Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI KACA

DISUSUN OLEH:
VIVI WULANDARI
YOGIK KURNIAWAN
MAYCHEL
SHABRINA DWI SUKMA
RIQKA WAHYULI
ARMELIA PURWANINGRUM

(1141400048)
(1141400028)
(1141400014)
(1141400024)
(1141400012)
(1141400060)

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
SERPONG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwataala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang Industri Kaca. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas matakuliah Proses Industri Kimia.
Adapun makalah Proses Industri Kimia tentang Industri Kimia ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Karakteristik
dan proses pembuatan serta untuk memberikan informasi kepada rekan rekan mahasiswa
mengenai industry kaca. Makalah yang kami sajikan ini berdasarkan dari berbagai sumber
informasi, refrensi, dan berita.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata kuliah guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Serpong, 16 Novemeber 2015,

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
1.1

LATAR BELAKANG........................................................................................... 4

1.2

Tujuan............................................................................................................ 5

BAB II.......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN............................................................................................................. 6
2.1

Definisi........................................................................................................... 6

2.2

Sejarah Perkembangan Kaca.......................................................................11

2.3

Sifat-sifat Kaca............................................................................................. 12

2.4

Macam-macam Kaca....................................................................................12

2.5

Reaksi Kimia................................................................................................ 14

2.6

Cara Pembuatan.......................................................................................... 14

2.7

Pembuatan Kaca Khusus.............................................................................. 17

2.8

Aplikasi Kaca............................................................................................... 20

BAB III......................................................................................................................... 1
PENUTUP.................................................................................................................... 1
3.1

Kesimpulan.................................................................................................... 1

3.2

Saran............................................................................................................. 1

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kaca merupakan benda yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Kaca
banyak sekali di gunakan dalam sifat-sifatnya yang khas, yaitu transparan, tahan terhadap
serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi kaca
adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi
dari kekuatan tariknya. Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini di buat
oleh pliny, yang menceritakan bagaimana pedagang-pedagang Phonesia purba
menemukan kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang digunakan secara tidak sengaja
diletakan di atas massa trona di suatu pantai, penyatuan yang terjadi antara pasir dan
alkali menarik perhatian dan orang kemudian berusaha menirunya.
Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi, orang Mesir telah membuat permata
tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan keindahan yang mengesankan. Kaca
jendela sudah mulai disebut-sebut sejak tahun 290. Ibnu Firnas dikenal sebagai ilmuwan
pertama yang memproduksi kaca dari pasir dan batu-batuan. Pada abad ke-8 M, ahli
kimia itu secara mengejutkan telah menjelaskan tak kurang dari 58 resep orisinil untuk
memproduksi gelas atau kaca berwarna. Rumus pembuatan kaca berwarna itu
dituliskannya dalam dua kitab yang dituliskannya selama hidup. Dalam Kitab al-Durra alMaknuna atau The Book of the Hidden Pearl dan 12 resep atau rumus pembuatan kaca
atau gelas lainnya dipaparkan Ibnu Hayyan dalam Kitab Al-Marrakishi.
Silinder kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12. Dalam
abad tengah, Venesia memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di Jerman dan
inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan sebelum tahun
1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus rahasia yang dijaga
ketat.
3

Pada tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang menarik kaca
plat secara kontinyu. Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan telah
berhasil berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan untuk
memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan biaya
pembuatan kaca lembaran gosok dan poles.
Dari segi fisika kaca adalah zat cair yang sangat dingin dan tidak mempunyai titik
cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga tidak megalami
kristalisasi. Hal ini terjadi karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling
berjauhan dan pendinginan (cooling) terjadi sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika
tidak sempat menyusun diri secara teratur.
Sedangkan dari segi kimia, kaca adalah gabungan berbagai oksida anorganik yang
tak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk
yang mengahasilkan struktur atom yang acak. Kaca adalah pruduk yang mengalami
vitrifikasi sempurna, atau setidak-tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan
nonvitreo dalam keadaan suspensi.
Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang
biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2) yang secara
kimia sama dengan kuarsa. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan
golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh
keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.

Untuk menambah wawasan mengenai industri kaca

2.

Untuk mengenal dan memahami proses dari industri kaca

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut Adams dan Williamson kaca adalah material amorf yang pada suhu biasa
mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila dipanaskan lama kelamaan akan menjadi
lunak sesuai dengan suhu yang meningkat dan akhirnya menjadi kental hingga mencapai
keadaan cair. Selama proses pendinginan terjadi proses yang berkebalikan dengan proses
peleburan kaca. Kaca atau gelas merupakan bahan pecah belah biasanya terbentuk
apabila bahan cair tidak berkristal didinginkan dengan cepat tidak memberikan cukup
waktu untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok
vitroida atau termogel yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks.
Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca
atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang
cukup, tetapi sangat rapuh. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan
zat cair yang sangat dingin, Disebut demikian karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun kaca atau gelas
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat,
sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi
kimia, kaca atau adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali
tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Walupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam 30
tahun terakhir namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda masih
merupakan bahan baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di dunia. Kaca
dibuat dari campuran 75% silikon dioksida (SiO 2), Na2O, CaO dan beberapa zat
tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius. Bahan-bahan pembuat kaca di
antaranya adalah:
5

1.

Pasir (SiO2)
Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir murni (99.1 99.7
%). Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon
(IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan
kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida
mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, yaitu 1710 oC. Dalam silicon (IV)
oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam
bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara
tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk
membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian.
Sifat pasir ini adalah dapat tembus cahaya, sehingga lebih banyak
digunakan untuk pembuatan alat-alat optik. Oleh karena itu lokasi pabrik kaca
biasanya ditentukan oleh lokasi endapan pasir kaca kandungan besinya tidak
boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 % untuk kaca
optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.
Ukuran partikel silika sand sangat berpengaruh pada temperatur di furnace. Jika
ukuran partikel besar maka membutuhkan banyak waktu untuk melebur silika
sand maka sebelum diolah silika sand harus diayak sehingga didapat butiran
partikel yang lebih halus.
Pasir ini berguna untuk membentuk cairan gelas yang sangat kental yang
memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur yang mendadak. Pasir kuarsa
ini terdapat di beberapa tempat di Indonesia, di antaranya: Aceh, Sumatera Utara,
Bengkulu, pulau Bangka dan Belitung, pulau Jawa, Kalimantan Timur,

2.

Kalimantan Selatan, dan Papua.


Dolomite ( CaO.MgO.H2O)
Dolomite merupakan variasi batu gamping yang mengandung <50%
karbonat. Dolomite mempunyai struktur kristal rhombohedral yang mempunyai
komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau manganodolomit dan berkomposisi
MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.
Dolomite ini biasanya berupa mineral tambang berwarna putih keabuabuan atau kebiru-biruan. Kekerasan 3,5 4, berifat pejal berat jenis 2,8 2,9,
berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan. Penggunaan
6

dolomite sangat penting karena dapat mempermudah peleburan (menurunkan


temperatur peleburan) serta mempercepat proses pendinginan kaca. Pemanasan
dolomite menghasilkan CaO dan MgO. Fungsi dari MgO adalah untuk

3.

menurunkan viskositas kaca padatemperatur tinggi


CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO + CO2
Soda Abu (Na2CO3) dan Soda (Na2O)
Soda ash (Na2CO3) digunakan karena kita memerlukan kaca yang bebas
dari ion chlor dan sejenis (golongan halogen) sedangkan sumber natriumnya
mayoritas berasal dari garam NaCl. Soda ash dipakai dalam kaca akan
membentuk oksida Na2O dan K2O dimana total Na2O dan K2O disebut R2O. Soda
ash merupakan material yang memiliki sifat garam. Soda mengandung sodium
atau natrium yang merupakan golongan alkali, yang memiliki 1 ion +. Soda
merupakan pereaksi yang sangat kuat bereaksi dengan ion lain. Sifat soda akan
melembekkan material atau softening. Secara umum, penggunaan soda ash adalah
mempercepat pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan
gelembung dan mengoksidasi besi.

4.

Cullet
Cullet merupakan sisa-sisa dari pecahan kaca yang dapat digunakan
sebagai bahan baku utama dari produksi kaca. Tujuan dari penggunaan cullet ini
adalah mengurangi bahan utama lainnya sehingga biaya produksi dapat semakin
kecil, selain itu cullet ini dapat memperkecil melting point dari pembuatan kaca,
sehingga dapat menghemat penggunaan bahan bakar. Cullet yang diumpankan

5.

sebanyak 25% dari total bahan baku.


Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat
berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Feldspar ditemukan pada batuan
beku, batuan erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Feldspar
mempunyai nilai kekesaran 6 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 2,8, warna dari
putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau.

Sebagai sumber Al2O3, feldspar mempunyai banyak keunggulan dibanding


produk lain karena murah, murni, dan dapat dilebur. Seluruhnya terdiri dari oksida
untuk pembentuk kaca. Feldspar juga merupakan sumber Na2O atau K2O dan
SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan melting point kaca dan
memperlambat terjadinya devitrifikasi. Mutu feldspar ditentukan oleh kandungan
oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi diatas 6%, oksida Fe2O3 dan TiO2 .
Feldspar mengandung 72 % SiO2, 12 %Al2O3, 8 % K 2O dan 2 % Fe2O3.
6.

Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran,
boraks sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca pengemas. Ada
pula kaca borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan
indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang telah dikenal. Kaca ini banyak
digunakan sebagai kaca optik. Disamping daya fluksnya yang kuat, boraks tidak
saja bersifat menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga menungkatkan
ketahanannya terhadap aksi kimia. Asam borat digunakan dalam tumpak yang
memerlukan hanya sedikit alkali.

Selain bahan utama, terdapat pula bahan penunjang lainnya, yaitu bahan stabilizer,
refining agent (penghilang gelembung), penghilang warna, pewarna, dan opacifiers.
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air,
tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di
atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah:
1.

Kalsium Karbonat atau Limestone: Membuat produk akhir menjadi tidak larut di
dalam air.

2.
3.

Barium Karbonat: Meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.


Timbal Oksida: Membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki
indeks bias yang tinggi.
8

4.

Seng Oksida: Membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki
sifat-sifat fisik dan mekanik dan meningkatkan indeks bias.

5.

Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini
alumunium oksida berfungsi untuk meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik
dan ketahanan terhadp bahan kimia.

6.

Salt cake yang mengandung 99% Na2SO4 berfungsi sebagai fining agent bahan
pemurni kaca dari bubble. Salt cake berbentuk serbuk halus dan merupakan
sumber Na2O dan SO2. Sulfat ini harus dipakai bersama karbon agar tereduksi
menjadi sulfite.

7.

Arsen trioksida dapat pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombanggelombang dalam kaca.

8.

Nitrat: Baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi
sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat
digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca optik. Sodium
Nitrate adalah sumber Na2 dan mencegah terbentuknya NiS pada kaca. Adanya
NiS pada kaca akan menyebabkan kaca pecah secara tiba-tiba.

9.

Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung dengan


kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya. Zirkon, alumina,
mulit (mullite), mulit aluminasinter dan zirkonia alumina-silika, alumina, kromalumina elektrokast banyak digunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.

10.

Mangan dioksida (MnO2), logam Selenium (Se), atau nikel oksida (NiO)
merupakan bahan penghilang warna (decolorant) yang dapat menghilangkan
warna karena kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku.

11.

Bahan pewarna dalam kaca atau gelas adalah oksida dari unsur transisi terutama
golongan pertama Tc, V, Ca, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu. Warnanya dihasilkan dari
absorbsi cahaya frekuensi tertentu. Contoh NiO akan memberikan warna coklat
9

pada larutan natrium-timbal dan menghasilkan heliotrope dalam kaca potas. Krom
oksida akan memberikan warna yang berkisar dari hijau sampai jingga.

2.2 Sejarah Perkembangan Kaca


Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM
dengan melelehnya batuan yang digunakan untauk memasak dan kemudian mengeras
menjadi opaque (tidak trnsparan). Sekitar 3500 SM bahan dasar kaca mulai digunakan
sebagai bahan yang memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang
mengetahui ini mulai menyebarkan informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
Pada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca, Juga ditemukan buktibukti pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun 1500 SM pengrajin Mesir
menemukan cara untuk membuat pot kaca dengan cetakan. Terbukti dengan
ditemukannya 3 buah vas dengan ukiran nama Pharoh Thoutmosis III (1504-1450SM),
yang membawa pengrajin kaca dari misi militernya di Cina.
Sampai abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan
sampai ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM
dengan ukiran diatas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria
Ashurbanipal (669-626 SM).Antara 27 SM samapi 14 SM, ditemukan caara baru dalam
mengolah kaca yaitu disebut glassblowing.
Alat yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup. Lalu
bangsa Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membuat kaca. Pada tahun 100 M
bansa Roma menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur dengan
ditemukannya clear glass yang digunakan pada bangunan-bangunan penting dan vila-vila
mewah. Sekitar tahun 1000 M bangsa Eropa yang mulai kesulitan mencari bahan dasar
kaca mulai memakai bahan dasar lain, yaitu potash.
Pada abad 11 Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran (glass sheet).
Pada abad 13 bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam bentuk lembaran. Pada
akhir abad 19 mulai berdiri bangunan yang menggunakan kaca sebagai bungkus luar
bangunan dan menjadi hal yang sangat baru karena pada zaman itu bangunan masih
menggunakan batu bata untuk dindingnya.

2.3 Sifat-sifat Kaca


Beberapa sifa-sifat kaca secara umum adalah:
10

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Padatan amorf
Berwujud padat tetapi susunan atomnya seperti pada zat cair
Tidak memiliki titik lebur yang pasti
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih dari 1012 Pa.s)
Transparan dan tahan terhadap serangan kimia kecuali hidrogen fluorida
Efektif sebagai isolator
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan

2.4 Macam-macam Kaca


Secara umum kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1.
Silika lebur
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida
pada suhu tinggi atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering
disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi
rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan
termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap
radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai kuvet untuk
2.

spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan per kuvet.


Alkali silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen
yang di publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan soda
dilebur bersama-sama dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda
juga dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass) dan banyak dipakai
sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-kotak karton gelombang yang memiliki

3.

sifat tahan api.


Kaca soda gamping
Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua
kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana,

4.

kaca lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.


Kaca timbal
Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam
campuran kaca cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting
dalam bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi.
Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2).
Kandungan timbal inilah yang memberikan kecemerlangan pada kaca potong
(cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola
11

lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai
tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai perisai
5.

radiasi nuklir.
Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80% sampai
87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien
ekspansi termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas
kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai
isolator tegangan tinggi, dan digunakan juga untuk lensa teleskop seperti misalnya

6.

lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).


Kaca khusus
Kaca berwarna, bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom,
kaca optik dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya

7.

berbeda-beda tergantung pada produk akhir yang diinginkan.


Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus yang tahan terhadap kondisi
cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali
lebih rendah.
Selain itu, ada juga kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan yang

mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih


mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam
keteknikan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
2.

Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kaca jendela.


Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan
yang tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah
dengan PbO atau kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca
optik. Kaca khusus untuk bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut
minos. Di antara kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks
mempunyai koefisien thermal 33. 10-7 per oC dan mampu menahan perubahan

3.

suhu yang mendadak.


Kaca non alkali. Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi
listrik. Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang
sangat tinggi.
12

2.5 Reaksi Kimia


Reaksi kimia yang dapat terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai berikut:
1. Na2CO3 + aSiO2
2. CaCO3

+ bSiO2

3. Na2SO4

+ cSiO2

Na 2O.aSiO2 + CO2
CaO.bSiO2
+ C

+ CO2

Na2O.cSiO2 + SO3 + SO2 + CO

Reaksi yang terakhir ini dapat berlangsung seperti pada persamaan 4, 5, 6 yaitu:
4. Na2SO4

+ C

Na2SO3

+ CO

5. 2 Na2SO4

+ C

2 Na2SO3 + CO2

6. Na2SO3

+ cSiO2

Na2O.cSiO2 + SO2

2.6 Cara Pembuatan


Prosedur pembuatan kaca dapat dibagi menjadi lima tahap utama, yaitu:
1.

Persiapan Bahan baku


Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna
atau zat-zat sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran
bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen
sebelum dicairkan

.
2.

Peleburan
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair.
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca, terbagi
menjadi
13

3 jenis, yaitu :
a.

Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus


(special glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang
kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silicaalumina (lempung) khusus atau platina.

b. Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat
dari bata refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung
sekitar 1350 ton cairan gelas yang membentuk kolam di jantung
furnace.
c.

Regenerative furnace.
Tanur tanki kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan
kaca cair untuk satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi
secara elektrotermal atau dengan gas

3.

Pembentukan atau Pencetakan


Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor
penting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin adalah rancang mesin itu
haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang kaca dapat diselesaikan
dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu sangat singkat itu kaca berubah
dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jenis- jenis mesin pembentuk kaca
yang umum, yaitu kaca jendela, kaca pelat, kaca apung, kaca berkawat dan
berpola, kaca tiup, botol, bola lampu, dan tabung.

4.

Penyangaian
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca semua barang kaca
harus disangai (annealing), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun
yang dibuat dengan tangan. Penyangain menyangkut 2 macam operasi :
Menahan lama kaca itu pada suatu suhu diatas suhu kritis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam
dengan jalan pengaliran plastis sehingga regangannya kurang dari standar
maksimun yang ditentukan. Mendinginkan kaca tersebut sampai suhu kamar

14

secara cukup perlahan sehingga regangan yang terjadi pada dibawah batas
maksimun suhu lehr atau tungku penyangaian.
5.

Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian
yang relatif sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut
pembersihan, penggosokan, pemolesan, pemotongan, gosok-semprot dengan
pasir, pemasangan email sebagai klasifikasi kualitas dan pengukuran.

Gambar 2.8.1 Diagram alir pembuatan kaca lembaran


15

2.7 Pembuatan Kaca Khusus


Kaca berwarna dan bersalut: Walaupun sudah berabad-abad digunakan untuk
dekoras, kaca transparan berwarna sangat berguna pula dalam bidang teknik dan
ilmiah dan dibuat dalam ratusan macam warna. Kaca berwarna ada 3 macam, yaitu:
1. Warnanya dihasilkan dari absorpsi cahaya frekuensi tertentu oleh bahan kimia
yang terlarut di dalam kaca. Bahan pewarna dalam kelompok ini adalah oksida
unsur transisi terutama dari golongan pertama.
2. Warnanya dihasilkan oleh partikel koloid yang mengendap di dalam kaca yang
sebelumnya tanpa warna melalui perlakuan panas. Contoh klasik dari jenis ini
adalah pengendapan koloida emas untuk menghasilkan emas rubi.
3. Warnanya dihasilkan oleh partikel mikroskopik atau partikel yang lebih besar
yang mungkin sudah berwarna sendiri, seperti merah selenium (SeO 2) yang
digunakan dalam lampu lalu lintas, bola lentera, atau partikel ini tidak berwarna
dan menghasilkan kaca opalesen.
Kaca Keselamatan dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Kaca keselamatan laminasi adalah jenis yang paling banyak dipakai. Kaca yang
digunakan untuk membuat kaca keselamatan laminasi mempunyai sifat-sifat
fisika seperti kaca biasa, sehingga seluruh sifat keselamatannya berasal dari
kemampuan plastik untuk tetap memegang pecahan-pecahannya apabila kaca itu
pecah karena kecelakaan. Plastik yang pertama digunakan secara komersial
adalah selulosa nitrat yang kemudian digantikan oleh selulosa asetat. Sekarang
hampir semua kaca keselamatan laminasi menggunakan resin polivinil butirat.
Plastik vinil lebih elastis dari selulosa asetat karena dapat menjulur akibat
tegangan kecil sampai batas elastiknya dan diatas itu diperlukan tegangan yang
jauh lebih tinggi untuk dapat memecahkannya. Kaca ini tetap bening dan tanpa
warna pada kondisi pemakaian, tidak terpengaruh oleh sinar matahari dan tidak
memerlukan adhesif atau senyawa tahan air dalam pembuatannya.
Sekilas, kaca tahan peluru terlihat seperti panel kaca biasa. Tetapi,
sepotong kaca biasa akan pecah bila ditembak dengan sebuah peluru. Sebaliknya
16

kaca tahan peluru dirancang untuk menahan satu atau beberapa butir peluru
tergantung pada ketebalan kaca dan jenis senjata yang ditembakkan.
Polikarbonat termoplastik serta lapisan kaca laminasi biasanya akan ditempatkan
di antara lapisan kaca biasa. Lapisan yang terpisah ini kemudian akan disatukan
untuk membentuk sebuah kaca tahan peluru. Dengan polikarbonat termoplastik
atau lapisan kaca laminasi yang ditempatkan di antara kaca biasa, akan
menciptakan sebuah senyawa yang memiliki ketahanan pada dampak tumbukan
yang luar biasa. Kaca tahan peluru akan menyerap banyak energi dari setiap
proyektil yang masuk, seperti peluru atau sesuatu yang lebih kecil seperti palu
yang dipukulkan kepadanya. Polikarbonat seperti armormax, makroclear,
cyrolon, tufax, dan lexan yang biasanya digunakan dalam pembuatan kaca tahan
peluru.
Kaca tahan peluru biasanya memiliki tebal antara 7-75 milimeter. Sebuah
peluru yang ditembakkan pada lembaran kaca tahan peluru akan menembus
lapisan luar kaca, tetapi lapisan bahan polikarbonat termoplastik atau kaca
laminasi akan mampu menyerap energi peluru dan menghentikannya sebelum
keluar dari lapisan akhir. Sifat anti peluru dari kaca tahan peluru didapatkan
ketika senyawa keras ini meratakan peluru, menghentikan energi dan inersia dari
peluru tersebut, dan benar-benar mencegah penetrasinya. Namun, sebagian besar
kaca anti peluru hanya bekerja pada tembakan senjata kecil dan akan kurang
efektif pada senjata yang menembakkan peluru dengan kaliber yang lebih besar.
Kemampuan kaca tahan peluru untuk menghentikan peluru sendiri
ditentukan oleh ketebalan kaca. Proses Pembuatan kaca tahan peluru yaitu kaca
beserta lapisan-lapisannya harus diukur dan dipotong terlebih dahulu, karena
memotong kaca anti peluru setelah proses pelapisan (laminasi) adalah hal yang
tidak mungkin. Kaca yang telah disiapkan di bawa ke ruangan khusus untuk
dibersihkan. Kaca dan lapisan-lapisannya kemudian disusun dan dimasukan
kedalam kantong vaccum. Setelah itu, kantong vaccum tersebut akan diberikan
panas dan tekanan yang tinggi sampai kaca dan lapisan tersebut menyatu.

17

Cara kerja sebuah kaca anti peluru dalam menghentikan laju peluru yaiu
dengan cara: Pertama, peluru akan menuju lapisan kaca pertama. Karena kaca
lebih keras daripada polycarbonate, peluru tersebut akan berubah menjadi pipih,
tetapi peluru tersebut masih memiliki energi kinetik untuk menembus lapisan
kaca. Kemudian, peluru yang telah menjadi pipih dan sebagian energi kinetiknya
telah terserap oleh lapisan kaca akan ditangkap lajunya oleh lapisan polycarbonate
yang lebih lentur dibandingkan dengan kaca.Sehingga laju peluru melambat
begitu banyak dan tidak lagi memiliki energi yang cukup untuk menembus-atau
melakukan banyak kerusakan terhadap obyek yang dilindungi. Meskipun panel
kaca yang pecah, lapisan plastik menghentikan mereka untuk terbang terpencar
Bayangkan sebuah mobil yang dilengkapi dengan kaca tahan peluru satu
arah ini. Jika orang di luar mobil menembakkan sebuah peluru ke jendela mobil,
maka peluru akan mengenai sisi rapuh terlebih dahulu. Bahan rapuh ini akan
hancur di sekitar titik tumbukan peluru dan menyerap sebagian energi peluru dari
area yang lebih luas. Bahan fleksibel kemudian akan menyerap energi dari peluru

yang masih tersisa, dan kemudian menghentikan peluru. Sebaliknya jika peluru
ditembakkan dari dalam mobil maka peluru akan dengan mudah melewati kaca
karena gaya peluru terkonsentrasi pada area yang kecil dan dengan mudah
melewati bahan fleksibel. Hal ini menyebabkan material rapuh pecah dan
memungkinkan peluru untuk mengenai target.Tetapi, kaca anti peluru demikian
masih dalam tahap pengembangan karena sering kali lawan tidak mengalami luka
yang serius sama sekali.
Gambar 2.8.3. Kaca Tahan Peluru

18

2. Kaca temper atau kaca perkuatan, sangat kuat dan tahan. Kaca ini digunakan
untuk pintu dan jendela mobil, serta untuk pipa. Pembuatannya meliputi
penyangaian dengan suhu terkendali sehingga tegangan-tegangan yang tidak
seragam yang terdapat dalam kaca digantikan oleh tegangan rendah, seragam
dan terkendali. Kaca itu sangat kuat terhadap kompresi dan sangat lemah
terhadap tarikan. Kaca temper tidak mudah pecah sebagaimana kaca biasa dan
pengujian menunjukan bahwa kaca ini yang dijual dengan nama Centura yang
dibuat dengan proses temper kimia lebih ringan tetapi 3 kali lebih kuat daripada
kaca barang pecah-belah biasa.

2.8

Aplikasi Kaca
Pemakaian kaca antara lain :
1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament. Titik pelunakan
kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai
panjang logam maupun paduannya yang disangga. Logam yang dimaksud adalah
wolfram, molibdenum.
2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor. Minos adalah salah satu jenis kaca
permeabilitas relatif tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan ) kecil pada
frekuensi 1MHz, suhu 20oC, tan = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC,
tan = 0,0012. Kaca minos mempunyai = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6
g/cm3.
3. Untuk membuat berbagai isolator. Misalnya isolator penyangga, isolator antena,
isolator len dan isolator bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan
yang baik juga dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap
perubahan suhu yang mendadak dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca
yang digunakan untuk keperluan ini antara lain kaca silika dan pireks kaliumnatrium.
4. Pelapisan logam. Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis).
Enamel dalam hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain
sejenisnya, misalnya dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif yang
tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat
19

digunakan sebagai isolasi listrik, yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang
dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor, antara lain : nikrom, konstantan).
Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang
sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi
enamel. Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan juga melindungi lilitan
terhadap uap, debu dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel
dipabrikasi dengan meleburkan komponen-komponennya yang halus, kemudian
dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air yang dingin
hingga membentuk seperti bola selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering
maupun basah. Pada pelapisan kering perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga
suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan demikian
maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut. Proses
ini diulang berkali-kali hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada
pelapisan basah mula-mula enamel diaduk dengan air sehingga menjadi bubur
enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat yang dimaksud. Selanjutnya
perangkat yang sudah dilapis tersebut dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven
sehingga enamel meleleh dan dengan demikian melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus
diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen elamen
untuk pelapisan resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan mangan
peroksida) adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2.
Titik lebur enamel 600oC. Enamel akan hilang warnanya dan sebagian akan
melarut jika direndam dalam air dalam waktu yang lama. Untuk menambah
ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya ditambahkan pasir kuarsa.
Sedangkan untuk menambahkan kemampuan lekatnya, enamel yang digunakan
untuk melapisi baja atau besi tulang, ditambah Ni dan Co.
5.

Fiber Optic (Serat optik) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias
20

dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang
digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core
akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian kaca terbagi atas 2 segi, yaitu; dari segi fisika, kaca
adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai titik cair
tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 10 12
Pa.s) sehingga tidak mengalami kristalisasi. Dari segi kimia, kaca adalah
gabungan berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang
dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali
tanah,pasir serta berbagai penyusun lainnya sehingga menghasilkan
produk yang mempunyai struktur atom yang acak.
Pengelompokan terbagi atas beberapa golongan, yaitu : Silika
lebur, Alkali silikat, Kaca soda-gamping, Kaca timbal, Kaca borosilikat,
Kaca khusus, Serat kaca.
Prosedur pembuatan gelas dibagi menjadi 4 tahap utama yaitu :
peleburan

pembuatan

bentuk

atau

percetakan,

penyangaian

dan

penyelesaian.

3.2 Saran
Dengan adanya perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya
alat yang di cipatakan para insinyur maka sudah pasti akan menciptakan
lapangan pekerjaan baru bagi para penganggur yang ada di sekeliling
perusahaan tersebut. Namun, dengan makin besarnya perusahaan kaca ini
maka akan sangat menganggu lingkungan karena proses pembuatan kaca
ini pasti mempunyai limbah yang sangat berbahaya bagi kelangsungan
hidup manusia dan juga hewan yang ada di sekitarnya. Sudah tentu semua
ekosistem akan berubah menjadi tidak baik dari struktur tanah ataupun air.

Oleh karena itu, industri kaca ini harus memperhatikan lingkungan sekitar
dengan meminimalisir dampak negatif dari limbah yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013, May). All about glass. Dipetik October 21, 2013, dari
http://aalfiyahya13.blog.uns.ac.id/all-about-glass/
Anonim. (2011). Bab III Proses Produksi. Dipetik October 21, 2013, dari
http://id.scribd.com/doc/47027633/BAB-III
Anonim. (2012, September 04). Bahan-bahan Dasar Pembuat Kaca.
Dipetik October 21, 2013, dari http://bisakimia.com/2012/09/04/bahan-bahandasar-pembuat-kaca/
Anonim. (2013, May). Langkah cara membuat. Dipetik October 20, 2013,
dari

http://langkah-cara-membuat.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-cara-

pembuatan-gelas-dan.html
Anonim. (2011, September 26). Pembuatan Kaca. Dipetik October 20,
2013, dari http://aadhew.wordpress.com/2011/09/26/pembuatan-kaca/
Aldongutra. 2012. Kaca glass. Dari
http://aldongutra.blogspot.co.id/2012/02/kaca-glass.html

Anda mungkin juga menyukai