Anda di halaman 1dari 6

KARYA : WINDASTY FANNY

FKIP BIOLOGI
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO ( UNSIMAR)

AKHIRNYA
PENGUMUMAN
Hari ini ( Sabtu, 20 Agustus 2011) akan diadakan turnamen sepak bola Stadion Poso tepat
pada pukul 14.00. Diharapkan semua siswa-siswi hadir untuk memberikan dukungan.
TERIMA KASIH
Fanny menghela nafas berat saat membaca pengumuman itu. Bukan Fanny tidak senang jika
tim sepak bola sekolahnya masuk kebabak semi final, tentu saja ia mengharapkan itu, bahkan
berharap menjadi juara pertama. Hanya saja hari pertandingannya tidak tepat bagi Fanny.
Hari ini, Fanny ada jadwal untuk kursus. Sebenarnya ini tidak menjadi masalah, karean pihak
sekolah tidak mewajibkan peserta didiknya untuk menonton pertandingan tersebut, hanya
saja masalahnya bukan itu. Masalahnya tak lain dan tak bukan adalah Reza yang merupakan
kekasih dari gadis berambut hitam ini. Tentu saja ia menjadi masalah bagi Fanny karena untuk
kesekian kalinya Fanny tidak dapat menonton kekasihnya bermain dalam pertandingan bola.
Fanny selalu tidak hadir karena alasan yang sama yaitu kursus.
Fanny hari ini kau tidak akan menonton lagi ya? Tanya Dyan sambil membereskan
beberapa bukunya yang masih berserakan di meja, sementara Fanny hanya menjawab
dengan sebuah anggukan. Sayang sekali kau tidak bisa melihat lagi kekasihmu bertanding,
dia sangat keren loh saat menggiring bola dan mencetak gol. Cerocos Dyan dengan
semangat. Fanny hanya tersenyum kecut sebenarnya Fanny juga ingin melihat kekasihnya
bertanding dan mendukungnya dibangku penonton, tapi bagaimana lagi? Jika ia bolos kursus
karena alasan ingin menonton sepakbola, orang tuanya pasti akan marah dan bisa-bisa
mereka melarang hubungannya dengan Reza. Orang tua Fanny selalu menghubungi tempat
kursusnya untuk mengetahui apakah anaknya kursus atau tidak.
##000##
Hari ini kursus lagi, eh? Tanya Reza saat mereka ( ia dan Fanny ) sedang berjalan
menuju gerbang sekolah.
Iya.

Kecewa.
Itulah perasaan yang saat in Reza rasakan. Apakah Fanny tau bahwa sebenarnya Reza ingin
sekali ia melihatnya, mendukungnya, dan menyoraki namanya. Tapi mana mungkin Reza
secara gambling mengungkapkan keinginannya, egonya terlalu tinggi untuk itu. Andai saja
Fanny tau bawha gol yang Reza ciptakan sebenarnya untuknya. Untuk Fanny-nya yang jelasjelas tidak ada di tempat saat gol itu tercipta.

Apa Fanny tau?


Maaf ya Reza, sebagai gantinya aku akan membuatkanmu kue tar yang enak banget selama
seminggu, mau ya? Tanya Fanny penuh harap.
Terserah. Jawab Reza acuh, kemudian ia meninggalkan Fanny dan langsung bergabung
dengan teman-temannya.
Sepertinya Reza marah ya? Tanya Fanny pada dirinya sendiri.
##00##
Woy Reza, cepat pemanasan! Pertandingan akan dimulai 15 menit lagi.
Hn, jawab Reza asal. Sebelum ia melakukan pemanasan, diliriknya bangku penonton.
Ternyata memang tidak datang ya?
Sementara di tempat Fanny, gadis itu terlihat ogah-ogahan mengikuti kursus. Sesekali
matanya melirik pada jam merah muda yang menempel pada dinding. Jam 14.00 tepat. Ah,
mungkin sekarang pertandingan akan segera dimulai.
Reza pasti terlihat keren saat berlari dilapangan. Aku jadi ingin melihat Reza bertanding,
keluh Fanny. haaaa, pasti sekarang banyak sekali gadis-gadis yang meneriaki nama Reza. Ya
Tuhan, aku ingin liat.
Hening
eh, disini baru hanya aku ya? Tanya Fanny. Entah kenapa tiba-tiba Fanny menyeringai. Kalau
sudah menyeringai begitu, pasti ada sebuah niat buruk yang terbesit di pikirannya.
Hanya satu kata yang terlintas, KABUR.
Lagipula aku kan jarang bolos kursus, kalau sekali-kali bolos mungkin taka apa-apa kan?
Lagipula peraturan ada untuk dilanggar.
Tanpa basa basi Fanny segera mengambil tasnya kemudian melangkahkan kakinya menuju
Stadion Poso.

##00##
GGOOOLLL...
Sorak meriah menggema di Stadion Poso untuk gol cantik yang diciptakan oleh Rendy Rafael.
Dengan ini kedudukan menjadi seimbang.

Rendy berlari melewati Reza sambil memberikan senyum sinisnya. Reza? Jangan ditanya,
wajahnya masih datar-datar saja tuh.
Reza, babak kedua tinggal 15 menit lagi, dan kedudukan kita masih sama. Ini harus
bagaimana? Apalagi kelihatannya tim Palu menjaga ketat daerah belakangnya. Lihat kan,
lihat? Tanya Rio teman Reza.
Maju.
Hah?
Maju. Kau tetap harus maju Rio. Seberapa banyak musuh di depan kau tetap harus maju.
Sepak bola itu permainan tim, kalau tak bisa menghadapinya, operlah pada kawanmu. Reza
menatap bangku penonton sesaat. Ah, tetap tidak ada, padahal pertandingan akan segera
berakhir. Kita balas gol yang tadi.
Dan sebuah senyum terukir sangat jelas diwajah Rio. SEMANGAAAT!

##00##
Ah gara-gara macet panjang jadi telat kan liat Rezanya. Mana babak kedua hampir habis.
Gerutu Fanny dengan kesal.
Fanniiiii, sini.. teriak Dyan sambil melambai-lambaikan tangannya. Sementara Fanny hanya
mengangguk sambil tersenyum canggung kepada penonton lain yang sempat menoleh
kearahnya gara-gara teriakan Dyan yang lumayan keras.
Reza terus menggiring bola tanpa henti di depan mata. Sebelum wasit meniupkan peluitnya,
Reza berancang-ancang menendang bola. Kebetulan posisi ia untuk menendang bola sangat
bagus.
Gol in untuk Fanny, pasti masuk!
Deg

Deg
GGOOOLLL
Gol pemirsa Reza Saputra dengan nomor punggung 17 berhasil mencetak gol dimenit-menit
terakhir. Dengan ini sudah bisa dipastikan bahwa SMA NEGERI 3 POSO yang menjadi
pemenangnya.
Di bangku penonton, sorak-sorak kemenangan tak kalah heboh. Para gadis dengan semangat
meneriakan nama Reza.Fanny hanya menggeleng pasra. Toh pacarnya memang sangat
populer di kalangan wanita.

##00##
Saat para penonton sedikit demi sedikit sudah keluar Stadion Poso, Fanny tetap bertahan
duduk di bangkunya. Dari atas sini ia bisa menyaksikan apa yang sekarang Reza lakukan
menerima piala dengan senyum kebanggaannya.
Reza, bukannya itu Fanny ya?
Eh? Reza membalikan badannya menghadap ke kursi penonton. Reza segera menyerahkan
pialanya pada Rio. Kemudian ia bergegas memasuki kursi penonton untuk menemui
kekasihnya.
Kau lihat? Tanya Reza saat ia sudah berada di depan Fanny.
Fanny diam, dua detik kemudian akhirnya ia angkat bicara, iya. Tapi tidak melihatnya dari
awal, maaf. Sesal Fanny.
Tak apa, Fanny. Aku sudah senang kok.
Reza tersenyum. Akhirnya pertandingannya bisa dilihat oleh kekasihnya. Sungguh , ini sangat
bahagia.
Ayo kuantar pulang.

##00##

Makasih ya atas tumpangannya. Kata Fanny sebelum ia turun dari mobil.

Kau seperti apa saja. Kita ini kekasih, sudah sewajarnya aku mengantarmu pulang.
Fanny tersenyum. Saat ia akan keluar dari mobil Reza ada sebuah tangan yang menahannya.
Gol yang terakhir itu untukmu, Fanny. Id loved you.
Aaa.. Fanny malu berat saat ini. Id loved you too. Bye Reza. Sekilas Fanny mencium pipi
kekasihnya itu. Ah, andai saja Fanny tau bahwa Reza juga sekarang sedang malu.
Dasar. Ucap Reza sambil memegang pipinya.

##00##

Fanny memasuki rumahnya dengan perlahan. Sungguh, Fanny tidak mau bertemu ibunya
untuk saat ini. Kenapa ibunya tidak lembur saja sih di kantor? Haa...
Fanny...
Deg
Itu suara ibunya sebentar lagi pasti ia akan diceramahi habis-habisan, 24 jam nonstop.
mampus... oh Tuhan, kenapa engkau tidak berpihak padaku saat ini? batin Fanny
merengek=rengek.
Fanny, kemana saja kau ? tadi Ibu menghubungi tempat kursusmu, katanya kau tidak kursus
hari ini!
Tuhkan. Ibunya pasti siap ceramah.
Fanny hany-
ibu kan sudah bilang, kalau kau bolos kursus itu akan sangat rugi sekali. Kau tau bayar
kursusmu itu mahal. Seharusnya kau tau itu Fanny.
tapi bu. Fann-
ingat ya, sekali lagi kau membolos kau tidak akan dapat uang jajan selama seminggu, ralat
sebulan. Kau itu harusnya blablabalablablabla....

Dan berakhirlah Fanny dengan mendengar ceramah Ibunya yang sangat panjang itu.
Walaupun begitu yang penting dia telah membuat Reza senang, diceramahi sehari penuh juga
gak apa-apa hehehe.

the end

Anda mungkin juga menyukai