Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Falah Farikhatin
: B1J009130
:V
:2
: Didi Humaedi Yusuf
Kelompok
Panas
Dingin
Alkohol
suhu
290 C
DJ
260
suhu
610 C
DJ
284
suhu
190 C
DJ
248
Konsentrasi
5%
DJ
268
290 C
188
530 C
224
190 C
140
5%
204
290 C
68
580 C
108
80 C
100
5%
116
290 C
128
610 C
124
40 C
136
5%
132
290 C
256
640 C
260
200 C
132
5%
236
290 C
280
530 C
300
230 C
268
5%
248
Gambar Daphnia
1
2
3
4
5
Keterangan Gambar :
1. Usus buntu pencernaan
2. Mata majemuk
3. Forniks
4. Jantung
5. Ovarium
B. Pembahasan
Daphnia sp. sering disebut kutu air yang merupakan salah satu jenis
zooplankton. Eksoskeletonnya mengalami ecidisis selama 17 kali. Daphnia sp.
memiliki karapaks guna menutupi seluruh tubuhnya kecuali bagian kepalanya.
Matanya tidak bertangkai, antenna besar dan mempunyai biramus sebagai alat
bantu untuk berenang. Mulut terdiri dari satu labium dan satu pasang mandibula,
tubuhnya bersegmen dan mempunyai 5 pasang kaki yang berbentuk seperti
daun (Radiopoetro, 1977).
Daphnia sebagai biota perairan dengan ukuran tubuh 0,2-6 mm,
merupakan organisme yang sangat sensitif terhadap bahan pencemar yang
dibuang ke perairan. Daphnia merupakan salah satu komponen dasar
zooplankton dalam rantai makanan di perairan air tawar dan merupakan
organisme air tawar dari kelompok air tawardari kelompok invertebrata yang
umum digunakan sebagaiorganisme dalam uji toksisitas yang telah diakui oleh
organisasi internasional seperti US-EPA (Soetopo, 2007).
Kerja jantung Daphnia sp. berada di bawah kontrol syaraf involuntary atau
syaraf tidak sadar (Storer, 1951). Jantung Daphnia sp. berdenyut dengan
kecepatan 120 kali per menit, tetapi rata-rata ini dipengaruhi oleh banyak faktor,
misalnya bahwa detak jantung lebih cepat pada sore hari, pada densitas populasi
rendah, ketika betina sedang mengerami telur dan pada masa pemasakan
seksual pertama (Barnes, 1996).
Jumlah denyut jantung Daphnia sp. pada lingkungan normal adalah 120
denyut/menit (Barnes, 1963). Hasil pengamatan menunjukkan denyut jantung
Daphnia sp. pada suhu normal adalah 188 denyut/menit. Hasil yang diperoleh
berbeda dengan pustaka, hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan
penghitungan denyut jantung oleh praktikan. Denyut jantung yang diperoleh dari
percobaan pada suhu 530C (air panas) adalah 224 denyut/menit, pada suhu 190C
(air dingin) adalah 140 denyut/menit dan pada alkohol 5% adalah 204
denyut/menit.
Pada kondisi air panas frekuensi denyutan jantung lebih cepat karena
metabolisme tubuh berjalan cepat untuk mengatur kondisi normal. Meningkatnya
metabolisme tubuh mengakibatkan oksigen yang dibutuhkan di transpot dengan
cepat. Frekuensi denyut jantung semakin tinggi dengan naiknya temperatur
(Soetrisno, 1989). Pada kondisi suhu rendah frekwensi denyut jantung lebih
lambat karena
(Aries, 1986).
Soegiri (1988),
mengerami
telurnya
denyut
jantung
cepat)
Soetrisno
(1989)
Hewan muda frekuensinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hewan
tua. Hal tersebut karena ukuran tubuh hewan muda lebih kecil dan pengaruh
hambatan berkurang.
Barnes (1965) mengatakan kecepatan denyut jantung Daphnia sp.
dipengaruhi oleh:
Kerapatan populasi
DAFTAR REFERENSI
Aries, C. J. 1986. Toksikologi Umum. UGM Press, Yogyakarta
Barnes, R. D. 1996. Invertebrate Zoology. W. B. Saunders Company, London.
Baumgartner G., Keshiyu N., Luiz C. G., Andrea B., Paulo V. S., Maristela C. M.
2008. Fish Larva From The Upper Parana River : Do Abiotic Factors
Affect Larva Density. Volume 6(4): 551- 558. Neotropical Ichthyology.
Gordon et. al. Animal Physiology Principles and Adaptation. Mac Munan
Publishing. Co. Inc, New York
Kimball, J. W. 1992. Biologi II. Penerbit Erlangga, Jakarta
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Soegiri, N. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta
Soetrisno. 1989. Fisiologi Hewan. Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto.
Soetopo Rina, S. Krisna Aditya. Ilisya P. Indrasari. Tingkat Toksisitas
Pentaklorofenol Terhadap Organisme Air Tawar. Balai Besar Pulp dan
Kertas. Bandung.
Storer, T. J. 1951. General Zoology. Mc Graw-Hill Book Company Inc, London.
Watterman, T. H. 1960. The Physiology of Crustaceae Volume I. Academic Press,
New York
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
sebelumnya
dapat
diambil
kesimpulan bahwa:
1. Denyut jantung Daphnia sp. pada air normal, yaitu 188 denyut per menit,
pada air dingin dengan suhu 19o C diperoleh frekuensi denyut jantung
sebanyak 140 denyut per menit dan pada air panas dengan suhu 53o C
sebanyak 224 denyut per menit, sedangkan pada air yang ditambahkan
alkohol 5% frekuensi denyut jantung daphnia menjadi 204 denyut per menit.
2.
yaitu