Case Report Kiki 2
Case Report Kiki 2
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk
: Ny. H
: 54 tahun
: Perempuan
: Menikah
: SMP
: Ibu Rumah Tangga
: Pasirwangi
: 27- 9-2015
B. Anamnesis
1. Autoanamnesis.
Keluhan Utama
Mata
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas kanan
Batas kiri
Batas atas
Auskultasi
Paru-Paru
Inspeksi
Depan
Belakang
Kiri
Kana
n
Palpasi
Perkusi
Auskultas
Kiri
Kana
n
Kiri
Kana
n
Kiri
- Suara vesikuler
- Suara vesikuler
- Suara vesikuler
- Suara vesikuler
- Wheezing (-),Ronki ( - )
i
Kana
n
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Darm contour (-), darm seiffung (-), simetri, tidak ada bekas luka.
: peristaltik usus normal.
: Tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan lien.
: Timpani di seluruh kuadran abdomen.
Ekstremitas
Superior dextra
Superior sinistra
Inferior dextra
Inferior sinistra
2. Status Psikis
a. Cara berfikir
b. Perasaan hati
c. Tingkah laku
d. Ingatan
e. Kecerdasan
3. Status Neurologik
a. Kepala
Bentuk
Nyeri tekan
Simetri
Pulpasi
b. Leher
Sikap
Gerakan
Kaku kuduk
:Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: normochepal
: (-)
: (+)
: (-)
: normal
: bebas
: (-)
Saraf cranial :
a. N. I (olfaktorius)
Daya Pembau
Kanan
N
Kiri
N
c. N. II (Optikus)
Tajam penglihatan
Melihat warna
Lapang penglihatan
Fundus okuli
Kanan
Kiri
>6/60
N
N
Tidak dilakukan
>6/60
N
N
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
N
N
Horizontal
3 mm
Isokor
+
+
-
N
N
Horizontal
3 mm
Isokor
+
+
-
d. N. III (okulomotorius)
Sela Mata
Pergerakan Bulbus
Strabismus
Nistagmus
Ukuran pupil
Bentuk pupil
Reflek cahaya langsung
Reflek cahaya konsekuil
Reflek konvergen
Diplopia
e. N. IV (trokhlearis)
Kanan
Kiri
f. N. V (trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka atas
Sensibilitas
muka
Kanan
Kiri
+
+
+
+
+
+
+
+
4
tengah
Sensibilitas
muka
bawah
Reflek kornea
Reflek bersin
Reflek zigomatikus
Trismus
+
+
-
+
+
-
g. N. VI (abdusen)
Kanan
Kiri
+
-
h. N. VII (fasialis)
mengerutan dahi
Menutup mata
Lipatan naso-labial
Bersiul
Daya kecap lidah
2/3
Kanan
Kiri
+
+
N
N
+
+
+
N
N
+
Kanan
Lateralisasi (-)
+
+
Kiri
+
Lateralisasi (-)
+
+
depan
i. N. VIII (akustikus)
Kanan
Kiri
Perasaan Lidah
Daya kecap lidah 1/3
N
+
N
+
belakang
Reflek muntah
k. N. X (vagus)
Arkus faring
Nadi
Berbicara
Menelan
Kanan
Kiri
Uvula di tengah
N
+
+
Uvula di tengah
N
+
+
Kanan
Kiri
+
+
+
+
l. N. XI (aksesorius)
Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
m. N. XII (hipoglosus)
Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
D. Badan dan Anggota Gerak
Badan
Trofi otot punggung
Trofi otot dada
Nyeri membungkukkan badan
Palpasi dinding perut
Kolumna vertebralis
Kanan
Kiri
N
N
+
+
N
-
N
N
+
+
N
-
: eutrofi
: eutrofi
: (-)
: normal
: bentuk normal, gerakan bebas, nyeri tekan (-)
Drop hand
Pitchers hand
Warna kulit
Claw hand
Kanan
Coklat
-
Kiri
Coklat
6
Kontraktur
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Kiri
Bebas/ bebas/bebas
5/5/5
N/N/N
N/N/N
Biceps
+/+
-
Reflek fisiologis
Reflek Patologis
Triceps
+/+
-
Sensibilitas
Nyeri
Termis
Taktil
Diskriminas
Lengan
Lengan
Lengan
Lengan
Tangan
Tangan
atas
atas kiri
bawah
bawah
kanan
kiri
kiri
kanan
+
+
+
+
+
+
+
+
kanan
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
i
Posisi
Vibrasi
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Kiri
Coklat
-
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Kanan
Bebas / Bebas/ Bebas
5 / 5/5
N/N/N
N/N/N
Kiri
Bebas / Bebas /Bebas
5/ 5/5
N/N/N
N/N/N
Patela
+/+
-/-/-
Achilles
+/+
-/-/-
Reflek fisiologis
Perluasan reflek
Reflek silang
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Rossolimo
Mendel Bechterew
Kanan
-
Kiri
-
Tes Lasegue
Tes OConnel
Tes Patrick
Tes Kontra Patrick
Tes Gaenslen
Tes Kernig
Klonus paha
Klonus kaki
Kanan
-
Kiri
-
Sensibilitas :
Nyeri
Termis
Taktil
Diskriminas
i
Posisi
Vibrasi
Tungkai
Tungkai
Tungkai
Tungkai
Kaki
Kaki
atas
atas kiri
bawah
bawah
kanan
kiri
kiri
kanan
+
+
+
+
+
+
+
+
kanan
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
8
: (-)
Dismetri:
Tes telunjuk hidung
Tes hidung-telunjuk-hidung
Tes telunjuk-telunjuk
Gerakan abnormal
:N
:N
:N
: tremor (-)
Fungsi Vegetatif:
Miksi
Defekasi
c. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan
Hb
Hct
Lekosit
Trombosit
Eritrosit
AST
ALT
Ureum
Kreatinin
Kolestrol
Kolestrol LDL
GDP
Natrium
Kalium
Kalsium
Hasil
13,4 g/dL
40%
9,040/mm3
229,000/mm3
4,31 juta/mm3
16 U/L
10 U/L
30 mg/dL
0,8 mg/dL
197 mg/dL
143 mg/dL
98 mg/dL
136 mEq/L
3,9 mEq/L
4,12 mEq/L
d. Resume
Anamnesis :
Pasien datang ke IGD RSUD dr Slamet Garut dengan keluhan pusing berputar yang
sudah dirasakan sejak 4 jam SMRS. Pusing berputar ini dirasakan mendadak dan
hilang timbul terutama pada saat pasien hendak berjalan. Pusing berputar terjadi
9
selama 1-2 menit Pusing berputar ini juga dirasakan timbul pada saat pasien
memiringkan kepalanya ke sebelah kiri ,saat menggerakkan kepala atau merubah
posisi merasa bertambah parah. Mual dan muntah sudah lebih dari 10x dirasakan oleh
pasien. Pasien juga mengeluhkan adanya bunyi berdenging pada telinga kirinya
Pemeriksaan fisik :
Kesadaran : compos mentis
GCS (E4, V5, M6)
TD : 170/ 100
N : 84 x/menit
S : 36,2 C
RR : 20 x /menit
a. N. III (okulomotorius)
Nistagmus +
b. N. VIII (akustikus)
Kanan
Lateralisasi (-)
+
+
Kiri
+
Lateralisasi (-)
+
+
: lambat berhati-hati
: bergoyang menjauhi garis tengah saat mata tertutup
: nistagmus (+)
: (+)
e. Diagnosis
Vertigo Vestibular Perifer
f. Diagnosis Banding
a. Vertigo sentral
Vertigo sentral dapat dikaitkan dengan gejala neurologis lain seperti tanda-tanda
serebelar, ataksia, diatria, diplopia, gangguan visual, atau kelemahan ekstremitas.
Pasien dapat memiliki faktor resiko penyakit serebrovaskuler, beberapa penyebab
10
h. Terapi
Inf Asering 15 tpm
Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
Inj. Pantoprazole 1 x 40 mg
Inf Asering 15 tpm
Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
Inj. Pantoprazole 1x40mg
Inj Neurotam 2 x 3 gr
Inj Kalmeco 2 x 1 amp
Merislon 3 x 12 mg po
Inj Kalmeco 2 x 1 amp
Merislon 3 x 12 mg po
i. Prognosa
11
Ad vitam
: Ad bonam
Ad functionam
: Ad Bonam
Ad sanationam
: Ad Bonam
Follow up
Tanggal
29/9/15
Catatan
Instruksi
s/ Pasien datang ke IGD RSUD dr Slamet Garut P/
dengan keluhan pusing berputar yang sudah
Inf Asering 15 tpm
dirasakan sejak 4 jam SMRS. Pusing berputar
Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
ini dirasakan mendadak dan hilang timbul
Inj. Pantoprazole 1x40mg
Inj Neurotam 2 x 3 gr
terutama pada saat pasien hendak berjalan.
Inj Kalmeco 2 x 1 amp
Pusing berputar terjadi selama 1-2 menit
Merislon 3 x 12 mg po
Pusing berputar ini juga dirasakan timbul pada
saat pasien memiringkan kepalanya ke sebelah
kiri ,saat menggerakkan kepala atau merubah
posisi merasa bertambah parah. Mual dan
muntah sudah lebih dari 10x dirasakan oleh
pasien. Pasien juga mengeluhkan adanya bunyi
berdenging pada telinga kirinya
Riwayat HT +, stroke + , jantung -,
O/ KU : SS
T : 170/100
N: 84x/ menit
R: 20x
S: 36,2
Vaskular breathing sound kanan dan kiri
simetris
Ronkhi -/wheezing -/jantung I-II murni reguler
Murmur -/- gallop -/SN
Rangsang Meningeal : Mata : refleks cahaya langsung , tidak langsung
dalam keadaan baik
Gerak Bola Mata : Nistagmus +
N.VII : baik
12
N.XII : baik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/A/ Observasi Vertigo Perifer
30/9/15
P/
Inf Asering 15 tpm
Inj. Ondansetron 3 x 4 mg
Inj. Pantoprazole 1x40mg
Inj Neurotam 2 x 3 gr
Inj Kalmeco 2 x 1 amp
Merislon 3 x 12 mg po
SN
Rangsang Meningeal : Mata : refleks cahaya langsung , tidak langsung
dalam keadaan baik
Gerak Bola Mata : Nistagmus +
N.VII : baik
N.XII : baik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
/10/15
O/ KU : SS
T : 180/120
N: 80x/ menit
R: 20x
S: 36,2
Vaskular breathing sound kanan dan kiri
Boleh Pulang
simetris
R/ Merislon 12mg 3x1 Po
Ronkhi -/wheezing -/jantung I-II murni reguler
AB vask 10 mg 0-0-1 Po
Murmur -/- gallop -/-
13
Neurotam 10 mg 0-0-1 Po
SN
Rangsang Meningeal : Mata : refleks cahaya langsung , tidak langsung
dalam keadaan baik
Gerak Bola Mata : Nistagmus N.VII : baik
N.XII : baik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/A/ Observasi Vertigo Perifer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
A. Definisi
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek. Keluhan yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tidak stabil (giddiness) atau rasa pusing
(dizziness). Deskripsi dari keluhan penting agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala
sefalgi, terutama dikalangan awam keluhan antara pusing dan nyeri kepala sering
digunakan bergantian.
Vertigo (latin: vertere) adalah memutar-merujuk pada sensasi berputar sehingga
mempengaruhi keseimbangan yang umumnya disebabkan gangguan pada sistem
keseimbangan (Riyanto, 2004).
Vertigo merupakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit vestibuler perifer
ataupun disfungsi sentral sehingga dibedakan antara vertigo sentral dan perifer. Istilah
vertigo perifer menunjukkan kelainan atau gangguan yang terjadi di sistem vestibuler,
pada end organ (utrikulus maupun kanalis semisirkularis ) maupun saraf perifer
(Wahyudi, 2012).
Syndrom meniere merupakan sekumpulan gejala berupa vertigo, gangguan
pendengaran, tinnitus dan rasa penuh didalam telinga (PERDOSSI, 2006).
B. Klasifikasi
Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di
perifer (telinga dalam, atau saraf vestibular).7
1. Fisiologik : ketinggian, mabuk udara.
Vertigo fisiologik adalah keadaan vertigo yang ditimbulkan oleh stimulasi dari sekitar
penderita, dimana sistem vestibulum, mata, dan somatosensorik berfungsi baik. Yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain :
Mabuk gerakan (motion sickness)
Mabuk gerakan ini akan ditekan bila dari pandangan sekitar (visual surround)
berlawanan dengan gerakan tubuh yang sebenarnya. Mabuk gerakan akan
sangat bila sekitar individu bergerak searah dengan gerakan badan. Keadaan
yang memperovokasi antara lain duduk di jok belakang mobil, atau membaca
waktu mobil bergerak.
Mabuk ruang angkasa (space sickness)
Mabuk ruang angkasa adalah fungsi dari keadaan tanpa berat (weightlessness).
Pada keadaan ini terdapat suatu gangguan dari keseimbangan antara kanalis
semisirkularis dan otolit.
Vertigo ketinggian (height vertigo)
15
Vertigo perifer
Vertigo sentral
Sistem vestibuler (telinga dalam, Sistem vertebrobasiler dan gangguan
saraf perifer)
vaskular
(otak,
batang
otak,
serebelum)
Penyebab
Vertigo posisional paroksismal iskemik batang otak, vertebrobasiler
jinak (BPPV), penyakit maniere, insufisiensi, neoplasma, migren basiler
neuronitis vestibuler, labirintis,
neuroma akustik, trauma
Gejala gangguan Tidak ada
Diantaranya
:diplopia,
parestesi,
SSP
gangguan sensibilitas dan fungsi
motorik, disartria, gangguan serebelar
Lesi
Masa laten
3-40 detik
Tidak ada
Habituasi
Ya
Tidak
Jadi cape
Ya
Tidak
Intensitas vertigo
Berat
Ringan
Telinga
berdenging
atau tuli
Nistagmus
spontan
Kadang-kadang
Tidak ada
dan
16
Bangkitan vertigo
Derajat vertigo
Pengaruh gerakan kepala
Gejala otonom
Gangguan pendengaran
Perifer
Mendadak
Berat
(+)
(++)
(+)
Sentral
Lambat
Ringan
(-)
(-)
(-)
Selain itu kita bisa membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan
nystagmus. Nystagmus adalah gerakan bola mata yang sifatnya involunter, bolak
balik, ritmis, dengan frekuensi tertentu. Nystagmus merupakan bentuk reaksi dari
refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu. Nystagmus bisa bersifat fisiologis atau
patologis dan manifes secara spontan atau dengan rangsangan alat bantu seperti test
kalori, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata posisi netral atau
menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala.
Tabel 3. Membedakan nystagmus sentral dan perifer adalah sebagai berikut :
No.
Nystagmus
1. Arah
Vertigo Sentral
Berubah-ubah
Vertigo Perifer
Horizontal
/
17
2. Sifat
Unilateral / bilateral
3. Test Posisional
- Latensi
Singkat
Lama
- Durasi
Sedang
- Intensitas
Susah ditimbulkan
- Sifat
4. Test dengan rangsang (kursi Dominasi arah
jarang ditemukan
putar, irigasi telinga)
5. Fiksasi mata
Tidak terpengaruh
horizontal rotatoar
Bilateral
Lebih lama
Singkat
Larut/sedang
Mudah ditimbulkan
Sering ditemukan
Terhambat
Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa
jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo
bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali. Sesuai kejadiannya,
vertigo ada beberapa macam yaitu :
Vertigo spontan
Vertigo ini timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul dari Penyakitnya
sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab tekanan Endolimfa yang meninggi.
Vertigo spontan komponen cepatnya mengarah ke jurusan lirikan kedua bola mata.
Vertigo posisi
Vertigo ini disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul karena
perangsangan pada kupula kanalis semi-sirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal.
Debris ialah kotoran yang menempel pada kupula kanalis semi-sirkularis.
Vertigo kalori
Vertigo yang dirasakan pada saat pemeriksaan kalori. Vertigo ini penting ditanyakan
pada pasien sewaktu tes kalori, supaya ia dapat membandingkan perasaan vertigo ini dengan
serangan yang pernah dialaminya. Bila sama, maka keluhan vertigonya adalah betul,
sedangkan bila ternyata berbeda, maka keluhan vertigo sebelumnya patut diragukan.7
C. Etiologi
Beberapa penyakit yang menyebabkan vertigo perifer (Labuguen, 2006) :
- Labirinitis akut : Peradangan pada organ labirin yang disebabkan oleh virus atau
-
infeksi bakteri
Neuritis vestibular : inflamasi nervus vestibular karena infeksi virus. Biasanya
gejala vertigo hebat, durasi lebih panjang, tidak disertai gangguan telinga, gejala
berat tanpa pengaruh posisi
18
D. Patofisiologi
Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat. Beberapa teori yang dapat menjelaskan kejadian tersebut ( Riyanto,
2004) :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan
hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan
timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
2. Teori konflik sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri
dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di
sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola
mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa
melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori
rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan
sentral sebagai penyebab.
3. Teori neural mismatch
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini
otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika
pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan
yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom . Jika pola gerakan
yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi
sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.
4. Teori otonomik
19
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori
serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter
tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya
gejala vertigo.
6. Teori sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan
memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya
mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf
parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul
berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang
berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat
akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.
Patofisiologi dari syndrom meniere yaitu ditelinga dalam cairan endolimfe
mempunyai komposisi sama dengan cairan intraseluler mengandung banyak kalium dan
sedikit natrium terdapat diruang endolimfatik (endolymphatic chamber) sedangkan
cairan perilimfe yang mempunyai komposisi sama dengan likwor serebrospinalis
mengandung sedikit kalium dan banyak natrium. Endolimfe dipisahkan dari perilimfe
oleh membran tipis yaitu membran reissner. Cairan endolimfe diproduksi oleh stria
vaskularis, dialirkan ke saccus endolimfaticus dan diabsorbsi sepanjang labirin. Gejala
syndrom meniere disebabkan ketidakseimbangan tekanan cairan antara ruang
endolimfatik dengan ruang perilimfatik sehingga terjadi hidrops endolimfatik. Pada
Hidrops limfatik terjadi peningkatan jumlah cairan endolimfe didalam ruang sehingga
terjadi peningkatan tekanan cairan endolimfe diskala media sehingga terjadi peregangan
dari membran reissner yang menimbulkan gejala ditelinga tinnitus dan gangguan
pendengaran. Pecahnya membran menyebabkan bercampurnya cairan endolimfe dan
perilimfe sehingga terjadi perubahan natrium dan kalium fisiologis yang menyebabkan
terjadinya sirkuit pendek ditelinga dan terjadi serangan vertigo.
20
E. Manifestasi Klinis
Faktor Pencetus
Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada vertigo vestibular
perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi, penyebab yang paling
mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada saluran pernapasan atas
kemungkinan berhubungan dnegan acute vestibular neutritis atau acute labyrhinti.
Faktor yang mencetuskan migraine dapat menyebabkan vertigo jika pasien vertigo
bersamaan dengan migraine. Vertigo dapat disebabkan oleh fistula perilimfatik
Fistula perimfatik dapat disebabkn oleh trauma baik langsung ataupun barotraumas,
mengejan. Bersin atau gerakan yang mengakibatkan telinga ke bawah akan
memprovokasi vertigo pada pasien dengan fistula perilimfatik. Adanya fenomena
Tullios (nistagmus dan vertigo yang disebabkan suara bising pada frekuensi tertentu)
mengarah kepada penyebab perifer.
Gejala Penyerta
Gejala penyerta berupa penurunan pendnegaran, nyeri, mual, muntah dan
gejala neurologis dapat membantu membedakan
2. Uji Unterberger : Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan
jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah
lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar
ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi
turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat
ke arah lesi.
22
3. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany) :Dengan jari telunjuk ekstensi dan
lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas,
kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini
dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan
vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi
4. Uji Babinsky-Weil : Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima
langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengah menit; jika
ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk
bintang.
c. Pemeriksaan oto-neurologis
Pemeriksaan
untuk
menentukan apakah
perifer
Hallpike : Dari posisi
tidur,
dibaring-kan ke belakang
dengan
penderita
cepat,
23
Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke posisi terlentang)
24
Tes Kalori : Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis
semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian
dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan
jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional
preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas
ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin,
sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah
nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi
perifer di labirin atau n.VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan
lesi sentral.
Elektronistagmogram : Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan
tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus
tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan vertigo yaitu :
a. Terapi non medika mentosa (Riyanto, 2004)
-
25
Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan visual-vestibular; berupa gerakan mata
melirik ke atas, bawah, kiri dan kanan mengikuti gerak obyek yang makin lama
makin cepat; kemudian diikuti dengan gerakan fleksiekstensi kepala berulang
dengan mata tertutup, yang makin lama makin cepat.
27
BAB III
ANALISA KASUS
Pada kasus ini didapatkan keluhan pusing berputar dirasakan berat saat serangan. Saat
serangan dirasakan hanya beberapa menit dan setelah serangan hilang pusing berkurang
namun belum menghilang sehingga didapat kesimpulan serangan cepat. Pasien merasa yang
berputar lingkungan yang berarti gejala vertigo objektif. Pasien juga mengeluhkan mual,
muntah. Keluhan telinga kiri gemrebeg dan apabila telinga kanan ditutup mengeluh
pendengaran berkurang sehingga terdapat tinnitus. Saat menggerakkan kepala atau merubah
posisi merasa bertambah parah.
Penegakan diagnosis vertigo menurut banyak ahli masih banyak perdebatan mengenai
gold standart dalam penegakan diagnosis. Menurut PERDOSSI (Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia) parameter untuk menegakkan diagnosis melalui anamnesis dan
beratnya keluhan. Untuk membedakan apakah vertigo perifer atau sentral dengan anamnesis
pada pasien dengan kriteria berikut :
Jarang
Vertigo sentral
Vertigo perifer
berputar hebat, penderita Berputar-putar hebat
merasa terjungkal
Tidak terdapat gejala mual,muntah Terdapat gejala mual,muntah dan
dan keringat dingin
keringat dingin
Nigtagmus tipe murni vertikal atau Nigtagmus tipe kombinasi horisontal
dan torsional
horisontal atau torsional
Gejala ringan tapi persisten
Gejala vertigo subjektif
merasa berputar)
terasa berputar)
Tidak disertai tinitus dan pendengaran Kadang
disertai
berkurang
tinitus
dan
pendengaran berkurang
neuritis vestibuler.
BPPV
Meniere
Neuritis
Vertigo
syndrom
Bervariasi
vestibuler
Akut
Oleh
karena Vertigo hebat
berlangsung
lamanya
cepat
Disertai
virus.
Durasi panjang
Gangguan
Tidak disertai
gangguan
tinitus
tinitus
penurunan
dan
Labirinitis
Fistula limfatika
vertigo
durasi
lebih lama
Telinga
Telinga
terasa sakit
penuh
terasa
pendengaran
atau
telinga
Perubahan
terasa penuh
Tanpa
Tanpa
Tidak
Dipengaruhi posisi
posisi
dipengaruhi
dipengaruhi
dipengaruhi
kepala
bertambah
perubahan
perubahan
perubahan
berat
posisi
posisi
posisi
Menurut PERDOSSI, didapatkan vertigo perifer yang muncul akibat BPPV yang
didapatkan dari anamnesis yaitu pasien mual, muntah, tinnitus dan dipengaruhi perubahan
posisi.
Pada kasus ini pengobatan
29
DAFTAR PUSTAKA
Eggenberger, E dan Lovell K. Vertigo and Dizziness; Vestibular System Disorders
Summary. Department of Neurology & Ophthalmology , MSU
Labuguen, R.H. 2006. Initial Evaluation of Vertigo. American Family Physician. Vol 73 (2).
PERDOSSI. 2006. Nyeri Kepala, Nyeri dan Vertigo. Airlangga University Press : Surabaya.
Riyanto, B. 2004. Vertigo : Aspek Neurologis. Cermin Dunia Kedokteran no 144 (2004)
Wahyudi, K.T. 2012. Vertigo. CDK-198 / Vol.39. no. 10 th 2012.
.
30