Anda di halaman 1dari 4

ASCARIS LUMBRICOIDES

I.

HOSPES DAN NAMA PENYAKIT


Hospes: Manusia
Penyakit: Askariasis

II.

DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Kosmopolit (daerah distribusi luas atau terdapat dimana-mana)
Di Indonesia prevalensinya 60-90%

III.

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP


Jantan lebih kecil daripada betina
Betina bertelur 100.000-200.000 butir/hari. Terdapat telur yang dibuahi
dan tidak dibuahi.
Tempat parasit: cacing dewasa hidup di rongga usus kecil
Morfologi:
- Daur kurang lebih terjadi 2-3 bulan

Telur yang dibuahi (dalam waktu sekitar 3 minggu) Infektif ditelan oleh
manusia Masuk ke usus halus menetas menjadi larva masuk ke pembuluh
darah atau saluran limfe jantung Paru alveolus bronkiolus bronkus
Trakea Faring (hospes batuk) esophagus usus halus cacing dewasa
IV.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS


Larva:
- Biasanya terjadi di paru
- Perdarahan kecil dinding alveolus
- Gangguan pada paru (sindrom Loeffler)
Cacing dewasa:
- Gangguan usus ringan (mual, nafsu makan turun, diare, konstipasi)
Infeksi berat:
- Malabsorbsi
- Cacing menggumpal dalam usus menyebabkan obstruksi usus
(ileus)
- Cacing dewasa mengembara sehingga menjadi keadaan gawat
darurat dan memerlukan tindakan operatif

V.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan tinja untuk melihat adanya telur cacing
Cacing dewasa keluar sendiri lewat mulut, hidung, atau tinja

VI.

PENGOBATAN
Perorangan:
- Piperasin, pirantel pamoat 10mg/kg berat badan
- Mebendazol 500 mg

- Albendazol 400mg
Masal
- Albendazol 400mg 2x setahun

VII.

PROGNOSIS
Tanpa pengobatan sembuh dalam waktu 1,5 tahun
Dengan pengobatan dapat sembuh 70-99%

VIII.

EPIDEMIOLOGI
Indonesia: prevalensi tinggi pada anak. Frekuensi 60-90%
Faktor penyebabnya antara lain kurangnya pemakaian jamban dan
kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk, sehingga mencemari tanah.
Kondisi yang mendukung perkembang biakan cacing: tanah liat,
kelembaban tinggi, suhu 25-30oC

WUNCHERERIA BANCROFTI
I.

HOSPES DAN NAMA PENYAKIT


Hospes: Manusia
PenyakitL Filariasis bankrofti/ wukereriasi bankrofti (filariasis limfatik)

II.

DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Tersebar di daerah beriklim tropis

III.

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP


Cacing dewasa hidup di saluran dan kelenjar limfe
Bentuknya halus, seperti benang, dan berwarna putih susu
Ukurannya betina (65-100mm x 0,25 mm) lebih besar daripada jantan
(40mm x 0,1 mm)
Betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran 250300 mikron x -8 mikron
Mikrofilara hidup dalam darah. Ketika malam ia berada di aliran darah
tepi (periodisitas nokturna) dan ketika siang beradafi kapiler alat
dalam.
Vektor:
- Kota: Culex quinque fasciatus
- Desa: Anopheles atau Aedes
Daur hidup:

Mikrofilaria terhisap nyamuk melepas sarung di dinding lambung menembus


dinding lambung otot-otot toraks (memendek seperti sosis) Larva stadium 1
(sekitar seminggu menggemuk dan memanjang) Larva stadium 2 (hari ke 10
menjadi panjang dan kurus) Larva stadium 3/ larva aktif (migrasi) rongga

abdomen kepala alat tusuk nyamuk menggigit manusia tubuh hospes


saluran limfe setempat larva stadium 4 larva stadium 5 (cacing dewasa)
IV.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS


Mikrofilaria occult filariosis
Cacing dewasa Limfadenitis, limfangitis retrogrd stadium akut
Perjalanan filariasis limfatik
1) Stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis
2) Stadium akut
3) Stadium menahun

V.

DIAGNOSIS
Diagnosis parasitology
- Menemukan mikrofilaria di dalam darah
- Teknik biologi molekuler
Radiodiagnosis
- Dengan USG
- Pemeriksaan Limfosintigrafi dengan dekstran atau albumin yang
ditandai dengan zat radioaktif
Diagnosis imunologi
- Deteksi antigen dengan ICT
- Deteksi antibody subkals IgG4

VI.

PENGOBATAN DAN PROGNOSIS


DEC (dietil karbamasin sitrat) untuk perorangan maupun masal
Membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka
panjang
Dosis: 6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. 3x pemberian setelah
makan
Pengobatan dapat dilakukan pada stadium-stadium tertentu

VII.

EFEK SAMPING OBAT


Ada yang farmakologis ataupun karena kematian parasite
Jenis:
- Sistemik
- Local

VIII.

EPIDEMIOLOGI
Indonesia:
- Lebih banyak ditemukan di desa daripada di kota
- Mayoritas kelompok umur dewasa muda yang berpenghasilan
rendah.

BRUGIA MALAYI DAN BRUGIA TIMORI

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

HOSPES DAN NAMA PENYAKIT


DISTRIBUSI GEOGRAFIK
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
PROGNOSIS
EPIDEMIOLOGI

ONCHOCERCA VOLVULUS
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

HOSPES DAN NAMA PENYAKIT


DISTRIBUSI GEOGRAFIK
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
PROGNOSIS
EPIDEMIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai