Asisten :
Rio Asruleovito
NRP. 2414 105 050
Asisten :
Rio Asruleovito
NRP. 2414 105 050
PRAKTIKUM 1
VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR
Nama
NRP
Program Studi
Jurusan
Asisten
:
:
:
:
:
PRACTICUM 1
VIBRATION DAMAGE AND TYPE OF WATER PUMP
Name
NRP
Program Study
Department
Assistant
:
:
:
:
:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga praktikan
mampu menyelasaikan Laporan Resmi Praktikum mata kuliah
Instrumentasi Akustik dan Vibrasi yang diselenggarakan oleh
Laboratorium Vibrastic Jurusan Teknik Fisika ITS dengan tepat
waktu.
Dalam laporan ini membahas semua apa yang telah
praktikan peroleh dalam praktikum mata kuliah Instrumentasi
Akustik dan Vibrasi.
Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA selaku Ketua Jurusan
Teknik Fisika ITS.
2. Dr. Ir. Purwadi Agus Darwito, MSc selaku Ketua
Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi ITS.
3. Ir. Tutug Dhanardono, MT selaku dosen pengajar Mata
Kuliah Instrumentasi Akustik dan Vibrasi.
4. Dr. Dhany Arifianto ST, M.Eng selaku Ketua
Laboratorium Vibrastic ITS.
5. Asisten Laboratorium Vibrastic ITS.
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Surabaya, 23 Oktober 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................. i
ABSTRAK............................................................................ iii
ABSTARCT .......................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................... 1
1.2 Permasalahan............................................................ 1
1.3 Tujuan ...................................................................... 1
1.4 Sistematika Laporan ................................................. 2
BAB II : DASAR TEORI
2.1 Pengertian Vibrasi .................................................... 3
2.2 Karakteristik Getaran ............................................... 4
2.3 Jenis Kerusakan Pada Pompa ................................... 5
2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT..................................... 10
2.5 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer .... 11
2.6 Stroboscope .............................................................. 12
BAB III : METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan ................................................................... 13
3.2 Prosedur Percobaan .................................................. 13
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ............................................................ 15
4.2 Pembahasan .............................................................. 20
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................... 23
5.2 Saran ......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik dari Getaran ................................ 5
Gambar 2.2 Spektrum Vibrasi Unbalance .......................... 6
Gambar 2.3 Angular Misalignment ..................................... 7
Gambar 2.4 Parallel Misalignment ..................................... 8
Gambar 2.5 Bearing Misalignment ...................................... 8
Gambar 2.6 Spektrum Kerusakan Bearing .......................... 9
Gambar 2.7 Spektrum Vibrasi Looseness ............................ 9
Gambar 2.8 Hasil FFT dari Data Vibrasi ............................. 11
Gambar 4.1 Pompa 1 Posisi Axial ....................................... 15
Gambar 4.2 Pompa 1 Posisi Horizontal ............................... 16
Gambar 4.3 Pompa 1 Posisi Vertikal ................................... 16
Gambar 4.4 Pompa 2 Posisi Axial ....................................... 17
Gambar 4.5 Pompa 2 Posisi Horizontal ............................... 17
Gambar 4.6 Pompa 2 Posisi Vertikal ................................... 18
Gambar 4.7 Pompa 3 Posisi Axial ....................................... 19
Gambar 4.8 Pompa 2 Posisi Horizontal ............................... 19
Gambar 4.9 Pompa 3 Posisi Vertikal ................................... 20
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis Kerusakan Spektrum Frekuensi ................... 10
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan teknologi saat ini, ilmu getaran sangat
berperan penting didalamnya. Mulai dari bidang kedokteran,
2
a. Mengetahui frekuensi pompa.
b. Mengetahui jenis kerusakan pompa dengan menganalisa
frekuensi pompa air.
1.4 Sistematika Laporan
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Vibrasi
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan (KEP51/MEN/1999).
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter yang dapat
dijadikan sebgai tolak ukur yaitu :
a. Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi
yang dihasilkan. Amplitudo dari sinyal vibrasi
mengidentifikasikan besarnya gangguan yang terjadi.
Makin tinggi amplitudo yang ditunjukkan menandakan
makin besar gangguan yang terjadi, besarnya amplitudo
bergantung pada tipe mesin yang ada. Pada mesin yang
masih bagus dan baru, tingkat vibrasinya biasanya
bersifat relatif.
b. Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi
dalam satu putaran waktu. Besarnya frekuensi yang
timbul pada saat terjadinya vibrasi dapat diidentifikasikan
jenis-jenis gangguan yang terjadi. Gangguan yang terjadi
pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau
menghasilkan contoh frekuensi yang dapat dijadikan
sebagai bahan pengamatan. Dengan frekuensi pada saat
mesin mengalami vibrasi, maka penelitian atau
pengamatan secara akurat dapat dilakukan untuk
mengetahui penyebab dari permasalahan. Frekuensi
biasanya ditunjukkan dalam bentuk Cycle per menit
(CPM), yang biasanya disebut dengan istilah Hertz
(dimana Hz = CPM). Biasanya singkatan yang digunakan
untuk Hertz adalah Hz.
c. Phase Vibrasi (Vibration Phase) adalah penggambaran
akhir dari pada karakteristik suatu getaran. Phase adalah
perubahan posisi pada bagian-bagian yang bergetar secara
relatif untuk menentukan titik referensi atau titik awal
pada bagian yang lain yang bergetar.
3
4
2.2 Karakteristik Getaran
Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang
terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran
pada mesin tersebut. Karakteristik-karakteristik getaran yang
penting antara lain adalah :
a. Frekuensi getaran
Gerakan periodic atau getaran selalau berhubungan
dengan frekuensi yang menyatakan banyaknya gerakan
bolak-balik ( satu siklus penuh ) tiap satuan waktu.
Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran
dapat dinyatakan dengan rumus sederhana :
Frekuensi = 1 / periode
Frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan
sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit (
CPM = Cycles per Minute). Sebagai contoh sebuah mesin
bergetar 60 kali ( siklus dalam 1 menit maka frekuensi
getaran mesin tersebut adalah 60 CPM ).
b. Perpindahan getaran (vibration displacement)
Jarak yang ditempuh dari suatu puncak ke puncak yang
lainnya disebut dengan perpindahan dari puncak ke
puncak atau yang disebut dengan peak to peak
displacement. Perpindahan tersebut pada umunya
dnyatakan dalam satuan micron ( m ) atau mils.
1 m = 0,001 mm
I mils = 0,001 inch
c. Kecepatan getaran (vibration velocity)
Kerena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran
tersebut pasti mempunyai kecepatan. Kecepatan getaran
ini biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena
kecepatan ini selalu berubah secara sinusoida, maka
seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms). Nilai
peak = 1,414 x nilai rms. Kadang-kadang digunakan juga
satuan inch/sec (peak) atau inc/sec ( rms ) 1 inch = 25,4
mm
d. Percepatan getaran (vibration acceleration)
e. Phase getaran
5
Dengan mengacu pada gerakan pegas, dapat mempelajari
karakteristik suatu getaran dengan memetakan gerakan dari pegas
tersebut terhadap fungsi waktu.
6
vibrasi terhadap bearing yang menghasilkan gaya
sentrifugal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya unbalance yakni kesalahan saat proses pemesinan
dan assembly, eksentrisitas komponen, adanya kotoran saat
pengecoran, korosi dan keausan, distorsi geometri karena
beban termal dan beban mekanik, serta penumpukan
material. Karakteristik dari unbalance ini dapat diketehui
dengan adanya amplitudo yang tinggi pada 1xRPM, tetapi
adanya amplitudo pada 1xRPM tidak selalu unbalance, tanda
lainnya adalah rasio amplitudo antara pengukuran arah
horizontal dan vertikal kecil (H/V<3). Ketika pada kondisi
dominan unbalance, maka getaran radial (Horizontal dan
Vertikal) akan secara normal jauh lebih tinggi dibandingkan
axial. Pada pompa normal, getaran horizontal lebih tinggi
dari vertikal. Amplitudo di 1x RPM secara normal 80% dari
amplitudo keseluruhan ketika masalah dipastikan unbalance.
7
menghasilkan spektrum nampak seperti masalah looseness.
Untuk misalignment parah, pengukuran radial (horizontal dan
vertikal) perbedaan fase terdapat pada 0 atau 180 (30)
antara sisi dalam dan sisi luar bearing. Kebanyakan dari
waktu, perbedaan fase horizontal mendekati 180 pergeseran
fase dibandingkan dengan perbedaan fase vertikal.
Misalignment yang terjadi pada mesin berputar yaitu:
Angular Misaligment
Getaran axial tinggi, terutama pada 1x, 2x, dan 3x RPM,
satu dari puncak ini (peak) kadang-kadang lebih dominan
daripada yang lain. Umumnya amplitudo antara 2x atau
3x RPM mencapai kir-kira 30 50% dari 1xRPM di arah
axial. Indikasi terbaik adalah perbedaan fase 180
bersebrangan kopling di arah axial. Dari kerusakan ini
kemungkinan juga mengindikasikan adanya masalah
kopling. Angular misalignment kemungkinan terdapat
pada 1x RPM harmonik, seperti juga mechanical
looseness (kelonggaran mekanik) gerakan harmonik
ganda ini tidak selalu mengeluarkan suara gaduh pada
spektra.
Parallel Misalignment
Shaft pada paralel misalignment terlihat offset.
Misalignment ini mempunyai kesamaan gejala pada
getaran angular, tetapi menunjukan tingginya getaran
radial di mana mencapai fase 180 berseberangan dengan
kopling, amplitudo di 2xRPM lebih besar daripada di 1x.
Amplitudo tidak selalu berada pada 1x, 2x, atau 3x yang
8
lebih dominan, tetapi ketinggian relative di 1x di mana
selalu diindikasi pada tipe kopling dan konstruksi. Ketika
kedua arah angular dan arah radial menjadi semakin
tinggi, keduanya dapat menciptakan tingginya peak
amplitudo jauh lebih tinggi dari harmoninya (4x-8x) atau
ketika rangkaian frekuensi harmonik tinggi serupa dengan
mechanical looseness. Tipe kopling dan material akan
membawa pengaruh yang besar pada spektrum ketika
gejala misalignment ada, hal ini tidak ada pengaruh pada
peningkatan suara gaduh.
9
c. Kerusakan bearing
Kerusakan bearing (defective antifriction bearing)
mempunyai ciri yaitu mempunyai puncak (peak) tinggi
beberapa kali RPM, 1x, 2x, 3x, 4x, . . . . ., 10x. Vibrasi
akan timbul jika bearing sudah parah. Pada spektrum akan
tampak impact (tubrukan) beberapa frekuensi dengan
amplitudo tinggi.
10
Tabel 2.1 Jenis Kerusakan Sistem Berdasarkan Spektrum
Frekuensi [4]
11
4.
12
tersebut. Pengambilan data-data dengan alat tranduser tersebut
harus terlebih dahulu mengetahui bagianmana dari mesin tersebut
yang paling tepat untuk pengukuran vibrasi. Tempat yang paling
tepat tersebut adalah pada tempat yang dekat dengan sumber
vibrasi, misalnya pada kerusakan bearing maka penempatan
tranduser diletakkan pada bearing caps (rumah bearing).
Pengambilan data vibrasi dilakukan dengan dua posisi yaitu
dengan posisi axial dan posisi radial. Pengambilan data secara
axial adalah menempatkan alat tranduser pada arah axial atau
searah dengan poros. Cara radial sendiri terbagi menjadi 2 cara,
yaitu:
1. Horizontal: pengukuran secara horizontal dengan cara
meletakkan alat tranduser secara horizontal misalnya
pada bagian atas pompa. Dari pengukuran ini dapat
diketahui amplitudo yang paling tinggi.
2. Vertikal: pengambilan data secara vertikal adalah dengan
menempatkan alat tranduser pada posisi vertikal atau
berbanding 90 dengan arah horizontal pada pompa.
Pengambilan data pada tiga sumbu berfungsi untuk melihat
kondisi vibrasi pada masing-masing sumbu, karena di setiap
sumbu mempunyai vibrasi yang berbeda. Pada setiap kondisi
mesin dapat ditentukan karakteristik kerusakan dengan melihat
sinyal vibrasi dari masing-masing sumbu pengukuran. [3]
2.6 Stroboscope
Stroboscope merupakan salah satu alat yang lebih canggih
dan aman untuk mengukur kecepatan dengan cara tanpa kontak.
Stroboscope menggunakan sumber sinar cahaya yang dapat
disinkronisasi dengan setiap kecepatan dan pengulangan gerakan
sehingga benda yang berpindah sangat cepat terlihat tidak
bergerak atau berpindah perlahan.[5]
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum, antara
lain :
a. 3 buah pompa air.
b. Laptop dengan Software Sound and Vibration Assistant
dan MatLab.
c. DAQ National Instrument.
d. Stroboscope.
e. Accelerometer.
3.2 Prosedur Percobaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan,
antara lain :
a. Accelerometer disambungkan ke DAQ.
b. Accelerometer ditempelkan pada mesin pompa 1 yang
akan diukur. Dengan 2 tipe posisi, yaitu axial dan radial
(horizontal dan vertikal).
c. Data diambil dari DAQ.
d. Langkah 1s/d 3 diulangi dengan mengganti pompa air 2
dan 3.
e. Buat grafik perbandingan hasil monitoring vibrasi dari
tiap pompa dengan menggunakan FFT pada program
MatLab.
13
14
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Berikut adalah data dari hasil percobaan pada Pompa 1,2,
dan 3 dengan masing-masing posisi axial dan radial (vertikal dan
horizontal), yaitu :
a. Pompa 1
Adapun hasil dari analisis pompa 1, yaitu :
Pompa 1 = 2969 RPM, maka dirubah dalam bentuk
frekuensi (Hz) adalah
16
17
b. Pompa 2
Adapun hasil dari analisis dari pompa 2, yaitu :
Pompa 2 = 1498 RPM, maka dirubah dalam bentuk
frekuensi (Hz) adalah
18
19
c. Pompa 3
Adapun analisis dari pompa 3, yaitu :
Pompa 3 = 1507 RPM, maka dirubah dalam bentuk
frekuensi (Hz) adalah
20
21
4.2 Pembahasan
Dalam pratikum P1 tentang vibrasi dan jenis kerusakan pada
pompa mendapatkan hasil data yang dianalisis pada ketiga pompa
tersebut (hasil pada stroboscope) menggunakan rumus kecepatan
sudut yaitu :
Sehingga didapatkan frekuensi dari ketiga pompa dengan
menggunakan rumus :
Dari hasil perhitungan frekuensi diatas didapatkan hasil pada
pompa 1 sebesar 50 Hz, pompa 2 sebesar 25, dan pompa 3
sebesar 25,1 Hz , hasil frekuensi tersebut dijadikan sebagai acuan
untuk dibandingkan dengan grafik domain frekuensi (pada
matlab). Dari analisis data pada domain frekuensi (pada matlab)
menghasilkan bahwa pompa 1, 2 (baik axial maupun horizontal)
dan pompa 3 merupakan jenis kerusakan pompa unbalance
karena grafik tersebut menunjukkan bahwa tinggi amplitudo
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil, yaitu :
1. Kerusakan pada pompa dapat dianalisis dengan
accelerometer dengan peletakan sensor secara axial dan
radial (horizontal dan vertikal). Stoboscope merupakan
alat penghitung putaran pompa, dimana putaran pompa
seolah berhenti berputar. Untuk nmengetahui frekuensi
dari pompa dilihat dari hasil putaran pada nilai
stroboscope yang kemudian akan dijadikan sebagai
frekuensi acuan (bandingkan dengan frekuensi yang
terdapat pada matlab).
2. Data pada domain frekuensi menghasilkan bahwa pompa
1, 2 (baik axial maupun horizontal) dan pompa 3
merupakan jenis kerusakan pompa unbalance karena
24
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan selama praktikum, yaitu :
1. Praktikan sebaiknya lebih bersungguh-sungguh dalam
menjalankan praktikum dengan membaca modul maupun
prosedur praktikum agar proses praktikum berjalan
lancar.
2. Asisten sebaiknya tepat waktu saat akan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hanifa, Nadya. 2012. Makalah Vibrasi. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
[2] Any, Aritya. 2013. Deteksi Kerusakan Impeler Pompa
Sentrifugal Dengan Analisa Sinyal Getaran. Solo :
Universitas Sebelas Maret
[3] Anonim. 2015. Modul P1 Vibrasi. Surabaya : Laboratorium
Vibrastic- Jurusan Teknik Fisika- ITS Surabaya
[4] Viewer Software Review Diagnostic Results, Fluke 810
Vibration Tester, 2010
[5] Susanto, Agus. 2008. Sensor Kecepatan. Bengkulu :
Universitas Bengkulu