Paper 1
Paper 1
1/2011
Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10, Bandung 40132, Telp: +62 22
2534137, Fax: +62 22 2534137, Email: ikstri@yahoo.com,
2)
KK Geofisika Global, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10, Bandung 40132, Telp : +62 22 2534137, Fax:
+62 22 2534137
3)
KK Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10, Bandung
4013, Telp : +62 22 2514990, Fax : +62 22 2514990
I. PENDAHULUAN
Sumatera memiliki catatan sejarah gempa
sepanjang jalur subduksi semenjak 1797.
Selain menimbulkan tsunami, gempa-gempa
yang telah terjadi juga menyebabkan
kerusakan yang sangat fatal pada wilayah di
sekitar pantai. Gempa-gempa besar sejak abad
18 ini menyebabkan rupture (sobekan) hampir
di sepanjang jalur subduksi Sumatera. Namun
terdapat seismic gap pada Sumatera bagian
Barat yang mengindikasikan bahwa belum
(1)
dimana :
i dan j = dua hiposenter yang saling
berdekatan
k dan l = dua stasiun yang merekam kedua
kejadian gempa tersebut
tki
= waktu tempuh dari gempa i yang
direkam oleh stasiun k
drkij
= waktu tempuh residual antara
pasangan gempa i dan j pada stasiun k
tobs
= waktu tempuh observasi (yang
terekam oleh stasiun penerima)
tcal
= waktu tempuh kalkulasi (diperoleh
dari
perhitungan
berdasarkan
raytracing pada model kecepatan
ak135)
Dalam perhitungan relokasi hiposenter pada
studi ini, seluruh gempa dianggap berada pada
satu cluster. Ray tracing untuk perhitungan
waktu tempuh pada HypoDD menggunakan
prinsip pseudo-bending (setiap raypath dugaan
selalu mencapai stasiun, walaupun belum tentu
sesuai dengan Hukum Snell). Hasil
perhitungan HypoDD yang ditunjukkan hanya
untuk gempa utama.
Lokasi
gempa dan
stasiun
Kalkulasi waktu tempuh
berdasarkani model
kecepatan referensi 1-D)
Waktu
tempuh
observasi
i
k
j obs
k
dr (t t )
i
k
j cal
k
(t t )
Update lokasi
hiposenter
DD residual
<
Yes
No
Penentuan parameter
perturbasi hiposenter
(xo, yo, zo, to)
Lokasi akhir
Gambar 1. Ilustrasi dari algoritma metode DD
(Waldhauser and Ellsworth, 2000).
Gempa i dan j direlokasi bersama terhadap
stasiun k dan l
WGm Wd
(2)
dimana :
W = matriks diagonal untuk pembobotan
setiap persamaan
G = matriks turunan parsial parameter
hiposenter
m = data vektor perturbasi parameter setiap
hiposenter pada satu cluster, yaitu
[dx dy dz dt]T
d = data waktu tempuh residual untuk setiap
pasangan gempa yang diterima pada suatu
stasiun, yaitu [drk12 drk13 drk23 . drkij]T
Dengan menggunakan data hiposenter hasil
relokasi,
dilakukan
analisis
deformasi
permukaan
untuk
mengetahui
besar
perpindahan yang terjadi akibat gempa
tersebut.
Deformasi
yang
terjadi
direpresentasikan sebagai besar slip yang dapat
dihitung dari momen seismik. Momen seismik
merupakan besaran yang diukur secara
langsung yang menunjukkan besar energi yang
dilepaskan pada saat terjadinya gempa.
(3)
Mo * A* S
dimana :
Mo = momen seismik
= modulus rigiditas kerak bumi
A = total area sobekan pada sesar
S = slip atau displacement
Karena data yang tercatat biasanya adalah
magnitudo momen, maka momen seismik
dapat dihitung dengan persamaaan :
2
M W log M o 6,07
(4)
3
dimana :
Mo = momen seismik (N m)
Mw = magnitudo momen
(Wells dan Coppersmith, 1994)
Hubungan magnitudo momen dengan luas area
ruptur juga dapat ditunjukkan dengan
persamaan :
M W 4,07 0,98 log A
(5)
dimana :
MW = magnitudo momen
A = total area ruptur pada sesar (km2)
Dip
52o
Surface 1
74
Surface 2
193o
58o
Lon
Lat
(deg) (deg)
Dep
Mag
(km) (Mw)
Time
(GMT)
99,87 -0,81
81
7,9 10:16:11,0
99,84 -0,81
69
6,3 10:38:52,3
99,77 -0,89
58
99,74 -1,03
59
4,4 12:40:12,1
99,86 -0,81
59
3,4 13:06:55,2
99,86 -0,85
61
4,6 15:19:02,1
99,7
-0,94
85
4,6 16:53:02,4
99,66 -0,83
57
11:10:53,0
21:28:01,4
Alt
(m)
Bangkinang, Riau
Mandailing Natal,
Sumut
101,04
0,33
65
99,58
0,80
295
Padang, Sumbar
Padangpanjang,
Sumbar
100,46
-0,91
270
100,40
-0,46
650
102,33
-0,35
37
101,43
-0,93
200
Rengat, Riau
Sungai Dareh,
Sumbar
Berdasarkan
analisis kemiringan zona
subduksi oleh Hayes (2009), maka dapat
diinterpretasikan lokasi gempa adalah seperti
ditunjukkan pada Gambar 10.
Lempeng
Eurasia
Lempeng
Indo-Australia
Lon (deg)
99,87
99,917
99,67
99,61
Lat
(deg)
-0,81
-0,714
-0,79
-0,789
Depth
(km)
81
79
78
80
Gempa
Utama
Indonesia
Sumatera
Sumatera
Barat
Hiposenter Hasil
Relokasi
Lon
Lat Dep
(deg) (deg) (km)
99,760 -0,839 77,26
Residual
Error(s)
Min
-2,784
s.d. 1,979
99,745 -0,853 73,02
-2,447
s.d. 2,111
99,824 -0,792 74,74
-1,300
s.d. 0,354
Lempeng
Eurasia
Lempeng
Indo-Australia
3 cm
10