Uretritis 2
Uretritis 2
Web of Caution
Iritasi
(Iritasi Batu Ginjal, Iritasi Karena
Tindakan Invasif
Proses infeksi
Merangsang
hipotalamus
URETHRITIS
Inflamasi
10
Pusat pengaturan
suhu tubuh
terganggu
Kurang paparan
informasi
Hipertermi
Kurang pengetahuan
Kerusakan jaringan
blader
Merangsang keluarnya
mediator kimia
(histamine, serotonin,
bradikinin,prostaglandin)
Resiko Infeksi
Obstruksi saluran
kemih
Disuria
Gangguan
Eliminasi Urin
Ansietas
Mengenai
reseptor nyeri
Nyeri Akut
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
3.1.
Pengkajian
1. Identitas
Pada biodata perlu adanya pencatatan secara akurat. Pada kasus
uretritis 90% dialami oleh pria. Sebaliknya pada wanita hanya sedikit yang
mengalami dan kebanyakan asimptomatik. Semua usia bisa terkena
penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur > 45 thun.
2. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama
: Nyeri berkemih
2) Riwayat masuk RS
dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang
juga disertai darah dan nanah.
3) Pengkajian nyeri
: kaji PQRST
5. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda Vital
-
RR
12
TD
2) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan S.Pernafasan
Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis
pubis)
b. Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
c. Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
d. Pemeriksaan S.Muskulus
Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
e. Pemeriksaan S.Pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut
bagian bawah.
f. Pemeriksaan S.Perkemihan
a) Nyeri dan panas saat berkemih
b) Terjadi disuria, hematuria, & piuria
c) Mukosa memerah dan edema
d) Terdapat cairan eksudat yang purulent
e) Ada ulserasi pada uretra
13
intravena
(IVP)
mengidentifikasi
perubahan
atau
abnormalitas struktur
A. Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
Inflamasi
1.
Ds :
- Px biasanya mengeluh nyeri
Nyeri akut
Kerusakan jaringan
14
blader
pada kelamin
Merangsang keluarnya
mediator kimia
Do :
Nyeri akut
Q : seperti ditusuk-tusuk
R
: abdomen bawah
daerah
Proses infeksi
2.
Ds:
- px
biasanya
Hipertermi
mengeluh
15
Merangsang hipotalamus
badannya
berkeringat,
kemerahan.
dan
panas,
kulitnya
- Px
biasanya
mengeluh
kehilangan selera makan
Do:
- S
- RR : mengalami peningkatan
(N : 16-20 x/mnt)
- Nadi : meningkat (N : 60-80
x/mnt)
- Kulit kemerahan
- Teraba panas saat disentuh
- Menggigil
- Merinding
Inflamasi
3
Ds:
- Px biasanya mengeluh nyeri
dan panas saat berkemih
- Px biasanya mengeluh sulit
mengeluarkan urine
gg. eliminasi
urine
Disuria
Do:
16
Ds:
- Px biasanya mengeluh saat
berkemih disertai darah dan
nanah
Ketidakmampuan dalam
proses transmisi penyakit Resiko infeksi
Do:
- Mukosa memerah dan edema
- Terdapat cairan eksudat yang
purulent
Resiko Infeksi
Ds:
- Px mengeluh takut kambuh
- Px biasanya mengatakan takut
Ketidakmampuan dalam
proses transmisi penyakit Ansietas
17
penyakit
penyakitnya semakin parah
dan bahaya
Do:
Kurang paparan
informasi
Kurang pengetahuan
Ansietas
- Banyak tanya
- Kontak mata px buruk
- Berkeringat dingin
3.2.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi uretra
2. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
3. Gg eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi atau proses peradangan
pada saluran kemih.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebab patogen secara sistemik
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
3.3.
Rencana Keperawatan
18
Dx
NOC
NIC
Tujuan:
1.
Setelah dilakukan tidakan
keperawatan 1x24 jam
diharapkan :
- nyeri berkurang/hilang
- peningkatan kenyamanan
Kriteria hasil :
: (N 36,5-37,5 C)
N : (N 60-80 x/mnt)
RR : (N 16-20 x/mnt)
TD : (N 110/70 - 120/80
mmhg)
2.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam
diharapkan suhu tubuh kembali
normal (36,5-37,oC)
pasien
Kriteria hasil:
- TTV DBN
-
N : (N 60-80 x/mnt)
RR : (N 16-20 x/mnt)
TD : (N 110/70 - 120/80
- Observasi TTV
- Kolaborasi pemberian antipiretik
: (N 36,5-37,5 C)
mmhg)
- Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing
3.
Tujuan :
Kriteria hasil :
- Kandung kemih kosong secara
penuh
- Tidak ada rasidu urine > 100200 cc
20
4.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
- Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
21
- Kaji TTV
5
Tujaun :
relaksasi
- Temani klien untuk memberikan keamanan
terkontrol
penyakitnya.
- Observasi tingkat kecemasan klien.
Kriteria hasil :
- Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan gejala
cemas.
- Mengidentifikasi,
mengungkapkan, dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
- Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
- TTV DBN
-
: (N 36,5-37,5 C)
N : (N 60-80 x/mnt)
RR : (N 16-20 x/mnt)
TD : (N 110/70 - 120/80
mmhg)
22
BAB V
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Urethritis
dapat dikategorikan menjadi urethritis akut, urethritis kronis, urethritis
gonococus dan urethritis non gonococus. Secara umum penyebab penyakit
urethritis adalah kuman gonorhea, kuman non gonorhea, tindakan invasif di
saluran kemih, iritasi batu ginjal, trihomonas vaginalis dan golongan bakteri
gram negative.
Tanda dan gejala dari penyakit urethritis adalah mukosa memerah dan
edema , terdapat cairan exudat yang purulent, ada ulserasi pada uretra ,
adanya rasa gatal yang menggelitik, adanya pus pada awal miksi, nyeri pada
saat miksi, kesulitan untuk memulai miksi dan nyeri pada abdomen bagian
bawah. Pengobatan yang dianjurkan pada penderita penyakit urethritis adalah
antibiotik. Jenis antibiotik yang sering digunakan misalnya cefixime 400 mg
23
oral, ceftriaxone 250 mg IM, ciprofloraxacin 500 mg oral, dan ofloxacin 400
mg oral.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits.
1.2.
Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
Penyakit Urethritis beserta hal hal yang berkaitan dengan penyakit
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Sylvia.A. 2006.Patofisiologi. Jakarta: EGC
Siswantoro, Agus . 2012. Sistem Perkemihan Askep Urethritis. Jakarta : Salemba
Medika.
Thomson. 2007. Catatan Kuliah Patologi. Jakarta : EGC.
https://www.scribd.com/doc/265961659/108551717-Bab-i-Uretritis
https://www.scribd.com/doc/287234423/Makalah-Penyakit-Urethritis
24