PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa selalu ingin hidup lebih baik dan
lebih baik lagi setiap harinya, manusia juga berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.
Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya juga ia dapat dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Makhluk hidup yang sesuai dan cocok dengan lingkunganya akan
tetap bisa hidup dan berkembang biak, lain hal-nya dengan makhluk hidup yang tidak
bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya ia akan mati dan tidak akan bisa
berkembang biak (musnah), dan ini dinamakan seleksi alam. Manusia modern
terbentuk oleh lingkungan hidupnya dan juga membentuk lingkungan hidupnya,
manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa atau di luar lingkungan hidupnya.
Membicarakan manusia harus pula membicarakan lingkungan hidupnya. Manusia tanpa
lingkungan hidupnya hanyalah abstraksi semata. (Otto Soemarwoto:18).
Dari uraian singkat diatas jelaslah bahwa manusia itu sangat tergantung dengan
lingkungan hidupnya, kelangsungan hidupnya tergantung dari sebagaimana bisa ia
menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan hidupnya, dan saat terjadi perubahan yang
dahsyat dari lingkungan hidupnya itu akan mengancam kelangsungan hidupnya juga.
Seiring berjalanya waktu banyak pembangunan pembangunan yang manusia
buat sendiri dan itu secara tidak langsung membuat perubahan juga terhadap lingkungan
hidupnya, manusia sebisa mungkin memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk
kelangsungan hidupnya yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pola pemanfaatan
sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta
memikirkan dampak dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam
tersebut. Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis
mengenai dampak tehadap lingkungan.
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan
untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain pencemaran
industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan,
penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian,
penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Apa yang dimaksud dengan analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL?
2.
3.
Bagaimana proses atau penyusunan dari analisis mengenai dampak lingkungan atau
AMDAL?
4.
5.
1.3. Tujuan
1.
Mengatahui tentang apa itu analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
2.
3.
4.
5.
1.4. Manfaat
1.
Bagi penulis dan pembaca diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang apa
dan bagaimana AMDAL.
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian AMDAL
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan (Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif
dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif
tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosialekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat
dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak
negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia.
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif Iebih
besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana
kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang
diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
2.2.
Sejarah
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
Hidup (Bapedal) melalui Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1994 untuk melengkapi
pelaksanaan peraturan tersebut. Ada tingkat pusat dan daerah, meskipun keduanya tidak
memiliki hubungan hierarki struktural. Bapedal pusat kini berada di bawah Kementerian
Lingkungan Hidup. Badan-badan lingkungan tersebut menjadi lokomotif pelindung
kepentingan ekologi. Pada kenyataannya kepentingan lingkungan sering kalah oleh
kepentingan praktis materialis yang disebut kepentingan ekonomi. Studi amdal menjadi
formalitas saja.
2.3.
adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses
AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini
hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam proses
AMDAL, penunjukkan wakil masyarakat yang terlibat dalam keanggotan Komisi
Penilai AMDAL, dan pelaksanaan konsultasi publik.
Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat dalam proses penerbitan
izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin lingkungan diatur adanya pengumumam
pada saat permohonan dan pesertujuan izin lingkungan. Dengan terbitnya PermenLH
Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses AMDAL dan Izin
Lingkungan, maka Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL
dinayatakan dicabut dan tidak berlaku.
2.
PERMEN LH Nomor 16 Tahun 2012 ada perubahan mendasar terhadap tata cara
penyusunan dokumen Amdal. Sebelumnya dalam PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL, disebutkan bahwa dokumen AMDAL adalah dokumen yang terdiri dari 5
dokumen yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif.
Tetapi dalam PP Nomor 27 Tahun 2012, dokumen Amdal hanya terdiri dari 3 dokumen
saja, yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL dan RKL-RPL.
b.
b. Lampiran I : Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Amdal
c. Lampiran II : Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan Wajib Tidaknya
Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi dengan Amdal
d. Lampiran III : Daftar Kawasan Lindung
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP No.
27 Tahun 2012) adalah Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun 1999
tentang Amdal. Peraturan ini adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini mengatur
tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
Dalam PP 27 Tahun 2012 ini dikatakan bahwa dokumen amdal yang kita kenal
selama ini terdiri dari 5 (lima) dokumen, sekarang menjadi 3 (tiga) dokumen yaitu
dokumen KA-ANDAL, dokumen ANDAL dan dokumen RKl-RPL. Kewenangan
komisi penilai amdal dan keanggotaan dalam komisi penilai amdal juga diatur secara
rinci dalam PP ini.
2.4. Proses Prosedur penyusunan AMDAL
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
Keterkaitan antara Amdal dengan izin lingkungan dapat diketahui dalam Pasal 2 yang
menyatakan :
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan
kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Penyusunan Amdal dilakukan pada tahap perencanaan dan lokasinya wajib
sesuai dengan tata ruang. Hal ini tercantum dalam Pasal 4 (2) Lokasi rencana Usaha
dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib sesuai dengan rencana
tata ruang.
Jika tidak sesuai dengan tata ruang maka dokumen amdal tidak dapat dinilai dan
wajib dikembalikan. Pasal 4 ayat (3) dengan tegas menyatakan : (3) Dalam hal lokasi
rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dokumen
Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada Pemrakarsa.
Sedangkan
bentuk
dokumen
amdal
tercantum
dalam
Pasal
yang
menyatakan : (1) Penyusunan Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
dituangkan ke dalam dokumen Amdal yang terdiri atas:
a. Kerangka Acuan;
b. Andal; dan
c. RKL-RPL.
(2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menjadi dasar
penyusunan Andal dan RKL-RPL.
Dalam proses penyusunan Amdal disusun oleh pemrakrasa dan dinilai oleh
komisi Penilai Amdal. Penyusunan dokumen amdal dilakukan berdasarkan beberapa
pendekatan sepeti tercantum dalam Pasal 8 yang menyatakan : (1) Dalam menyusun
dokumen Amdal, Pemrakarsa wajib menggunakan pendekatan studi:
a. tunggal;
b. terpadu; atau
c. kawasan.
Dalam rangka kewajiban penyusunan amdal, terdapat beberapa pengecualian
baik dari aspek lokasi maupun jenis kegiatannya. Pasal 13 menyatakan : (1) Usaha
dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup dikecualikan
dari kewajiban menyusun Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. apabila:
a. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki
Amdal kawasan;
b. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah
memiliki rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota; atau
c. Usaha dan/atau Kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana.
Mengenai rekomendasi hasil penilaian amdal Pasal 29 menyatakan : 2.) Komisi
Penilai Amdal menyampaikan rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya. 3.) Rekomendasi hasil
penilaian Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:
a. rekomendasi kelayakan lingkungan; atau
Tahapan AMDAL
Pelaksanaan AMDAL mencakup beberapa tahap :
a.
Persiapan
Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses untuk mengidentifikasi dampak penting yang
terkait dengan adannya usaha dan/ kegiatan.
c.
d.
e.
f.
g.
Legalisasi Dokumen
Setelah dokumen AMDAL tersusun maka dilakukan legalisasi atau pengesahan
secara hukum oleh instansi yang berwenang.
2.
1.)
2.)
Rencana usaha, proyek atau kegiatan denan kemungkinan dampak besar dan
pentingnya. Baik dampak yang mungkin muncul pada tahap konstruksi,tahap
berjalannya kegiatan, maupun tahap sesudah kegiatan.
3.)
c.
1.)
2.)
Pengelolaan
lingkungan
hidup
yang
bertujuan
untuk
menanggulangi,
10
3.)
4.)
d.
1.)
2.)
3.)
4.)
5.)
Aspek aspek yang perlu dipantau mencakup jenis data yang dikumpulkan,
lokasi pemantauan, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
6.)
Dokumen RPL
identifikasi dampak itu dapat terjadi teridentifikasinya dampak penting yang tidak
termuat dalam KA.
Dalam hal ini konsultan ANDAL seyogyanya merundingkan dengan pihak
pemrakarsa agar dilakukan pekerjaan-tambah. Sebaliknya juga dapat terjadi adanya
dampak yang semula dianggap sebagai penting dan karena itu dimuat dalam KA. Tetapi
kemudian ternyata tidak penting. Dalam hal ini seyogyamya diusulkan untuk dilakukan
pekerjaan-kurang. Karena menurut Kepmen KA harus disetujui oleh instansi yang
berwenang, maka baik dalam hal pekerjaan-kurang maupun pekerjaan-tambah
persetujuan haruslah bersifat resmi yang disetujui tidak saja oleh pemrakarsa, melainkan
juga oleh instansi yang berwenang.
2.
ANDAL
Di dalam studi ANDAL hanya diprakirakan dan dievaluasi dampak penting yang
12
3.
2.
3.
Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
4.
13
5. Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
6. Amdal memberikan alternatif solusi minimalisasi dampaktidak baik (negatif).
7. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi
ijin usaha dan/atau kegiatan.
Selain itu ada 3 manfaat AMDAL :
1.
b.
c.
Menjaga
agar
pembangunan
sesuai
dengan
prinsip
pembangunan
berkelanjutan.
d.
2.
a.
b.
c.
3.
b.
Melaksanakan kontrol.
c.
14
a.
Setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan atau kegiatan.
b.
Izin melakukan usaha dan atau kegiatan yang dimaksud dalam ayat (1) diberikan
oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c.
Dalam izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan persyaratan
dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
2.
yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup meliputi :
a.
b.
Eksploitasi sumber daya alam proses kegiatan yang secara potensi dapat
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
c.
Proses atau kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian alam Jenis
usaha dan atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud dlam ayat (1) wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
3.
15
Jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisi
mengenai dampak lingkungan hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam
lampiran keputusan tersebut
b.
Apabila skala atau besaran suatu jenis rencana usaha dan atau kegiatan lebih kecil
daripada skala/besaran yang tercantum pada Lampiran Keputusan ini akan tetapi
atas dasar pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tamping
lingkungan serta tipologi ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting
terhadap lingkungan hidup, maka bagi jenis usaha dan atau kegiatan tersebut
dapat ditetapkan oleh Bupati / Walikota atau Gubernur untuk wilayah daerah
khusus ibukota Jakarta sebagai jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup
c.
Jenis rencana usaha dan atau kegiatan yyang tidak termasuk dalam lampiran
keputusan ini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindungan
wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup
d.
Apabila bupati/walikota atau gubernur untuk wilayah DKI Jakarta dan atau
masyarakat menganggap perlu untuk mengusulkan jenis rencana usaha dan atau
kegiatan yang tidak tercantum dalam lampiran keputusan ini tetapi jenis rencana
usaha dan atau kegiatan tersebut dianggap mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan, maka bupati/walikota atau gubernur untuk DKI Jakarta dan atau
masyarakat wajib memberikan usulan secara tertulis kepada menteri negara
lingkungan hidup.
4.
adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses
AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini
hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam proses
16
b.
6.
17
Lampiran I : Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Amdal
c.
Lampiran II : Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan Wajib Tidaknya
Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi dengan Amdal
d.
e.
f.
7.
Tahun 2012) adalah Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun 1999
tentang Amdal. Peraturan ini adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini mengatur
tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
Dalam PP 27 Tahun 2012 ini dikatakan bahwa dokumen amdal yang kita kenal
selama ini terdiri dari 5 (lima) dokumen, sekarang menjadi 3 (tiga) dokumen yaitu
dokumen KA-ANDAL, dokumen ANDAL dan dokumen RKl-RPL. Kewenangan
komisi penilai amdal dan keanggotaan dalam komisi penilai amdal juga diatur secara
rinci dalam PP ini.
I.
Contoh - contoh usaha dan atau kegiatan yang sudah memiliki AMDAL
18
1.
Batubara
Bijih Primer
Bijih Sekunder
Bahan galian bukan logam atau bahan galian golongan C Bahan galian
Transmisi
PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU
PLTA semua jenis dan ukuran kecuali PLTM den jenis aliran langsung
PLTP
2.
Bidang Kesehatan
Rumah sakit yang setara dengan kelas A atau kelas 1 Rumah sakit
19
lndustri Farmasi yang membuat bahan baku obat dengan proses penuh
3.
Pembangunan jalan raya dan peningkatan jalan dengan pelebaran di luar daerah
milik jalan kota besar dan metropolitan yang berfungsi arteri atau kolektor
Pengambilan air dari danau, sungai, mata air, atau sumber air lainnya
>= 2.000 ha
b.
c.
d.
e.
f.
g.
panjang > 25 km
h.
i.
20
j.
k.
>= 80 ton/ha
l.
panjang >= 5 km
m.
luas >= 50 ha
n.
o.
debit >= 60 m
p.
q.
luas >= 5 ha
r.
tinggi >= 60 m
4.
Bidang Pertanian
5.
Bidang Parpostel .
Hotel
Padang Golf
Taman Rekreasi
Kawasan Pariwisata >= 200 kamar atau luas >= 5 ha, >= 100 ha
6.
7.
Bidang Perindustrian
lndustri Petrokimia
21
Kawasan lndustri
Industri kayu lapis terintegrasi lengkap dgn fasilitas penunjangnya, antara lain
industri perekat
Industri Baterei
8.
Bidang Perhubungan
Pelabuhan khusus
Pengerukan Laut
Luas >= 25 ha
9.
Bidang Perdagangan
22
didalam : taman wisata alam, taman buru, taman laut, taman nasional, dan taman hutan
raya >= 250 ha, >= 100 ha
13. Bidang Pengendalian Bahan Berbahaya & Beracun
Pembangunan Fasilitas Pengolah Limbah B-3
14. Bidang Kegiatan Terpadu/Multisektor
Usaha atau Kegiatan yang terdiri dari lebih dari satu kegiatan wajib AMDAL yang
saling terkait dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung
jawab serta berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem.
23
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan (Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif
dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif
tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosialekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.
Prosedur AMDAL yaitu, Penapisan, Pelingkupan, Kerangka acuan, ANDAL,
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan, dan
Pelaporan
24
DAFTAR PUSTAKA
25