OLEH :
KELOMPOK 5
1. Ari Satria
( D1A014012 )
2. Alex Rahmadi
( D1A014017 )
3. Indriyani
( D1A014019 )
(D1A014025 )
5.Nadya Oktaviana
( D1A014037 )
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
SEMPTEMBER 2015
1 | LAPORAN DDIT KELOMPOK IV
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
1
PENDAHULUAN
Judul
i
1
1
Tempat/waktu pelaksanaan
Tujuan
Metode praktikum
Tinjauan pustaka
Cara kerja
Hasil praktikum
Pembahasan
21
.
1
1
.
2
1
.
3
1
.
4
1
.
5
1
.
6
1
.
7
BAB
II
2
.
1
2
.
2
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
:
1. Pengambilan ccontoh tanah Komposit
2. Penetapan Kadar Air di Lapangan
3. Penetapan kadar air kapasitas lapang
:
1. Untuk Mengambil contoh tanah komposit
2. Unutk mengetahui kapasitas kadar air di lapang
3. Untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang
24
25
26
27
bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak
hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh
terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan
koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari:
1.
Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah
Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
2.54 (metode retensi air tanah) menggunakan alat yang disebut pressure plate
apparatus. Metode lain untuk penetapan kadar air tanah kapasitas lapang adalah
metode gaya berat yakni menimbang tanah yang telah diusahakan kondisi (kadar
airnya) sama seperti dalam keadaan kapasitas lapang. Data kadar air tanah kapasitas
lapang biasanya digunakan dalam menentukan jumlah air yang harus ditambahkan
dalam pemeliharaan tanaman (dalam proses penyiraman) atau dalam penetapan pori
air tersedia atau kadar air tersedia bagi tanaman.
Keadaan air pada kapasitas lapang ini adalah jumlah banyaknya kandungan air
(% vol) dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali. Tanah yang jenuh air
karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan selama 48 jam sehingga air
gravitasi dengan bebas turun sama sekali. Pada keadaan ini tanah mengandung air
yang terbanyak bagi tanaman, yaitu pori makro terisi oleh udara dan air yang tersedia,
sedangkan pori-pori mikro diisi seluruhnya oleh air. Kandungan air ini ditahan oleh
sesuatu kekuatan sebesar pF 2,54 atau 1/3 atm (Sarief, 1986).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air dalam tanah tersebut.Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya
tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Kandungan air
pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan air 1/3 bar,
sedang kandungan air pada titik layu permanent adalah pada tegangan 15 bar. Air
yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan 1/3 bar sampai 15
bar. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
bertektur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir pada
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat
(Hardjowigeno, 2007).
Nilai kapasitas lapang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Tekstur tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang bertekstur halus lebih besar
daripada tanah bertekstur kasar.
2. Struktur tanah: Kapasitas lapang pada tanah yang berstruktur dengan pori-pori
halus lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang berstruktur dengan
pori-pori kasar.
3. Bahan organik: Kapasitas lapang pada tanah yang mempunyai kandungan
bahan organik tinggi lebih besar daripada kapasitas lapang tanah yang
mempunyaikandungan bahan organik yang rendah.
4. Jenis koloid: Kapasitas lapang pada koloid humus lebih besar daripada
kapasitas lapang pada koloid liat.
5. Macam kation yang diserap tanah: Kapasitas lapang pada koloid natrium lebih
besar daripada kapasitas lapang koloid Mg dan lebih besar dari koloid Ca.
(Hasibuan, 2006).
Air bebas menurun terus sampai ke lapisa air tanah sehingga di dalam tanah
tinggal air yang tertahan oleh tanah. Tetapi tidak semua jenis tanah bisa menahan
jumlah air yang sama. Semakin halus partikel-partikel tanah semakin banyak air yang
tertahan, karena permukaan tanah halus lebih luas daripada tanah yang kasar, humus
lebih halus lagi, maka akan menahan jumlah air yang lebih banyak.Tanaman itu
menghisap air dari tanah, hanya air kapilerlah yang dihisap lebih dahulu, sehingga
lapisan air pada permukaan agregat sedikit demi sedikit akan berkurang. Lamakelamaan tanah akan mengering atau tinggal sedikit sekali, semakin kering/
sedikitnya airlapisan pada agregat itu makindipertahankan dan makin sulit dihisap
oleh tanaman. Dan inilah saat tanaman menjadi layu, karena kekuatan tanah menahan
air lebih kuat daripada daya hisap tanaman (Suhardi,1983).
Secara umum diketahui bahwa tanah berpasir lebih kering daripada tanah
berliat.Satu alasannya adalah bahwa tanah yang bertekstur halus mampu menahan
lebih banyak air yang dapat digunakan.Tanah liat lempung yang dapat mengikat 18
persen air yang dapat digunakan dibandingkan dengan 8 persen untuk lempung
berpasir.Tanah liat lempung mengandung air pada titik layu lebih banyak daripada
kandungan lempung berpasir pada kapasitas lapangan (Foth, 1994).
1.6 Bahan Dan Alat
a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit
1) Tanah
2) Cangkul
3) Daun pisang
4) Plastik
5) Cutter
b) Penetapan Kadar Air Tanah Di Lapangan
1) Tanah
5. Saringan
2) Oven
6.Tampah
3) Cawan
7.Plastik
4) Neraca Ohaus
c) Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang
1) Pasir
7.Cawan
2) Tanah
8.Oven
3) Gelas piala
9.Sprayer (penyemprot)
4) Paralon dengan panjang 30 cm
10.Sendok
5) Karet
11.Neraca Ohaus
6) Plastik
1.7 Cara Kerja
a) Pengambilan Contoh Tanah Komposit
a. Siapkan peralatan yang akan digunakan
b. Ambillah daun pisang menggunakan cutter untuk tempat tanah yang akan
c.
d.
e.
f.
diambil
Carilah beberapa titik tanah yang tidak terganggu
Cangkullah di beberapa titik tanah sedalam 20 cm
Letakkan tanah yang telah diambil ke daun pisang
Campurkan tanah yang telah diambil dari beberapa titik agar menjadi
homogen
g. Masukkan tanah ke dalam plastic
b) Penetapan Kadar Air Di Lapangan
a. Campurkan tanah yang telah diambil, agar menjadi homogen
b. Saring tanah menggunakan saringan 2 mm
c. Bersihkan 3 cawan yang akan digunakan
d. Timbang 3 cawan yang akan digunakan
e. Masukkan 15 gram tanah ke dalam cawan
f. Masukkan tanah yang berada di dalam cawan ke dalam oven dengan
pengaturan suhu 105
g. Setelah 24 jam, timbanglah tanah yang telah dioven
h. Catat hasil penimbangan
c) Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
pipa
Beri karet agar plastik tidak bergerak
Letakkan gelas piala di tempat yang tidak terganggu selama 24 jam
Setelah 24 jam, masukkan tanah ke dalam cawan yang telah ditimbang
Masukkan cawan berisi tanah ke dalam oven dengan suhu 105 ,
selama 24 jam
l. Setelah 24 jam, timbanglah tanah dan catat hasil timbanganya.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
BT
BT
an
B+
K+
ga
BC
BC
(g)
(g)
(
%
II
III
18,
16,
)
1
,
6
1
19,
17,
2
1
,
6
1
19,
17,
2
1
Perhitungan :
KA (%) =
BTBBTK
BTK
100%
Ulangan I
11 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
KA (%) =
BTBBTK
BTK
1513,2
13,2
100%
100% =13,6 %
KA (%) =
1513,2
13,2
100%
=13,6 %
Ulangan III
Ulangan II
KA (%) =
KA (%) =
BTBBTK
BTK
KA (%) =
100%
BTBBTK
BTK
100%
KA (%) =
1513,2
13,2
100% = 13,6%
12 | L A P O R A N D D I T K E L O M P O K I V
Data Kelas
Ke
B
(
K
(
)
1
)
1
lo
po
II
3
1
A
(
%
)
1
3
1
6
,
9
III
IV
1
5
5
,
7
1
VI
3
1
2
1
6
1
8
1
JU
H
R
A
R
A2
9
1
2
1
la
ga
C
(g
C
(g
)
1
)
1
7,
II
II
I
8
1
C
(g
)
2
1
4,
7
1
1
1
4,
4
2,
2,
B
(g
K
(g
3,
2
A
(
%
)
1,
4
1
1,
4
1
4,
7,
1,
2
3
1
3
1
3
4
Kelompok 4
1. BTK = b x
= 14,2 2,8
= 11,4
= [(15-11,4)/11,4] 100 %
= 0,31 100 %
=31 %
2. BTK = b x
= 14,1 2,7
= 11,4
= [(15-11,4)/11,4] 100 %
= 0,31 100 %
=31 %
3. BTK = b x
= 14,4 3,2
= 11,2
= [(15-11,2)/11,2] 100 %
= 0,34 100 %
=34 %
Rata-rata =
96
3
= 32 %
31 +31 +34
3
Data kelas
BT
BT
el.
B+
K+
BC
BC
T
B
17,
14,
17,
14,
%
3
18,
14,
t
2
3
17,
15,
%
1
17,
15,
I
I
I
18,
15,
19,
15,
19,
15,
I
I
6
,
3
%
19,
15,
17,
14,
,
4
17,
14,
I
I
I
18,
14,
%
3
18,
14,
17,
13,
I
I
I
17,
13,
24,
18,
%
3
23,
18
I
I
I
24,
18,
Kelompok 1
1. BTK = b x
= 14,4 2,8
= 11,6
= [(15-11,6)/11,6] 100 %
= 0,29 100 %
=29 %
2. BTK = b x
= 14,6 2,9
= 11,7
= [(15-11,7)/11,7] 100 %
= 0,28 100 %
=28 %
3. BTK = b x
= 14,4 3,1
= 11,3
= [(15-11,3)/11,3] 100 %
= 0,33 100 %
=33 %
Rata-rata =
90
3
= 30 %
29 +28 + 33
3
Kelompok 2
1. BTK = b x
= 15,9 2,8
= 13,1
= [(15-13,1)/13,1] 100 %
= 0,14 100 %
=14 %
2. BTK = b x
=15,9 2,9
= 13
= [(15-13)/13] 100 %
=0,15 100 %
= 15 %
3. BTK = b x
= 15,8 3,1
= 12,7
= [(15-12,7)/12,7] 100 %
=0,18 100 %
=18 %
Rata-rata =
47
3
=15,7%
14 +15 +18
3
Kelompok 3
1. BTK = b x
= 15,3 4,1
= 11,2
= [(15-11,2)/11,2] 100 %
= 0,34 100 %
=34 %
2. BTK = b x
= 15,5 4,7
= 10,8
= [(15-10,8)/10,8] 100 %
= 0,39 100 %
=39 %
3. BTK = b x
= 15,5 4,5
= 11
= [(15-11)/11] 100 %
= 0,36 100 %
=36 %
Rata-rata =
109
3
= 36,3 %
34 +39 +36
3
Kelompok 5
1. BTK = b x
= 14,3 3,3
= 11
= [(15-11)/11] 100 %
= 0,36 100 %
=36 %
2. BTK = b x
= 13,9 2,8
= 11,1
= [(15-11,1)/11,1] 100 %
= 0,35 100 %
=35 %
3. BTK = b x
= 13,8 2,6
= 11,2
= [(15-11,2)/11,2] 100 %
= 0,34 100 %
=34 %
Rata-rata =
36 +35 + 34
3
105
3
= 35 %
Kelompok 6
1. BTK = b x
= 18,7 3,4
= 15,3
= [(21-15,3)/15,3] 100 %
= 0,37 100 %
=37 %
2. BTK = b x
= 18 2,8
= 15,2
= [(21-15,2)/15,2] 100 %
= 0,38 100 %
=38 %
3. BTK = b x
= 18,9 3,5
= 15,4
= [(21-15,4)/15,4] 100 %
= 0,36 100 %
=36 %
37 +38 + 36
3
Rata-rata =
111
3
= 37 %
2.2 PEMBAHASAN
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori
tanah dalam suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah
adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanahtanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka
setiap satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka
setiap
satuan
berat
mempunyai
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur
halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
b.
Menurut Henry D. Foth (1988), pengawetan air penting dimana kekurangan air
yang besar terjadi dalam tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah
Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal
inidikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai
dengan literatur Craig (1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan
ketika air berubah dari uap air menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair
hujan merupakan sumber energi utama untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh
ke atas tanah kering dan diserap oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih
lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak positif dan negative.
pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi
permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat
pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,
dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan
tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air
dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah
bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori
tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan
mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan
terisi oleh air.
Kesimpulan
1. Tanah komposit merupakan contoh yang dikumpulkan dari beberapa titik pengamatan
melalui pengambilan tanah yang dicampur merata menjadi satu contoh homogen. (Rayes,
2006)
2. Tanah komposit merupakan campuran dari contoh-contoh tanah yang diambil dengan
cara-cara tertentu pada kedalaman0-20 cm dan bertujuan untuk memperkecil keragaman
dari area yang diwakili. (Hidayat, 1992)
3. Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer
4. Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah
ulangan 1:31%
ulangan 2:31
ulangan 3:34%
Ulangan 1:13,6%
Ulangan 2:13,6%
Ulangan 3:13,6%
5. Pada kelompok 4 kadar air tanah kapasitas lapangnya hampir sama data yang di
perolehnya kemungkinan besar praktikum yang kami lakukan benar dan sesuai dengan
yang ibu arahkan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah yaitu tekstur tanah, kadar
bahan organik tanah, senyawa kimia dan kedalaman solum.
Saran
sangat perlu diperhatikan kandungan atau kadar untuk suatu jenis tanah. Karena kadar air
tana cukup berperan setelah bahan organik tanah yang turut mempengaruhi kandungan
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fauzaniarshare.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-dastanpenetapan.html
LAMPIRAN
Beberapa titik.
Penghalusan tanah
Pengayakan tanah
Masukan ke oven
Masukan pasir
Masukan tanah
Masukan pasir
Masukan tanah
menggunakan karet
diamkan 1X 24 jam.
Timbang