Anda di halaman 1dari 45

Referat

SINUSITIS
Ayu Dyah Annisha
DM THT RSM Siti Khodijah

PENDAHULUAN

Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA

Sinus parasanal
adalah rongga udara yang terdapat

pada tulang tengkorak disekitar daerah


hidung.

Empat area sinus paranasal :


Sinus frontal
Sinus maxillary
Sinus ethmoid
Sinus sphenoid

prosesus uncinatus,
hiatus semilunaris,
resesus frontalis,
bulla ethmoid,
infundibulum
ethmoid dan muara
dari sinus maksila.

SINUS MAXILLARIS
Terbesar, bentuk segitiga, didalam os maxilla
Dinding anteriornya adalah permukaan fasial os

maksila yang disebut fosa kanina.


Dinding posterior adalah permukaan infra temporal

maksila.
Dinding medial adalah dinding lateral rongga hidung.
Dinding superior adalah dasar orbita.
Dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris dan

palatum.

SINUS MAXILLARIS

SINUS FRONTALIS

Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang

relatif tipis dari orbita dan fosa serebri


anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal
mudah menjalar ke daerah ini.
Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya

yang terletak di resesus frontal.

SINUS ETHMOIDALIS
Sinus etmoid

bentuknya berongga
rongga terdiri dari sel
sel yang menyerupai
sarang tawon
Terletak di dalam
massa bagian lateral os
etmoid

sinus etmoid anterior yang bemuara di meatus medius


sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus

superior.
Bagian anterior ada bagian yang sempit yang disebut

resesus frontal berhubungan sinus frontal


Atap sinus etmoid disebut fovea etmoidalis yang
berbatasan dengan lamina kribrosa
Dinding lateral adalah lamina papirasea yang
membatasi sinus etmoid dengan rongga orbita
Bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan
dengan sinus sphenoid.

SINUS SPHENOIDALIS

Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di

belakang sinus etmoid posterior.

Peranan sinus paranasalis


Sebagai pengatur kondisi udara
Sebagai penahan suhu.
Membantu keseimbangan kepala
Peredam perubahan tekanan udara
Membantu produksi mukus untuk

membersihkan rongga hidung.

Sinusitis
Merupakan
peradangan mukosa
sinus paranasal
Merupakan inflamasi

& pembengkakan
membran mukosa
sinus disertai nyeri
lokal
(hilger, 1997)

Etiologi
Rhinitis alergi
Gangguan geligi
Deviasi septum
Massa / neoplasma

Patofisiologi

Klasifikasi
Sinusitis di kategorikan menjadi tiga bagian:
1. Sinusitis akut ( beberapa hari 4minggu)
2. Sinusitis sub akut ( 4mgg- 3 bln)
3. Sinusitis kronik ( > 3bln)

DIAGNOSIS
Gejala sistemik
Demam, dan
Rasa lesu.

ANAMNESIS
Gejala lokal (hidung)
Hidung tersumbat.
Rasa nyeri di sinus yang terkena
nyeri alih (reffered pain).
Sekret serosa purulen
Post nasal Drip
Batuk

Nyeri di pipi, nyeri alih hingga gigi & telinga sinusitis maksilaris
nyeri di antara atau belakang kedua bola mata sinusitis etmoid
nyeri di bagian dahi atau seluruh kepala sinusitis frontalis
Nyeri di daerah vertex, ocipital, dan sekitar mastoid sinusitis sphenoid

SINUSITIS AKUT
Penyakit ini dimulai dengan penyumbatan

daerah kompleks ostiomeatal oleh infeksi,


obstruksi mekanis atau alergi.
Selain itu juga dapat merupakan

penyebaran dari infeksi gigi.

SINUSITIS SUBAKUT
Gejalanya sama dengan sinusitis akut tapi tanda-

tanda radang akut (demam, sakit kepala hebat,


nyeri tekan sudah reda. )

Pada rinoskopi anterior tampak sekret purulen di

meatus medius atau superior. Pada rinoskopi


posterior tampak sekret purulen di nasofaring. Pada
pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit
suram - gelap.

SINUSITIS KRONIK
Gejala subjektif :
Post nasal drips
Gatal dan rasa tidak nyaman di tenggorokan
Pendengaran terganggu tersumbatnya tuba
Nyeri kepala
Gejala matapenjalaran infeksi melalui duktus

nasolakrimalis.
Gejala saluran cerna gastroenteritis (anak >>)

Pemeriksaan fisik
Pada rinoskopi anterior.
Mukosa konka : hiperemis dan edema.
Pada sinusitis maksila, sinusitis frontal, sinusitis etmoid anterior : tampak

mukopus atau nanah di meatus medius.


Pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid : tampak nanah keluar dari

meatus superior.

Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip)


Transluminasi : suram - gelap

Pemeriksaan penunjang
Foto AP chadwell

Foto waters

CT Scan

. (a) CT Scan potongan coronal memperlihatkan gambaran


perselubungan pada sinus maksilaris kanan dan deviasi septum nasi.
(b) CT Scan memperlihatkan gambaran perselubungan pada kedua
sinus maksillaris, tampak pula deviasi septum nasi ke kiri.

Pemeriksaan mikrobiologis
Biakan yang berasal dari hidung bagian posterior dan

nasofaring biasanya lebih akurat dibandingkan dengan


biakan yang berasal dari hidung bagian anterior.
Pemeriksaan kultur terhadap sekret sinus maksila

mendapatkan kuman aerob terbanyak adalah


Streptokokus pneumonia (18 kasus - 45%), diikuti
Pseudomonas sp 8 kasus (20%), Streptokokus piogenes
dan Klebsiela pneumonia masing-masing 5 kasus (12,5%)

Sinoscopy
Sinoscopy merupakan satu satunya cara yang

memberikan informasi akurat tentang perubahan


mukosa sinus, jumlah sekret yang ada di dalam
sinus, dan letak dan keadaan dari ostium sinus.

Terapi
Tujuan terapi sinusitis ialah mempercepat

penyembuhan, mencegah komplikasi dan


mencegah akut menjadi kronik.

Prinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di

kompleks ostio-meatal (KOM) sehingga drainase


dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami

Terapi
Sinusitis Akut bakterial Antibitik dan

dekongestan
AB golongan penisilin atau amoxicillin
clavulanat selama 10-14 hari
Sinusitis kronik diberikan AB sesuai kuman
gram negatif dan anaerob
Analgetik
Mukolitik
Steroid
Cuci rongga hidung (NaCl)
Diatermi

Untuk memperbaiki drainase :


sinusitis maxillaris dilakukan pungsi dan
irigasi sinus,
sinusitis ethmoidalis frontalis dan sinusitis
sphenoidalis dilakukan tindakan pencucian
Proetz
Bila setelah 5 atau 6 kali tidak ada perbaikan

dan klinis masih tetap banyak secret


purulen, maka perlu dilakukan bedah radikal

PEMBEDAHAN
Indikasi :
(1) bila terancam komplikasi,
(2) untuk menghilangkan nyeri hebat, dan
(3) bila pasien tidak berespon terhadapat

terapi medis

Radikal
Sinus maksila Caldwell-Luc
Sinus ethmoid Ethmoidektomi
Sinus frontal Drenase sekret intranasal atau

ekstranasal
Sinus sfenoid Drenase sekret intranasal
Tidak radikal
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)

Prinsipnya ialah membuka dan membersihkan


daerah kompleks ostiomeatal yang menjadi
sumber sumbatan dan infeksi mukosa sinus
kembali normal

Komplikasi
Komplikasi ke mata
Secara anatomi perbatasan

daerah mata dan sinus sangat


tipis. Sinusitis merupakan
salah satu penyebab utama
infeksi orbita.
Pada era pre antibiotik hampir
50% terjadi komplikasi ke
mata, 17% berlanjut ke
meningen dan 20% terjadi
kebutaan

Komplikasi intrakranial

Komplikasi ini lebih sering pada laki-laki

dewasa diduga ada faktor predileksi yang


berhubungan dengan pertumbuhan tulang
frontal dan meluasnya sistem anyaman
pembuluh darah yang terbentuk
Osteomielitis, epidural abses, subdural

empiema, abses otak, meningitis

Prognosis
sangat baik, dengan perkiraan 70%

penderita sembuh tanpa pengobatan.


Sedangkan sinusitis kronik memiliki
prognosis yang bervariasi.
Jika penyebabnya adalah kelainan anatomi
dan telah diterapi dengan bedah, maka
prognosisnya baik.
lebih dari 90% pasien membaik dengan
intervensi bedah, namun pasien ini kadang
mengalami kekambuhan

Anda mungkin juga menyukai