Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengantar
90 menit
IAPBE-2006
TUJUAN
Peserta mampu:
1. Memahami konsep gender sebagai
konstruksi sosial
2. Memahami pengaruh gender terhadap
pendidikan
Sebagai bahan untuk pelatihan
pembelajaran inklusif gender di sekolah
INDIKATOR
OUTCOME
Uraian konsep, cara memahami gender
sebagai konstruksi sosial.
2. Uraian konsep pengaruh gender
terhadap pendidikan
Sebagai bahan untuk pelatihan
pembelajaran inklusif gender di sekolah
1.
OUTPUT
Peserta yang mampu memahami konsep
gender sebagai konstruksi sosial dan
memahami pengaruh gender terhadap
pendidikan sebagai bahan untuk
pelatihan pembelajaran inklusif gender
di sekolah
LANGKAH-LANGKAH
PENGANTAR
5
PENGAMATAN
5
IDENTIFIKASI
10
PRESENTASI
15
PENGUATAN II
15
PRESENTASI
10
PENGUATAN I
20
DISPOK
10
MATERI
Gender
Pengaruh
Manajemen sekolah
Pembelajaran
Lanjutan
Mencapai perbaikan 50% pada tingkat
keniraksaraan orang dewasa
menjelang tahun 2015, terutama bagi
kaum perempuan, dan akses yang
adil pada pendidikan dasar dan
pendidikan berkelanjutan bagi semua
orang dewasa.
Lanjutan
Penghapusan disparitas/
kesenjangan gender pada
pendidikan dasar dan menengah
pada tahun 2005 dan mencapai
kesetaraan gender dalam
pendidikan menjelang tahun 2015
dengan fokus pada kepastian
sepenuhnya bagi anak perempuan
terhadap akses dalam memperoleh
pendidikan dasar yang bermutu.
Fakta 2
Jumlah
Fakta 1
Stereotip gender
Demikian juga..
Ternyata.
Fakta 3
3.74%
laki-laki dan 4.39% perempuan usia 1044 tahun di Jawa Timur buta aksara
5.43% anak usia 7-12 tahun tidak memiliki
akses terhadap SD sedangkan 36.25% anak
usia 13-15 tahun tidak melanjutkan ke SMP
(2003).
34.4% siswa SMP dan 88.4% siswa SMA tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Angka putus sekolah siswa SD dan SMP yang
rendah mengindikasikan bahwa akses
merupakan masalah yang lebih serius
dibanding dengan masalah partisipasi.
DUKUNGAN IAPBE
IAPBE turut mendukung program/kebijakan
pemerintah RI dalam menjalankan
kebijakan Nasional Pengarusutamaan
Gender (PUG) bidang pendidikan untuk
pencapaian target millenium goals 2015,
dan pelaksanaan Renstra DIKNAS
dengan menerapkan pembelajaran
inklusif gender.
DISPOK
10
Lembar Kerja
Peserta mengidentifikasi perbedaan
ciri-ciri biologis, sifat/karakter, peran/
pekerjaan antara laki-laki dan
perempuan
Ciri-ciri
Biologis
Sifat/karakter
Peran/pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
PRESENTASI 15
PENGUATAN 20
Gender
Perbedaan
Ciptaan Tuhan
Bersifat kodrat
Tidak dapat berubah
Tidak dapat ditukar
Berlaku sepanjang zaman
& di mana saja
GENDER
Perbedaan peran, fungsi,
dan tanggungjawab
laki-laki dan perempuan
hasil konteks sosial
Buatan manusia
Bersifat sosial
Dapat berubah
Dapat dilakukan laki-laki &
perempuan sesuai dgn
kebutuhan,
kesempatan & komitmen.
Tergantung waktu &
Kepatutan budaya
setempat
Tradisional
Feodal
Ketahanan
hidup keluarga
Modernisasi
Akses pendidikan
yang setara
Pendapatan
tunggal
Urban modern
Pendapatan
ganda
Perubahan pola
pembagian kerja
Masyarakat
Traditional-Feudal Urban-modern
Pola Kerja
Gender
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Publik
Domestik
Produksi
Reproduksi
Perempuan
MANIFESTASI
DISKRIMINASI:
Stereotipi
Subordinasi
Marjinalisasi
Beban ganda/berlebih
Kekerasan
Stereotipi / stigmatisasi
dan pelabelan negatif
yaitu
Subordinasi
adalah
Marginalisasi atau
peminggiran
adalah
proses penyingkiran
kepentingan, hak-hak, kebutuhan,
serta aspirasi berdasarkan jenis
kelamin yang berlangsung secara
sistematis dalam memperoleh
manfaat dari kesejahteraan hidup dan
pembangunan. Sebagaimana
stereotipi, marginalisasi dapat terjadi
secara sengaja atau dianggap
sebagai sesuatu yang wajar
Beban kerja
berlipat/berlebihan
yaitu memaksakan dan membiarkan salah
satu jenis kelamin menanggung beban
aktifitas berlebihan.
Ketidakadilan Gender
Ketidakadilan Sosial
Gender
adalah
KESETARAAN DAN
KEADILAN GENDER
Kesetaraan: suatu proses yang seimbang
DISPOK
10
PRESENTASI
10
2
PENGUATAN
15
Pengaruh gender terhadap pendidikan
Manajemen sekolah
Pembelajaran
MANAJEMEN SEKOLAH
PEMBELAJARAN
PENGAMATAN 5
Setiap
ISTILAH
SENSITIF GENDER:
Kepekaan bahwa ketidaksetaraan gender dapat
menimbulkan ketidakadilan sosial.
PERSPEKTIF/WAWASAN GENDER:
Cara pandang bahwa konstruksi gender dapat
mempengaruhi kehidupan sosial dan kebijakan publik.
NETRAL GENDER:
Perbedaan gender bukan sebagai masalah struktural.
BIAS GENDER:
Mengunggulkan salah satu jenis kelamin dalam
kehidupan sosial dan kebijakan publik.
Lanjutan
Kurikulum
inklusif gender: