Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN
OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat
menyusun makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas anatomi
tumbuhan tentang batang. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang batang.
Akhirnya saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Daftar isi
Cover...........................................................................................................................................i
Kata pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar isi....................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang......................................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan fungsi batang...............................................................................................2
2.2 Anatomi batang secara umum..............................................................................................4
2.3 Anatomi batang dikotil........................................................................................................6
2.4 Pertumbuhan sekunder batang dikotil.................................................................................7
2.5 Anatomi batang monokotil..................................................................................................9
2.6 Pertumbuhan sekunder batang monokotil..........................................................................10
2.7 Perbedaan batang monokotil dan dikotil............................................................................11
BAB III
PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN
Agar manusia lebih paham secara mendalam mengenai batang tumbuhan dari segala
aspek dari pandangan menurut botani.
BAB 2
PEMBAHASAN
1)
Pengertian batang
Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk
lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada bukubuku inilah terdapat daun.
Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop)
Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya
rumput dan waktu batang masih muda
Batang yang diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini umumnya
tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya
batang bercabang ,tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti
pada tumbuhan pisang kelapa ,dan pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks,
endodermis,dan silinder pusat(stele).silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa
jaringan yaitu empulur, perikardium dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem batang
berkayu memiliki kambium.
Kambium mengalami dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke
arah dalam, kambium membentuk kayu ,sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena
pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang
memiliki batang jenis ini, antara lain jati, mangga, dan meranti. Tumbuhan batang rumput
memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya
tidak sebesar batang berkayu. Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas .
2)
Fungsi batang
Umumnya , warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan warna batang yang
telah tua adalah kecoklat- coklatan.Bagi tumbuhan ,batang memiliki beberapa kegunaan,
antara lain sebagai penopang ,pengangkut air dan zat zat makanan, penyimpan makanan
cadangan, serta sebagai alat perkembangbiakan.
a. Penopang
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun
sedekat mungkin dengan sumber cahaya ( khususnya matahari ). Batang tumbuh makin tinggi
atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah
mendapatkan cahaya. Pengaruh cahaya pada tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.
b. Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar kedaun. Selain itu,
batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
c. Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan.
Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air,
Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat
diperlukan.
d. Alat perkembangbiakan.
batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.Hampir semua
pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan,menggunakan batang.Bagi manusia,
batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat
perabot rumah tangga,contohnya batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya
sagu,asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan bambu.
Apabila Apabila batang dipotong secara melintang maka secara umum batang
akandibagi menjadi bagian-bagian seperti berikut:
1.Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar.
Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi
jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat
pertukaran zat. Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada
ruang antar sel.
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan
jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misalnya :
Stomata
Trikomata (rambut-rambut),
Spina (duri),
vilamen
sel kipas
sel kersik
(sel silika).
Selain itu, fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut,yaitu :
Lapisan luar korteks yang berupa kolenkim (jaringan dalam tumbuhan yang berfungsi
sebagai bahan penguat, pada dinding selnya mengalami penebalan) dan parenkim (jaringan
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan atau tempat penimbunan zat
makanan).
Tipe ini merupakan tipe primitif stele. Jaringan angkut berupa massa yang utuh dan
bagian sentral xilem secara menyeluruh dilingkupi oleh berkas floem.ada beberapa tipe untuk
protostele, yaitu:
Haplostele, merupakan tipe yang paling sederhana. Pada penampang melintang xilem
lebih kurang berbentuk lingkaran berada di pusat dan di kelilingi oleh floem, contohnya pada
batang Selaginella dan Rhynia.
Plektostele, merupakan tipe yang paling maju dan protestele. Pada bagian tengah
berupa xilem yang terbelah menjadi sejumlah papan papan dan silinder kecil yang sejajar
dengan satu saa lain, sedangkan floem ada di sela selanya, contoh batangLycopedium
annotinum.
Sifonestele
Tipe ini merupakan modifikasi protestele, karena adanya empulur di bagian tengah
yang terdiri atas sel sel parenkim. Sifonestele dibedakanberdasarkan kedudukan floem dan
xilem menjadi:
Sifonestele ektofloik, empulur dikelilingi noleh xilem yang konsentris , dan xilem
dikelilingi oleh floem yang konsentris, cntohnya pada batang Selaginella.
Sifonostele amfifloik, dengan floem konsentrs sebelah luar dan floem konsentris
sebelah dalam dari silinder xlem, mengelilingi empulur, conth batang Adiantumdan Marsilea.
Diktiostele, merupakan tipe sifonestele amfifloik dengan banyak jendela daun. Ikatan
pembuluh terpisah dan mempunyai tipe konsentris amfikribal, secara individu ikatan
pembuluh yang demikian disebut meristele. Meristele merupakan tipe stele pada daun.
Ataktostele, tipe stele ini dengan letak berkas pembuluh tersebar, umunya terdapat
pada batang monokotil. Tipe berkas pengangkutnya mungkinkolateral tertutup atau
konsentris amfivasal.
Epidermis tersusun dari selapis sel dan merupakan lapis terluar batang. Epidermis
mempunyai stomata dan menghasilkan berbagai tipe trikoma. Dinding sel luar sangat tebal
dan banyak mengandung kitin. Sel sel teratur rapat dan tidak ada ruang antar sel. Pada irisan
melintang sel sel tampak berbentuk hampir empat persegi panjang. Fungsi epidermis
terutama dalam membatasi kecepatan proses transpirasi dan melindungi jaringan yang
terletak di bawahnya dari kerusakan mekanik dan dari organisme yang menyebabkan
penyakit.
2.
Daerah yang terletak langsung setelah epidermis adalah korteks. Lapisan terdalam
korteks adalah endodermis , yang dikenal juga sebagai sarung tepung. Endodermis terdiri atas
selapis sel yang mengelilingi stele dan banyak mengandung banyak butir tepung. Seringkali
pembedaan endodermis dengan jaringan sekitarnya yang paling mudah ialah melalui
keberadaan butir butir teping tersebut.
Korteks batang terdiri dari jaringan:
a)
Kolenkima
b)
Parenkima
c)
Sklerenkima
d)
Endodermis
3.
Bagian batang yang terletak di sebelah dalam korteks disebut stele. Stele terdiri atas
tiga daerah pokok, yaitu perisikel, daerah berkas vaskular dan empulur.
a)
Perisikel
Daerah diantara berkas vaskular dan korteks disebut perisikel. Umumnya tersusun
dari sel sel parenkima dan sklerenkima, namun demikian sel sel sklerenkima mungkin tidak
ditemukan.sklerenkima dapat dijumpai dalam susunan sebagai kelompok kelompok yang
terpisah atau sebagai lingkaran tak terputus di bagian pinggir luar pada perisikel, yang
membentuk garis batas yang tajam antara stele dan korteks.
b)
Berkas vaskular
Berkas pengangkut pada batang dikotil seperti yang tampak pada irisan melintang,
terletak dalam bentuk garis besarnya sebagai lingkaran yang putus putus. Setiap berkas
vaskular terdiri atas tiga bagian yaitu xilem, floem dan kambium. Bagian yang terdekat
dengan pusat batang , berisi sel sel berdinding tipis dan dikenal dengan sebutan xilem.bagian
tepi luar berkas tersebut tersusun dari sel sel berdinding tebal dan dikenal dengan floem.
Xilem dan floem dipisahkan oleh lapisan kambium yang tersusun dari sel sel merismatik.
Stele terpecah pecah menjadi berkas berkas yang tersebar dalam jaringan dasar sumbu
Endodermis tidak ada. Korteks, perisikel dan empulur tidak terdferensiasi karena
kehadiran berkas berkas vaskuler yang tersebar di seluruh sumbu
Berkas lacak daun banyak.lacak daun pada saat masuk batang menusu dalam
Setiap berkas pengangkut dibungkus oleh selubung sklerenkimatis yang berkembang
biak
Monokotil :
I.
Ikatan pembuluh : tersusun tidak seperti cincin, melainkan terletak tak
beraturan pada seluruh penampang.
II.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak
dapat tumbuh membesar
III.
MONOKOTIL
PERBEDAAN
DIKOTIL
TIDAK ADA
CABANG
ADA
TERSEBAR
JARINGAN PENGANGKUT
TERATUR
TIDAK ADA
KAMBIUM
ADA
BESAR/ADA
RONGGA UDARA
TIDAK ADA
BAB III
3.1 PENUTUP
A.Kesimpulan
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan.
Batang memiliki sifat :
Batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil dapat sangat jelas dilihat perbedaannya
dilihat dari morfologi dan struktur anatomi bagian dalam batang.
Dikotil :
Ikatan Pembuluh : tersusun atas sebuah cincin di antara dua daerah jaringan dasar,
yaitu daerah tengah yang lebar dan daerah pinggir yangsempit (korteks).
Monokotil :
Ikatan pembuluh : tersusun tidak seperti cincin, melainkan terletak tak beraturan pada
seluruh penampang.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat
tumbuh membesar
DAFTAR PUSTAKA
Loveless, A.R. 1991. Prinsip Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Jakarta :
PT. Gramedia
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjahmada University
Press