Bab 1 - 08401241040 PDF
Bab 1 - 08401241040 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia
Tahun
1945
dibuat sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada, sehingga ketika Perda
diberlakukan tidak merugikan masyarakat. Masyarakat disini merupakan hal
yang penting karena masyarakat merupakan suatu kelompok yang terkena
kebijakan yang ada pada Perda tersebut. Oleh sebab itu, materi muatan yang
dicantumkan dalam Perda sesuai dengan kondisi permasalahan di dalam
masyarakat dan menampung kondisi lokal yang merupakan ciri kekhususan
daerah dengan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Di era otonomi daerah atau desentralisasi, DPRD dan Pemerintah Daerah
mempunyai kewenangan yang luas dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah. Dalam praktek, tidak jarang terjadi kewenangan tersebut
dilaksanakan tidak selaras bahkan bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi (vertikal) atau dengan Peraturan
Perundang-undangan yang sama (horizontal). Oleh karena itu, DPRD dan
Kepala Daerah dalam membentuk Peraturan Daerah harus selalu
memperhatikan asas pembentukan dan asas materi muatan Peraturan
Perundang-undangan. Pedoman tentang materi muatan Peraturan Daerah
dan Peraturan Perundang-undangan tingkat daerah lainnya (Peraturan
Gubernur, Peraturan Bupati/Walikota), juga diatur dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan dalam Peraturan
Pelaksanaannya (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Direktorat
Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah, 2011: 9-10).
Selain itu, pelaksanaan otonomi daerah menuai ketidaktertiban penerbitan
produk hukum, yang ditandai dengan adanya kasus pembatalan Perda. Daerah
dinilai tidak memahami kapan Perda mestinya dibentuk dalam rangka
menjalankan kewenangan luasnya. Disamping itu pembentuk Perda tidak
memahami lingkup materi muatan Perda sebagai implementasi kewenangan
daerah
(www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=3683/diakses
pada
didikan_majene_ikut_sempurnakan_ranperda_pendidikan/diakses tanggal
1 Mei 2012).
Salah satu kewenangan Pemerintah Daerah dalam pembentukan peraturan
daerah yaitu mengenai masalah pendidikan. Sesuai Pasal 1 ayat (1) Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Untuk
meningkatkan
Temanggung
merupakan
menyelenggarakan
kualitas
daerah
pemerintahan
pendidikan
yang
daerahnya
di
diberi
yang
daerah,
Kabupaten
kewenangan
dilaksanakan
untuk
oleh
12.
13.
14.
15.
16.
Salah satu urusan wajib yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah di atas
adalah penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan hal itu, Pemerintah Daerah
Kabupaten Temanggung telah membentuk Peraturan Daerah Nomor 27
Tahun 2011 tentang Pendidikan. Hal itu sangat penting untuk menunjang
keberhasilan dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Temanggung.
Ketua Komisi D DPRD, Erda Wachyudi berpendapat yang dimuat dalam
website resmi Kabupaten Temanggung, bahwa alasan yang
melatarbelakangi dibentuknya peraturan daerah tentang pendidikan antara
lain yaitu pendidikan merupakan bidang strategis sebagai bagian
terintegrasi dengan pembangunan yang berada dalam hubungan dialektis
dengan dimensi sosial, budaya ekonomi, dan politik. Keprihatinan pada
perkembangan pendidikan dan pembangunan di Kabupaten Temanggung
juga menjadi pendorong perlunya adanya Perda Pendidikan, tambahnya.
Di Temanggung terdapat sejumlah persoalan strategis terkait pendidikan,
misalnya masih banyaknya anak usia dini sekolah belum tuntas pendidikan
dasar 9 tahun. Kemudian banyak keluhan warga mengenai tenaga
pendidik, dan pendidikan. Keluhan tersebut terkait dengan kualifikasi
pendidikan di bawah strata I, insentif kurang memadai, penugasan kurang
relevan dengan keahlian, serta mutasi dan rotasi guru yang tidak selalu
menyelesaikan masalah. Selain itu, masih terdapat banyak masalah yang
bersumber dari persoalan uang atau dana. Seperti masyarakat tidak mampu
menyekolahkan anak, bantuan operasional siswa terbatas dan terlambat,
sarana prasarana kurang memadai.
(www.kabupatentemanggung.com/index.php?modul=berita&cat=&catid=
323168004316/diakses pada tanggal 25 Oktober 2011).
Adanya permasalahan pendidikan di atas, maka Pemerintah Kabupaten
Temanggung sudah mengantisipasi permasalahan tersebut dengan membuat
Perda Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pendidikan. Perda tersebut dibuat
dengan melihat kondisi sosiologi pendidikan yang ada di Temanggung dan
tingkat-tingkat
pembicaraan
yang
dilakukan
dalam
rapat
pembahasan
terdapat
pengurangan-pengurangan
dikarenakan
berbenturan dengan naskah politik dalam hal ini yaitu risalah sidang.
Dikatakan demikian karena masing-masing anggota yang ikut dalam
pembahasan menyampaikan pendapatnya mengenai Rancangan Perda
Pendidikan tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa pada saat itu terjadi
pro dan kontra berkaitan dengan materi muatan yang akan dicantumkan
dalam Perda.
10
11
3.
4.
5.
6.
7.
2.
12
3.
Naskah Akademik yang dibuat sudah bagus karena sudah mengacu pada
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan tetapi, ketika dihadapkan pada pembahasan
berbenturan dengan kepentingan-kepentingan para pihak sehingga terjadi
pengurangan-pengurangan materi muatan dalam Perda;
4.
5.
C. Batasan Masalah
Adapun dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang telah
disebutkan pada identifikasi masalah dengan maksud agar penelitian lebih
terfokus pada permasalahan utama yang hendak diteliti. Batasan masalah
tersebut
13
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan
kesesuaian isi Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 27 Tahun
2011 tentang Pendidikan dengan Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang
Pendidikan Kabupaten Temanggung.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan penelitian ini
adalah:
1.
Manfaat teoritis
a.
b.
2.
Manfaat praktis
a.
Bagi peneliti
Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang
dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam
penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dan Hukum dan sebagai bekal peneliti untuk
menjadi guru yang profesional.
14
b.
c.
G. Batasan Pengertian
Untuk menghindari adanya multi-interpretasi atas judul penelitian ini,
maka peneliti perlu untuk membatasi beberapa pengertian tersebut :
1.
2.
15
4.
16