gerakan-gerakan tertentu, menimbulkan pro dan kontra. Terutama apabila yang mungkin melihatnya adalah laki-laki non-mahram. Bisa jadi gerakan itu dapat membangkitkan syahwat mereka. Yang terpenting adalah, apabila dilakukan di luar ruangan tetaplah menjaga aurat dengan memakai pakaian yang tidak ketat, sehingga anggota tubuh kita terpelihara dari pandangan lawan jenis yang bukan mahram kita. Namun apabila khawatir dapat mengundang syahwat, maka lebih baik dilakukan di dalam ruangan. 2. Batasan aurat bagi sesama wanita menurut para ulama fiqih adalah antara pusar dan lutut. Tetapi jika khawatir akan menimbulkan fitnah (misalnya karena alasan adanya penyimpangan seksual), maka anggota tubuh tersebut harus ditutup sebagai tindakan preventif. Sehingga yang boleh terlihat adalah kepala, leher, tangan dan betis saja. Kemudian, bila dikhawatirkan juga gambaran aurat wanita itu akan disampaikan/digambarkan kepada laki-laki non-mahram, maka menutupi aurat secara sempurna akan jauh lebih baik. Soal memakai pakaian senam yang ketat dengan membuka kerudung di dalam ruangan yang tertutup dan hanya disaksikan oleh sesama wanita, diperbolehkan selama aman dari fitnah.