Anda di halaman 1dari 6

DUA PEMUDA DITANGKAP SAAT PESTA NARKOBA

BEKASI, KOMPAS.com
Tim Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bekasi Barat menangkap dua pemuda, MR
(19) dan Sy (28), saat mereka sedang asyik menikmati sabu di rumah kontrakan di Kampung
Kranji RT 005 RW 010, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Senin (22/10/2012) siang. Dari
penelusuran tim penyidik, kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bekasi Barat
Inspektur Aba Wahid Kei, kedua pemuda itu pernah dihukum akibat kasus serupa yakni
penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Keduanya pernah dipenjara kurun 2009-2011 di
Lembaga Pemasyarakatan Bulak Kapal di Bekasi Timur, Kota Bekasi. Dalam penangkapan tadi
siang, petugas menyita barang bukti satu paket sabu yang sudah dipakai, alat isap, dan 5 paket
ganja ukuran sedang dibungkus kertas koran yang akan siap diedarkan. Rusli dan Syarifudin
ditangkap, diperiksa, dan ditahan di kantor Kepolisian Sektor Bekasi Barat.
Dari keterangan warga kepada petugas, kedua pemuda itu beberapa kali dicurigai dan
pernah kepergok menikmati narkoba. Atas peristiwa itu, warga menghubungi petugas yang
kemudian bersiaga dan melaksanakan penyergapan. Aba Wahid Kei mengatakan, kedua
tersangka sebenarnya bukan target utama operasi. Petugas saat itu sedang memburu pengedar
besar narkoba. Namun, dalam penyelidikan, ada informasi warga yang tidak bisa diabaikan,
sehingga petugas bereaksi cepat untuk menyergap kedua tersangka saat berpesta narkoba.
"Tersangka mengaku sudah sering berpesta sabu di kontrakan itu. Untuk narkoba pengakuannya
dipakai sendiri, tapi kami tidak meyakini hal itu. Kami yakin narkoba akan diedarkan kembali
oleh tersangka," kata Aba Wahid Kei.
Penulis
: Ambrosius Harto Manumoyoso
Editor
: Agus Mulyadi
http://regional.kompas.com/read/2012/10/22/23352223/Dua.Pemuda.Ditangkap.Saat.Pesta.
Narkoba.

TELAN 108 KORBAN, WARGA BONGKAR WARUNG MIRAS DI SUMEDANG

Liputan6.com, Sumedang
Resah dengan peredaran miras oplosan yang menewaskan sepuluh warga, warga Desa
Talun di Sumedang, Jawa Barat membongkar paksa warung miras pada Sabtu 6 Desember
malam. Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (7/12/2014), pemilik warung yang
berkedok kios jamu ini melarikan diri karena takut dihakimi warga. Warga menemukan ratusan
botol minuman keras berbagai merek yang dioplos dengan minuman suplemen. Warga geram
karena teguran agar warung berhenti menjual minuman oplosan selama ini selalu diabaikan. Saat
membongkar warung dan menyita miras, tidak ada satu pun aparat keamanan.
Dari total 108 korban miras yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang,
Jawa Barat hampir seluruhnya sudah dipulangkan karena kondisinya membaik. Hanya tersisa
seorang remaja yang menderita pusing dan mual setelah menenggak miras oplosan, Minggu 7
Desember pagi. Kasus keracunan miras oplosan ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB)
oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Namun sejauh ini belum ada keterangan pasti mengenai
rencana digratiskannya biaya perawatan. Sebab belum ada hasil rapat Bupati Sumedang Ade
Irawan dengan jajarannya. Pasca merebaknya miras oplosan yang merenggut 16 jiwa di Garut,
Jawa Barat, aparat gabungan polisi TNI dan Satpol PP menggelar razia, Sabtu 6 Desember
malam. Mereka menyisir deretan kios miras di terminal bus. Sejumlah kios miras didobrak paksa
petugas. Ratusan kemasan miras oplosan pun disita petugas. Belasan remaja yang kedapatan
mengonsumsi oplosan juga digelandang aparat.
(Dan/Ans)
http://news.liputan6.com/read/2143952/telan-108-korban-warga-bongkar-warung-mirasdi-sumedang

POLISI UNGKAP PEREDARAN PERMEN RASA SABU DI BANDUNG

Polisi memperlihatkan barang bukti berupa ektasi, shabu dan ganja kepada wartawan di
Jakarta, Rabu ( 24/3).(Antara)

Liputan6.com, Bandung
Masyarakat sebaiknya semakin waspada terhadap peredaran narkoba, karena baru-baru
ini Sat Narkoba Polrestabes Bandung menemukan narkoba jenis sabu yang dibungkus dalam
plastik permen. "Kita berhasil mengungkap peredaran sabu dalam bungkusan permen. Ini modus
yang digunakan untuk mengelabui aparat," kata Kasat Narkoba Polrestabes Bandung, AKBP
Nugroho Arianto di Bandung, Selasa (9/12/2014). Nugroho menjelaskan, pengungkapan ini
berdasarkan informasi masyarakat dan dilakukan penyelidikan sehingga pihaknya berhasil
membongkar praktik jual beli barang haram ini.
Satu orang tersangka berinisal YR alias Letung (32) berhasil ditangkap bersama 11
permen berisi sabu dan 2 paket sabu dalam plastik siap edar di kediamannya di kawasan
Cisereuh, Kecamatan Regol, Kota Bandung. "Kita tangkap tersangka dan digeledah rumahnya.
Tersangka dengan apik mengemas sabunya agar tidak dicurigai," ucap dia. Satu permen berisi
sabu dijual oleh Letung dengan harga cukup mahal, yaitu antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
"Dia mengambil dari pelaku yang kini masih buron. Biasanya janjian baik membawa paket sabu
atau menjualnya melalui telepon seluler. Keuntungannya cukup besar," tutur Nugroho.Letung
yang telah mendekam di sel tahanan Polrestabes Bandung akan dijerat Pasal 112 ayat (2) UU No.
35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun. (Ado)
http://news.liputan6.com/read/2145231/polisi-ungkap-peredaran-permen-rasa-sabu-dibandung

ANTISIPASI PENULARAN HIV/AIDS PENASUN GUNAKAN JARUM SUNTIK


STERIL
MedanBisnis Medan
Pembagian jarum suntik steril kepada pengguna narkoba suntik (penasun) menyebabkan
prevalensi kasus HIV/AIDS mengalami penurunan hingga 29 persen di 2014. Penggunaan jarum
suntik steril setidaknya sangat efektif memutus mata rantai penularan HIV/AIDS terhadap sekira
250 penasun di Kota Medan.
"Sejak program pembagian jarum suntik steril ini dilaksanakan, prevalensi HIV/AIDS pada
penasun menurun. Tahun 2011 kita coba ukur, ternyata turun menjadi 39 persen. Nah, di tahun
2014, turun menjadi 29 persen. Memang jarum suntik steril ini, sangat efektif memutus mata
rantai penularan HIV/AIDS," kata Direktur LSM Galatea, Badurania, Kamis (4/12)
Badurania menyebutkan, tingkat kesadaran penasun menggunakan jarum suntik steril ini cukup
tinggi. Sebab pada 2005-2006 atau sebelum adanya program jarum suntik steril ini ada, sekitar
96 persen para penasun berbagi jarum suntik. Lalu pada 2013, sekitar 96 persen penasun sudah
menggunakan jarum suntik steril. "Di 2013, sisanya atau 4 persen lagi, masih ada risiko
pergantian. Makanya 2005, 2006 sampai tahun 2007, prevalensi HIV/AIDS di penasun itu
sampai 52 persen. Artinya, kalau ada 100 penyuntik narkoba, 52 penasun sudah HIV/AIDS. Itu
kondisi kita saat itu," bebernya.
Dikatakannya, juga terjadi penurunan jumlah penasun yang mereka dampingi. Pada 2007 ada
sekitar 1.890 penasun yang didampingi LSM Galatea. Di 2008, tinggal 980 penasun. Tahun
2010, sebanyak 650 penasun. Tahun 2011, tinggal 350 penasun. Kalau sekarang tinggal 250
penasun. Terjadi penurunan populasi setiap tahunnya. "Penurunan jumlah penasun ini terjadi
dikarenakan banyak faktor. Misalkan ada yang meninggal dunia, putus kontak karena pindah
domisili dan juga ada penasun yang masuk di Lapas Rutan. Kita berharap program pembagian
jarum suntik steril ini terus dilakukan. Sebab, program ini cukup efektif untuk memutus mata
rantai

penularan

virus

HIV/AIDS

di

kalangan

penasun

sendiri,"

urainya.

Menurutnya dalam sebulan rata-rata pendistribusian jarum suntik steril ke penasun lebih kurang
sekitar 2.000 jarum. Setiap bulan, LSM Galatea Medan juga memusnahkan sekitar 1.500 jarum

suntik bekas pakai penasun. Jarum suntik tersebut dibawa ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk
dimusnahkan melalui mesin incinerator di IPAL rumah sakit milik Pemko Medan tersebut.
"Di Medan kan bukan hanya Galatea. Ada Jarkon dan Caritas juga. Misalnya rata-rata
pendistribusian per lembaga 2.000, berarti satu bulan ada 6.000 jarum suntik steril yang
didistribusi ke penasun. Kalau di Galatea sendiri, tingkat pengumpulan jarum suntik bekas ini
hanya sekitar 75 persen dan kita bisa kumpulkan sekitar 1500 an. Sisanya lagi, tidak datang ke
Galatea. Tapi bisa jadi mereka (penasun) kumpulkan dan diserahkan ke LSM lain, misalkan ke
Jarkon atau Caritas," tuturnya. (cw 02)
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/12/05/133722/antisipasi-penularan-hivaids-penasun-gunakan-jarum-suntik-steril/#.VIkscdLF-zg
SIMPAN HEROIN 3,65 GRAM, TUKANG OJEK DI KUTA BALI DIBEKUK POLISI
Merdeka.com - Seorang tukang ojek, John Edward Siahaan (24) diamankan Satuan Narkoba
Polresta Denpasar di tempat kosnya di Jalan Glogor Carik Denpasar Selatan. Dari tangannya
polisi menemukan 3,65 gram heroin. Ditangkapnya tukang ojek yang selalu mangkal di Kuta ini,
Sabtu malam (6/12) sekitar pukul 23.45 Wita lalu. Polisi yang sudah mencurigainya sejak lama,
akhirnya berhasil membututi tempat kos tukang ojek yang baru enam bulan berada di Bali itu.
Dari kamar kosnya itu, polisi mengamankan barang bukti heroin dengan berat bersih 3,65
gram. Informasi yang berhasil dihimpun di lingkungan Polresta Denpasar, penangkapan
tersangka berkat adanya informasi masyarakat bahwa tersangka sering menjual narkoba di
seputaran Jalan Glogor Carik Denpasar. "Setelah mendapat informasi tentang ciri-ciri pelaku,
kemudian dilakukan penyelidikan dan akhirnya berhasil menangkap pelakunya," ungkap seorang
petugas, Selasa (9/12).
Dari hasil pengembangan kepada petugas tersangka mengaku barang haram itu diperoleh
dari rekannya bernama Ahmad Setiawan alias Bob (40). Petugas kemudian memancing warga
Jalan Ciung Wanara IV Denpasar itu lewat John agar datang ke kosnya. Ahmad pun akhirnya
mendatangi kosnya John di Jalan Glogor Carik dengan membawa sejumlah barang bukti, berupa
satu paket sabu-sabu dengan berat bersih 0,31 gram dan satu paket heroin dengan berat bersih
0,22 gram. "Pada saat dia (Ahmad) datang, langsung ditangkap petugas yang sudah
menunggunya," terang petugas tersebut. Kasat Narkoba Polresta Denpasar, Kompol I Gede

Ganefo, SH, MH yang dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersangka penjual


heroin. Namun dia enggan menjelaskan lebih lanjut. "Nanti akan kita gelar perkaranya, sabar.
Pasti kita hubungi nanti saat gelar, saat ini pelaku masih kita kembangkan lagi," ucapnya
memastikan.
[hhw]
ANALISA
Analisislah mengapa orang yang mengedarkan narkoba tersebut harus ditangkap ?
JAWAB :
Narkoba merupakan zat yang berbahaya bagi manusia. Narkoba dapat membuat si pengguna
ketagihan dan kemudian merusak organ tubuhnya secara perlahan, bahkan tidak banyak
pengguna narkoba yang meninggal karena overdosis narkoba. Oleh karena dampak yang
diberikan narkoba ini sungguh berbahaya bagi manusia, itu makanya orang yang mengedarkan
narkoba ini perlu ditangkap agar tidak bertambah korban yang timbul akibat penggunaan
narkoba ini.
Apa sebenarnya kerugian penggunaan narkoba sehingga pelaku pengedarnya harus diamankan
oleh pihak yang berwenang ?
JAWAB :
Kerugian penggunaan narkoba yang pertama adalah menimbulkan ketagihan bagi pengguna.
Setelah itu, pengguna akan mengalami kerusakan di bagian organ tubuhnya satu persatu. Hal
yang paling berbahaya adalah pengguna bisa mengalami kematian. Oleh karena itu, pelaku
pengedar narkoba harus diamankan oleh pihak berwenang.

Anda mungkin juga menyukai