Tugas Manajemen Pemasaran FIX 2002
Tugas Manajemen Pemasaran FIX 2002
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
COMPANY PROFILE
1.1 Company Profile PT. Unilever
Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi
salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods &
Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brandbrand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove,
Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco,
Bango, dan lain-lain.
Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2011, saham
perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek
Indonesia. Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam
likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan
patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever,
kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor
produk dengan merek Domestos Nomos.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan.
Unilever memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme,
keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada
perusahaan. Terdapat lebih dari 6000 karyawan tersebar di seluruh nutrisi. Perseroan
mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan
berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum
dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut
dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor kami.
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi,
dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor
pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 43 brand utama dan
1000 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor
independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indoneisa.
Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang
tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya.
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis
kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung
jawabcorporate kami.
Dampak Positif
Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak
lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan
bisnis yang berkelanjutan.
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis.
Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan
standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka
berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada
pemerintah serta tanggung jawab corporate.
Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan
standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis,
sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang
meliputi integritas bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan,
konsumen dan lingkungan.
Sejarah Unilever
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar
di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan
diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur
dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan
Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82
yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan
juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian
pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu
Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT
Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever
(PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan
penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet
dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever
yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003,
Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan
Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources
Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings
Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan
metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest).
Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
(Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui
pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah
terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari
2008.
Kronologi
1920-30
1933
1936
1941
1942-46
Jakarta
Pabrik komestik Colibri NV, Surabaya
Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66
1967
1981
1982
1988
1990
1992
1995
1996-98
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Surabaya
Terjun di bisnis teh
Membuka pabrik es krim
Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
Penggabungan instalasi produksi Cikarang, Rungkut
Deterjen Cair NSD Cikarang
Terjun ke bisnis kecap
Membuka pabrik teh Cikarang
Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
Terjun ke bisnis makanan ringan
Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan
2010
Pureit
Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya
sekaligus memperluas pabrik es krim Walls dan Skin Care di
2011
Cikarang
Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya
Tabel 2. Perkembangan Unilever
Struktur perusahaan
Direksi
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT).
Komite Audit
Komite
Audit
membantu
Dewan
Komisaris
dalam
menjalankan
fungsi
Direksi
Hemant Bakshi
Presiden Direktur
Ainul Yaqin
Direktur.
Ramakrishnan
Raghuraman
Direktur.
Sancoyo Antarikso
Direktur & Sekretaris
Perusahaan.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT).
Mahendra Siregar
Calon Komisaris
Independen.
Bambang Subianto
Komisaris Independen.
Erry Firmansyah
Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen.
Erry Firmansyah
Komisaris Independen.
Hikmahanto Juwana
Komisaris Independen.
Komite Audit
Komite
Audit
membantu
Dewan
Komisaris
dalam
menjalankan
fungsi
kepengawasannya.
Erry Firmansyah
Ketua Komite Audit
Muhammad Saleh
Anggota Komite Audit.
Inovasi produk
Unilever mempergunakan pengetahuan dan imajinasi untuk menerjemahkan ilmu
pengetahuan menjadi produk yang dapat memenuhi beragam kebutuhan konsumen.
Ada satu alasan yang baik mengapa Sunsilk menjadi merk perawatan rambut nomor
satu di Asia, Amerika Latin dan Timur Tengah serta tumbuh pesat di Eropa. Kami
memliki teknologi untuk memenuhi kebutuhan perawatan rambut anda.
Deodoran Rexona kami menggunakan teknologi kapsul mikro yang responsif pada
badan yang akan bekerja pada saat paling dibutuhkan, memberikan kepercayaan diri
pada orang untuk melewati situasi yang melelahkan sekalipun.
Unilever telah menemukan cara untuk membuat es krim yang lebih sehat dengan
rasa yang juga benar-benar lezat. Ini berkat bahan es krim yang ditemukan oleh para
ilmuwan Unilever.
Knorr membantu anda yang memasak di rumah untuk menyediakan makanan alami
dan bergizi bagi keluarga dengan cara yang mudah. Salah satu produk Knorr yang
menjadi ikon adalah blok bouillon.
Sejak peluncurannya di Eropa pada awal 90-an, Magnum telah tumbuh menjadi
salah satu merk Unilever yang terbesar, membawa kelezatan coklat yang
sesungguhnya untuk pasar es krim dewasa. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir
produk ini telah ditiru secara luas dan pada tahun 2005 muncul kebutuhan untuk
membangun kembali kepemimpinan dan keunggulannya.
Pada saat sekarang ini, Pepsodent tidak hanya memasarkan produk pasta gigi saja.
Terdapat beberapa produk baru dari Pepsodent, seperti toothbrush dan mouthwash.
Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh jangkauan perawatan
Berat
160gr
160gr
65gr
190gr
120gr
75gr
160gr
170ml
65g
190gr
120gr
190gr
75gr
150ml
Harga
Rp 21.500,Rp 11.500,Rp 5.500,Rp 9.500,Rp 6.500,Rp 4.100,Rp 9.500,Rp 8.500,Rp 4.500,Rp 6.500,Rp 4.500,Rp 8.500,Rp 4.100,Rp 6.300,-
Mouthwash
Tabel 3. Varian Pepsodent
demografi, sehingga produksi produk tersebut sangat tinggi setiap harinya seiring
dengan tingginya permintaan. Kriteria produk pasta gigi yang diinginkan konsumen
diantaranya mengandung kandungan fluoride yang cukup, memiliki rasa segar,
ekonomis, praktis, terkemas dengan baik dan menarik. Salah satu brand yang
berhasil mengakar kuat dan sudah lama di Indonesia yang mampu memanfaatkan
peluang pasar tersebut adalah produk pasta gigi Pepsodent.
Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal
keberadaannya selalu memberikan keunggulan yang diminati oleh pelanggan.
Pepsodent secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi
secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu
Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga
pasta gigi dengan manfaat lengkap. PT. Unilever Indonesia pada produk pepsodent
untuk saat ini menjadi market leader di pemasaran Indonesia terutama untuk merek
Pepsodent dengan ukuran antara 25 gram 190 gram, dimana tingkat produksi ratarata per hari 870.000 pcs. Selain itu, produk pasta gigi pepsodent jenis warna putih
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis
diantaranya mengandung flouride sebagai bahan anti gigi berlubang, mengandung
CaGP sebagai bahan aktif yang mampu memperkuat daya kerja flouride dalam
mencegah gigi berlubang.
Keberhasilan PT. Unilver Indonesia dalam memproduksi pasta gigi Pepsodent tidak
terlepas dari peran pelanggan. Kekuatan utama untuk tetap mempertahankan
pelanggan yaitu menerapkan sistem pemasaran yang sesuai dengan visi dan misi
perusahaan. Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dengan dunia luar yang
paling besar memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak
lain (Kotler:2006).
2.2.
Strategi Pemasaran
Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler (2000:37) The marketing logic
by which the business unit hopes to achieve its marketing objective yaitu logika
pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan pemasaran.
terdiri paling sedikit dua kelompok pembeli, yang mencari mutu dan yang
mencari harga rendah.
2.2.3. Strategi Pemasaran Distribusi (Place)
Distribusi (place) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat
diperoleh dengan mudah tersedia bagi konsumen sasaran sebagaian besar produsen
menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk. Untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk
menyalurkan barang atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Berikut ini adalah
metode distribusi yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk
memaksimalkan laba.
1. Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya
pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Teknik ini
sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang
memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako,
rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya.
2. Strategi Distribusi Selektif
Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang
atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau
pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat
suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-
2.4.1. Segmenting
Kotler (2003) menyatakan segmentasi adalah the process of breaking a
heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer,
that is with relatively similar buying characteristics or needs yaitu suatu aktivitas
membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen
atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian
maupun gaya hidup.
BAB III
PEMBAHASAN
perilaku dan tuntutan masyarakat. Pepsodent menjalankan PLC secara konsisten. Hal
tersebut mengakibatkan Posisi pasar produk pepsodent memiliki berbagai
keunggulan. Sehingga tak heran jika banyak keluarga di Indonesia menggunakan
pasta gigi ini. Di samping mengembangkan product content sebagai bagian product
life cycle strategy, pepsodent pun terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa,
warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya
yakni dewasa dan anak-anak. Seperti kemasannya yang di buat dari plastik lentur dan
tutup yang lebih adaptif setelah sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas. Rasanya
dibagi sesuai dengan cita rasa buah-buahan atau rasa mint. Selain itu warnanya
disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun
kemasannya. Ukurannya diatur dari kecil, sedang, hingga besar. Sehingga praktis
mempengaruhi harga. Tidak hanya dari segi nilai produknya, inovasi promosi
pepsodent juga sangat kreatif dan inovatif sehingga mampu menarik daya beli
konsumen. Hal ini yang membuat nama Pepsodent paling kerap terdengar diantara
para pemain di industri ini. Bahkan, di ajang Indonesian Customer Loyalty Index
(ICLI) tahun 2012 Pepsodent berhasil menduduki peringkat teratas, diikuti Close Up
dan Maxam di urutan ke-2 dan ke-3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasta gigi
Pepsodent telah menjadi market leader dan menguasai pangsa pasar untuk produk
pasta gigi.
Pepsodent yang dulu juga membangun positioning statement Gigi Putih saat ini
telah berhasil melakukan repositioning dengan Perlindungan Gusi dan
Perlindungan Gigi Berlubang. Perubahan ini bukan semata-mata kata-kata yang
diubah, namun produsen telah memikirkan perubahan kuantitatif target pasar dan
segmen pasar yang dibidik, tentu ketika seseorang mencapai usia tua dengan gigi
Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merk pasta gigi yang diakui
oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri.
3.2 Strategi pemasaran PT. Unilever Indonesia pada produk pepsodent dengan
analisis 4P
3.2.1. Strategi Pengembangan Produk yang Dilakukan oleh PT. Unilever
Indonesia
pada Produk Pasta Gigi Pepsodent Strategi pengembangan produk yang dilakukan
oleh PT. Unilever Indonesia pada produk pasta gigi pepsodent adalah:
Line extension adalah mengembangkan item produk dengan kategori yang sama
dengan menggunakan merek yang sama seperti rasa, bentuk, warna, dan
kemasan. Dalam hal ini, Pepsodent telah mengeluarkan berbagai varian produk
yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, yaitu :
1.
2.
Pepsodent Whitening
3.
Pepsodent Sensitive
4.
Pepsodent Herbal
5.
Pepsodent Complete 12
6.
7.
8.
9.
Pepsodent Complete 8
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pepsodent Tooth Brush: Smart Clean, Family, Fighter, Easy Clean, Extra,
Double Care, Torsion, Whitening
3.2.2. Strategi Penetapan Harga oleh PT. Unilever Indonesia pada Produk
Pepsodent
Produk pasta gigi pepsodent menawarkan manfaat yang lengkap dengan harga yang
terjangkau. Konsumen diberikan pilihan untuk dapat menikmati manfaat dari varian
produk pepsodent disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, apakah mencari mutu
atau mencari harga rendah. Dengan demikian, strategi penetapan harga yang
dilakukan PT. Unilever Indonesia pada produk pasta gigi pepsodent adalah Economy
strategy dimana harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas yang didapat oleh
konsumen yaitu rendah/ terjangkau.
3.2.3. Strategi Pemasaran Place (Distribusi) yang Dilakukan oleh PT. Unilever
Indonesia pada Produk Pasta Gigi Pepsodent Strategi pemasaran distribusi yang
dilakukan PT. Unilever Indonesia pada produk pasta gigi Pepsodent adalah strategi
distribusi intensif. Strategi distribusi ini menempatkan produk dagangannya pada
banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Distribusi untuk
produk Pepsodent ini biasanya berlangsung di gudang distribusi, supermarket, pasar
Sales promotion
selalu
4. Public relation
Public relation yang diluncurkan oleh Pepsodent melakukan hubungan baik dengan
para konsumennya dengan cara memberikan kualitas prima untuk produk Pepsodent.
5. Direct marketing
Direct marketing yang dilakukan PT. Unilever Indonesia adalah Penggunaan
teknologi internet. Penggunaan teknologi ini juga menjadi concern dalam strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Pepsodent. Internet dan mobile merupakan media
yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi pemasarannya.
Berbagai strategi komunikasi yang dilaksanakan oleh Pepsodent memperkuat
kedudukannya sebagai market leader di bidang pasta gigi selama bertahun-tahun.
Hasil survey Frontier Consulting Group tahun 2013 menunjukkan Pepsodent
memiliki index sebesar 71,6%. Brand image yang terbentuk pun dapat dikatakan
positif. Sebagai produk perawatan kesehatan, Pepsodent mampu menunjukkan
kepada masyarakat bahwa mereka memiliki kepedulian tinggi di bidang sosial.
3.3 Diferentiation
Diferensiasi ada untuk menciptakan sebuah perbedaan yang bertujuan memberikan
nilai lebih kepada para konsumen. Assauri, Sofjan. 2002 Dengan begitu sebuah
produk akan lebih mudah dikenali dan memberikan daya tarik tersendiri bagi para
konsumen. Sehingga mereka lebih memilih produk kita, dibandingkan produk
Produk lebih unggul dibandingkan dengan produk lainya. Karena dengan produk
yang unggul akan memudahkannya dalam membangun loyalitas konsumen.
Harga jual produk lebih tinggi. Sebuah produk yang memiliki keunikan khusus,
biasanya akan diburu konsumen dengan harga berapapun.
Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang
diakui oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam
negeri.
Pelaksanaan pesan sangat menentukan dalam produk yang sangat mirip, dalam
beriklan melalui media televisi Pepsodent menyiapkan pernyataan berupa strategy
yang menggambarkan tujuan, isi, dukungan dan nada dari iklan yang diinginkan.
Semua pesan dapat disajikan dalam gaya pelaksanaan yang berbeda, yakni
penggambaran kebiasaaan menyikat gigi yang turun temurun, mulai sejak masih
anak gadis, kemudian beranjak menjadi ibu, dan akhirnya menjadi nenek-nenek.
Dalam hal ini Pepsodent menerapkan semua jenis advertising objective berasal dari
target pasar, market positioning dan bauran pemasaran. Pepsodent menerapkan ke
empat jenis advertising objective secara bersamaan melalui 3 media utamanya yaitu,
televisi, program below the line dimana Pepsodent melakukan program sekolah
Pepsodent dan pemeriksan gigi gratis, program menyikat gigi yang dilakukan anakanak SD telah menjangkau 3,2 juta anak, dan media yang terakhir adalah media
website Pepsodent.Kegiatan periklanan pada ketiga media mencakup klasifikasi
advertising objectif yaitu:
semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Berikut ini merupakan faktor-faktor
yang mendukung pasta gigi Pepsodent sehingga dapat diterima di masyarakat kota
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pepsodent telah menjadi market leader dan menguasai pangsa pasar di Indonesia
untuk produk pasta gigi, karena memiliki STP (Segementing Targeting Positioning)
yang telah direncanakan secara jelas dan diaplikasikan secara konsisten. Berdasarkan
analisis STP, Penulis menyimpulkan Pepsodent mengelompokkan produknya
berdasarkan segmentasi demografis pada variabel usia yaitu anak-anak dan dewasa,
serta segmentasi tingkah laku pada variabel manfaat, dimana Pepsodent menciptakan
beberapa produk yang menyediakan manfaat utama pada tiap merk bagi para
konsumennya. Adapun target pasar (targeting) Pepsodent yaitu anak-anak dan
dewasa serta konsumen yang memiliki kebutuhan khusus seperti permasalahan gigi
sensitive, mencegah gigi berlubang dan memutihkan gigi. Kata kunci yang menjadi
positioning dari produk pepsodent adalah inovasi sebuah produk dengan mengikuti
product life cycle (PLC) yang harus diperbaharui dan disesuaikan dengan selera
konsumen yang berubah, berkembang dan tumbuh bersama dengan pola-pola
perilaku serta tuntutan masyarakat. Pepsodent menjalankan PLC secara konsisten
dengan cara mengembangkan product content sebagai bagian product life cycle
strategy dan terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk sesuai
dengan segmentasi pasarnya yakni dewasa dan anak-anak. Pada produk Pepsodent
diferensiasi yang utama adalah :
1. Pepsodent adalah merk terkemuka di sebagian besar negara Asia dengan
Indonesia dan India sebagai pasar terbesar.
2. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang
diakui oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di
dalam negeri.
3. Pepsodent anak ikut bersaing dalam produk Pasta gigi anak.
4. Pepsodent menggunakan diferensiasi content dalam meluncukan varian baru
pasta gigi dari Triple action sampai Herbal Cooling dan juga Pepsodent
mengeluarkan sikat gigi yang inovatif.
Berdasarkan analisis 4P Bauran Pemasaran yang meliputi Product, Price, Place,
Promotion, maka penulis menyimpulkan:
1. Strategi pengembangan produk yang dilakukan PT. Unilever Indonesia pada
Pepsodent adalah Line Extension dan Brand Extension.
2. Strategi penetapan harga yang dilakukan PT. Unilever Indonesia pada
Pepsodent adalah Economy strategy dimana harga yang ditawarkan
sebanding dengan kualitas yang didapat oleh konsumen yaitu rendah/
terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Chairunnisa.
2011. Segmentasi,
Targeting,
Positioning
dan
Positioning)
pada
Diferensiasi. http://chaisachairunnisa.blogspot.com
[2] Ervina.
2012. STP
(Segmenting, Targeting,