Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
Percobaan Modulus Young (E1)
PelaksanaanPraktikum
Hari : Senin

Tanggal: 07 Oktober 2013

Jam:11-12

Oleh:
Mohamad Heykal Putra Ardana
(081311333090)

DosenPembimbing

: Akif Rahmatillah, S.T, M.T

AsistenPendamping

: Rifqatul Hasanah

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013

LAPORAN PERCOBAAN MODULUS YOUNG (E1)

A. TUJUAN
Menentukan Modulus Young kawat tembaga
B. DASAR TEORI
Setiap bahan memiliki elastisitas (kelenturan). Besarnya koefisien elastisitas bahan
berbeda-beda. Contohnya saja ketika seseorang menarik sebuah pegas untuk melatih
otot, maka pegas memanjang. Namun, bila pegas dilepaskan, maka pegas akan kembali
kebentuk semula. Atau contoh lain yaitu pada ketapel yang terbuat dari karet. Pegas dan
karet dalam hal ini merupakan benda dengan sifat elastis. Sifat elastis atau elastisitas
adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang
diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Sedangkan benda yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali kebentuk
semula saat gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dilepaskan. Misalnya pada
tanah liat. Pada saat diberi gaya, tanah liat akan berubah bentuk. Namun setelah gaya
tersebut dilepaskan, tanah liat tidak dapat kembali kebentuknya semula.
Berikut ini beberapa materi terkait Modulus Elastisitas atau Modulus Young.
1.

Tegangan

Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat
dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga disebut gaya persatuan luas. Tegangan
dirumuskan sebagai berikut.

Dimana : = tegangan,

satuannya atau Pascal ( Pa )

F = gaya luar yang diberikan pada benda, satuannya atau Newton ( N )


A = luas penampang, satuannya

2.

Regangan

Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan


panjang awal pegas. Regangan dirumuskan sebagai berikut.

Dimana :
L = perubahan panjang pegas, satuannya
L0 = panjang pegas awal/semula, satuannya
Karena pertambahan panjang (L) dan

adalah besaran yang sama, maka

regangan tidak memiliki satuan atau dimensi.

3.

Modulus Elastisitas

Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu gaya besarnya tertentu. Hal ini
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang diberikan pada benda lebih kecil dari batas
elastisnya, maka benda tersebut akan kembale ke bentuk semulanya jika gaya tersebut
dihilangkan. Tetapi jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis, benda tak akan
kembali ke bentuk semula, melainkan secara permanen berubah bentuk. Ada tiga
macam modulus elastisitas, yaitu :
a. Modulus Elastisitas atau Modulus Young didefinisikan sebagai berikut:

Dimana :

y = Modulus Elastisitas atau Modulus Young


= tegangan
= regangan

Dengan demikian, Modulus Young juga dapat disebut perbandingan antara


tegangan dan regangan.
b.Modulus Geser (S)

c. Modulus Bulk (B)

4.

Hokum Hooke

Percobaan yang kami lakukan pada dasarnya adalah untuk mengetahui hubungan
kuantitatif antara gaya yang dikerjakan pada pegas dengan pertambahan panjangnya.
Setiap panjang pegas ketika diberi gaya tarik dengan panjang awalnya disebut
pertambahan panjang. Jika dibuat grafik gaya terhadap perubahan panjang, maka akan
didapat grafik berbentuk garis linear.

Hukum Hooke berbunyi : Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas,
maka pertambahan panjangnya akan sebanding dengan gaya tariknya. Pernyataan ini
dikemukakan oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan membangun kembali
gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena
itu, pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke dapat dirumuskan
sebagai berikut :

F merupakan gaya tarik yang bekerja pada benda. k adalah tetapan umum yang
berlaku untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampui titik batas hukum
Hooke. x merupakan perubahan panjang benda.

5.

Tetapan Gaya Benda Elastis

Kita telah mengetahui hubungan antara gaya tarik ( F ) dengan Modulus Elastis (
E ) yang dinyatakan dalam persamaan :

Dengan mengolah persamaan diatas, sehingga gaya tarik ( F ) berada diruas kiri,
dan diidentikkan dengan persamaan hukum Hooke, maka

Maka kita memperoleh rumus umum tetapan gaya benda elastis ( k )


6.

Elastisitas Zat Padat

Molekul-molekul zat padat tersusun rapat sehingga ikatan diantara mereka relative
kuat. Inilah mengapa sebabnya mengapa zat padat biasanya sukar dipecah-pecah dengan
tangan. Sebagai contoh, untuk membelah kayu dibutuhkan alat lain dengan gaya yang
lebih besar. Setiap usaha untuk memisahkan molekul-molekul zat padat, misalnya
tarikan atau tekanan, akan selalu dilawan oleh gaya tarik menarik antar molekul zat
padat itu sendiri. Benda disebut elastis sempurna jika benda akan kembali seperti
semula jika gaya yang diberikan dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak memiliki
sifat elastik, tidak akan kembali ke bentuk semula. Perbedaan antara sifat elastik dan
non elastik berada pada tingkatan besar-kecilnya elastisitas yang terjadi.

Perubahan benda akibat ditarik, tidak hanya bergantung pada jenis bahan benda
tersebut, namun juga bergantung pada perlakuan yang diberikan kepada benda tersebut.
Nilai Modulus Young hanya bergantung pada jenis benda, tidak tergantung pada
ukuran atau bentuk benda. Adapun Modulus Young benda yang bisa digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Modulus Young pada beberapa benda padat
Modulus Young ( E )

No

Jenis Benda

Aluminium

7,0 x 1010

Baja

20 x 1010

Besi

21 x 1010

Beton

2,3 x 1010

Nikel

21 x 1010

Tembaga

11 x 1010

Besi tuang

10 x 1010

Kuningan

10 x 1010

Granit

4,5 x 1010

(N/m2)

Sumber:
C. ALAT DAN BAHAN
Piranti yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari;
1. Waterpass

5. Mikrometer sekrup

2. Sekrup pengatur waterpass

6. Kawat

3. Skala dasar dan skala nonius

7. Mistar

4. Beban-beban penggantung
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Perhatikan jenis kawat dan piranti percobaan.
2. Ukur jejari kawat dengan micrometer sekrup.
3. Gantungkan beban sedemikian hingga kedua kawat dalam keadaan lurus dan
tegang.
4. Atur pemutar sambil amati waterpass hingga terlihat bahwa posisi gelembung
udara dalam waterpass di tengah, yang berarti keadaan sudah sejajar.
5. Bacalah skala noniusnya.

6. Tambahkan beban 100 g pada salah satu ujung kawat, lalu putar kembali
pemutarnya sehingga posisnya horizontal seperti semula.
7. Bacalah kembali skala noniusnya.
8. Hitung selisih

kedua pembacaan noniusnya.

9. Ulangi percobaan sebanyak 4 kali dengan menambahkan beban kelipatan 100 g


setiap percobaan.

E. HASIL PERCOBAAN
Tabel 2. Data hasilpengamatan
L (m)

r (10-4
m)

1,075

m (10-3kg)

F (10-2 N)

30
130
230
330
430

2,05

Posisi-1
(10-3 m)

Posisi-2
(10-3 m)

7.10
7.16
7.39
8.09
8.23

7.16
7.39
8.09
8.23
8.35

30
130
230
330
430

L (10-3m)
0.06
0.23
0.70
0.14
0.12

F = 1150

L = 1.25

F. ANALISIS DATA
Table 3.Analisis data hasilpengamatan
F (yi) (10-2N)

L (xi) (10-3m)

(xi.yi) (10-5Nm)

(xi)2 (10-9 m)

30

0.06

1.80

3.6

0.09

130

0.23

29.90

52.9

1.69

230

0.70

161.00

490.0

5.29

330

0.14

46.20

19.6

10.89

430

0.12

51.60

14.4

18.49

1150

1.25

290.50

580.5

1. Regresi linear dirumuskandengan

(yi)2

36.36

untuk Modulus Young (F

terhadap L) adalah

Jadi,

Grafik F=f(L)
90
80
70
60
50
F=f(L)
40
30
20
10
0

Grafik F=f(L)
Linear (Grafik F=f(L))
y = 111,94x + 2,272
R = 1
0

0,2

0,4

0,6

0,8

L(10-3m)

2. Modulus young kawat


Luas Permukaan Kawat
L = (3,14) (2,05 . 10-4)2 = 1.383.955 . 10-9 m2

|
|
|

||

|
||

|
||

m2

( )

( )
( )

= 0,11022 .

Jadi, Y = (7,4950
Kesalahanrelatif =
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan E1 yaitu percobaan Modulus Young, memiliki tujuan untuk
menentukan Modulus Young kawat tembaga. Pada setiap jenis bahan memiliki nilai
elastisitas yang berbeda-beda. Menurut hooke: Modulus Elastis adalah perbandingan
antara stress dengan strain yang bersangkutan selama masih ada batas elastisitasnya,
dan besaranya selalu tetap untuk suatu bahan tertentu.
Modulus Young :
Y=

== x

Pada percobaan kali ini, kami menggunakan kawat tembaga, waterpass, beban
penggantung, mikrometer skrup, dan mistar.
Susunan alat percobaan berdasarkan prosedur. Sebelum memberikan beban pada
alat percobaan, waterpass diatur hingga gelembung udara tepat di tengah. Pada posisi
gelembung di tengah, penentuan letak awal dengan cara membaca skala nonius pada
alat. Setelah itu beban pertama yang diberika seberat 30 gram dan kami mengukur
kembali skala nonius pada waterpass saat gelembung berada di tengah kemudian
hitung selisih skalanya. Lalu kami tambahkan beban 100 gram dan melakukan hal
yang sama seperti prosedur sebelumnya. Kemudian kami menambahkan beban
empat kali penambahan dengan beban 100 gr disetiap penambahan dengan
melakukan prosedur yang sama.
Berdasarkan percobaan didapatkan nilai modulus young kawa ttembaga sebesar Y
= (7,4950

sedangkan berdasarkan literatur untuk kawat jenis

tembaga memiliki nilai modulus young sebesar 11 .

dengan perbedaan

nilai tersebut memiliki nilai prosentase kesalahan sebesar 31,864%.


Regresi linear pada percobaan ini adalah

secara manual,

sedangkan dengan menggunakan Microsoft excel juga didapatkan hasil yang sama.
Kesalahan tersebut mungkin karena faktor Human Error seperti ketidaktelitian
dalam mengukur,menghitung, kesalahan dalam memahami prosedur, dsb. Faktor lain
juga bisa dari alat percobaan yang sudah sering dipakai (kelelahan alat).

H. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam
menentukan nilai modulus young pada kawat tembaga diperlukan perhitungan yang
teliti dan sesuai dengan prosedur yang ada dengan membutuhkan perhitungan pada
F, A, L, L sehingga terumuskan :

Pada percobaan ini didapatkan nilai Y= (7,4950

dengan

prosentase kesalahan 31,864%.


Regresi linear pada percobaan ini adalah

secara manual,

sedangkan dengan menggunakan Microsoft excel juga didapatkan hasil yang sama.
Saran dari penulis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat adalah mengganti alat
untuk pengukuran Modulus Young dengan alat yang baru, melakukan pengamatan
lebih banyak.

I. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, H Douglas. 2001. Fisika Edisi ke 5. Jakarta:Erlangga
Kanginan, Martin. 2005. Fisika. Jakarta:Erlangga
Supardi dkk. 2013. Pedoman Praktikum Fisika Dasar 1. Laboratorium Praktikum
Fisika Dasar Departemen Fisika Fak. Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai