Referat Dermatitis Seboroik
Referat Dermatitis Seboroik
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI
Istilah dermatitis seboroik ( D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit
yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi ditempat-tempat
seboroik.2
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah
tubuh berambut, terutama pada kulit kepala, alis mata dan muka, kronik dan
superfisial.1
2.2 ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui pasti. Hanya didapati aktivitas kelenjar sebasea
berlebihan.1
o Kemungkinan ada pengaruh hormon Dermatitis seboroik dijumpai pada
bayi dan pada usia pubertas. Pada bayi dijumpai hormon transplasenta
meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik bila
kadar hormon ini menurun.1
o Jamur Pityrosporum ovale Penelitian lain menunjukan bahwa
pityrosporum ovale ( Malassezia ovale ), jamur lipofilik, banyak pada
penderita dermatitis seboroik. Sehingga pengobatan ketokonazole 2 %
akan menurunkan jumlah jamur ni dan memyembuhkan penyakit.1
o Perbandingan komposisi lipid dikulit berubah, jumlah kolesterol,
trigliserida, parafin meningkat; dan kadar squelen,asam lemak bebas dan
wax ester menurun.1
Genetik
(1.2)
2.4 PREDILEKSI :
Pada daerah berambut karena banyak kelenjar sebasea, ialah :
Bayi
Ada 3 bentuk, yaitu cradle cap, glabrous (daerah lipatan dan tengkuk) dan
generalisata (penyakit Leiner) yang terbagi menjadi familial dan non-familial.3
Orang dewasa
Berdasarkan daerah lesinya DS terjadi pada kulit kepala (pitiriasis sika dan
inflamasi), wajah (blefaritis marginal, konjungtivitis, pada daerah lipatan/ sulcus
nasolabial, area jenggot, dahi, alis), daerah fleksura (aksilla, infra mamma,
umbilicus, intergluteal, paha), badan (petaloid, pitiriasiform) dan generalisata
(eritroderma, eritroderma eksoliatif)3, retroaurikula, telinga, dan dibawah buah
dada.1
2.5 DISTRIBUSI :
Distribusinya biasanya Bilateral dan simetris berupa bercak ataupun plakat
dengan batas yang tidak tegas, eritem ringan dan sedang, skuama berminyak dan
kekuningan. Ruamnya berbeda-beda, sering ditemukan pada kulit yang berminyak.
Ruamnya berupa skuama yang berminyak,berwarna kekuningan, dengan batas yang
tak jelas dan dasar berwarna merah ( eritem ).1
kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan
kasar pitiriasis sika ( kotombe, dandruff). Bentuk yang berminyak pitiriasis
steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal.
Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok, mulai
dribangian verteks dan frontal.2
Gejala klinik khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak dan kekuningan
dan berlokasi di tempat-tempat seboroik.2
Pada dermatitis seboroik ringan, hanya didapati skuama pada kulit kepala.
Skuama berwarna putih dan merata tanpa eritem1.
Dermatitis seboroik berat dapat mengenai alis mata, kening, pangkal hidung,
sulkus nasolabialis, belakang telinga, daerah prestenal, dan daerah di antara
skapula. Blefaritis ringan sering terjadi.1 Bentuk yang berat ditandai dengan
adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan
krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular dan leher.
Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.2
Pada daerah supraorbital skuama-skuama halus dapat terlihat dialis mata,
kulit dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama
kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah
disertai skuama-skuama halus. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan
dapat berupa papul-papul.2
Bila lebih berkembang lagi, lesinya dapat mengenai daerah ketiak, infra
mamma, sekitar pusar (umbilikus), daerah anogenital, lipatan gluteus, dan
daerah inguinal1. Pada bentuk yang lebih berat lagi seluruh kepala tertutup
oleh krusta-krusta yang kotor, dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuamaskuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang leket pada
kulit kepala disebut cradie cap.2
D.S dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi
eritroderma, pada bayi disebut penyakit Leiner.2
Pada bayi
ada tiga bentuk khas yang terjadi, yaitu secara klinis, cradle cap muncul
pada minggu ketiga sampai minggu keempat dua gambarannya berupa eritema
dengan skuama seperti lilin pada kulit kepala. Bagian frontal dan parietal
berminyak dan sering menjadi krusta yang menebal tanpa eritema. Skuama
dengan mudah dapat dihilangkan dengan sering menggunakan sampo yang
mengandung sulfur, asam salisil, atau keduanya (misalnya sampo Sebulex atau
sampo T-gel).3
MENURUT DAERAH LESINYA, DERMATITIS SEBOROIK INI
DIBAGI TIGA :
Seboroik kepala
Pada daerah berambut, dijumpai skuama yang berminyak dengan warna
Seboroik Muka
Pada daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabial, dagu ,dll. Terdapat makula
sering dijumpai pada laki-laki yang sering mencukur janggut dan kumisnya.
Seboroik muka didaerah jenggot disebut sikosis barbe.1
2.8 DIAGNOSIS
pada kandidiasis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan
satelit-satelit di sekitarnya. Predileksinya juga bukan pada daerah-daerah yang
berminyak, tetapi lebih sering pada daerah yang lembab. Selain itu, pada
pemeriksaan dengan larutan KOH 10 %, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa
semu.1,3
Otomikosi dan otitis eksterna menyerupai D.S. yang menyerang saluran
telinga luar. Bedanya pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sedian
langsung. Otitis eksterna menyebabkan tanda-tanda radang,jika akut terdapat pus.2
Liken simpleks kronikus adalah peradangan kulit kronis yang gatal,
sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol
(likenfikasi). Tidak biasa terjadi pada anak tetapi pada usia ke atas, berbeda dengan
DS yang sering juga terjadi pada bayi dan anak-anak. Timbul sebagai lesi tunggal
pada daerah kulit kepala bagian posterior atau sekitar telinga. Tempat predileksi di
kulit kepala dan tengkuk, sehingga kadang sukar dibedakan dengan DS. Yang
membedakannya ialah adanya likensifikasi pada penyakit ini.3
SLE adalah penyakit yang basanya bersifat akut, multisistemik dan
menyerang jaringan konektif dan vaskular. SLE sulit dibedakan dengan DS, oleh
karena pada SLE juga dapat dijumpai skuama. Yang dapat membedakan ialah lesi
SLE berbentuk seperti kupu-kupu, tersering di area molar dan nasal dengan sedikit
edema, eritema dan atrofi. Terdapat gejala demam, malaise, serta tes antibodiantinuklear (+).3
2.10 PENANGANAN
Kasus-kasus yang telah mempunyai
10
Penderita harus diberi tahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik dan sering
kambuh. Harus hindari faktor pencetus seperti stres emosional, makanan berlemak
dan sebagainya.1,2
Pengobatan topikal
Digunakan sampo yang mengandung sulfur atau asam salisil dan selenium
sulfid 2 %, 2-3 kali seminggu selama 5-10 menit. Atau dapat diberikan sampo yang
mengandung sulfur, asam salisil, zing pirition 1-2 %.1
Kemudian dapat di berikanan krim untuk tempat yang tidak berambut atau
losio/kortikosteroid untuk daerah yang berambut ( jangan yang berpotensi tinggi
terutama untuk daerah muka ).1
Salep yang mengandung asam salisil 2 %, sulfur 4 %, dan ter 2 %,
ketokonazol.1
Pada bayi diberikan asam salisil 3-5% dalam minyak mineral.1
Pada pitiriasis sika dan oleosa, seminggu 2-3 kali scalp dikeramasi selama 515 menit. Misalnya dengan selenium sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan
krusta yang tebal hendaknya dilepaskan. Obat lain yang dipakai untuk D.S. ialah :
Pengobatan sistemik
Dapat diberikan anti histamin ataupun sedatif. Dapat diberikan anti histamin
ataupun sedatif. Pemberian dosis rendah dari terapi oral bromida dapat membantu
penyembuhan. Terapi oral yang menggunakan dosis rendah dari preparat
hemopoetik yang mengandung potasium bromida, sodium bromida, nikel sulfat dan
sodium klorida dapat memberikan perubahan yang berarti dalam penyembuhan DS
dan dandruff setelah penggunaan setelah 10 minggu. Pada keadaan yang berat
11
2.11 PROGNOSIS
Dermatitis seboroik dapat sembuh sendiri dan merespon pengobatan topikal
dengan baik. Namun pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi,
penyakit ini agak sukar untuk disembuhkan, meskipun terkontrol.2,3
BAB III
PENUTUP
12
3.1 KESIMPULAN
13