Anda di halaman 1dari 1

Tuhan Belum Ngasih Saya

Umi (bukan nama sebenarnya), tiba-tiba terkulai lesu. Tatapan matanya hampa dan pikirannya
menerawang jauh entah ke mana. Dari raut wajahnya, Umi tampaknya sedang memperlihatkan
kesedihannya yang mendalam. Ia pun tak bergeming meski di depannya banyak mahasiswa
berlalu-lalang.
Sambil duduk di emperan Auditorium Utama, ia kembali membolak-balik lembar-lembar kertas
yang dipegangnya sejak tadi. Tapi, lagi-lagi, yang dicari toh tetap tak ditemukan. Sesaat Umi
menghela napas, dan kemudian meremas-remas lembaran kertas tersebut. Ia pun membuang
kertas itu ke tong sampah.
Senin (4/8) pagi itu, Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UIN Jakarta baru saja mengumumkan
nama-nama calon mahasiswa baru yang dinyatakan lulus ujian. Umi adalah termasuk salah satu
peserta ujian yang tak lolos mengingat ketatnya persaingan.
Dibandingkan dengan kawan-kawan lainnya, Umi hari itu memang bernasib tak mujur. Padahal,
menurut dia, sejak awal dirinya banyak berharap akan diterima di UIN Jakarta, satu-satunya
perguruan tinggi yang dia pilih selepas lulus dari Aliyah. Oleh karena itu, untuk berhasil masuk
UIN Jakarta, Umi mengaku telah mengerahkan seluruh kemampuannya dengan belajar ekstra
keras. Tapi sayang, belajar keras Umi harus kandas saat hasil ujian diumumkan hari itu.
Mungkin Tuhan belum ngasih saya kesempatan lulus, tuturnya pasrah.
Konon, ketika memilih UIN Jakarta untuk melanjutkan studinya, gadis lulusan sebuah Madrasah
Aliyah swasta di bilangan Cipete, Jakarta Selatan ini mengambil Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai pilihan pertama. Pilihan kedua, ia
mengambil Fakultas Psikologi.
Saya belum tahu mau nerusin di mana setelah tidak lulus dari sini (UIN Jakartared.). Semua
terserah ortu saja, ucap Umi saat ditanya rencana selanjutnya.
Umi bukanlah satu-satunya calon mahasiswa baru yang tidak diterima di UIN Jakarta. Ada 6.199
calon mahasiswa lain dengan nasib yang sama. Berbeda dengan Umi, Istianah dan Ulfah justru
sebaliknya. Mereka berhasil lolos pada ujian masuk UIN Jakarta yang digelar 22 Juli 2003 lalu.
Istianah, calon mahasiswa lulusan dari sekolah yang sama dengan Umi, saat itu diterima di
Fakultas Psikologi sebagai pilihan pertamanya. Pilihan kedua, ia mengambil Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum. Sementara Ulfah, calon mahasiswa lulusan
SMUN 3 Tegal, Jawa Tengah, diterima di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas
Adab dan Humaniora.
Wah, saya surprise banget, Mas. Padahal, saat itu saya cuma milih satu program studi saja,
kata Ulfah seraya tak henti-hentinya melempar senyum.*
(Berita UIN, No. 04/11-17 Agustus 2003)

Anda mungkin juga menyukai