PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Qawaidul fiqhiyah
belum
mengerti
fiqhiyah. Qowaidh
sama
fiqhiyah
sekali
mempunya
apa
itu Qawaidul
beberapa
induk
dalam
masyarakat
dapat
dijadikan
dasar
dalam
menguasai
kaidah-kaidah
fiqh
kita
akan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al aadah Muhakkamah
Al-aadah muhkamah secara bahasa al-aadah diambil
dari kata al-aud ( )atau al-muawadah ( )yang
artinya berulang () .
Ibnu nuzaim mendifinisikan al-aadah dengan
sesuatu ungkapan dari apa yang terpendam dalam
diri,perkara yang berulang-ulang yang biasa diterima oleh
tabiat(perangai)yang sehat.
Menurut al-Jurjani:
Al-aadah
ialah
sesuatu(perbuatan/perkataan)
yang
sama
dengan
al-urf,
substansinya
sama,
urf
adalah
apa
yang
dikenal
oleh
manusia
dan
dan
dikerjakan
dari:perkataan,perbuatan
yang ditinggalkan.hal ini
oleh
mereka,
atau
dinamakan
sesuatu
pula
dengan
oleh
manusia,sehingga
melekat
pada
jiwa,
tetapi
tidaklah
termasuk
dalam
pengertian
:
) )
dasar
hokum,
sehingga
seandainya
terjadi
semua yang datang dari syara, secara mutlak, tidak
ada ketentuannya dalam agama dan tidak ada dalam bahasa,
maka dikembalikan kepada urf.
Seperti yang berlaku dalam jual beli, yaitu al-ihya,
menghidupkan tanah yang mati dan at-tarif ,pengumuman
tentang barang yang ditemukan, dan lain-lainnya.
Hal itu perlu adanya pemahaman dan pelaksanaannya
juga dikembalikan pada kebiasaan yang berlaku dimana
kesemuanya itu terjadi.1
B. Dasar kaidah Al aadah Muhakkamah
1 Mujib, Abdul. Kaidah-kaidah ilmu fikih, kalam Mulya, Jakarta: 2008,.hal.90
) )
apa yang dipandang baik oleh orang islam, maka baik
pula disisi allah
Sebagian ulama berpendapat bahwa dasar kaidah diatas
firman allah:2
dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf serta
kaidah
al-aadatul
muhkamah
ada
Sembilan, yaitu:
Apa yang biasa perbuat oleh orang banyak aadalah
hujjah (alas an, argument dan dalil ) yang wajib diamalkan
Maksud kaidah ini adalah apa yang sudah menjadi adat
kebiasaan dimasyarkat, menjadi pegangan, dalam arti setiap
masyarakat menaatinya. Contohnya: menjahitkan pakaianya
kepada tukang jahit, sudah menjadi adat kebiasaan bahwa
yang menyediakan benang, jarum, dan menjahitnya adalah
tukang jahit.
adat yag diangap (sebagai pertimbangan hokum) itu
hanyalah adat yang berlaku umum
Maksudnya tidak dianggap adat kebiasaan yang bisa
dijadikan pertimbangan hokum, apabila adat kebiasaan itu
2 Djazuli.A, Kaidah-kaidah fikih: kaidah-kaidah hokum islam dalam
menyelesaikan masalah-masalah praktis, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta: 2007,.hal.109
Contohnya:
apabilas
seseorang
kabar
itu
diantar
kerumah
pelanggan.
Apabila
maka
menuntutnya
ia
bias
kepada
complain
agen
majalah
mengadukan)
atau
surat
dan
kabar
tersebut.
Adat yang diakui adalah yang umumnya terjadi yang
dikenal oleh manusia bulkan dengan yang jarang terjadi
Ibnu Rus menggunakan ungkapan lain, yaitu :
hukum itu dengan yang biasa terjadi bukan yang
dengan jarang terjadi.
contohnya : para ulama berbeda pendapat tentang
waktu hamil terpanjang, tetapi bila menggunakan kaidah
diatas, maka waktu hamil terpanjang tidak akan melebihi
satu tahun. Demikina pula menentukan menopause dengan
55 tahun.
sesuatu yang telah dikenal dengan urf seperti yang di
syatratkan dengan suatu syarat
Maksudnya
adat
kebiasaan
dalam
bermuamalah
berdasarkan
adat
kebiasaan,
orang-orang
yang
sesuatu
yang
tealah
dikenal
diantara
pedagang
dijelaskan
lebih
jauh
dalam
dhabit
muamalah).
ketentuan berdasarkan urf seperti berdasarkan nash
Maksud
kaidah
ini
adalah
sesuatu
ketentuan
tanpa
dirumah
menjelaskan
atau
toko
siapa
tersebut,
yang
maka
bertempat
tinggal
sipenyewa
bisa
rumah
kecuali
dengan
ijin
orang
yang
menyewakan.3
sesuatu
berdasarkan adat
arti hakiki (yang sebenarnya) ditinggalkan Karena ada
petunjuk ari menurut adat
Maksudnya:
apabila
ada
arti
arti
yang
sesungguhnya
lain
ditunjukan
oleh
ditinggalkan
adat
kebiasaan.
itu
telah
terjadi.
Maka
sipenjual
tidak
bisa
lagi
pemberian izin menurut adat kebiasaan adalah sama
dengan pemberian menurut ucapan.
10
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.
sama
dengan
al-urf,
substansinya
sama,
mengulang-ulangnya
dalam
ucapannya
dan
dan
al-aadah
adalah
semakna,
yang
merupakan
11
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul. Kaidah-kaidah ilmu fikih, kalam Mulya, Jakarta:
2008
Djazuli.A, Kaidah-kaidah fikih: kaidah-kaidah hokum islam dalam
menyelesaikan masalah-masalah praktis, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta: 2007
Djazuli.A, Ilmu Fikih Penggalian, Perkembangan, Dan Penerapan
Hokum Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta :2010
12