN SUMBERDAYA MINERBA PASAL 19 Kode-KCMI
Sumberdaya Mineral adalah suatu konsentrasi atau
keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi
pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas
dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang
beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara
ekonomis. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik
geologi dan kemenerusan dari Sumberdaya Mineral
harus diketahui, diestimasi atau diintepretasikan
berdasar bukti-bukti dan pengetahuan geologi yang
spesifik. Sumberdaya Mineral dikelompokkan lagi
berdasar tingkat keyakinan geologinya, kedalam
kategori Tereka, Tertunjuk dan Terukur.
LAPORAN CADANGAN MINERBA PASAL 28 Kode-KCMI
Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral
Terukur dan/atau Tertunjuk yang dapat ditambang secara
ekonomis. Hal ini termasuk tambahan material dilusi
ataupun material hilang, yang kemungkinan terjadi ketika
material tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian
dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk

pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas


faktor-faktor penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran,
hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat
laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi
telah dapat dibenarkan dan masuk akal. Cadangan Bijih
dipisahkan berdasar naiknya tingkat keyakinan menjadi
Cadangan Bijih Terkira dan Cadangan Bijih Terbukti.
STATS/GEOSTATS
Suatu Keharusan
-

KETERPADUAN ANTARA
PEMAHAMAN GEOLOGI DAN
KEMAMPUAN PENGOLAHAN
DATA STATISTIK/GEOSTATISTIK
SANGAT DIBUTUHKAN OLEH
SEORANG CP

AUSTRALIAN COAL GUIDELINES 2014


~ All data should be analysed statistically to
understand the properties and relationships within
the data-set and to identify any anomalous
results.
~ Careful evaluation of data posting and contour
plots for the various parameters (e.g. thickness,
coal quality), on a seam by seam and/or ply by
ply basis, is required to validate the data (e.g. by
checking for bulls-eyes in contour plots), to
understand the lateral and vertical variations in
the coal deposit, and to identify any separate
geological domains (which can be confirmed

using variography).
AUSTRALIAN COAL GUIDELINES 2014
~ Competent Person (CP) will be responsible to
determine the confidence level of coal resources
categories.
~ The confidence level is not determined by using
the Given Standards of distance between
observation points.
~ Geostats is used by the CP in Coal Resource
Estimation and Classification.
~ A deposit may have several geological domains,
each of which may require a different data density
to provide similar levels of confidence in the
estimation of tonnage and/or quality. CP should
recognize this feature
DATA PROCESSING (ANALYSIS)
To reveal meaningful statistical
information from the data
To use the information in
geological studies
Using the geology to explain
the statistical information
STATISTICAL PARAMETERS
Basic Statistics
Spatial Statistics
BASIC STATISTICS

Histogram, Mean, Coef. of Variation: to


reveal general structure of data
No spatial consideration
For geological studies, spatial is needed
SPATIAL STATISTICS
Variogram: to reveal spatial statistical
structures of data
Window statistics: to anticipate
proportional effects in the data
Trend surface: to reveal the trend and
regularity of the surface
Most essential tool in GEOSTATS
Based on the concept of Regionalised
Variable
Measure the degree of spatial
interdependency of data either for Omnidirectional
and Directional
WINDOWS STATS
Use as one of smoothing tools in spatial
data distribution
Local (windows) Means and the spatial
changes
Local (windows) Coefficient of variations
Reveal proportional effect: correlation
between LM and LC
COMPETENCY

~ KOMPETENSI KEMAMPUAN/KEMAHIRAN/
KECAKAPAN
~ KOMPETENSI DLM PROFESI GEOLOGI DAN
PERTAMBANGAN
~ KOMPETENSI KHUSUS UNTUK PELAPORAN
SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL/BATUBARA
~ COMPETENT PERSON AHLI GEOLOG/ TAMBANG
PENGALAMAN CUKUP DI INDUSTRI TAMBANG,
PUNYA KOMPETENSI KHUSUS DLM PELAPORAN
SUMBERDAYA/CADANGAN MINERAL ATAU
BATUBARA BERDASARKAN KODE-KCMI
COMPETENT PERSON
~ MEMPUNYAI KOMPETENSI YG MEMADAI DLM
PROFESI GEOLOGI ATAU PERTAMBANGAN
~ MEMPUNYAI PENGALAMAN CUKUP DLM INDUSTRI
PERTAMBANGAN
~ MEMPUNYAI KOMPETENSI KHUSUS UNTUK
PELAPORAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN
MINERAL/ BATUBARA BERDASARKAN KODE-KCMI
~ MEMEGANG TEGUH KODE ETIK PROFESI
SEBAGAIMANA YG TERCANTUM DLM KODE ETIK
IAGI/KODE ETIK PERHAPI
COMPETENT PERSON Pasal 10 Kode-KCMI
Seorang Competent Person adalah Anggota Perhapi
atau IAGI yang terdaftar sebagai CP Perhapi atau IAGI
berdasarkan peraturan dari masing-masing organisasi
profesi tersebut. Seorang CP harus mempunyai

pengalaman sekurang-kurangnya lima tahun dalam


bidang yang sesuai dengan bentuk mineralisasi dan
jenis cebakan yang sedang dipertimbangkan dan
sesuai dengan kegiatan yang sedang dilakukan oleh CPtersebut.
COMPETENT PERSON Pasal 10 Kode-KCMI
Apabila CP tersebut menyusun suatu laporan tentang
Hasil-hasil Eksplorasi, maka pengalaman CP tersebut
harus sesuai dengan bidang eksplorasi. Jika CP
tersebut sedang melakukan atau mengawasi kegiatan
estimasi Sumberdaya Mineral, pengalaman CP tersebut
harus relevan dengan estimasi, kajian, dan evaluasi
Sumberdaya Mineral. Jika CP tersebut sedang
melakukan atau mengawasi kegiatan estimasi
Cadangan Bijih, pengalaman CP tersebut harus relevan
dengan estimasi, kajian, evaluasi, dan keekonomian
proses ekstraksi dari Cadangan Bijih.
Relevant Experience
Pengalaman minimum 5 tahun pada bidang yang relevan
Responsibility
CP harus bertanggung jawab terhadap hasil laporan publik
berupa laporan eksplorasi dan estimasi sumberdayacadangan
mineral/batubara
Accountability
CP harus accountable terhadap laporan publik yang
dibuatnya (laporan eksplorasi dan estimasi sumberdayacadangan
mineral/batubara)

COMPETENT PERSON
Anggota organisasi profesional (RPO - Recognised
Professional Organisation)
Pengalaman pada bidang yang relevan minimal selama 5
tahun dengan bentuk mineralisasi atau tipe deposit yang
relevan secara terus menerus
Organisasi profesional memiliki standar kode etik profesional
Organisasi profesional memiliki kemampuan mendisiplinkan
anggotanya, termasuk kemampuan untuk mengeluarkan
anggotanya yang tidak disiplin
Istilah Competent Person digunakan di Australia, South
Africa, the UK, Ireland , & Indonesia
Istilah Qualified Person digunakan di Canada
COMPETENT PERSON
Competent person eksplorasi, bertanggung jawab membuat
laporan hasil eksplorasi, memiliki pengalaman yang relevan pada
bidang eksplorasi.
Competent person estimasi sumberdaya (estimator)
bertanggung jawab melakukan estimasi atau pengawasan
terhadap estimasi sumberdaya mineral, competent person
tersebut harus memiliki pengalaman yang relevan pada bidang
estimasi, assesmen dan evaluasi sumberdaya mineral .
COMPETENT PERSON
~ Competent person estimasi cadangan bertanggung
jawab mengestimasi atau mengawasi estimasi

cadangan mineral, harus memiliki pengalaman yang


relevan mengenai estimasi, asessmen, dan evaluasi
cadangan mineral dan hasil pekerjaan/laporan tidak
dapat dipengaruhi oleh pihak pemberi pekerjaan.
~ Competen Person (CP) bisa sebagai pegawai tetap
perusahaan (internal) atau pegawai tidak tetap
perusahaan (independent konsultan).
PENUTUP
INDONESIA TELAH MEMILIKI ATURAN SENDIRI UNTUK PELAPORAN
SUMBERDAYA
DAN CADANGAN MINERBA
AGAR DAPAT DIPERCAYA, LAPORAN PUBLIK DAN LAPORAN KEPADA
PEMERINTAH
TENTANG SUMBERDAYA DAN CADANGAN SEHARUSNYA DIBUAT OLEH
COMPETENT PERSON BERDASARKAN Kode-KCMI
~ PEMAHAMAN GEOLOGI ADALAH FAKTOR YANG PALING PENTING DALAM
PEKERJAAN ESTIMASI DAN KLASIFIKASI SUMBERDAYA MINERBA
~ KLASIFIKASI DAN ESTIMASI TONASE SERTA KADAR/KUALITAS HARUS
DILANDASI
OLEH KONSEP KEMENERUSAN (CONTINUITY CONCEPT), BUKAN KONSEP
DAERAH
PENGARUH (BUKAN AREA OF INFLUENCE)
~ KECENDRUNGAN PADA MASA YANG AKAN DATANG ADALAH PERANAN
COMPETENT PERSON (CP) MENJADI LEBIH PENTING DALAM PENENTUAN
LEVEL
KEYAKINAN DARI KATEGORI-KATEGORI SUMBERDAYA MINERBA
~ KETERPADUAN ANTARA PEMAHAMAN GEOLOGI DAN KEMAMPUAN

PENGOLAHAN DATA STATISTIK/GEOSTATISTIK SANGAT DIBUTUHKAN


OLEH
SEORANG CP

Anda mungkin juga menyukai