Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
I.
SEJARAH
Hukum minimum Liebig merupakan konsep yang telah berkembang
dalam ilmu pertanian. Pada tahun 1828, Carl Sprengel mendalilkan teori nutrisi
mineral tanaman, yang menyatakan bahwa tanaman membutuhkan unsur-unsur
mineral untuk berkembang. Kemudian teori ini diformulasikan ke dalam hukum
minimum (van der Ploeg et al. 1999).
Carl Sprengel adalah seorang ahli kimia yang telah banyak menulis bukubuku mengenai kimia pertanian, ilmu tanah, perbaikan tanah, pupuk dan nutrisi
tanaman, dan produksi tanaman pertanian. Meskipun begitu, artikel yang ditulis
Carl Sprengel mengenai hukum minimum tidak begitu menjadi perhatian pada
eranya.
Hukum ini lebih populer melalui buku yang ditulis oleh seorang ahli
agronomi, Justus von Liebig (1855). Hal ini disebabkan oleh isi bukunya lebih
bersifat umum dan membahas isu terbaru pada masa itu, mengenai pertumbuhan
populasi dan ancaman kelaparan. Pada buku tersebut tersisip tulisan Liebig yang
menyatakan bahwa pertumbuhan tidak dikendalikan oleh total sumberdaya yang
tersedia, tetapi dikendalikan oleh sumberdaya yang paling sedikit (faktor
pembatas) (Jerz 2013). Sehingga hukum ini lebih dikenal sebagai Hukum
Minimum Liebig. Kontroversi mengenai penemu hukum tersebut, memicu para
ahli untuk menamainya sebagai Hukum Minimum Sprengel-Liebig.
HUKUM MINIMUM: TEORI DAN APLIKASI
Pada dasarnya konsep hukum minimum dikembangkan untuk tanaman
pertanian guna meningkatkan hasil panen. Liebig merumuskan hukum ini hanya
terhadap nutrisi tanaman yang diantaranya:
1. Pertumbuhan dibatasi oleh sumberdaya yang disediakan, setidaknya cukup
bagi yang dibutuhkan oleh tanaman.
2. Pertumbuhan sebanding dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas.
(Christiansen 2012). Artinya, sumber daya yang bukan merupakan sumber daya
pembatas akan sia-sia jika status sumber daya lain yang menjadi pembatas tidak
diselesaikan terlebih dahulu.
Sebuah uji sederhana telah dilakukan terhadap hipotesis dari hukum
minimum tersebut, yakni respon pertumbuhan tanaman terhadap persediaan
nitrogen (N) dan fosfor (P).
REFERENSI
Christiansen CT. 2012. The Oposing Paradigms in Resource Limitation on Plant Growth.
[29-09-2013;
5.57
am].
diakses
pada
http://
http://post.que
ensu.ca/~biol953/Casper%20Christiansen%20-%20The%20opposing%20paradig
ms%20in%20resource%20limitation%20on%20plant%20growth.pdf.
Farrior CE, Tilman D, Dybzynki R, Reich PB, Levin SA, Pacala SW. 2013. Resource
limitation in a competitive context determines complex plant responses to
experimental resource additions. Ecological Society of America (in press).
Jerz JL. 2013. Liebigs Law of The Minimum. [29-09-2013; 06.00 am] diakses pada
http://en.wikipedia.org/wiki/Liebig%27s_law_of_the_minimum.
Suyamto. 2010. Strategi dan implementasi pemupukan rasional spesifik lokasi.
Pengembangan Inovasi Pertanian. 3(4): 306-318.
van der Ploeg, Bhm W, Kirkham MB. 1999. History of soil science: On the origin of
the theory of mineral nutrition of plants and the law of the minimum. Journal of
Soil Science Society of America. 63:10551062.
II.
Boron (Br)
Boron diserap oleh tanaman dalam bentuk BO3.
2.
Besi (Fe)
Unsur ini diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Fe dan esensi dari
unsur ini adalah Sebagai gugus prostetik enzim katalase dan peroksidase
dan sebagai penyusunferedoxin yang terdapat dalam klorofil.
3.
Mangan (Mn)
Unsur ini diserap dalam bentuk Mn++. Unsur ini dalam tubuh tanaman
mempunyai dua fungsi esensi Mn mengaktifkan enzim IAA Oksidate
yang berfungsi memecahkan IAA ( IndolAcetic Acid ) yang tidak lain
adalah hormon auksin.
4.
Seng ( Zn )
Unsur ini diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn ++. Esensialitas dari
unsur ini ialah Zn merupakan bagian dari enzim amilum sintetase
( pembentukan gula menjadiamilum) dan Zn sebagai penyusun enzim
karbonic anhidrase yang berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan
pertumbuhan..
5.
Cuprum (Cu)
Unsur ini diserap dalam bentuk Cu ++. Esensi dari unsur ini adalah:
Membentuk senyawa ( Cu (NH3)4)++ untuk mencegah terlalu banyaknya
NH3 yang tertimbun di dalam tubuh tanaman karena NH3 yang
berlebihan dalam tubuh tanaman akan bersifat racun.
6. Molibdenum (Mo)
Unsur ini diserap dalam bentuk MoO4-. Esensi unsur ini: Sebagai
aktivator dan penyusun enzim sitrat reduktase yaitu enzim yang bekerja
membantu perubahan ion NO3- menjadi NH3 yang siap dipakai untuk
pembentukan asam amino dan protein untuk pembelahan dan pembesaran
sel.
7. Klor ( Cl )
Klor adalah suatu unsur esensial mikro yang mempunyai fungsi cukup
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman unsur
inimutlak diperlukan oleh tanaman karena Fungsi dan peranan unsur ini
tidak dapat digantikan dengan unsur lain. Fungsi dan peranan
biokemisnya secara spesifik. Fungsi dan peranannya secara langsung
dalam proses fisiologis tanaman
8.
9.
Kalsium (Ca)
Elemen ini diserap dalam bentuk Ca. Sebagaian basar terdapat dalam
daun dan batang dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam lamella pada
dinding sel yangmenyebabkan tanaman menpunyai dinding sel yang lebih
tebal sehingga tahan seranganhama dan penyakit. Fungsi fisiologis
Kalium yang sangat penting dalam tubuh tanamanadalah dalam hubungan
dengan sintesa protein yang dibutuhkan untuk pembelahan dan
pembesaran sel-sel tanaman, disamping dapat menetralkan asam asam
organik yangdihasilkan pada proses metabolisme tanaman sehingga
tanaman terhindardari keracunan,Selain berpengaruh pada pem-bentukan
Net pada tanaman melon, elemen ini berperandalam menaikkan pH.
III.
dapat
beku intrusi yang bersifat asam. Ultisol memiliki ciri-ciri yang cukup
mirip, tetapi yang membedakan adalah ultisol lebih bersifat masam. Hal
ini terjadi karena tanah ini merupakan tanah yang telah berkembang lanjut
sehingga semua unsurnya telah terfeolindi dan kandungan bahan
organiknya sangat kecil. Tanah ini memiliki kesuburan aktual dan
potensial yang sangat rendah. Tanah ultisol memiliki status basa yang
rendah dengan prosentase kejenuhan basa sangat rendah yaitu kurang dari
35%. Sumber keasaman tanah ini disebabkan karena adanya hindrolisa
aluminium yang dapat ditukar (Al3+). Namun, secara teori tanah ultisol
seharusnya memiliki nilai ph kecil yaitu kecil dari 5,5. Penyimpangan ini
terjadi Apabila dibandingkan dengan percobaan lain, diketahui bahwa sifat
yang dikeluarkan oleh tanal ultisol adalah netral hingga asam. Hal ini
sudah cocok terhadap hasil percobaan yang telah dilakukan. Selain itu
diketahui bahwa nilai ph tanah ultisol yaitu 3,1-6,8.
5. Alfisol
Aktual
Alfisol mempunyai pH aktual 6,27 dan pH potensial 5,41 yang
bersifat masam. Terbentuk dari batuan kapur keras (limstone) dan
tuff vulkanik yang bersifat basa dengan kandungan bahan organik
rendah.
Potensial
Untuk menanggulangi bahan organic yang rendah maka dapat