Anda di halaman 1dari 10

Pembentukan bayangan oleh dua cermin datar

Dengan sudut berbeda menggunakan mikrokontroler


(Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium 1)

Oleh:
Zainul asadi
130210102084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

RINGKASAN
Cermin merupakan bagian dari alat optik, salah satunya adalah cermin datar. Cermin
datar merupakan alat yang biasanya digunakan untuk melihat refleksi diri, karena
bayangan yang di bentuk oleh cermin datar bersifat maya dan sama dengan bendanya,
Bayangan yang terbentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul disebut dengan bayangan
maya, dimana bayangan ini dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap oleh
layar. Namun bagaimana jika terdapat dua cermin datar yang saling berhadapan dan
membentuk sudut tertentu, apa yang akan terjadi?. Jika suatu benda di letakkan di depan
satu cermin datar maka yang terjadi adalah benda tersebut akan mempunyai satu
bayangan yang sama besar, namun jika terdapat dua cermin datar yang membentuk sudut
tertentu maka yang terjadi adalah bayangan yang terbentuk tidak hanya dua. Tujuan dari
percobaan ini adalah :
1. Menjelaskan hubungan antara jumlah bayangan yang dihasilkan dengan
sudut yang dibentuk oleh dua cermin datar.
2. Membandingkan jumlah bayangan yang dibentuk yang diperoleh melalui
percobaan dengan jumlah bayangan yang yang diperoleh dengan
menggunakan rumus (teori).
Data yang dihasilkan di masukkan kedalam tabel berikut dan di buat perbandingan
antara dan n

90 60
120

30

Sudut apit

Jumlah bayangan

()
30o
60o
90o
120o

(n)

Dari data dan tabel tersebut maka akan sangat jelas sekali bahwa semakin besar sudut
maka semakin sedikit bayangan yang dihasilkan dan semakin kecil sudut maka semakin
banyak bayangan yang dihasilkan. Dan hal tersebut juga dapat dibuktikan secara maual
melalui rumus

n=
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

360

-1

Cermin merupakan bagian dari alat optik, salah satunya adalah cermin datar. Cermin
datar merupakan alat yang biasanya digunakan untuk melihat refleksi diri, karena
bayangan yang di bentuk oleh cermin datar bersifat maya dan sama dengan bendanya,
beda halnya dengan cermin cembung atau cermin cekung yang dapat memperkecil atau
memperbesar bayangan tergantung dengan posisi benda tersebut dan jarak titik fokus.
Proses pembentukan bayangan pada cermin datar terjadi akibat adanya perpotongan
perpanjangan sinar pantul di belakang cermin dan bayangan yang terbentuk tepat berada
pada perpotongan perpanjangan sinar pantul tersebut. Bayangan yang terbentuk oleh
perpanjangan sinar-sinar pantul disebut dengan bayangan maya, dimana bayangan ini
dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap oleh layar. Secara lebih spesifik,
bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut.
1. Tinggi bayangan sama dengan tinggi benda (h=h)
2. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda kecermin (s=s)
3. Bayangan bersifat maya
4. Orientasi bayangan menghadap terbalik dengan benda
5. Bayangan berdiri tegak, sama dengan bentuk bendanya

Namun bagaimana jika terdapat dua cermin datar yang saling berhadapan dan
membentuk sudut tertentu, apa yang akan terjadi?. Jika suatu benda di letakkan di depan
satu cermin datar maka yang terjadi adalah benda tersebut akan mempunyai satu
bayangan yang sama besar, namun jika terdapat dua cermin datar yang membentuk sudut
tertentu maka yang terjadi adalah bayangan yang terbentuk tidak hanya dua, mengapa hal
ini bisa terjadi?. Untuk mengetahui hal tersebut maka dibuatlah alat ini untuk
menunnjukkan seberapa banyak bayangan yang terbentuk dan bagaimana jika sudutnya
berubah ubah.
1.2 Tujuan
1.2.1

Menjelaskan hubungan antara jumlah bayangan yang dihasilkan dengan

1.2.2

sudut yang dibentuk oleh dua cermin datar.


Membandingkan jumlah bayangan yang dibentuk yang diperoleh melalui
percobaan dengan jumlah bayangan yang yang diperoleh dengan

menggunakan rumus (teori).


1.3 Manfaat
1.3.1 Dapat memahami hubungan antara banyaknya bayangan dan sudut yang di
bentuk antara dua cermin datar.

1.3.2

Mengetahui konsep- konsep tentang pemantulan cahaya dan pembentukan


bayangan melalui perbandingan antara percobaan dan teori.

2. GAGASAN
Alat ini merupakan ide pengembangan dari alat yang telah ada sebelumnya,
kaeran pada alat sebelumnya masih menggunakan cara manual dan terdapat beberapa
kelemahan diantaranya, ketika dua cermin terbentuk sudut namun cermin tersebut
masih dapat goyah karena tiupan angin atau senggolan dan juga jika alat tersebut di
miringkan sedikit saja maka sudutnya juga akan berubah. Alat ini dibuat untuk
mengatasi kelemahan kelemahan tersebut dan juga memudahkan untuk praktikum
karena pembentukan sudut sudah dapat dilakukan dengan mikrokontroler. Berikut ini
adalah kondisi dari alat sebelumnya.
Gambar kondisi alat sebelumnya

Pengembangan yang akan dilakukan diantaranya adalah menambahkan mikro


kontroler akan pembentukan sudut dapat dilakukan secara otomatis dan ketika sudut
telah terbentuk maka keadaannya akan tetap dan tidak goyah sehingga memudahkan
dalam percobaan. Berikut ini merupakan gambar spesifikasi rancangan yang akan
dibuat untuk pengembangan alatnya.

Gambar pengembangan alat


Kotak kecil yang berwarna biru adalah rangkaian dari mikrokontroler yang berfungsi
untuk megatur besar derajat antara dua cermin spesifikasi dari alat tersebut adalah
sebagai berikut.

Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual Inline Package)
dapat dilihat pada gambar 2.1. Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi dari
masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
2. GND merukan pin Ground.
3. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
4. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
5. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

Gambar motor DC
Motor DC (Direct Current) adalah peralatan elektromagnetik dasar yang berfungsi
untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Motor DC disini digunakan
untuk menggerakkan cermin.
Pada gambar tersebut mikrokontroler akan membantu untuk membuka dan
menutup cermin ganda tesebut dan menahannya agar tidak goyah karena pada selasela dari cermin ganda itu akan terdapat sebuah penyangga agar benda tidak bergerak.
Setelah cermin ganda terbuka dengan sudut tertentu letakkan benda di depan cermin
kemudian perhatikan bayangan yang dihasilkan, disana akan terlihat ada beberapa
bayangan, kemudian catat hasil percobaan pada tabel. Kemudian ubaha kembali sudut
apin cermin sesusai dengan petunjuk percobaan dan catat kembali hasilnya. Setelah
semua data dihasilkan maka langkah terakhir adalah perbandingan dengan teori, yaitu
perhitungan secara manual.
3. METODE EKSPERIMEN
3.1 Alat alat :
1. Busur
2. 2 buah cermin
3. Benda sebagai objek yang akan di lihat
4. Mikrokontroler untuk mengatur besar sudut antara dua cermin.
3.2 Langkah kerja :
1. Tekan tombol on untuk menghidupkan alat tersebut.
2. Atur posisi sudut antara dua cermin datar dengan bantuan mikrokontroler dan
pilihlah sudut sebesar 30o
3. Setelah sudut terbentuk maka letakkan benda di depan cermin dengan jarak 10
cm di depan cermin.
4. Amatilah bayangan yang terbentuk dan hitung berapa banyak bayangan yang
terbentuk oleh dua cermin tersebut.
5. Catat hasil pengamatan kedalam tabel.
6. Ulangi langkah 2 sampai 5 namun dengan sudut yang berbeda yaitu 60, 90 dan
120.
3.3 Tabel pengamatan

Data hasil pengamatan di tulis dalam tabel berikut


Sudut apit

Jumlah bayangan

()
30o
60o
90o
120o

(n)

3.4 Gambar grafik


Penggambaran grafik hubungan antara sudut apit () dan banyaknya bayangan
yang di hasilkan (n)

90 60
120

30

4. TEKNIK ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Data yang diperoleh di tulis kedalam tabel yang disediakan.
Sudut apit

Jumlah bayangan

()
30o
60o
90o
120o

(n)
n

Setelah data semua di peroleh maka buatlah hubungan dengan cara grafik antara besar
90 60
120

30

sudut dan banyaknya bayangan yang terbentuk.

Grafik yang terbentuk akan menghasilkan garis yang linier namun semakin kecil,
karena semakin besar sudut yang dibentuk maka bayangan yang dihasilkan akan
semakin kecil.
Setelah pembuktian melalui percobaan maka selanjutnya adalah pembuktian secara
manual yaitu pembuktian secaa rumus, apakah benar percobaan yang telah dilakukan
sesuai dengan teori. Pembuktian secara rumus dapat dilakukan melalui perhitungan
berikut

n=

360

-1

Dimana:
n = jumlah bayangan
= sudut apit yang dibenuk oleh dua cermin datar
pembuktian yang kedua yaitu dengan cara gambar manual, Apabila dua buah cermin
datar disusun dengan membentuk sudut tertentu, maka mekanisme pembentukan
bayangannya adalah sebagai berikut.

DAFTAR PUSTAKA

tipler, P.A.1996 Fisika Untuk Sains Dan Teknik Edisi ketiga.Jakarta: penerbit
Erlangga
David Halliday dan Robert Resnick. Alih bahasa Pantur Silaban dan Erwin Sucipto,
1978. Fisika. Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta. Erlangga.
Dana santika, 2014 . Panduan pembuatan alat fisika sederhana. Jakarta. Dikti.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20194/4/Chapter%20II.pdf Diakses
pada tanggal 15 november 2015

Anda mungkin juga menyukai