Anda di halaman 1dari 14

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi tugas
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini.

DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

Latar belakang

Rumusan masalah

Tujuan penulisan

Bab 2 pembahasan

logika dari pengintegrasian global

mengatur aliansi dan joint venture

membangun merger dan akuisis

10

14

14

15

bab 3 penutup
simpulan
daftar pustaka

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Aliansi bisnis muncul sebagai strategi dalam arti membangun jaringan
keterkaitan ke belakang (backward) dan atau ke depan (forward) dan kecepatan
beroperasi demi hubungan dengan pensuplai dan pelanggan. Dunia bisnis di negeri ini
memang sudah ada aliansi, namun praktik demikian belum dapat dikatakan sebagai
lazim, karena salah pengertian dan atau salah penerapan. Awalnya memang terungkap
kekhawatiran bahwa aliansi berarti kehilangankontrol manajemen dan pengebirian
laba yang beraliansi.
Aliansi "bukan merger atau pencaplokan yang kecil oleh yang lebih besar.
Aliansi

sebagai

bentuk

kerjasama

yang

mengutamakan

"pro-pasar"

dan

"propeningkatan" daya beli lingkungan secara proporsional. Oleh karena itu, berbagai
kalangan bisnis di negeri ini ke masa depan perlu mencermati kembali aliansi bisnis
sebagai strategi menggerakkan (generate) dampak sinergis dalam manajemen sumber
daya bisnis dengan mengoperasikan diversifikasi dalam lingkungan bisnis yang sudah
ada.
Dengan ber-aliansi, maka suatu perusahaan menyadari keterbatasan sumber
daya manajerial dan kompetensi teknologis untuk secara mandiri menghadapi
lingkungan peluang yang makin terbuka. Suatu aliansi biasanya membawa serta
(entails) berbagi sumber daya komplementer untuk mampu mengerjakan suatu
kegiatan dan menciptakan sesuatu yang bernilai yang tidak dapat dihasilkan oleh satu
perusahaan tunggal. Terdapat 3 jenis cara untuk menjalankan strategi aliansi dan
hingga sekarang lazim digunakan oleh perusahaan yaitu akuisisi, merger, dan joint
venture yang akan dibahas lebih detail dalam makalah yang kami susun ini. Ketiga
cara tersebut memiliki resiko, kelebihan serta kekurangan masing masing.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu logika dari pengintegrasian global
2. Bagaimana mengatur aliansi dan joint venture

3. Bagaimana membangun merger dan akuisis


1.3
1.
2.
3.

TUJUAN PENULISAN
Dapat mengetahui apa itu logika dari pengintegrasian global
Dapat mengetahui bagaimana mengatur aliansi dan joint venture
Dapat mengetahui bagaimana membangun merger dan akuisis

BAB 2
PEMBAHASAN
Logika Dari Pengintegrasian Global

Penulis dari Negara Amerika bernama Robert Wright mengajukan pembelaan


terhadap kemajuan jangka panjang globalisasi ekonomi dan politik dalam bukunya yang
sangat bermanfaat yaitu Nonzero dimana argumennya terkandung dalam judul tersebut.
Hampir tidak ada batas untuk mewujudkan peluang-peluang mengadaakan interaksi positivesum diantara umat manusia, dalam bahasa teori permaainan. Dimana umat manusia juga unik
diantara binatang karena kemampuannya menciptakan dunia tempat mereka hidup. Sehingga,
peluang-peluang yang mereka manfaatkan merangsang invensi dan inovasi yang pada
gilirannya menciptakan peluang baru lagi. Seperti dikatakan Wright, ada bebrapa trend yang
terus berlangsung di sepanjang sejarah manusia antara lain mengenai perbaikan transportasi
dan pemrosesan materi, perbaikan dalam transportasi dan pemrosesan energy, perbaikan
dalam transportasi dan pemrosesan informasi.
Seperti halnya teknologi perjalanan, transportasi, dan komunikasi semakin membaik,
begityu juga keuntungan dari pemanfaatan peluang-peluang ini. Kalau ada cara untuk
memindahkan informasi, orang, barang dan jasa dengan murah, aka nada orang disuatu
tempat yang memanfaatkannya. Seiring berjalannya waktu, hasilnya yaitu jaringan interaksi
yang semakin padat tersebar di wilayah geografis yang semakin luas. Globalisasi
kontemporer hanya pada satu tahap dari perjalan yang kemungkinan besar, belum lagi
mendekati hasil akhir.
Wright bahkan mengatakan bahwa perubahan teknologi ini, yang tak terelakan karena
fitrah manusia yang tidak bisa diam dan inovatif, menghasilkan bukan hanya integrasi
ekonomi tapi juga politik. Struktur struktur politik cenderung tumbuh meluas, bersama
dengan padatnya jaring interdepensi ekonomi timbal balik. Pada 1500 SM, kata Wright ada
sekitar 600.000 wilayah politik otonom di planekeamanan global t ini (bagaimana dia
menghitungnya saya tidak tahu, tapi angka ini tampaknya benar). Hari ini, ada 193 seperti
dikatakan Wright, alasan untuk menunggu kemenangan akhir pemerintah global terletak
dalam tiga pengamatan. (1) pemerintahan slalu cenderung meluas sampai ke ukuran geografis
yang diperlukan untuk menangani masalah-masalah non zero-sum yang sedang muncul
yang tidak bisa ditangani sendiri oleh hukum-hukum psar dan modal. (2) Hari-hari ini banyak
masalah non-zero-sum yang muncul bersifat supranasional, melibatkan banyak, kadangkadang semua bangsa. (3) kekuatan-kekuatan di belakang makin meluasnya cakupan keadaan
non-zero-sum bersifat teknologis, dan dengan alasan yang jelas, pasti akan semakin intensif.

Tidak sulit melihat contoh-contoh Interdepensi timbale balik yang terus bertumbuh
seperti ini. Antara lain harus meningkatkan banyak yurisdiksi berkualitas rendah di dunia
sampai ke sdtandar yang memadai, baik untuk alasan ekonomi maupun keamanan, untuk
menginternalkan eksternalitas lingkungan hidup regional dan globa, untuk menangani
ancaman kesehatan global dan untuk memastikan perlakuan global yang konsisten atas
perdagangan dan investasi. Munculnya megatorisme pada 11 September 2001 adalah
argument meyakinkan agar ada semacam struktur (entah Negara Amerika suka atau tidak)
seperti yang sudah ada, profelirasi senjata nuklir. Munculnya AIDS juga adalah argument
agar ada sistem kesehatan globalyang efektif. Kegagalan negeri-negeri pinggiran untuk
menyediakan sistem moneter dan financial yang stabil adalah argument agar ada sistem
moneter dan financial global. Masih ada banyak contoh lain. Tidak ada diantara
perkembangan yang pasti akan terjadi tapi logika dari non-zero-sum sangat meyakinkan.
Seperti juga dicatat Wright, evolusi positif mempunyai sejarah panjang. Sementara
interaksi ini berkembang, Negara cenderung menjadi semakin besar. Maka tidak akan
mengherankan kalau ekonomi pasar global akhirnya akan menghasilkan semacam
pemerintahan global seperti halnya kebangkitan ekonomi Eropa yang lebih terintegrasi
sepanjang dua atau tiga abad berjalan seiring dengan serangkainusaha untuk mendirikan
suprastuktur politik Eropa merupakan yang paling tentang dan juga berhasil. Bahkan sangat
mungkin bahwa kalau bukan karena kebetulan historis menempatkan suatu pulau yang besar
dan kuat disebelah barat pantai Eropa, entah Negara Jerman atau Perancis sudah akan
berhasil dalam usaha tersebut.
Namun, entitas politik monopolistic menciptakan bahaya besar bagi kemajuan
manusia, karena struktur seperti itu berpihak pada ketertiban hierarkis serta control atas
inisiatif individual dan fluiditas. Bagaimanapu, pandangan Wright itu perseptif. Banyak kritik
kontemporer atas ekonomi paqsar global berupa seruan agar pasar dibatasi didalam suatu
Negara. Ada pengkritik yang ingin membatasi suatu pasar global didalam semacam Negara
global, walaupun mereka mungkin tidak menyadari berapa radikal implikasinya. Mereka ini
merupakan globalis politik. Diujung yang berlawanan adalah mereka yang ingin
mencocokkan pasar dengan Negara (atau subnegara)dengan memfragmentasi pasar. Mereka
adalah lokalis. Visi mereka tampaknya hampir tidak mungkin terjadi, kecuali ada bencana
besar (perang nuklir misalnya)Yang tampaknya paling mungkin untuk jangka pendek adalah
nasionalis seperti Patrick Buchanan atau Jean Marie Le Pen yang ingin membatasi pada

Negara yang sudah ada. Karena Negara Amerika Serikat secara ekonomis sudah menjadi
yang terbesar dari semua Negara ini. Dimana Buchanan berharap bahwa negaranya akan
paling sedikit menderita dalam suatu ekonomi dunia yang terfragmentasi dengan tujuan yang
pasti.
Kearah manapun dukungan mereka, banyak pengkritik ingin mempersamakan
wilayah pasar dengan wilayah kekuatan politik. Itulah juga tujuan merkantilis pada abad ke 17 dan abad ke -18 yang dilawan para liberal masa awal. Sekali lagi makna dibalik
perdebatan dizaman kita ini. Pemujaan pahlawan intelektual masa kini atas Karl Polanyi oleh
pengkritik ekonomi pasar global tepat sekali dengan perspektif ini, karena bukunya yang
sering dikutip The Great Transformation, terbitan 1944 mempunyai tema restansi politik
terhadap idaman utopian ekonomi pasar liberal serta perlunya regulasi dan control social
yang jauh lebih besar. Pada tahap perkembangan manusia sekarang, akan berarti semacam
otoritas global yang bertanggung jawab atas masyarakat global atau suatu fragmentasi
disengaja atasnomi dunia kedalam komponen komponenn nasional atau lokal

Mengatur Aliansi Dan Joint Venture

Aliansi (alliance) atau persekutuan dapat diartikan sebagai kumpulan perseorangan,


kelompok atau organisasi yang memiliki sumberdaya (sarana, prasarana, dana, keahlian,
akses, pengaruh, informasi) yang bersedia dan kemudian terlibat aktif mengambil peran atau
menjalankan fungsi dan tugas tertentu dalam suatu rangkaian kegiatan yang terpadu (lihat
Topatimasang et al, 2000). Dengan kata lain, aliansi adalah sebuah jaringan kerja
(networking) antar lintas yang memiliki keahlian dan sumberdaya berbeda namun memiliki
komitmen dan agenda yang sejalan.
Dilihat dari kedekatan visi dan fungsi dari masing-masing anggota aliansi, maka dapat
dibedakan ALIANSI STRATEGIS dan ALIANSI TAKTIS.
1. Aliansi Strategis menunjuk pada sekutu dekat atau lingkar inti. Mereka tergabung
dalam Kelompok Kerja (Pokja) Garis Depan yang bertugas sebagai penggagas,
pemrakarsa, pendiri, penggerak utama, sekaligus penentu dan pengendali arah
kebijakan dari sebuah aliansi.

2. Aliansi Taktis menunjuk pada sekutu jauh atau lingkar luar yang seringkali tidak
terlibat langsung dalam kegiatan aliansi. Mereka umumnya tergabung dalam Pokja
Pendukung (supporting unit) dan Pokja Basis (ground work) yang bertugas membantu
penyediaan sarana, logistik, data dan kader yang dibutuhkan oleh lingkar inti.
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai
satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan
masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada
rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung,
namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama.
Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu
yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran
dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas
manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan
aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi.
Keuntungan Aliansi Strategis ,Keuntungan aliansi strategis antara lain:
1. Memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik yang sesuai dengan
kapabilitasnya
2. Pembelajaran dari partner dan pengembangan kompetensi yang mungkin untuk
memperluas akses pasar
3. Memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar organisasi
dapat hidup.
Penggunaan Aliansi Strategis
Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan


Meningkatkan akses pada teknologi baru
Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing memasuki pasar baru
Mengurangi waktu siklus produk
Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
Memperbaiki kualitas

Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu:


1. Joint venture adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan menciptakan
perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi sumber daya dan

kapabilitas

dengan

mengkombinasikan

sebagian

aktiva

mereka

untuk

mengembangkan keunggulan bersaing.


2. Equity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam perusahaan yang
dibentuk bersama namun mengkombinasikan semua sumber daya dan kapabilitas
untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
3. Nonequity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
memiliki hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian sumber daya dan
kapabilitas unik tanpa berbagi ekuitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
4. Global Strategic Alliances adalah kerjasama secara partnerships antara dua atau lebih
perusahaan lintas negara dan lintas industri.

Joint Venture
Joint Venture merupakan suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu
kerja sama dimana masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (Equity joint
ventures) tetapi juga bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen
sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada
terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya tampak dalam
berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures) dalam bidang manajemen
(Management contract), pemberian lisensi (License agreement), bantuan teknik dan keahlian
(Technical assistance and know-how agreement), dan sebagainya.
1. Friedman membedakan Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal,
sehingga hanya terbatas pada know-how, yang mencakup bidang tertentu. Knowhow
disini mencaku pada Technical service agreement, franchise and brand use agreement,
contracts and rental agreements.
2. Equity Joint venture yaitu ditandai oleh partisipasi modal dari masing-masing venture.
untuk membedakan jenis pertama dengan jenis kedua, friedman menggunakan istilah
(Joint venture) untuk yang pertama, dan equity joint venture untuk jenis yang kedua.

Ada beberapa dasar yang biasanya mendasari dilakukannya penggabungan suatu perseroan
atau Joint Venture. Dasar-dasar adalah sebagai berikut:

10

1. Adanya perusahaan baru yang didirikan secara bersama oleh beberapa perusahaan
lain.
2. Adanya modal joint venture terdiri dari know-how dan modal saham yang disediakan
oleh perusahaan-perusahaan pendiri. Kekuasaan ada dipemegang saham terbanyak.
Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan
kemerdekaan masing-masing.
1. Bentuk joint venture hanya dikenal dalam rangka kerjasama perusahaan domestik
dengan perusahaan perusahaan asing yang melakukan ekspansi bisnis. Ekspansi bisnis
diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai effisiensi, tingkat kompetitif yang
lebih, serta untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

Membangun Merger dan Akuisisi


Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang
terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap
mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang
dimilikinya. jenis-jenis merger :
1.

Merger vertical
perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional.
contoh : restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan

2.

ayam.
Merger horizontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama.

3.

Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik computer


Merger konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk
meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh :
perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon
seluler nirkabel.

Kelebihan merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah
dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641).
Sedangkan kekurangan merger dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan,
yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan

11

untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642).

Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut
oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
Macam-macam akuisisi yaitu :
1.

Acquisition of stock
Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat
dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of
stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada
pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan
tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham
target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan

2.

lain.
Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya.
Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat
halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of
stock (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643).
Keuntungan Potensial Dari Merger Dan Akuisisi
Strategi merger dan akuisisi dimaksudkan untuk memperoleh manfaat dengan
meningkatnya nilai kesejahteraan pemegang saham atau untuk meningkatkan nilai
bagi manajer yang diterangkan dengan management self-interest hypothesis. Namun,
pertanyaan seputar apakah merger dan akuisisi memiliki nilai dalam meraih
keuntungan operasonal dan finansial masih menjadi topik yang menjadi bahasan
dalam literatur merger dan akuisisi. Berikut akan diuraikan keuntungan potensial
yang berasal dari merger dan akuisisi.
a) Keuntungan Sinerjik

12

Dalam synergy hypothesis dijelaskan bahwa dua perusahaan akan


memperoleh

keuntungan

lebih

besar

ketika

keduanya

melakukan

penggabungan dibandingan kalau beroperasi sendiri-sendiri. Kombinasi asset


dari dua perusahaan akan meningkatkan nilai pasar agregat (Dodd & Ruback,
1977). Efek sinergi berasal dari meningkamya efisiensi akibat adanya
economies of scope atau economies of scale (Mueler, 1980). Pengujian
terhadap

synergy

hypothesis

dilakukan

oleh

Seagall

(1968)

yang

menunjukkan bahwa adanya penurunan biaya akibat merger. Adapaun


Mueller (1980) dalam penelitiannya menunjukkan tidak adanya dukungan
terhadap synergv hypothcsis. Peneliti lainya, Bedingfield, Rockers dan
Stagliano (1984) juga gagal menunjukkan adanya sinergi yang berasal dari
merger bank. Dekade sebelumnya juga dilakukan pengujian terhadap synergy
hypothesis yang juga gagal menunjukkan adanya sinergi yang berasal dari
merger dan akuisisi (Hogarty, 1970).
b) Keuntungan Monopolistik
The monopoly hypothesis menjelaskan bahwa market power dan keuntungan
pasar yang terkait akan mengalami peningkatan akibat penggabungan dua
atau lebih perusahaan dalam satu industri. Eckbo's (1983) melakukan studi
untuk menguji hipotesis ini dan temuannya menunjukkan tidak adanya
dukungan terhadap the monopoly hypothesis.
c) Efisiensi Manajerial
The Inefficiency Hypothesis menjelaskan bahwa dengan merger dan akuisisi
akan dapat memperbaiki buruknya kinerja manajemen akibat bergabungnya
perusahaan yang manajemennya jelek (Hannan et al., 1992). Dari berbagai
penelitian (Dodd dan Ruback, 1977; Manne, 1965; dan Mualler, 1969),
konsep efisiensi manajerial menjadi dasar mekanisme penggantian manajer
yang tidak kompeten. Berger, Hunter dan Timme (1993) mengatakan bahwa
keuntungan potensial yang berasal dari scale and scope economies didominasi
oleh keuntungan yang berasal dari eleminasi manajemen yang tidak
kompeten.
d) Diversifikasi
Salah satu alasan

melakukan

merger

dan

akuisisi

adalah

untuk

mendiversiIikasi baik secara geografis atau finansial. Hannan dan Wolken


(1989) menjelaskan bahwamhilangnya batas-batas geografis memungkinkan
bank untuk merealisasikan keuntungan yang berasar dari diversifkasi

13

geografis yang sebelumnya tidak didapat. Cornett clan Tehranian (1992)


menemukan bahwa terdapat kenaikan yang signiflkan pada cash flow return
untuk pemegang saham yang direalisasikan melalui merger. Liang dan
Rhodes (1988) dalam penelitiannya menemukan bahwa risiko mengalami
penurunan dengan melakukan diversfikasi geografis. Benston, Hunter dan
Wall (1995) menjelaskan the earning diversification hypothesis yang
menunjukkan

bahwa

perusahaan

pengakuisisi

mencari

keuntungan

diversfikasi dalam usaha untuk menghasilkan aliran kas pada level yang lebih
tinggi untuk tingkat risiko tertentu.

BAB 3
PENUTUP
SIMPULAN
Aliansi strategis adalah kemitraan diantara perusahaan perusahaan yang
mengkombinasikan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi inti mereka untuk
memenuhi kepentingan bersama dalam perancangan, produksi atau distribusi barang
/jasa. Salah satu ciri penting dari aliansi strategis adalah bahwa strategi ini
memungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan sumber daya mereka. Penting bagi
suatu perusahaan untuk mendayagunakan sumber dayanya untuk mencapai tujuan. Pada
tingkat yang lebih luas sebagian pihak percaya bahwa melalui aliansi strategis maka
perusahaan dapat mengatasi hambatan hambatan dalam mencapai tujuan.
Diantara bentuk strategi aliansi adalah joint venture dan akuisisi / merger.
Dimana joint venture merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama
antara beberapa perusahaan yang berdiri sendiri. Adapun akuisisi adalah pengambilalihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan
tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).
Sedangkan merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan
yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya

14

menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, &
Marcus, 1999).
Merger dan akuisisi tepat untuk memenuhi kekurangan sumber daya jika
sumber daya yang dibutuhkan memiliki nilai stratejik yang tinggi. Disamping hal
tersebut juga disyaratkan adanya perbedaan yang kuat dengan sumber daya yang ada,
serta adanya ketidakpastian pasar dan teknologi yang moderat atau rendah. Merger dan
akuisisi akan mengahasilkan kesejahteraan pemegang saham dengan diperolehnya
abnormal return yang positif bagi perusahaan pengakuisisi maupun yang diakuisisi, jika
kedua perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang bernilai stratejik yang
terkospesialisasi (cospecialized).
DAFTAR PUSTAKA

Syaichu, Muhammad. Jurnal Merger Dan Akuisisi: Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan


Pemegang Saham. Universitas Diponegoro. Semarang. 2006.
http://metrix-edu.blogspot.co.id/2012/04/merger-dan-akuisisi.html
http://e-journal.uajy.ac.id/1312/2/1EM16548.pdf
http://cindy-karina.blogspot.co.id/2010/12/strategi-aliansi-joint-venture-merger.html

Anda mungkin juga menyukai