Ny. Ayu 45 tahun, wanita karir datang ke UGD RSAL dengan keluhan hiperemia pada oculi dextra. Tidak
ada pandangan kabur dan sensasi corpus alienum
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Konjungtivitis akut
Iritis akut
Glaukoma akut
Trauma
kornea
atau infeksi
Insidensi
Umum
Tidak
umum
Umum
terjadi
Discharge
Sedang
sampai
Tidak ada
Tidak ada
Berair
banyak
Vision
atau
purulent
Sedikit kabur
Kabur
Biasanya kabur
Sedang
Parah
Sedang parah
Pericorneal
Diffuse
Pericorneal
penglihatan
Nyeri
Tidak ada
Conjuctival
Dari
injection
central
vascular injection
Cornea
Jernih
Biasanya jernih
fornix
ke
vascular injection
Berkabut (steamy)
Perubahan
pada
kejernihan terkait
causa
Ukuran pupil
Kecil
Dilatasi
sedang
dan fixed
Reflex
cahaya
Buruk
Tidak ada
Tekanan IO
Meningkat
Smear
Ada
pupil
penyebab
organisme
Tidak
organism
ada
Tidak
organism
ada
Organisme
ditemukan
hanya
1. ANATOMI MATA
1. Dinding bola mata
MOOCAPage 1
Sclera , lapisan fibrous luar ( tersusun atas sabut kolagen yang tersusun rapat
- Cornea ( bagian anterior sclera, terdiri dari jaringan ikat transparan
- Cribriform plate ( titik terlemah pada area circular yang ditembus oleh N.II
Tunica vascularis, lapisan tengah
- Choroid ( posterior 2/3 dari lapisan, tersusun dari pembuluh darah untuk nutrisi retina dan
-
pigment
Corpus cilliaris dengan musculus cilliaris yang involunter (otot polos) tesusun pada 2
endotelium,
terisi
dengan
jaringan
ikat,
sel
MOOCAPage 2
Retina mendrainase vena yang bersama2 cabang dan truncus dari a. Centralis
Lapisan luar drainase oleh vena vorticosa pada lapisan luar dari choroid. Vena2 ini menyatu menjadi
4 atau 5 truncus, menembus sclera antara N.II dan corneoscleral junction untuk mendrainase menuju
v. Ophtalmica superior.
2. HISTOLOGI
Conjunctiva adalah :
Epitel yang menutupi bagian sklera yang terpapar dan permukaan dalam kelopak mata
Epitel berlapis silindris dan tidak biasa dengan sel goblet pada lapisan permukaannya.
Melanosit ditemukan dalam lapisan basal.
Sekresi mukus ( fx : lapisan pelindung dari permukaan mata yang terpapar, dan memungkinkan
Struktur conjunctiva
Secara histologis, konjungtiva terdiri atas 3 lapisan :
1. Lapisan Epitelium
Marginal conjunctiva memiliki epitel pipih 5 lapis
MOOCAPage 3
Tarsal conjunctiva memiliki epitel 2 lapis; lapisan superfisial (sel silindris) dan lapisan
3.
Terdiri atas jalinan (meshwork) sabut elastis dan kolagen, lebih tebal daripada lapisan adenoid,
kecuali pada regio tarsal conjunctiva. Lapisan ini mengandung pembuluh darah dan saraf conjunctiva,
bergabung dengan kapsula Tenon yang berada di bawah pada regio bulbar conjunctiva.
Kelenjar conjunctiva
Terdiri atas 2 tipe kelenjar:
1) Mucin secretory glands
Kelenjar ini adalah sel goblet (Kelenjar uniseluler yang terletak dalam lapisan epitel), Kripta Henle
(ada di tarsal conjunctiva) dan kelenjar Manz (ditemukan dalam limbal konjungtiva). Kelenjar-kelenjar
ini mensekresikan mucus yang penting untuk membasahi cornea dan conjunctiva.
2) Accessory lacrimal glands
Kelenjar ini adalah:
- Glands of Krause (ada di jaringan ikat subconjunctiva pada fornix; sekitar 42 kelenjar di fornix
-
Plica semilunaris
Suatu lipatan menyerupai bulan sabit di conjunctiva, nampak pada medial canthus. Batas bebas di sebelah
lateral berbentuk cekung. Struktur ini adalah sebuah struktur vestigeal pada manusia dan menunjukkan
nictitating membrane (membran untuk berkedip) (disebut juga palpebra ketiga) pada hewan yang
tingkatannya lebih rendah.
Caruncle
massa kecil, ovoid, berwarna pink yang terletak di dalam medial canthus, di sebelah medial dari plica
semilunaris. Caruncula adalah suatu bagian kulit yang termodifikasi dan ditutupi dengan epitel berlapis
pipih dan mengandung kelenjar keringat, kelenjar sebacea, dan folikel rambut.
MOOCAPage 4
3. FISIOLOGI
Inflamasi akut
-
Tujuan
memperbaiki
kerusakan,
membatasinya,
menghilangkan
Reaksi inflamasi
a. reaksi lokal nyeri (dolor), bengkak (tumor), merah (rubor), dan panas
(calor)
b. reaksi inflamasi general (respon fase akut, lihat dibawah ini)
Aktivasi cepat dari sel mast (dalam jaringan atau yang ada di dalam darah),
leukosit basofil, atau basofil reaksi inflamasi akut yang sangat kuat (reaksi
hipersensitivitas tipe I).
Sel plasma memproduksi IgE yang berikatan dengan reseptor Fc dari sel
mast.
MOOCAPage 5
Dalam proses reaksi inflamasi lebih lanjut leukotrin dan PAF juga dilepaskan
dari eosinophil dan neutrophil, dari makrofag dan juga PAF dari trombosit
menguatkan reaksi dan inklusi system hemostatic. Sel-sel ini tertarik secara
kemotaksis.
3. Stimulasi nociceptor
Cairan
kaya
protein
(eksudat
inflamatori)
mencapai
interstitial
Sistem komplemen bisa memecahkan partikel virus dan kompleks antigen-antibodi. Produk
sampingan dari sistem komplemen (C3 a, C4a, C5a, biasa disebut anafilaksis) beraksi secara
akut).
Dimediasi oleh IL-1, IL-2 dan TNF , bagian yang tersebut dibawah ini terjadi melalui reseptor
spesifik:
o Reaksi tidur diinisiasi oleh otak (keletihan, kelelahan) (ing=fatigue,tiredness)
o Set point dari temperatur tubuh bergeser ke arah level yang lebih tinggi (demam)
o Sumsum tulang distimulasi untuk melepaskan lebih banyak leukosit
o Liver distimulasi untuk menyerap lebih banyak besi (mengambilnya dari bakteri di dalam
plasma) dan distimulasi untuk memproduksi acute phase protein (diantara dari mereka: C
o
o
Perbaikan Jaringan (Tissue Repair). Setelah formasi transien dari sel yang kaya jaringan granulasi
(macrofag), maka dikarakteristikan oleh proses budding pembuluh darah, platelet derived growth factor
(PDGF) dan mediator lainnya yang menstimulasi proliferasi dan imigrasi dari fibroblas. Mereka
memproduksi glikosaminoglikan yang membengkak dan mendeposit dirinya sendiri pada fiber kolagen.
Kolagen baru juga dibentuk; mengkerutnya (shrinking) dari kolagen ini menutup dari batas luka.
Akhirnya, fiber kolagen (scar) digantikan oleh jaringan normal dari bagian tersebut (restitution ad
MOOCAPage 7
integrum). Kejadian yang terakhir adalah bagaimanapun kenyataannya hanya untuk bagian yang kecil,
luka jaringan yang tidak terinfeksi. Jika penyebab dari inflamasi (benda asing, infeksi pada luka) tidak
bisa dilepaskan seketika itu juga, maka penyembuhan luka tertunda dan respon pertahanan oleh fagosit
iintesifkan. Banyak energi yang dikeluarkan didalam hal ini (peningkatan panas) juga menjadi berkurang
karena ketidak cukupan oksigen, dan jatuhnya nilai Ph (formasi asam laktat anaerob). Oksidan yang
dibebaskan juga merusak sel tubuh sendiri. Ketika sel tubuh mati, maka enzim lisosom dibebaskan yang
menyebabkan akhirnya leukosit dan sel dari jaringan yang terinflamasi juga mati. Kematian jaringan ini
(nekrosis) yang bisa menyebabkan pembentukan abses.
gangguan dari penyembuhan luka terjadi ketika prose inflamasi dan penyembuhan mengalami
keseimbangan satu sama lain. (inflamasi kronik contoh perokok bronkitis, atau kerusakan hati
disebabkan alcohol). Jika kolagen dalam jumlah besar dibentuk, hasilnya berupa fibrosing
inflamation (contoh liver cirrhosis).
Jika jaringan scar dari kualitas yang inferior, contohnya, ketika sintesis kolagen terganggu oleh
kortikoid atau adanya sebuah abnormalitas dari cross-link gen kolagen didalam defisiensi vitamin
C, stres lokal bisa menyebabkan terbukanya kembali dari luka.
Jika terbukti tidak mungkin untuk membatasi secara lokal patogen yang menyebabkan inflamasi,
itu bisa menyebarkan organisme menyeluruh, biasanya melewati sistem limpatik dan sepsis.
Contusio (Memar) closed globe injury akibat trauma tumpul. Kerusakan dapat terjadi di lokasi
2. Open Globe Injury, berhubungan dengan luka ketebalan penuh pada sclera atau kornea atau
keduanya. Ini termasuk ruptur dan laserasi pada dinding mata (eye wall).
-
Ruptur mengarah pada luka ketebalan penuh dari dinding mata (eye wall) disebabkan oleh dampak
dari trauma tumpul. Luka terjadi karena peningkatan tekanan intraokular oleh inside-outside injury
mechanism.
MOOCAPage 8
Laserasi mengacu pada luka ketebalan penuh dari dinding mata(eyewall) yang disebabkan oleh
benda tajam. Luka terjadi di lokasi dampak oleh inside-outside injury mechanism. Hal ini
termasuk:
Penetrating injury mengarah pada laserasi tunggal eyewall yang disebabkan oleh benda tajam.
Perforating injury mengarah pada dua laserasi ketebalan penuh (satu masuk dan satu keluar)
dari eyewall yang disebabkan oleh benda tajam atau peluru. Kedua luka pasti disebabkan oleh
Pukulan langsung ke bola mata dengan kepalan tangan, bola atau benda tumpul seperti tongkat, dan
batu-batu besar.
Kecelakaan trauma tumpul pada bola mata juga bisa terjadi pada kecelakaan di jalan, kecelakaan
mobil, cedera pertanian dan alat industri / mesin dan jatuh tertimpa benda tumpul
Dampak langsung pada bola mata, menghasilkan kerusakan maksimal pada titik dimana pukulan
diterima
Compression wave force: gaya ini disalurkan melalui cairan ke semua arah dan menghantam
sudut dari camera anterior, mendorong diafragma iris-lensa dari posterior, menghantam retina dan
choroid. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang cukup berat. Kadang-kadang gelombang
kompresi mungkin begitu eksplosif, dan kerusakan maksimal dapat dihasilkan pada titik yang jauh
dari tempat dampak sebenarnya. Hal ini disebut contre-coup damage
Reflected compression wave force: setelah menghantam lapisan luar gelombang, kompresi ini
akan terpantul (reflected) ke bagian posterior dan dapat mengakibatkan kerusakan fovea
Rebound compression wave force: setelah menghantam dinding posterior dari bola mata,
gelombang kompresi memantul kembali (rebound) ke arah anterior. Gaya ini merusak retina dan
choroid oleh gaya tarik kedepan dan merusak diafragma iris-lensa karena terdorong ke bagian depan
Indirect force: kerusakan ocular dapat disebabkan oleh gaya yang tidak langsung yang
dihasilkan oleh tulang2 dan materi elastik dari orbita, ketika bola mata menghantam struktur-struktur
ini.
MOOCAPage 9
7. MODE OF DAMAGE
Gaya yang berbeda dari trauma tumpul yang dijelaskan di atas dapat menyebabkan kerusakan pada
struktur bola mata oleh satu atau lebih dari cara berikut:
Trophic changes (trophic: promoting cellular growth, differentiation and survival) karena
gangguan dari suplai saraf
Delayed complication dari trauma tumpul seperti glaucoma sekunder, hemophthalmitis, late
rossete cataract dan retinal detachment
Globe rupture
Extraocular lesions
Cornea
Simple abration: menyakitkan dan didiagnosis dengan pewarnaan fluorescein. Biasanya sembuh
dalam waktu 24 jam dengan 'pad and bandage' digunakan setelah pemberian salep
antibiotik
Recurent corneal erosion(recurent keractalgia): merupakan akibat dari simple abration,
utamanya disebabkan oleh garukan kuku. Terjadi kekambuhan rasa sakit akut dan lakrimasi
pada saat membuka mata di pagi hari akibat perlekatan epitel dan bowmans membrane
yang abnormal. Penangangan: perlekatan epitel yang longgar dapat dibersihkan dengan
MOOCAPage 10
debridement dan penggunaan pad and bandage selama 48 jam, jadi ikatan yang kuat dapat
terbentuk
Partial corneal tears (lamellar corneal laceration): dapat terjadi karena trauma tumpul
Blood staining of cornea: berkaitan dengan hifema dan peningkatan tekanan intra okular.
Kornea berwarna merah kecoklatan atau berwarna kehijauan serta pada stadium lanjut
dapat menyebabkan terjadinya dislokasi lensa ke camera oculi anterior.
Deep corneal opacity: akibat edema stroma cornea atau terkadang dari lipatan descemets
membrane
Sclera
Penebalan parsial luka sclera (laserasi lamellar sclera) dapat terjadi sendirian atau berhubungan
dengan lesi lain dari closed-globe injury
Anterior chamber
Traumatic hyphaema (darah pada anterior chamber): akibat cedera iris atau pembuluh darah
ciliary body.
Exudates: mengumpul pada anterior chamber mengikuti traumatic uveitis
MOOCAPage 11
Lensa
Vossius ring: merupakan cincin sirkular dari pigmen coklat yang terlihat pada anterior capsule.
Akibat penarikan kontraksi papillary margin terhadap crystalline lens
Concussion cataract: akibat masuknya aqueous dan sebagian karena efek mekanik langsung dari
cedera pada serat lensa. Dapat diperkirakan bentuknya sebagai berikut:
Discrete subepithelial opacities
Early rosette cataract (punctate): tampak sebagai garis tipis opasitas sepanjang garis suture
berbentuk bintang; biasanya pada posterior cortex
Late rosette cataract: berkembang di posterior cortex 1 sampai 2 tahun setelah cedera.
Pemanjangan sutural lebih pendek dan lebih padat daripada early rosette cataract
Traumatic zonular cataract (jarang)
Diffuse (total) concussion cataract
Early maturation of senile cataract
Traumatic absorption of the lens: kadang terjadi pada anak-anak muda menyebabkan aphakia.
Subluxation of the lens: akibat sobekan parsial dari zonule. Subluxated lens sedikit bergeser tetapi
masih ada pada area pupil
Dislocation of the lens: terjadi saat rupture dari zonule sempurna. Dapat intraocular (umumnya)
atau ekstraocular (terkadang)
Vitreous
Liquefaction and appearance of clouds dari opasitas pigmentasi halus (perubahan paling umum)
Detachment dari vitreous baik anterior maupun posterior.
Vitreous haemorrhage
Vitreous herniation pada anterior chamber dapat terjadi dengan subluxation atau dislokasi lensa.
Choroid
Rupture of the choroid: Rupture koroid terkonsentrasi pada diskus optikus dan letaknya
MOOCAPage 12
Choroidal detachment
Traumatic choroiditis dapat terlihat pada pemeriksaan funduskopi sebagai bercak
Retina
Commotio retinae (Berlins oedema): manifestasinya sebagai cairan putih susu keruh meliputi
area polus posterior dengan cherry red spot pada region fovea. Hilang dalam beberapa
hari atau bisa diikuti perubahan pigmentasi
Perdarahan retina: perdarahan multiple termasuk flame-shaped dan preretinal (subhyaloid) Dshaped haemorrhage berhubungan dengan retinopati traumatic
Robekan retina: mengikuti memar khususnya daerah perifer, terutama pada mata miopi atau
degenerasi usia lanjut
Retinopati ploriferatif traumatic: sekunder pada perdarahan vitreous, terbentuk pita traksi.
Retinal detachment (terlepasnya retina): mengikuti robekan retina atau pita traksi vitreo-retinal.
Perubahan pada macula akibat benturan keras
Hipotoni traumatic, Mengikuti kerusakan korpus siliaris dan bahkan merupakan hasil dalam
phthisis bulbi
Treatment: Kerusakan bola mata yang parah harus di enukleasi. Pada kasus yang kurang parah, perbaikan
harus dilakukan dengan anestesi umum. Atropine, antibiotic dan steroid postoperasi perlu diberikan.
3. Post-traumatic iridocyclitis. Sering terjadi dan bila tidak diterapi dengan baik,
menyebabkan
kerusakan.
4. Symphatetic ophthalmitis. Jarang tapi merupakan komplikasi luka perforasi yang sangat berbahaya.
Hyperaemia konjungtiva
Chemosis konjungtiva
Ecchymosis konjungtiva
Xerosis konjungtiva
MOOCAPage 15
b) Manifestasi Klinis
Mengeluh merasa tidak nyaman, berat, lelah dan sesak pada mata
Lakrimasi ringan dan keluarnya sedikit mukoid
Pada pemeriksaan konjungtiva tampak normal, namun eversi kelopak mata mungkin
menunjukkan kongesti ringan-sedang
c) Management
Menyingkirkan penyebab hyperaemia pada acute transient hyperaemia dengan menghilangkan
iritan (co. misdirected cilia). Untuk meringankan gejala simptomatik dapat diberikan topikal
dekongestan (co. 1: 10.000 tetes adrenalin) atau tetes astringent (co. tetes asam zinc-boric).
konjungtivitis,
ulcer
kornea,
fulminating
iridocyclitis,
endophthalmitis,
3. Penyebab sistemik
MOOCAPage 16
Meliputi anemia berat dan hipoproteinemia, congestive heart failure, sindroma nefrotik,
urtikaria, dan angioneurotic edema.
b) Manifestasi Klinis & Management
Tergantung pada faktor penyebab
disebabkan
picornavirus,
konjungtivitis
pneumococcus
dan
leptospirosis
icterohaemorrhagica conjungtivitis.
3. Kongesti vena kepala mendadak
Perdarahan subkonjungtiva bisa terjadi karena rupturnya kapiler konjungtiva yang disebabkan
oleh peningkatan tekanan yang mendadak. Kondisi yang umum terjadi antara lain batuk
rejan, epilepsi, strangulasi (terjepitnya) atau penekanan vena jugularis dan penekanan keras
4.
5.
spontan
kapiler
yang
mudah
pecah
tumor.
6. Blood dyscrasia seperti anemia, leukemia dan dysproteinaemia.
7. Gangguan perdarahan seperti purpura, hemofilia dan scurvy.
8. Infeksi sistemik febril akut seperti malaria, typhoid, difteri, meningococcal septicaemia,
9.
perdarahan subkonjungtiva.
b) Manifestasi Klinis
Gejala yang tampak dapat disebabkan oleh penyakit yang mendasari.
Pada pemeriksaan, tampak seperti selapis warna merah terang yang homogen dengan batas
MOOCAPage 17
MOOCAPage 18