Anda di halaman 1dari 32

PBL-2

DASAR
PENGUKURAN
BESARAN LISTRIK

Copyright 2000 by Autosound 2000, Inc. From David Navone. All


rights reserved

By Umi Fadlilah (ifad)

PENGERTIAN DASAR
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
Pengukuran adalah suatu perbandingan
antara suatu besaran dengan besaran lain
yang sejenis secara eksperimen/percobaan
dan salah satu besaran dianggap sebagai
standar.
Sebagai perbandingan digunakan suatu alat
bantu (alat ukur) yang sudah dikalibrasi.
Contoh:
Pengukuran tegangan pada jaringan listrik
dalam hal ini tegangan yang akan diukur
dibandingkan dg penunjukkan dari Volt meter
(secara langsung).

Pengukuran dapat dibedakan atas:


1. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere),
tegangan (Volt), daya (Watt), dll.
2. Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, kuat
cahaya, tekanan, waktu, kecepatan, dll.
HAL-HAL YANG PENTING DIPERHATIKAN
PADA PENGUKURAN LISTRIK:
1.
2.
3.

Cara pengukuran harus benar.


Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara. Sebaiknya
memilih cara yg paling ekonomis/hemat waktu-tenaga-biaya.
Alat ukur harus dalam keadaan baik.
Alat ukur secara periodik harus dicek (termasuk dikalibrasi).
Penyimpanan dan transportasi alat harus diperhatikan
Operator (Orang) harus teliti.
Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan. Jika
diperlukan laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu
mendapat perhatian.
Catatan sebaiknya menggunakan kertas/buku tersendiri (misalnya
menggunakan FORMULIR/PORTOFOLIO tertentu).

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI


ALAT UKUR

Beberapa Karakteristik dari suatu


alat ukur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Akurasi (Ketelitian)
Presisi (kecermatan)
Kepekaan (sensibility/sensitivity)
Resolusi (daya urai/diskriminasi)
Repeat ability (kemampuan)
Efisiensi
Linearity (kesetaraan)

AKURASI/Ketelitian
AKURASI/Ketelitian ialah persesuaian antara
pembacaan alat ukur dengan nilai sebenarnya
dari besaran yang diukur. Ketelitian alat ukur
dinilai dalam derajat kesalahannya.
Kesalahan (Error)
Kesalahan/ERROR ialah selisih antara nilai
pembacaan pada alat ukur dengan nilai
sebenarnya .
Rumus error :
E = I T atau dalam %
Keterangan:
E = Kesalahan (error)
I = Nilai pembacaan (reading value)
T = Nilai sebenarnya (actual value)

Koreksi
Koreksi ialah selisih antara nilai sebenarnya dari
besaran yg diukur dgn nilai pembacaan pd alat ukur.
C = T - I atau dalam %
Berdasarkan dari kedua rumus di atas, yaitu kesalahan
dan koreksi dapat disimpulkan bahwa:

C= - E

Umumnya, kesalahan pada alat ukur dinyatakan dalam kelas


ketelitian yaitu kelas 0,1; 0,5 ; 1,0 ; dst.
Alat ukur dinyatakan mempunyai ketelitian kelas 0,1 bila
kesalahan maksimumnya ialah 1 % dari skala penuh efektif.
Berdasarkan ketelitian tsb, maka alat-alat ukur terdiri
atas:
Alat cermat atau alat presisi: alat ukur dengan ketelitian
tinggi (< 0,5%).
Alat kerja, alat ukur dg ketelitian menengah ( 1 s.d. 2
%).
Alat ukur kasar, alat ukur dg ketelitian rendah ( 3 %).

Alat cermat / alat persisi :


Alat ukur dengan kesalahan ukur < 0,5% termasuk alat persisi.
Alat ukur ini sangat mahal harganya dan hanya dipakai untuk
pekerjaan dg kecermatan yg tinggi, misalnya di laboratorium.
Alat ukur cermat / alat persisi dibuat dlm bentuk transfortable.
Alat kerja :
Alat ukur dengan kesalahan ukur > 0,5% termasuk gol. alat
kerja.
Untuk alat ukur kerja dg kesalahan ukur 1 2 % juga
dibuat transportable dan dipakai di bengkel, pabrik, dll. Untuk
alat kerja dengan kesalahan ukur 2 -3 % dipakai utk
pengukuran pada papan penghubung baik dipusat tenaga
listrik, pabrik, dll.
Alat Ukur Kasar :
Alat ukur dg kesalahan ukur > 3% termasuk golongan alat
kasar dan hanya digunakan sebagai petunjuk, seperti arah
aliran untuk melihat apakah accumulator dari sebuah mobil
sedang diisi atau dikosongkan.
Pada beberapa alat ukur yang akan ditempatkan pada panelpanel, maka untuk mengurangi kesalahan membaca karena
paralaks, jarum petunjuk dan skala pembacaan ditempatkan
pada bidang-bidang yg sama. (KELAS C SAMPAI SINI 11-92015)

Gbr. Skala dan Plat Skala pada alat ukur

Tabel Kelas ketelitian alat ukur


dan penggunaannya
Kesalahan yg
diijinkan (%)

Penggunaan

Keterangan

0,1

0,1

Laboratorium

Presisi

0,2

0,2

Laboratorium

Presisi

0,5

0,5

Laboratorium

Menengah

1,0

1,0

Industri

Menengah

1,5

1,5

Industri

Menengah

2,0

2,0

Industri

Menengah

2,5

2,5

Industri

Menengah

3,0

3,0

Hanya utk cek

Rendah

5,0

5,0

Hanya utk cek

Rendah

Kelas

Ketelitian hasil ukur utamanya


ditentukan oleh:
1.Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan
yang di persyaratkan utk pengukuran.
Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara
lain: umur teknis dan ekonomis alat ukur atau sumber listrik
yang harusnya terpasang dengan kondisi tertentu sudah
tidak memenuhi seperti yang dipersyaratkan.
2.

Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami


cara yang benar, sehingga terjadi kesalahan pemakaian atau
cara membaca skala salah padahal alat ukur pd kondisi yg
baik.
Selain alat ukur itu merupakan alat
yang menghasilkan nilai dengan satuan listrik maupun
mekanik,
ada juga alat ukur yang hanya menunjukkan
indikasi benar atau tidaknya suatu rangkaian.
Alat seperti ini disebut dengan Indikator.

Sensitifitas (kepekaan)
Kepekaan ialah perbandingan
antara besaran akibat (respon)
dan besaran yang diukur.
Kepekaan ini mempunyai satuan mm/A.
Seringkali kepekaan ini dinyatakan
sebagai sebaliknya
(inverse sensitivity = faktor
penyimpangan/defleksi).
Jadi, satuannya menjadi A/mm.

Resolusi ( Daya Urai/diskriminasi)


Resolusi dari suatu alat ukur adalah
pertambahan terkecil dari besaran yg diukur
yang dapat dideteksi oleh alat ukur dengan
pasti.
Misalnya suatu Voltmeter mempunyai skala
sama yang terbagi atas 100 bagian
dan berskala penuh sama dengan 200 V.
Satu per seratus jelas, maka diskriminasi alat
ukur
sama dengan 1/100 atau 2 V.

Repeatibility
Banyak alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai
penunjukkannya cenderung bergeser,
yaitu dengan satu nilai masukan yang sama,
nilai pembacaan berubah terhadap waktu.
Hal tersebut disebabkan antara lain
oleh :
a. Fluktuasi medan listrik di sekitarnya, sehingga
harus dipasang pelindung untuk
mencegahnya.
b. Getaran mekanis, untuk menghindari hal ini
dipasang peredam getaran.
c. Perubahan suhu, sehingga ruangan
diusahakan suhunya tetap dengan cara
memasang alat pendingin (AC:Air Conditioner).

Syarat-syarat ideal dari alat ukur,


yaitu :
1. Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang
diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang
besar.
2. Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus
mempunyai
ketepatan
dan
ketelitian
yang
tinggi
(mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi).
3. Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas
input sinyal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu
membedakan gejala-gejala yang kecil.
4. Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga membantu
dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan
yang tidak dikehendaki.
5. Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak
tergantung dari skala dan alat penunjuknya serta piranti
untuk menghindari kesalahan paralak.
6. Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang
dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yg lama.

Efisiensi Alat Ukur


Efisiensi alat ukur: perbandingan antara nilai pembacaan
dari alat ukur dan daya yang digunakan alat ukur pada saat
bekerja untuk pengukuran tersebut.
Biasanya diambil
dalam keadaan pengukuran pada skala penuh. Satuannya
adalah besaran yang diukur per Watt. Efisiensi suatu alat
ukur harus sebesar mungkin.
Pada Voltmeter efisiensi dinyatakan dalam Ohm per Volt.

V fs

I fs .Rm

Rm
Eff

Pfs I fs .V fs V fs
Keterangan : Eff = Efisiensi Volt meter

Vp = Penunjukkan Volt meter skala penuh


Pp = Daya yang diperlukan pada penunjukkan
Volt
meter pada skala penuh.
Ip = Arus yang mengalir pada penunjukkan volt
meter pada skala penuh.
Rm = Tahanan dalam dari volt meter.

Efisiensi Alat Ukur (lanjutan)


Efisiensi biasanya tidak dinyatakan pada
spesifikasi suatu alat ukur, tetapi dapat
dihitung, yaitu jika impedansi dari alat ukur
dan arus yang mengalir pada skala penuh
diketahui atau tegangan yang dipasang
diketahui.
Volt meter dengan efisiensi yang tinggi
misalnya disyaratkan
untuk pengukuran rangkaian elektronik,
dimana arus dan daya biasanya terbatas.

DASAR PENGUKURAN BESARAN LISTRIK


YANG PERTAMA
Setiap komponen dirancang
untuk beroperasi secara otomatis
dan membutuhkan tegangan minimal 12 volt.
Ketika tegangan (V) ini diterapkan di
suatu resistansi (R), maka arus (I)
akan mengalir dalam sirkuit/rangkaian
tertutup.
Pengukuran tegangan melalui beban
benar-benar tidak masalah bagi kebanyakan installer/penginstal, yaitu dengan
cara menempatkan probe voltmeter di beban dan membaca hasil ukurnya.
Arus dalam loop dapat diukur juga, dan karena hukum Ohm mengatakan bahwa
V = IR, maka resistensi dapat dihitung dengan mudah.

DASAR PENGUKURAN LISTRIK


YANG
KEDUA
Menurut pengalaman, penentuan aliran arus dari supply ke beban dan kembali dari
beban ke supply itu tidak sepenuhnya mudah bagi banyak installer/pemasang.
Jika hal itu terjadi pada sistem, maka sumber power/daya harus dicek. Kelebihan
beban pada power supply karena banyaknya arus di beban akan menyebabkan power
supply gagal menjalankan tugasnya.
Contohnya, ada yang mendapatkan hasil pengukuran arus 10 ampere dalam rangkaian
sekering, bukan aliran arus di loop. Padahal, biasanya sekering digunakan untuk
mencegah short circuit dan tidak menyatakan arus yang sesungguhnya/aktual.
Akhirnya, kita mempunyai besaran resistansi. Sebagai contoh pada tegangan, jumlah
resistansi dalam suatu rangkaian itu sungguh sangat menentukan jumlah arus yang
akan mengalir melalui rangkaian tersebut. Tapi, bagaimana kita mengukur resistansi?
Kebanyakan installer berfikir bahwa resistansi dapat diukur seperti mengukur tegangan
dan arus.

Pengukuran Tegangan
(1) tidak adanya arus
Voltmeter ideal menunjukkan
dan mempunyai impedansi input yang sangat tinggi.
Di masa lalu, ada voltmeter yang bisa menunjukkan nilai
sampai dengan 10000 ohm/volt.
DVM (Digital VoltMeter) modern seringkali mempunyai impedansi
input lebih dari 100 MOhm (M).
Voltmeter bisa membaca langsung dari rangkaian
atau perlu dilakukan pembebanan terlebih dahulu melalui tes/pengukuran.
Ini berarti bahwa tipe pembacaan diambil pada saat rangkaian beroperasi.
Pada kenyataannya, hal itu tidak akan berarti untuk
mengukur tegangan melalui pembebanan pada rangkaian yang
tidak beroperasi, sebab hasilnya akan nol volt.
Oleh sebab itu, validitas dalam pengukuran tegangan supply rangkaian terbuka
sama seperti tegangan supply saat diberi pembebanan.
Pengukuran ini akan menunjukkan seberapa besar beban bisa mengefektifkan supply.
40 tahun yang lalu, gerakan mekanik D'Arsonval meter
diterima secara standar.
Dengan jenis meter/pengukuran ini, maka tegangan yang lebih tinggi
menciptakan gerakan pengukuran yang lebih juga.
Berbagai skala tegangan adalah pembagi tegangan sederhana
yang diijinkan oleh tindakan pengukuran yang sama
dan akan digunakan bagi banyak rentang/range yang berbeda.

Pengukuran Tegangan
(2)

Measuring Current (1)

Measuring Current (2)

http://www.measurementest.com/2010/08/how-to-measure-current-using-shunt.html

Measuring Power (1)

Measuring Power (2)

Measuring Power (3)

Measuring Resistance
(1)

Measuring Resistance
(2)

Types of Meters

TERIMA KASIH BANYAK


Ada pertanyaan ???

QUIZ

1.Apa perbedaan antara


hambatan/resistansi dan
konduktansi?
2.Biasanya, kita mengukur beberapa
parameter komponen yang tidak
jelas. Apa yang harus kita lakukan
kali pertama agar lebih baik dalam
pengukuran!

ANSWERS of QUIZ

1. Perbedaan antara resistansi dan konduktansi:


resistansi adalah
menghambat/menahan/menghindari arus listrik;
sedangkan konduktansi adalah mengalirkan arus
listrik melalui media yang dipandu.
2. Yang dilakukan kali pertama sebelum mengukur,
kita harus mengkalibrasi alat elektronik memeriksa kondisinya - dan mempersiapkan
komponen elektronik atau perangkat yang akan
diuji agar lebih baik dalam pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai