Anda di halaman 1dari 15

2.9.

Web of Caution

Invasi kuman bakteri


(Gonorrhoe, Trihomonas Vaginalis,
Orgnisme gram Negatif)

Iritasi
(Iritasi Batu Ginjal, Iritasi Karena
Tindakan Invasif

Ketidak mampuan pertahanan


local terhadap infeksi

Respon traumatic pada uretra

Penempelan bakteri pada uretra

Proses infeksi

Merangsang
hipotalamus

URETHRITIS

Ketidakmampuan dalam proses


transmisi penyakit

Inflamasi

10

Pusat pengaturan
suhu tubuh
terganggu

Resiko tinggi penyebaran


penyakit

Kurang paparan
informasi

Bakteri berkoloni dan


berkembang biak

Hipertermi
Kurang pengetahuan

Kerusakan jaringan
blader

Merangsang keluarnya
mediator kimia
(histamine, serotonin,
bradikinin,prostaglandin)

Resiko Infeksi

Obstruksi saluran
kemih

Disuria
Gangguan
Eliminasi Urin

Ansietas
Mengenai
reseptor nyeri

Nyeri Akut

11

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
3.1.

Pengkajian

1. Identitas
Pada biodata perlu adanya pencatatan secara akurat. Pada kasus
uretritis 90% dialami oleh pria. Sebaliknya pada wanita hanya sedikit yang
mengalami dan kebanyakan asimptomatik. Semua usia bisa terkena
penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur > 45 thun.
2. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama

: Nyeri berkemih

2) Riwayat masuk RS

: Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri

dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang
juga disertai darah dan nanah.
3) Pengkajian nyeri

: kaji PQRST

3. Riwayat penyakit terdahulu : penyebab penyakit biasanya akibat dari


penyakit DM
4. Riwayart penyakit keluarga

: penyakit keluarga biasanya seperti : DM,

5. Pemeriksaan fisik

1) Tanda-tanda Vital
-

: Suhu meningkat (N 36,5-37,5 C)

: meningkat (N 60-80 x/mnt)

RR

: mengalami peningkatan (N 16-20 x/mnt)

12

TD

: meningkat (N 110/70-120/80 mmHg)

2) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan S.Pernafasan
Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis
pubis)
b. Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
c. Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
d. Pemeriksaan S.Muskulus
Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
e. Pemeriksaan S.Pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut
bagian bawah.
f. Pemeriksaan S.Perkemihan
a) Nyeri dan panas saat berkemih
b) Terjadi disuria, hematuria, & piuria
c) Mukosa memerah dan edema
d) Terdapat cairan eksudat yang purulent
e) Ada ulserasi pada uretra

13

f) Adanya rasa gatal yang menggelitik


g) Adanya pus pada awal miksi
h) Kesulitan untuk memulai miksi
i) Nyeri pada abdomen bagian bawah
6. Pemeriksaan penunjang
1) Urinalisa memperhatikan bakteriuria, sel darah putih dan endapan SDP
dengan keterlibatan ginjal
2) Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
3) Pemeriksaan darah dan urin lengkap
4) Tes bakteri bersalut-antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi
diindikasikan pada pielonefritis
5) Sinar x ginjal, ureter dan kandung kemih (GUK) mengidentifikasi
anomaly struktur nyata
6) Pielogram

intravena

(IVP)

mengidentifikasi

perubahan

atau

abnormalitas struktur

A. Analisa Data

No

Data

Etiologi

Masalah
Inflamasi

1.

Ds :
- Px biasanya mengeluh nyeri

Nyeri akut

Kerusakan jaringan
14

blader
pada kelamin

- Px biasanya mengeluh nyeri


dan panas saat BAK
- Px biasanya mengeluh adanya
rasa gatal yang menggelitik

Merangsang keluarnya
mediator kimia

Mengenai reseptor nyeri

Do :

- TD : meningkat (N: 110/80120/90 mmHg)

Nyeri akut

- Nadi : lebih dari normal (N :


60-80 x/mnt)
- Pengkajian nyeri :
P

: nyeri saat berkemih

Q : seperti ditusuk-tusuk
R

: abdomen bawah

: ringan berat (1-10)

T : hilang timbul (saat


berkemih)
- Wajah menyeringai
- sering memegang abdomen
bawah/daerah simpisis pubis
- menggaruk-garuk
kelamin

daerah

Proses infeksi
2.

Ds:
- px

biasanya

Hipertermi

mengeluh

15

Merangsang hipotalamus
badannya
berkeringat,
kemerahan.

dan

panas,
kulitnya

- Px
biasanya
mengeluh
kehilangan selera makan
Do:
- S

Pusat pengaturan suhu


tubuh terganggu

Peningkatan suhu tubuh

: diatas normal (N: 36,5


37,5 C)

- RR : mengalami peningkatan
(N : 16-20 x/mnt)
- Nadi : meningkat (N : 60-80
x/mnt)
- Kulit kemerahan
- Teraba panas saat disentuh
- Menggigil
- Merinding

Inflamasi
3

Ds:
- Px biasanya mengeluh nyeri
dan panas saat berkemih
- Px biasanya mengeluh sulit
mengeluarkan urine

gg. eliminasi
urine

Obstruksi saluran kemih

Disuria

Do:

16

- Terjadi disuria, hematuria, &


piuria
- Intake cairan dan output
cairan tidak seimbang
- Adanya rasidu > 200 cc

Ds:
- Px biasanya mengeluh saat
berkemih disertai darah dan
nanah

Ketidakmampuan dalam
proses transmisi penyakit Resiko infeksi

Resiko tinggi penularan


penyakit

Do:
- Mukosa memerah dan edema
- Terdapat cairan eksudat yang
purulent

Bakteri berkembang biak


dan berkoloni

Resiko Infeksi

- Ada ulserasi pada uretra


- Adanya pus pada awal miksi
- Urine berwarna merah
- Leukosit
diatas
normal
(Normal : 4 10 x 109/dl)
5

Ds:
- Px mengeluh takut kambuh
- Px biasanya mengatakan takut

Ketidakmampuan dalam
proses transmisi penyakit Ansietas

Resiko tinggi penularan

17

penyakit
penyakitnya semakin parah
dan bahaya
Do:

Kurang paparan
informasi

- TD: > normal (N : 110/70120/80 mmHg)

Kurang pengetahuan

- N : diatas normal (N : 60-80


x/mnt)
- Px gelisah

Ansietas

- Banyak tanya
- Kontak mata px buruk
- Berkeringat dingin

3.2.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi uretra
2. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
3. Gg eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi atau proses peradangan
pada saluran kemih.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebab patogen secara sistemik
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3.3.

Rencana Keperawatan

18

Dx

NOC

NIC

Tujuan:

- Kaji nyeri dengan PQRST

1.
Setelah dilakukan tidakan
keperawatan 1x24 jam
diharapkan :
- nyeri berkurang/hilang
- peningkatan kenyamanan
Kriteria hasil :

- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam


- Kontrol lingkungan yang dapat menyebabkan
nyeri.
- Observasi TTV
- Berikan obat analgesik sesuai indikasi

- Mampu mengontrol nyeri


- Melaporkan bahwa nyeri
berkurang menggunakan
manajemen nyeri
- Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
- TTV DBN
-

: (N 36,5-37,5 C)

N : (N 60-80 x/mnt)

RR : (N 16-20 x/mnt)

TD : (N 110/70 - 120/80
mmhg)

2.

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam
diharapkan suhu tubuh kembali
normal (36,5-37,oC)

- Kaji suhu sesering mungkin, minimal tiap 2


jam
- Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat kepanasan
- Kompres hangat pada lipatan paha dan aksila
19

pasien
Kriteria hasil:
- TTV DBN
-

N : (N 60-80 x/mnt)

RR : (N 16-20 x/mnt)

TD : (N 110/70 - 120/80

- Observasi TTV
- Kolaborasi pemberian antipiretik

: (N 36,5-37,5 C)

mmhg)
- Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing

3.

Tujuan :

- Kaji intake dan output karakteristik uine

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan 1x24 jam
diharapkan :

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan


pemasukan cairan

- pola Eliminasi Urine /BAK


secara adekuat
- Urine lancar

Kriteria hasil :
- Kandung kemih kosong secara
penuh
- Tidak ada rasidu urine > 100200 cc

- Merangsang reflek kandung kemih dengan


kompres dingin pada daerah abdomen
bawah.
- Ukur residu pasca berkemih setelah usaha
mengosongkan kandung kemih, jika vol
residu urin lebih besar dari 100-200 cc,
jadwalkan program kateterisasi.
- Observasi intake dan output karakteristik urine
- Kolaborasi teknik latian dengan dokter/
fisioterapi untuk menguatkan otot pelvis

20

- Intake cairan dalam rentang


normal
- Balance cairan seimbang

4.

Tujuan :

- Kaji tanda- tanda inflamsi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan 1x24 jam
diharapkan resiko infeksi
terkontrol

- Awasi tanda-tanda vital

Kriteria Hasil :
- Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi

- Ajarkan cara menghindari infeksi


- Instruksi pasien untuk minum antibiotik sesuai
resep
- Berikan terapi antibiotik bila perlu infection
protection.

- Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan


- Mendeskripsikan proses
infeksi kandung kencing
penularan penyakit, factor
yang mempengaruhi penularan
- Monitoring tanda dan gejala infeksi sistemik
serta penatalaksanaanya,
dan lokal
- Menunjukan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi - Monitoring kerentangan terhadap infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas
normal

- Kolaborasi pemberian antibiotik

- Menunjukkan perilaku hidup


sehat.

21

- Kaji TTV
5

Tujaun :

- Instruksikan klien menggunakan teknik

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan 1x24 jam

relaksasi
- Temani klien untuk memberikan keamanan

diharapkan cemas berkurang dan

dan memberikan informasi tentang

terkontrol

penyakitnya.
- Observasi tingkat kecemasan klien.

Kriteria hasil :
- Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan gejala
cemas.

- Berikan obat yang telah diindikasikan untuk


mengurangi kecemasan.

- Mengidentifikasi,
mengungkapkan, dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
- Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
- TTV DBN
-

: (N 36,5-37,5 C)

N : (N 60-80 x/mnt)

RR : (N 16-20 x/mnt)

TD : (N 110/70 - 120/80
mmhg)

22

BAB V
PENUTUP
1.1.

Kesimpulan
Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Urethritis
dapat dikategorikan menjadi urethritis akut, urethritis kronis, urethritis
gonococus dan urethritis non gonococus. Secara umum penyebab penyakit
urethritis adalah kuman gonorhea, kuman non gonorhea, tindakan invasif di
saluran kemih, iritasi batu ginjal, trihomonas vaginalis dan golongan bakteri
gram negative.
Tanda dan gejala dari penyakit urethritis adalah mukosa memerah dan
edema , terdapat cairan exudat yang purulent, ada ulserasi pada uretra ,
adanya rasa gatal yang menggelitik, adanya pus pada awal miksi, nyeri pada
saat miksi, kesulitan untuk memulai miksi dan nyeri pada abdomen bagian
bawah. Pengobatan yang dianjurkan pada penderita penyakit urethritis adalah
antibiotik. Jenis antibiotik yang sering digunakan misalnya cefixime 400 mg

23

oral, ceftriaxone 250 mg IM, ciprofloraxacin 500 mg oral, dan ofloxacin 400
mg oral.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits.
1.2.

Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
Penyakit Urethritis beserta hal hal yang berkaitan dengan penyakit
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Sylvia.A. 2006.Patofisiologi. Jakarta: EGC
Siswantoro, Agus . 2012. Sistem Perkemihan Askep Urethritis. Jakarta : Salemba
Medika.
Thomson. 2007. Catatan Kuliah Patologi. Jakarta : EGC.
https://www.scribd.com/doc/265961659/108551717-Bab-i-Uretritis
https://www.scribd.com/doc/287234423/Makalah-Penyakit-Urethritis

24

Anda mungkin juga menyukai