Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi sebuah perusahaan berwawasan
nasional yang membangun Indonesia, hebat dan sukses di food and related businesses yang bereputasi dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagai salah satu produsen beras di Indonesia, TPS Rice harus mampu terus berupaya meningkatkan produktivitas sehingga mampu memenuhi pertumbuhan permintaan pasar nasional. In line with the Companys vision to become a national company with the goal to build Indonesia, to become great and successful in food and related businesses, with reputation and contribution to improve the communitys welfare, as one of rice producer businesses in Indonesia, TPS Rice must strives to continuously increased its productivity, successful thus to be able to meet national market growth demands.
108
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
TINJAUAN BISNIS
Business Review
TPS Rice merupakan divisi usaha Perseroan yang
bergerak di bidang penggilingan dan distribusi beras. Akuisisi PT Dunia Pangan pada tahun 2010 membawa Perseroan masuk pada bisnis beras.
TPS Rice is the Companys business division engaged
in rice millings and distributions. The Company entered into rice business through the acquisition of PT Dunia Pangan in 2010.
Sebagai langkah awal dari pengembangan TPS Rice,
pada akhir tahun 2010 Perseroan mengakuisisi PT Jatisari Srirejeki, perusahaan penggilingan beras modern pertama di Indonesia. Ekspansi usaha berlanjut dengan diakusisinya pabrik penggilingan padi dan beberapa merek beras premium dari PT Alam Makmur Sembada yang namanya sekarang PT Indo Beras Unggul.
As the initial stage of TPS Rice development, the
Company acquired PT Jatisari Srirejeki at the end of 2010, the first modern rice milling company in Indonesia. The business expansion was continued through the acquisition of rice milling plant and several premium rice brands from PT Alam Makmur Sembada, currently named PT Indo Beras Unggul.
Untuk memperluas pengembangan usaha di divisi
beras, pada tahun 2014, Perseroan meresmikan pembukaan pabrik beras PT. Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI) yang memiliki kapasitas produksi sebesar 240.000 ton per tahun. Dengan diresmikannya pabrik SAKTI, Perseroan menjadi produsen beras terbesar dan modern di Indonesia dengan total kapasitas produksi sebesar 480.000 ton di akhir tahun 2014. Perseroan juga mendirikan PT. Tani Unggul Usaha dan PT. Swasembada Tani Selebes di tahun 2014.
To expand rice division business development, the
Company inaugurated the opening of PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI) rice mill plant with the production capacity of 240,000 tons per annum. With the inauguration of SAKTI plant, the Company becomes the largest and modern rice producer in Indonesia, with the total production capacity of 480,000 tons by the end of 2014. The Company also established PT Tani Unggul Usaha and PT Swasembada Tani Selebes in 2014.
Dalam upaya mewujudkan target Perseroan untuk
menguasai 5% pangsa beras di Indonesia di tahun 2020 dan sebagai bagian dari rangkaian langkah ekspansi TPS Rice selanjutnya, pada tahun 2015 TPS Rice akan memulai membangun 3 pabrik beras di Sulawesi Selatan, yaitu 2 pabrik beras berkapasitas total 240,000 ton di Sidrap yang ditargetkan selesai pembangunannya pada kuartal ketiga 2016 dan 1 pabrik beras berkapasitas 90,000 ton di Bone yang diperkirakan selesai pada akhir kuartal keempat 2016.
To realize the Companys targets of 5% rice market
share domination in Indonesia by 2020 and as part of next expansion plan, in 2015, TPS Rice will began the construction of 3 rice plants in 2015, they are 3 rice plants in South Sulawesi, namely 2 rice plants with total 240,000 tons capacity in Sidrap targeted to complete by third quarter of 2016, and 1 rice plant with 90,000 tons capacity in Bone estimated to complete at the end of fourth quarter of 2016.
TPS Rice juga berencana menambah kapasitas
penyimpanan di IBU, JSR dan SAKTI dengan membangun gudang baru berkapasitas total sekitar 45.000 ton, diestimasikan selesai pada akhir tahun 2015.
TPS Rice also plans to add warehouse capacity in IBU,
JSR and SAKTI by the construction of new warehouse with around 45,000 tons capacity, estimated to complete at the end of 2015.
Bisnis model TPS Rice adalah Paddy to Rice, yaitu
mengkonversi padi basah (GKP: Gabah Kering Panen) yang dibeli dari para petani, dikeringkan dan diolah dengan mesin yang modern menjadi beras. Dengan bisnis model Paddy to Rice TPS Rice secara jelas membedakan dirinya dengan kompetitor lain yang kebanyakan rice milling tradisional kecil dan tersebar di banyak tempat serta kebanyakan mengadopsi bagian kecil dari bisnis model TPS Rice.
TPS Rice business model is Paddy to Rice, which is to
convert wet paddy (Dry Grain Harvest) purchased from the farmers, being dried and processed with modern machinery to become rice. With Paddy to Rice business model, TPS Rice clearly differentiates this division with other competitors that mostly operating with small traditional rice milling and spreading across many locations, as well as are mostly adopted small part of TPS Rice business model.
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
109
TINJAUAN BISNIS Business Review
110
Melalui PT Dunia Pangan dan lima anak perusahaannya
yaitu PT. Jatisari Srirejeki (JSR), PT. Indo Beras Unggul (IBU) , PT. Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI), PT. Tani Unggul Usaha (TUU), dan PT. Swasembada Tani Selebes (STS), Perseroan memproduksi dan mendistribusikan produk beras yang dipasarkan dengan menggunakan berbagai merek dagang (branded rice) yang sudah dikenal konsumen. Berikut adalah klasifikasi produk dari TPS Rice beserta merek:
The Company produced and distributed its rice
products through PT Dunia Pangan and its five Subsidiaries namely PT Jatisari Srirejeki (JSR), PT Indo Beras Unggul (IBU), PT Sukses Abadi Karya Inti (SAKTI), PT Tani Unggul Usaha (TUU), and PT Swasembada Tani Selebes (STS). The products were marketed under various trademarks (branded rice) that are well known by the customers. The following are products classifications of TPS Rice and its brands:
1.
Branded Pack Rice: Ayam Jago Gold, Ayam Jago
Kuning, Ayam Jago Merah, Maknyuss, Istana Bangkok, Rumah Adat, Desa Cianjur Setra Ramos, Desa Cianjur Pandan Wangi, Rojolele Dumbo, Jatisari, Vitarice. 2. Branded Bulk Rice : Maknyuss, Kepala Jago Hijau, Gelatik, Rajatani, AI Platinum, Kiwi, Raja Bangkok, dll.
1.
TPS Rice juga memproduksi beras dengan private label
untuk beberapa swalayan terkemuka, seperti Indomaret, Lion Superindo dan Lotte. Selain itu, TPS Rice juga telah menjadi pemasok beras untuk salah satu restoran cepat saji terkemuka di Indonesia. Hal ini semakin membuktikan keunggulan TPS Rice yang memiliki jaringan distribusi nasional, memiliki kemampuan infrastruktur manufaktur yang sesuai dengan standard food hygiene, serta memiliki kemampuan dalam menjaga standar kualitas beras.
TPS Rice aso produced rice with private labels for
some prominent supermarkets, such as Indomaret, Lion Superindo and Lotte. In addition, TPS Rice also has become rice suppliers for one of prominent fast food restaurant in Indonesia. This illustrated TPS Rice excellence that supported by its national distribution networks, manufacturing infrastructure capability in accordance with food hygiene standards, and has the capability to maintain its rice quality standards.
Dalam menjalankan usaha bisnis beras, Perseroan
senantiasa mendasarkan pada riset yang mendalam terkait kondisi pasar perberasan nasional. Hasil riset menyebutkan bahwa terdapat gap antara jumlah permintaan yang lebih tinggi dibandingkan jumlah pasokan karena tingginya permintaan. Hal ini menjadi penyebab tingginya harga beras di Indonesia dibandingkan dengan di beberapa negara lain seperti Vietnam dan Thailand.
In managing rice business, the Company strives to
conduct intensive research related to the national rice market conditions. The research results stated that there is a gap between the higher demand than the total supplies due to high demand. This led to the increased in the price of rice in Indonesia compared to other countries such as Vietnam and Thailand.
Pasar beras Indonesia merupakan pasar yang
terfragmentasi. Sekitar 80% dari total pabrik penggilingan beras merupakan pabrik kecil. Hanya sekitar 5% yang merupakan pabrik penggilingan beras berkapasitas besar (termasuk pabrik beras TPS Rice). Sekitar 15% sisanya merupakan penggilingan keliling.
Indonesians rice market considered as fragmented
market. Approximately 80% of the total rice mill comprised of small plants. Only about 5% are constituted of large-capacity rice milling plant (including TPS Rice plants). Around balance 15% are pedlars mills.
Di sisi lain, jika terjadi kekurangan pasokan Pemerintah
hanya memberikan izin impor kepada Badan Urusan Logistik (BULOG) dan importir tertentu dengan izin
On the other front, in the event of lack of supplies the
Government provides import license only for Logistics Agency (BULOG) and certain importers with special
Branded Pack Rice: Ayam Jago Gold, Ayam Jago
Kuning, Ayam Jago Merah, Maknyuss, Istana Bangkok, Rumah Adat, Desa Cianjur Setra Ramos, Desa Cianjur Pandan Wangi, Rojolele Dumbo, Jatisari, Vitarice. 2. Branded Bulk Rice: Maknyuss, Kepala Jago Hijau, Gelatik, Rajatani, AI Platinum, Kiwi, Raja Bangkok, and others.
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
TINJAUAN BISNIS
Business Review
khusus. Izin impor ini biasanya didasarkan pada kondisi
beras seperti beras pecah dengan spesifikasi, atau izin impor sesuai dengan jumlah dan untuk kebutuhan tertentu.
permits. Import license is usually based on the rice
conditions such as broken rice with specifications, or import license in accordance with certain numbers and needs.
Untuk menangkap peluang yang tercermin diatas dan
sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi sebuah perusahaan berwawasan nasional yang membangun Indonesia, hebat dan sukses di food and related businesses yang bereputasi dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Perseroan menyadari bahwa sebagai salah satu produsen beras di Indonesia, TPS Rice dituntut untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas sehingga mampu memenuhi pertumbuhan permintaan pasar nasional.
In measuring the above conditions and in line with
the Companys vision to become a national company with the goal to build Indonesia, to become great and successful in food and related businesses, with reputation and contribution to improve the communitys welfare, the Company realizes that as one of rice producer in Indonesia, TPS Rice must strives to continuously increased its productivity, thus to be able to meet national market demands growth.
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
111
TINJAUAN BISNIS Business Review
112
Dalam rangka menunjang peningkatan produktivitas,
beberapa inisiatif yang telah diimplementasikan oleh TPS Rice selama tahun 2014, antara lain :
In the effort to increase productivity, TPS Rice has
conducted initiatives during 2014, as follows:
1.
Peresmian pabrik beras SAKTI yang berkapasitas
240.000 ton per tahun sehingga total kapasitas produksi TPS Rice bertambah 2 (dua) kali lipat menjadi sebesar 480.000 ton per tahun. 2. Berupaya meningkatkan efisiensi dari sisi proses produksi dengan meminimalisir tingkat beras pecah (broken rice) yang dihasilkan dari proses penggilingan beras. Melalui riset mendalam yang didukung oleh SDM yang kompeten, TPS Rice berhasil menekan tingkat beras pecah yang dihasilkan menjadi sekitar 12% - 14%. Pada umumnya, tingkat beras pecah yang dihasilkan dalam proses penggilingan di pabrik kecil atau pabrik tradisional dapat mencapai hingga 20%. 3. Perseroan berkomitmen untuk selalu menjaga dan meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan, serta berupaya melakukan standarisasi produk beras yang dihasilkan sehingga diharapkan konsumen akan mendapatkan kualitas produk yang sama pada saat kapanpun mereka membeli kembali produk yang diproduksi oleh TPS Rice. 4. Untuk mendukung ketahanan pangan, Perseroan tergabung dalam program kemitraan pertanian berkelanjutan yaitu PIS Agro (Partnership for Indonesias Sustainable Agriculture). PIS Agro menggandeng berbagai pihak swasta dan menyatukannya dalam satu rantai strategis industri pangan (diantaranya TPS Rice dan perusahaan pupuk) dimana TPS Rice bertindak dari sisi hilir sebagai off-taker yang akan membeli hasil panen lahan petani binaan PIS Agro dengan harga yang sesuai dan bertujuan meningkatkan taraf hidup petani. Secara teknis harga yang ditawarkan ke petani bergantung pada kualitas dari produk itu sendiri. Sejak awal petani terpilih dibina untuk dapat menjaga mutu hasil pertaniannya dan meningkatkan yield per hektar padi yang dihasilkan petani melalui penerapan sistem pertanian terpadu yang telah dirumuskan.
1.
Sistem dan metode pertanian terpadu diantaranya
adalah menabur benih secara langsung (system Tanam Benih Langsung) untuk meningkatkan produktivitas padi sebesar 20%, pemberian air secara macak-macak sehingga mengurangi kebutuhan air dan dapat menurunkan emisi gas CO2 serta mengurangi penggunaan pestisida kimiawi sampai pada batas paling minimal.
Inauguration of SAKTI rice mill with 240,000 tons
per annum capacity, doubling the TPS Rice total production capacity to reach 480,000 tons per annum. 2. Strives to enhance efficiency in production process by minimizing level of broken rice in rice milling process. Following intensive research supported by competent HRD, TPS Rice succeeded in minimizing the level of broken rice to around 12% - 14%. In general, level of broken rice in rice milling production of small plants or traditional plants can reach up to 20%. 3. The Company is committed to always maintain and improve its rice quality, as well as strives to standardized its rice products thereby to deliver stability of product quality for the customers at anytime of their purchase and re-purchase of TPS Rices products. 4. To support food safety, the Company join the sustainable agriculture partnership program, namely PIS Agro (Partnership for Indonesias Sustainable Agriculture). PIS Agro invited several private entities and united them into food industry strategic chain (among others are TPS Rice and fertilization companies). In this context, TPS Rice acts as a downstream side as off-taker that will purchase the yields of PIS Agro mentoring farmers with appropriate price and aims to improve the living standards of farmers. Technically, the price offered to farmers depends on the quality of the product itself. Since the beginning, the selected farmers were mentored to maintain the quality of crops and increase yield per hectare of rice produced by farmers through the formulation of integrated farming systems. The integrated agriculture system and methods is done by directly sowing the seedlings (Direct Seed Planting system) to increase productivity by 20%, random water provision thereby reducing the need for water and can reduce CO2 emissions as well as reducing the use of chemical pesticides until at least the minimum limit.
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
TINJAUAN BISNIS
Business Review
Kualitas produk yang prima, kemasan yang sesuai
dengan selera pasar, serta jaringan distribusi yang luas telah memudahkan beras produksi TPS Rice melakukan penetrasi pasar. Berbagai merek produk beras yang dipasarkan oleh TPS Rice telah bersertifikat SNI, diantaranya beras merek Ayam Jago Kuning, Ayam Jago Merah, Jatisari Setra Ramos, Istana Bangkok, Maknyuss, Desa Cianjur Setra Ramos, Rojolele Dumbo, Vitarice, Rumah Adat, dsb.
TPS Rice easily penetrates the market through excellent
product quality, popular packagings, as well as wide distribution networks. Several brands of TPS Rice products are marketed with SNI certifications, among others are branded rice of Ayam Jago Kuning, Ayam Jago Merah, Jatisari Setra Ramos, Istana Bangkok, Maknyuss, Desa Cianjur Setra Ramos, Rojolele Dumbo, Vitarice, Rumah Adat, and others.
Hingga akhir tahun 2014, TPS Rice membukukan
pendapatan penjualan sebesar Rp3.343,65 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 38,04% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp2.422,17 miliar.
Up to the end of 2014, TPS Rice recorded a total
revenue of Rp3,343.65 billion. An increase of 38.04% compared to 2013 figure of Rp2,422.17 billion.
Keberhasilan lain yang juga diraih Perseroan selama
tahun 2014 adalah salah satu anak perusahaan yaitu PT. Indo Beras Unggul (IBU) berhasil masuk dalam nominasi 3 besar yang memenuhi persyaratan untuk menjadi peserta SNI Award 2014, terutama dalam hal penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SNI ISO 22000:2009) dan kepemilikan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) untuk beberapa produknya.
Another success achieved by the Company during
2014 was one of its subsidiary, PT Indo Beras Unggul (IBU) was successfully nominated as the biggest 3 companies eligible to participate in SNI Award 2014, especially in the implementation of Food Safety Management System (SNI ISO 22000:2009) and received the SNI Branding Product Certificates (SPPT SNI) for some of its products.
Berdasarkan nilai kekayaan dan barang yang dihasilkan,
PT Indo Beras Unggul masuk dalam katagori peserta Perusahaan Besar Sektor Pangan dan Pertanian dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Based on assets values and goods production, PT Indo
Beras Unggul included in the participants category of Food and Agriculture Sector Large Companies with the following criteria:
1.
Kinerja Organisasi (Kepemimpinan dan
Manajemen, Focus Pelanggan, Pengembangan Sumber Daya, serta Pengelolaan/Realisasi Produk) 2. Awareness terhadap SNI (Kebijakan Organisasi di Bidang Standardisasi, Penerapan, Pengembangan, Edukasi Standar, serta upaya Promosi SNI yang dilakukan) 3. Hasil Bisnis (Kinerja Keuangan dan Non keuangan)
1.
Organization Performance (Leadership and
Management, Customers Focus, Resources Development, as well as Product Management/ Realization) 2. Awareness towards SNI (Organizational Policy in Standardization Field, Implementation, Development, Standard Education, as well as effort in SNI Promotion)
Salah satu keunggulan IBU yang patut dibanggakan
adalah bahwa IBU merupakan perusahaan Rice Mill terintegrasi pertama yang mendapatkan sertifikasi SNI dari Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor (ILFA-IPB). Sertifikasi tersebut meliputi sertifikasi SNI 6128:2008, sertifikasi ISO 22000:2005 Food Safety Management dan sertifikasi HACCP System. Dalam setiap proses produksi, IBU senantiasa menerapkan sejumlah SNI dan mengacu pada referensi SNI.
One of IBUs excellence that can be proud of is the
recognition of IBU as the first integrated Rice Mill company that received SNI certificates from the Integrated Laboratorium of Bogor Agriculture Institute (ILFA-IPB). The certificates are SNI 6128:2008 certificate, ISO 22000:2005 certificate Food Safety Management and HACCP System certificate. In every production process, IBU always implements several SNIs and refers to SNIs references.