Anda di halaman 1dari 10

M VIII

HYDROCYCLONE

8.1 Tujuan Percobaan


a. Memisahkan

mineral-mineral

berharga

dari

pengotornya

dengan

alat

hydrocyclone yang berdasarkan perbedaan berat jenisnya


b. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga dengan alat hydrocyclone
c. Menentukan ratio of concentration mineral berharga dengan alat hydrocyclone

8.2 Teori Dasar


8.2.1

Pengertian Hydrocyclone
Pada dasarnya hydrocyclone merupakan gabungan dari dua kata yaitu

hydro dan cyclone. Hydro dapat diartikan air ataupun cairan, sedangkan cyclone
dapat diartikan sebagai pusaran. Sehingga hydrocyclone diartikan sebagai
pusaran air. Dalam penggunaanya secara nyata hydrocyclone dapat diartikan
sebagai suatu alat yang dapat memisahkan material ataupun partikel dari suatu
komposisi campuran baik berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan
dengan cairan
Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah terdapatnya kumpulan partikel dan
air yang masuk dalam arah tangensial ke dalam siklon pada bagian puncaknya.
Kumpulan air dan partikel ditekan ke bawah secara spiral (primary vortex) karena
bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal menyebabkan partikel terlempar ke arah luar,
membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar hydrocyclone. Dekat
dengan bagian dasar hydrocyclone, air bergerak membalik dan bergerak ke atas
dalam bentuk spiral yang lebih kecil (secondary vortex) partikel yang lebih ringan
bergerak keluar dari bagian puncak hydrocyclone sedangkan partikel yang berat
keluar dari dasar hydrocyclone
Ada beberapa alasan mengapa hydrocyclone dipakai sebagai alat
pemisah, yaitu :
a. Biaya operaional yang relatif murah
b. Prosesnya dapat dilakukan pada satu tempat

c. Desain ataupun modelnya sederhana, berupa kombinasi konstruksi


silinder dan kerucut
d. Tidak memiliki bagian yang bergerak
e. Minim biaya perawatan
8.2.2

Bagian-bagian dari Hydrocyclone


Secara umum bagian-bagian dari Hydrocyclone dapat dilihat dari gambar

berikut :

Sumber : repository.usu.ac.id

Gambar 8.1
Bagian Hydrocyclone

a.

Lubang masuk (Inlet area)


Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area), yaitu :
lubang masuk tipe involute
lubang masuk tipe ramp
lubang masuk tipe scroll
Berbagai tipe tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja
dari Hydrocyclone. Dengan konstruksi lubang masuk dengan tipe
involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll dapat
mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi disekitar dinding lubang
masuk dan daerah antara lubang masuk dengan cylinder section.

b.

Cylindrical section
Pada dasarnya diameter dari cylindrical section memilki diameter sebesar
diameter dari Hydrocyclone . Konstruksi dari cylindrical section yang
panjang

dimaksudkan

untuk

memperbesar

kapasitas

dan

juga

mengurangi dari kecepatan tangensial. Besar kecilnya dari konstruksi dari


c.

cylindrical section dapat mempengaruhi besarnya tekanan.


Vortex finder
Pada umumnya besar dari vortex finder 20 - 45 % dari diameter
Hydrocyclone. Besar dari vortex finder dapat kualitas pemisahan yang

d.

dihisap.
Cone section
Besar sudut pada cone section didasarkan pada jenis pemakaiannya.
Pada cone section besudut 20 merupakan standar pemakaian pada
industri pertambangan mineral. Sedangkan untuk Hydrocyclone yang
memiliki

bagian

bawah

datar

diperuntukan

materialmaterial berstruktur kasar.

8.3 Alat Dan Bahan


8.3.1

Alat

a. Timbangan (neraca)
b. Splitter
c. Alas Plastik / karpet
d. Sendok
e. Nampan
f.

Kantong Plastik

g. Mikroskop / lup
h. Corong
i.

Papan Grain counting

j.

Pan pemanas

k. Pemanas (oven)
l.

Ember

m. Gelas ukur
n. Stop Watch
o. Hydrocyclone
8.3.2

Bahan

a. Bijih kasiterit (SnO2), sebanyak 100 gr.


b. Bijih kuarsa (SiO2), sebanyak 400 gr.

8.4 Prosedur Percobaan


a.

Lakukan mixing antara kasiterit dengan kuarsa

untuk

pemisahan

b.

Lakukan coning dan quartering

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Foto 8.1
Proses Quatering

c.

Tentukan kadar feed dengan grain counting

d.

Ukur debit air yang digunakan

e.

Campur kasiterit dan kuarsa di atas dengan air dan aduk sampai
merata.

f.

Atur penggunaan hydrocyclone, sesuaikan penggunaan debit air


yang masuk

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Foto 8.2
Proses Penyesuaian Debit Air

g.

Hidupkan motor hydrocyclone (Dalam hal ini buka kran air dengan
ukuran debit tertentu)

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Foto 8.3
Keadaan Cara Kerja Alat Alat

h.

Masukkan feed di atas pada feeder Hydrocyclone setiap 15 detik

i.

Atur kecepatan air sampai feed habis seluruhnya

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Foto 8.4
Tailling dari Hydrocyclone

j.

Matikan motor Hydrocyclone

k.

Ambil konsentrat, kemudian saring

l.

Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 1000C


sampai 1050C sampai airnya hilang

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Foto 8.5
Proses Pemanasan

m.

Timbang berat konsentrat

n.

Tentukan kadar kasiterit (SnO2) dengan grain counting

o.

Tentukan berat tailing ( T ) dan kadarnya ( t )

8.5
a.

Rumus yang Digunakan


Material Balance

F=C+T
b.

Metallurgical Balance

F.f=C.c+T.t
c.

Recovery
R=

d.

Cc
Ff

Ratio Of Concentration (K)


K=
Keterangan : F
f

= Berat Feed (gr)


= Kadar Feed (%)

C = Berat Konsentrat (gr)

8.6

= Kadar Konsentrat (%)

= Berat Tailing (gr)

= Kadar Tailing (%)

Hasil Pengamatan

Percobaan dengan menggunakan hydrocyclone ini memiliki berat feed


dan berat konsentrat seperti :
Tabel 8.1
Berat Percontoh
Jenis
Feed
Konsentrat

Berat (gram)
500
100,5

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Dari pengamatan mengenai hydrocyclone ini pula didapatkan data jumlah


butir, seperti :
Tabel 8.2
Data Pengamatan
No.
n SnO2
n SiO2
Kotak
(butir)
(butir)
1
7
9
3
12
25
5
17
11
7
10
19
9
10
9
11
7
9
13
13
13
15
8
30
17
14
13
19
13
11
21
5
8
23
11
17
25
12
18
27
15
19
29
12
35
31
4
8
33
8
13
35
13
23
37
10
15
39
6
18
41
2
12
43
5
15
45
9
24
47
9
11
49
11
9
TOTAL
245
394
Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

8.7

Pengolahan Data dan Hasil


Dalam perhitungan kadar dan berat dari konsentrat dan tailling yang ada

pada percobaan dengan hydrocyclone maka dilakukan beberapa perhitungan


seperti :
a.

Kadar Konsentrat (K)

n SnO2 x SnO2
(n SnO2 x SnO2 ) + (n SiO2 x SiO2 )
245 x 7
=
x 100 %
( 245 x 7 ) + ( 394 x 2,65 )

K SnO2 =

b.

c.

= 62,15 %
Material Balance
T =FC
= 500 100,5
= 399,5 gram
Metalugical Balance
Ff = Tt + Cc
t

d.

Ff - Cc
T
(500 x 58,2) - (100,5 x 37,85)
=
399,5
=

= 63,3 %
Recovery
R

e.

x 100 %

Cc
x 100%
Ff
100,5 x 62,15
=
500 x 41,8
=

x 100%

= 29,88 %
Ratio Of Concentration (K)
K

F
C
500
=
100,5
=

= 4,97
Tabel 8.3
Hasil Perhitungan Hydrocyclone
Feed
Material

Konsentrat

Berat
(gr)

Kadar (%)

Berat
(gr)

Kada
r
(%)

SiO2

291

58,2

39,8

37,85

SnO2

209

41,8

62,46

62,15

TOTAL

500

100

100,5

100

Tailing
Berat
(gr)
252,9
6
146,5
4
399,5

R
(%)

29,88

4,97

Kadar
(%)
63,32
36,68
100

Sumber : kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

8.8

Analisa
Prinsip kerja dari alat hydrocyclone ini dari perbedaan berat jenis material,

untuk kinerja alatnya sendiri dibantu oleh adanya pusaran air dalam alat

hdyrocyclone. Pada alat sendiri akan membawa mineral dengan berat jenis lebih
besar ke bawah atau underlow sedangkan material dengan berat jenis lebih
ringan ke bagian overflow. Pusaran yang ada pada alat terbagi menjadi dua yaitu
secondary vortex dan primary vortex, untuk secondary vortex sendiri merupakan
pusaran kecil yang ada pada alat sedangkan primary vortex merupakan pusaran
utama yang relative besar. Dalam alat hydrocyclone pula memiliki bagian drum
sebagai alat untuk penampungan material sebelum ke alat utama yaitu
hydrocyclone dikarenakan alat hydrocyclone tidak dapat menampung banyak
material secara serentak dan tidak akan bekerja maksimal bila material terlalu
banyak dikarenakan kinerja alat pemisah memerlukan pusaran air yang cukup
besar agar material terpisah secara sempurna. Debit air yang dimasukan pada
alat perlu diatur agar dapat memisahkan material secara baik dikarenakan bila
debit air terlalu besar ada kemungkinan material dengan berat jenis lebih besar
akan terbawa pusaran dan keluar sebagai material dengan berat jenis lebih kecil.

8.9

Kesimpulan
Dalam proses pemisahan antara mineral berharga dan mineral pengotor

menggunakan hydrocyclone ini memiliki prinsip pemisahan dengan adanya


pusaran air yang membuat kasiterit sebagai mineral berharga dan kuarsa
sebagai mineral pengotor terpisah
Recovery dari proses konsentrasi menggunakan alat flotasi memiliki
persentase sebesar 29,88% (kasiterit) dari total feed yang dimasukan pada
hydrocyclone
Adapula ratio of concentration dari proses ini sebesar 4,97. Hasil ini
didapat dari perbandingan antara berat feed yang masuk dengan konsentrat
yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Hydrocyclone, http://repository.usu.ac.id/bitstream-123456789Tim

20682/3/Chapter%20II.pdf. Diakses pada 11 Mei 2015


Asisten, 2015, Modul Praktikum Pengolahan Bahan
Laboratorium Tambang, Universitas Islam Bandung : Bandung

Galian,

Anda mungkin juga menyukai