Anda di halaman 1dari 3

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(Kesesuaian Lahan Tanaman Klengkeng)

Nama
NPM
Tanggal Praktikum
Asisten

: Rizkiyanti Dwi H. M.
: 240110120042
: 10 Desember 2015
: Fajar Arif

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa saja perbedaan sebaran Curah Hujan yang dihasilkan dengan metode
-

Polygon Thiessen dan Isohyet?


Dalam pembuatan peta hujan wilayah, metode Polygon Thiessen
merupakan metode pembuatan sebaran hujan yang sering digunakan.
Polygon Thiessen sendiri pada dasarnya memberikan gambaran tentang
seberapa luas pengaruh sebuah titik, yaitu lokasi pos penakar hujan, dapat
mewakili daerah di sekitarnya. Sedangkan metode isohyet yaitu dengan
pendugaan suhu persamaan Braak setidaknya hanya diperlukan 1 staisun
Klimatologi sebagai stasiun acuan untuk pendugaan suhu berdasarkan

ketinggian. Atau menentukan curah hujan wilayah dengan menggunakan


kontur garis yang menghubungkan curah hujan yang sama dan tinggi
tinggi hujan rata-rata diantara kedua garis isohyet dengan luas antara
kedua garis tersebut dibagi dengan luas seluruh stasiun. Medode isohyet
ini biasanya digunakan didaerah yang berbukit-bukit dan pegunungan.

Metode Polygon Thiessen

Metode Isohyet

2. Metode manakah yang lebih representatif dalam menduga sebaran curah


-

hujan? Jelaskan alasannya?


Metode isohyet, karena caranya yang paling teliti untuk menghitung
kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah, pada metode ini stasiun hujan
harus banyak dan tersebar merata, metode isohyet membutuhkan pekerjaan
dan perhatian yang lebih banyak dibanding metode polygon thiessen baik
dalam perhitungannya maupun langkah-langkah dalam pembuatan petanya
di ArcMap.

3. Mengapa pada aspek curah hujan wilayah, sebaran jenis tanah, kemiringan
lereng dan temperatur udara bisa terdapat kelas S1/S2/N pada tanaman
-

kalian?*
Tanaman klengkeng (Euphoria Longan LAMK) merupakan tanaman
daerah subtropis tetapi jenis tanaman ini ternyata dapat tumbuh baik di
daerah panas (tropis). Indonesia merupakan negara yang berada di daerah
tropis, begitu pula Kabupaten Sumedang. Sehingga nilai pada aspek curah
hujan terdapat pada range S1 dan S2 yang berarti masih sangat sesuai jika
ditanam di Kabupaten Sumedang. Sedangkan pada aspek jenis tanah atau
teksturnya, tanaman klengkeng tidak cocok jika ditanama pada tanah yang
kasar, sehingga terdapat bagian di Kabupaten Sumedang yang tidak cocok
jika ditanami klengkeng. Dan pada aspek suhu/temperatur, dari data
Deptan tanaman klengkeng masih baik ditanami pada kisaran suhu 18C

-30C, sedangkan dalam peta kesesuaian lahan berdasarkan sebaran suhu


di Kabupaten Sumedang memiliki kisaran suhu dari 23C - 29C sehingga
-

masih sangat sesuai untuk tanaman klengkeng.


Namun, satu aspek yang belum dapat ditinjau yaitu dari kemiringan
lereng. Dengan peninjauan 3 (tiga) aspek yaitu curah hujan, jenis tanah
dan suhu, tanaman klengkeng termasuk tanaman yang masih sangat dapat
tumbuh baik di Kabupaten Sumedang, kecuali pada bagian yang ada di
peta kesesuaian lahan berdasarkan jenis tanah terdapat wilayah yang
nilainya N, sehingga sebaiknya jangan ditanami klengkeng.

4. Berdasarkan hasil kesesuaian lahan, apakah tanaman yang dijadikan objek


-

cocok untuk ditanam di Kabupaten Sumedang?


Seperti yang sudah dijelaskan di nomor 3, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar wilayah di Kabupaten Sumedang cocok atau baik jika
ditanami tanaman klengkeng. Sebagian kecil wilayah yang tidak cocok
ditanami dapat dilihat pada peta kesesuaian lahan berdasarkan jenis tanah
yang bernilai N.

Anda mungkin juga menyukai