Anda di halaman 1dari 22

RESUME BLOK IV

SKENARIO 5
SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME KARBOHIDRAT

KELOMPOK B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Erwin Maulana F P
Imas Ayu Arjianti Putri
Cynthia Parasetiayu
Muhammad Abdul Rozaq
Arindra Prasetya
Harmas Suhendi
Andhika Yudha Arizki
Teksis Irena Hendrayati
Windradini R.A.
Apen Aryansyah
Arieska Putri Yonita
Emilia Puspita Sari
Rizky Imansari
Alvin Isnaini
Yulya Indi Krisnaningtyas
Reza Kurniawan

(092010101007)
(092010101018)
(092010101019)
(092010101020)
(092010101022)
(092010101023)
(092010101024)
(092010101025)
(092010101026)
(092010101027)
(092010101028)
(092010101029)
(092010101030)
(092010101031)
(092010101032)
(092010101077)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2009

SKENARIO 5:

Suatu hari tante Rina datang ke rumahku setelah beberapa tahun menjadi TKW
di Arab Saudi. Saat melihat adikku Yusuf, 5 tahun, tante Rina berkata, Wah... Yusuf
dah besar ya sekarang, dulu masih bayi sering tante gendong-gendong. Tapi sekarang
kayaknya sudah ga kuat lagi, tambah gemuk dan tinggi niy.... Ya kan ada peran
hormon, pikirku

KLARIFIKASI ISTILAH

Hormon

: Zat kimia yang dihasilkan oleh organ, sel organ, dan sel tersebar yang
memiliki efek regulatorik terhadap aktivitas organ

Penentuan Masalah
Sistem Endokrin
1. Kelenjar Endokrin
1.1. Hipotalamus
1.2. Hipofisis
1.3. Tiroid
1.4. Paratiroid
1.5. Perineal
2. Hormon
2.1. Jenis
2.2. Mekanisme Kerja
2.3. Faktor yang Mempengaruhi
3. Metabolisme Karbohidrat
3.1 Metabolisme Glukosa
3.1.1. Glikolisis
3.1.2. Oksidasi Piruvat
3.1.3. Siklus Asam Sitrat
3.2 Metabolisme Glikogen
3.2.1. Glikogenesis
3.2.2. Glikogenolisis
3.3 Hormon yang Mempengaruhi

Pembahasan

Sistem Endokrin
Adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret internal menuju
sistem sirkulasi dasn mempengaruhi metabolisme tubuh. Fungsi kelenjar endokrin
antara lain :
a.

Menghasilkan hormon

b.

Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.

c.

Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.

d.

Merangsang pertumbuhan jaringan.

e.

Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi.

f.

Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, karbo hidrat, vitamin, mineral dan


air.

1. Kelenjar Endokrin
1.1. Hipotalamus
Hipotalamus terletak langsung di bawah otak dan ukurannya sebesar biji
kenari. Sejumlah besar informasi tentang keadaan tubuh dikirim ke hipotalamus,
kemudian disampaikan dari setiap titik dalam tubuh, termasuk pusat indra dalam
otak. Hipotalamus menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan
tindakan yang harus diambil dan perubahan yang harus dibuat dalam tubuh, serta
membuat sel-sel tertentu menjalankan keputusannya. Beberapa fungsi penting
hipotalamus yaitu :
a. Mengontrol sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengatur
beberapa perilaku :
Peningkatan atau penurunan denyut jantung dan tekanan darah.
Pengaturan suhu tubuh.
Pengaturan rasa lapar dan haus.
Sekresi air lewat ginjal (pengeluaran ADH).
Pengaturan kontraksi rahim dan pengeluaran ASI.
b. Fungsi afektif sensoris

Pusat-pusat ganjaran atau motivasi.


Pusat-pusat menyakitkan seperti takut, marah, termasuk nyeri dan
dorongan untuk melarikan diri.
Dorongan untuk bereproduksi.
c. Pengaturan tidur dan jaga
Hipotalamus dorsal berhubungan dengan Sistem Aktivasi Retikularis
(SAR).
Hipotalamus lateral anterior menghambat SAR.
d. Mengontrol sistem endokrin melalui hormon-hormon yang dihasilkan
hipotalamus kemudian melalui pembuluh darah dihubungkan dengan kelenjar
hipofisis anterior.

TRH merangsang TSH


CRH merangsang ACTH
GnRH merangsang GH
PRH merangsang prolaktin

1.2. Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau pituitari adalah sebuah kelenjar endokrin kecil yang
terletak pada cekung celaturcica,tepat di bawah hipotalamus. Hipofisis memiliki
dua lobus yang secara anatomis dan fisiologis berbeda, hipofisis anterior atau
adenohipofisis dan hipofisis posterior atau neurohipofisis.
Hipofisis anterior
Tidak seperti hipofisis posterior yang mengeluarkan hormon yang disintesis d
hipotalamus, hipofisis anterior itu sendiri mensintesis hormon_hormon yang
kemudian dikeluarkannya dalam darah. Populasi-populasi sel yang berbeda di
hipofisis anterior menghasilkan dsn mengeluarkan enam hormon peptida
yang hingga saat ini telah diketahui.
Hormon pertumbuhan
Bertanggung jawab mengatur pertumbumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Hormon TSH
Merangsng sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
Hormon ACTH
Merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan meningkatkan
korteks adrenal.
Hormon FSH

Pada wanita : merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel


ovarium, tempat bekembangnya ovum, mendorong sekresi estrogen oleh
ovarium.
Pada pria: untuk produksi sperma.
Hormon LH
Pada wanita: bertanggung jawab untuk ovulasi,luteinisasi dan pengaturan
sekresi hormon seks wanita, estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pada
pria mengatur sekresi hormon seks pria.
Hormon prolaktin
Meningkatkan perkembangan payudara dan pembentukan susu pada
wanita.
Hipofisis Posterior
Secara embriologis berasal dari pertumbuhan berlebihan otak
Terdiri dari jaringan saraf
Dihubungkan ke hipotalamus melalui jaringan saraf, oleh karena itu
disebut neurohipofisis
Bagian ini mempertahankan hubungan langsung saraf dengan otak melalui
infundibulum
Terdiri dari :
o Pars Nervosa :
- Tidak mengandung sel sekretori
- Terdiri dari 100.000 akson tak bermyelin dari neuron-neuron
sekretoris di nucleus supraoptik dan praventrikuler
- Sekresi dari neuron-neuron di atas diangkut sepanjang akson dan
berkumpul di ujung akson pars nervosa. Di tempat ini, produk
neurosekresi tersebut membentuk bangunan yang dikenal sebagai
badab Herring
- Mengandung sel-sel seperti neuroglia (disebut pituisit) yang tidak
memiliki fungsi sekretori
o Infundibulum (tangkai neural)
Merupakan penghubung neurohipofisis ke otak
Hipofisis posterior tidak mensintesis hormone. Hormon-hormon yang
disekresikan disintesis di hipotalamus. Hormon-hormon itu adalah :
Vasopresin (ADH- Antideuritik Hormone)
Fungsi : - Meningkatkan retensi H2O oleh ginjal
- Menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (efek presor
pembuluh darah)
Oksitosin
Fungsi : - Mendorong pengeluaran air susu dari kelenjar mammae
- Merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
pengeluaran bayi selama kelahiran

1.3. Tiroid
a. Anatomi:
Bentuk seperti huruf U atau H
Letak C5-7
Berat 20-30 gr dengan dibungkus oleh 2 lapisan:
o Lamina pretrachealis
o Capsul fibrosa yang melekat erat
Terdiri dari 2 lobus, dextra dan sinistra dihubungkan oleh isthmus
Vaskularisasinya:
o Arteri thyroid superior
o Arteri thyroid inferior bersar dari truncus thyrocervicalis
o Vena thyroid superior
o Vena thyroid media
o Vene thyroid inferior
Inervasi
o Nervus vagus
o Truncus sympaticus
b. Histologi:
Berkembang dari bagian sealik endoderm saluran cerna
Penghasil T4 dan T3 yang merangsang laju metabolik
Jaringan tiroid terdiiri atas ribuan folikel dimana folikelnya membentuk
suatu bulatan bulatan berepitel selapis dengan lumen berisikan substansi
gelatinosa (disebut koloid)
Dibungkus oleh simpai jaringan ikat longgar yang menjulurkan septanya
ke dalam parenkim
Septa ini berangsur angsur tipis dan mencapai semua folikel
Jika terjadi sintesis h.tiroksin maka sel folikel yang awalnya gepeng akan
berbuah menjadi silindris
Membran basal sel folikel memeiliki reseptor TRH
Terdapat sel parafolikuler yang lbh besar dari sel folikel. Sel ini memiliki
granul2yang berisi h.kalsitonin.
c. Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid:
Pembentukan hormon tiroid di molekul Tiroglobulin pada bagian koloid
kelenjar tiroid. Tiroglobulin merupakan suatu molekul protein besar yang
dihasilkan oleh RE/aparatus Golgi sel folikuler dan melalui eksositosis
akan dikeluarkan ke bagian koloid.
Setelah sampai pada koloid, asam amino tyrosin segera berikatan dengan
molekul tyroglobulin.

Tiroid menangkap iodium dari darah dan memasukkannya ke dalam sel


melalui transpor aktif yang disebut pompa iodine
Setelah iodine masuk maka akan segera berikatan dengan molekul
Tyroglobulin-Tirosin.
Perlekatan sebuah iodine akan membentuk monoiodotirosin(MIT)
sedangkan perlekatan dua molekul iodine membentuk diiodotirosin(DIT)
Kemudian

terjadi

pengikatan

molekul-molekul

tirosin

beriodium.

Penggabungan dua DIT menghasilkan T4(Tetraiodotironin=tiroksin) dan


penggabungan satu DIT dan MIT menghasilkan T3(Triiodotironin).
d. Kelenjar Tiroid menghasilkan hormon-hormon seperti
T3(Triiodotironin) dan T4(tetraiodotironin=tiroksin), dihasilkan oleh sel
folikuler, berfungsi mengatur metabolisme tubuh, seperti meningkatkan
sintesis ATP di mitokondria, menaikkan denyut jantung,dsb.
Kalsitonin, dihasilkan oleh sel C kelenjar tiroid, berfungsi menurunkan
kadar kalsium darah, melalui tiga mekanisme dasar yaitu (1)Meningkatkan
penyerapan kalsium pada tulang, (2)Meningkatkan penyerapan kalsium
pada usus, (3)Meningkatkan pengeluaran kalsium oleh ginjal
1.4. Paratiroid
Terdapat empat buah kelenjar paratiroid pada manusia yang terletak di
belakang kelenjar tiroid, di belakang setiap kutub atas dan kutub bawah kelenjar
tiroid. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter lebar 3
milimeter dan tebalnya 2 milimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak
coklat kehitaman.
Kelenjar paratiroid mengandung sel utama (chief cell) dan sel oksifil. Sel
utama berfungsi mensekresikan hormon paratiroid, dan sel oksifil kemungkinan
merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak menyekresi hormon.
Hormon paratiroid pertama kali dibentuk di ribosom dalam bentuk
preprohormon yang diubah menjadi prohormon di apparatus golgi dan reticulum
endoplasma dan menjadi hormone di granula sekretorik.
Hormon paratiroid berfungsi meningkatkan kadar kalsium plasma bebas
melalui efek pertama pada tulang. Efek hormon paratiroid adalah mengaktifkan
pompa kalsium di membran untuk meningkatkan pompa kalsium tanpa disertai

pemindahan fosfat dari cairan tulang, Melewati membran dan menuju plasma
darah. Bila pompa osteostik ini sangat aktif, konsentrasi cairan tulang menjadi
sangat aktif, konsentrasi kalsium cairan tulang turun. Sebagai pengimbangnya
garam fosfat kalsium diabsorbsi dari tulang.
Hormon paratiroid juga dapat meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus
ginjal, sehingga saat hipokalsemia, reabsorpsi ini semakin meningkat dan
konsentrasi kalsium kembali normal. Akan tetapi, hormon paratiroid dapat
menyebabkan pelepasan fosfat dengan cepat ke dalam urin karena efek dari
hormon tersebut menurunkan reabsorpi ion fosfat di tubulus proksimal. Efek ini
menyebabkan konsentrasi kalsium bisa tetap berada pada nilai normal tubuh.
Hormon paratiroid juga menyebabkan meningkatnya absorpsi kalsium
dan fosfat di usus dengan cara pembentukan 1,25-dihidroksikolekalsiferol dari
Vitamin D. Untuk mengurangi kebocoran kalsium yang dikeluarkan melalui
feses. Konsentrasi ion kalsium yang mengalami penurunan dapat menyebabkan
kelenjar paratiroid meningkatkan kecepatan sekresinya dalam waktu beberapa
menit. Bila penurunan kalsium menetap, kelenjar menjadi hipertrofi. Sebaliknya,
keadaan yang meningkatkan ion kalsium di atas nilai normal menyebabkan
berkurangnya aktivitas dan ukuran kalenjar paratiroid.
1.5. Perineal
a. Morfologi
Kelenjar pineal (epifisis serebri) terbentuk dari jaringan saraf dan terletak
di langit-langit ventrikel ketiga otak.
Kelenjar ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang
Seiring pertambahan usia, kelenjar mengakumulasi cadangan kalsium yang
disebut sebagai braind sand
Hormon yang disekresi adalah melatonin yang memiliki beberapa efek
yang dibuktikan. Pada binatang percobaan, melatonin mempengaruhi fungsi
endokrin kelenjar teroid, korteks adrenal, dan gonad serta mempengaruhi
perilaku perkawinan mereka. Sedangkan pada manusia, melatonin sepertinya
memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin dan menghambat
produksi melamin oleh melanosit di kulit.
b. Pengendalian produksi melatonin
Intensitas dan durasi cahaya lingkungan yang mencapai kelenjar melalui
koleteral jalur penglihatan mempengaruhi pelepasan melatonin. Produksi
melatonin terendah terjadi pada siang hari dan terbesar pada malam hari.

Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama


beberapa proses fisiologis harian.

2. Hormon
2.1. Jenis
a. Non Steroid
a.1 Peptida
Berupa rantai asam amino spesifik yang hidrofilik. Hormon ini
disintesis di retikulum endoplasma kasar kemudian dikemas di kompleks
Golgi selanjutnya sejumlah besar disimpan dalam granula sekretorik.
Contoh hormon jenis ini adalah seemua hormon dari hipotalamus,
hipofisis anterior, hipofisis posterior, pankreas, kelenjar paratiroid,
saluran pencernaan, ginjal hati, sel C tiroid, jantung. Berasal dari
prehormon memiliki waktu paruh panjang ( menit ), beredar unbond
( tidak terikat protein ), dan memiliki reseptor pada dinding sel.
a.2 Asam Amina
Disekresikan oleh kelenjar tiroid dan medulla adrenal. Ketika
disimpan berikatan dengan makromolekul tiroglobulin dan disekresi
ketika terlepas dengan makromolekul tersebut dan menuju aliran darah.
Di dalam darah hormon jenis ini berikatan dengan protein plasma.
Hormon ini memiliki reseptor pada nukleus sehingga mempengaruhi
peningkatan transkripsi gen.
Ciri khas :
Aktifkan mekanisme genetik pembentukan protein intrasel
Memiliki fungsi pengaturan yang cukup lama
b. Steroid
Steroid adalah senyawa lemak terdiri dari komplekcincin atom hydrogen
dan atom karbon. Dibedakan berdasarkan tipe dan banyaknya atom yang
terletak dalam rantai cinicin hydrogen tersebut. Semua steroid hormone
adalah derivate dari kolesterol, termasuk hormon reproduksi (testosterone
dan estrogen), hormon sekresi korteks adrenal (aldosteron dan kortisol).
Hormon steroid tidak larut dalam air. Hormon steroid dibawa ke target
sel melalui darah dengan berikatan lemah dengan protein plasma darah.
Hormone steroid larut dalam lemak, menyebabkan hormone steroid mudah

menembus membrane sel targetn. Reseptor spesifik hormone steroid ini


umumnya terdapat di plasma sel dan plasma inti. Hormone steroid akan
membentuk kompleks hormone-reseptor ketika berikatan dengan reseptor
spesifiknya. Kompleks hormone-reseptor berikatan dengan DNA dalam
nucleus sehingga mengaktivasi ataupun menghambat terjadinya respon sel.
Mekanisme aksi hormone steroid

Kelenjar endokrin mengsekresikan hormone steroid.


Hormone steroid berdifusi menembus membrane sel target dan nucleus.
Hormone berikatan dngan molekul reseptor.
Kompleks hormone-reseptor steroid berikatan dengan DNA dan

mendorong terjadinya transkripsi oleh mRNA.


mRNA keluar dari nucleus memasuki sitoplasma dan mengaktivasi sintesa
protein.
protein baru yang disintesis menghasilkan efek hormone spesifik.
2.2. Mekanisme Kerja
a. Jenis reseptor hormon
Di permukaan membran sel = protein, peptida, dan hormon katekolamin
Sitoplasma sel = hormon steroid
Nukleus sel = hormon tiroid
b. Reseptor :
Terkait kanal-ion
Neurotransmitter berikatan dengan reseptor yang ada di membran
pascasinaps sehingga menyebabkan kanal ion membuka atau menutup.
Kanal ini untuk masuknya ion natrium, ion kalium, ion kalsium, dan
seterusnya. Dan ini menimbulkan efek pada sel pascasinaps.
Terkait protein G
Reseptor protein G = 7 protein transmembran yang keluar masuk
kedalam membran sel
Ada protein G trimerik yang terdiri dari subunit , ,
Dalam keadaan inaktif, protein G trimerik (, , ) akan berikatan
dengan GDP pada subunit
Reseptor teraktivasi terjadi perubahan bentuk mengakibatkan protein G
trimerik yang terkait GDP berhubungan dengan bagian sitoplasma dari
reseptor dan terjadi pertukaran GDP menjadi GTP
Pertukaran GDP menjadi GTP menyebabkan subunit terdisosiasi dari
trimerik dan berhubungan dengan protein pesinyal intrasel lainya terjadi
perubahan aktivitas kanal ion atau aktivitas enzim intrasel

Hormon terlepas maka subunit menginaktivasi sendriri dan mengubah


GTP menjadi GDP, kemudian bergabung dengan subunit dan subunit
protein G trimerik yang inaktif pada membran
Reseptor hormon intrasel dan aktivasi gen
Hormon (steroid atau larut dalam lemak) menembus membran sel dan
berikatan dengan reseptor yang ada di sitoplasma atau nucleus
kompleks reseptor hormon yang teraktivasi berikatan dengan promotor
DNA (hormone response element)

mengaktivasi atau menekan

transkripsi gen yang spesifik kemudian menghasilkan mRNA


mRNA menuju ribosom membentuk protein yang baru
Protein ini akan menjadi pengatur fungsi sel yang baru atau mengubah
fungsi sel.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan sintesis dan sekresi (dipengaruhi kelainan bawaan, tumor ataupun
infeksi, stimulan).
Sistem transport hormon dalam plasma.
Reseptor
Kecepatan degradasi hormon, terutama dalam sel hati dan ginjal
Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi aktif.

3. Metabolisme Karbohidrat
3.1 Metabolisme Glukosa
3.1.1. Glikolisis
Merupakan pemecehan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat
disebut juga sebagai Reaksi Emden-Meyerhof. Terjadi di sitosol. Terutama
otot bergaris. Energi yang dihasilkan pada keadaan aerob 36/38 ATP,
sedangkan pada keadaan anaerob 2 ATP.

3.1.2. Oksidasi Piruvat


Piruvat dipindahkan dari luar ke dalam mitokondria oleh simporter proton.
Proses ini dibantu oleh enzim piruvat dehidrogenase komplek dan
membutuhkan TPP, NAD+,dan Ko-A sampai terbentruk NADH, CO2, dan
Asetil KoA. Melalui reaksi sebagai berikut :
CH3COOH +HsKoA + NAD+ CH3CO-sKoA + CO2 + NADH + H+
3.1.3. Siklus Asam Sitrat

Siklus Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat,
kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan siklus
asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut,
yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk
asam sitrat.
a. Asetil Ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke
dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk
asam sitrat. Setelah "mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs,
ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus.
b. Asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air
sehingga terbentuk asam isositrat.
c. Asam isositrat mengalami oksidasi melepas ion H+, kemudian
mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul CO 2
dan membentuk asam a-ketoglutarat (asam alpha ketoglutarat).
d. Asam a-ketoglutarat melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi
melepaskan satu ion H+ yang mereduksi NAD+ menjadi NADH. Asam

a-ketoglutarat mendapatkan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A.


Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan
siklus, terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan
suksinil ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan energi untuk
menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik
menjadi satu molekul ATP.
e. Asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H +,
diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuk asam
fumarat. Satu molekul air ditambahkan ke asam fumarat dan
menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat,
asam fumarat berubah menjadi asam malat.
f. Asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H +,
yang kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam
oksaloasetat kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini akan mengikat
asetil ko-A dan menjalani siklus Krebs.
Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Molekul NADH dan FADH2
menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, rantai transpor elektron.
3.2 Metabolisme Glikogen
3.2.1. Glikogenesis
Adalah sintesis glikogen dari glukosa yang terjadi di dalam hati dan otot.
Reaksi 1 :
Mg++
Glukosa + ATP

Glukosa 6-p + ADP

Glukokinase / Heksokinase
Reaksi 2 :
Glukosa 6-p

Glukosa 1-p
Fosfoglukomutase

Reaksi 3 :
Glukosa 1-p + UTP

UDPG + Pirofosfat

UDPG Pirofosforilase
Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan
glukosa 6-fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai

senyawa kimia berenergi tinggi. Enzim yang mengkatalisnya adalah


glukokinase. Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat
mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat.
ATP

ADP

Glukosa

glukosa 6-fosfat
heksokinase
fosfoglukomutase

Uridin difosfat

UTP uridil transferase

glukosa (UDPG)

Glukosa 1-fosfat
PPi

UTP

Glikogenesis : pembentukan uridin difosfat glukosa (UDPG) dari


glukosa, melalui pembentukan glukosa 6-fosfat dan
glukosa 1-fosfat.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) dikatalis oleh
UDPG Pirofosforilase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDPglukosa)dan pirofosfat (PPi).
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme
umum untuk biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai
tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa
dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDPglukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat
sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang kemudian dengan enzim
sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa.

Enzim Glikogen sintetase ( sintase ) : membentuk ikatan -1,4


Glikosidik (rantai lurus) dari glikogen. Enzim ini memiliki dua bentuk:
aktif (glikogen sintase a) yang dapat dirubah menjadi glikogen
sintase b melalui reaksi fosforilasi oleh protein kinase
tidak aktif (glikogen sintase b) yang juga dapat dirubah menjadi
glikogen sintase a dengan bantuan protein fosfatase
Saat kebutuhan glukosa meningkat enzim protein kinase akan menjadi
aktif dan mengubah glikogen sintase aktif menjadi inaktif mengakibatkan
proses glikogenesis terhambat.
Enzim Pencabang ( Branching Enzyme ) : membentuk ikatan -1,6
Glikosidik ( rantai cabang ) dari glikogen
3.2.2. Glikogenolisis
Merupakan mekanisme pengubahan glikogen menjadi glukosa
Residu glukosil paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan

oleh enzim glikogen fosforilase melepaskan glukosa 1-fosfat


(C6) n + Pi (C6) n-1 + glukosa 1-fosfat
Enzim tersebut spesifik untuk rangkaian 1-- 4 glikogen.
Berakhir pada empat residu dari titik cabang.
3 dari 4 unit glukosil yang tersisa dipindahkan ke rantai yang lain oleh
enzim ( -[1-- 4] --- -[1--4] glukan transferase) dan selanjutnya akan
dipecah lagi oleh enzim glikogen fosforilase.

Satu unit glukosa yang terakhir yang merupakan ikatan [1---6] dipecah
juga menggunakan enzim pemutus cabang (debranching enzyme)
(amilo[1---6] glukosidase
Enzim fosfoglukomutase mengubah glukosa 1-fosfat glukosa 6fosfat.
Glukosa 6-fosfat dapat memasuki jalur glikolisis.
Di hati dan ginjal terdapat enzim glukosa 6 fosfatase yang spesifik yang
dapat memecah ikatan ester pada glukosa 6-fosfat dan melepaskan
glukosa ke peredaran darah. Sedangkan di otot tidak didapatkan enzim
tersebut, sehingga proses pemecahan hanya terjadi di hati saja.
3.3 Hormon yang Mempengaruhi
Insulin
Diproduksi oleh sel -pankreas
Punya peranan sentral dalam mengatur konsentrasi glukosa darah
Zat yang dapat menyebabkan pelepasan insulin adalah asam amino, asam
lemak bebas, badan keton, glukagon, sekretin, dan tolbutamid.
Glukagon
Diproduksi oelh sel -pankreas
Sekresi hormon glukagon dirangsang oleh keadaan hipoglikemia
Meningkatkan kadar glukosa darah dengan cara:
Merangsang glikogenolisis
Merangsang glukoneogenesis
Glukokortikoid
Disekresikan oleh korteks adrenal
Sangat penting dalam metabolisme karbohidrat
Menghambat penggunaan glukosa di jaringan ekstrahepatik
Bekerja secara antagonistik terhadap insulin
Epinefrin atau adrenalin
Disekresikan oleh medula adrenal sebagai akibat dari rangsangan yang
menimbulkan stress
Meningkatkan glukosa darah karena dapat merangsang glikogenolisis
o Di otot : tidak ada enzim glukose 6-phosphate sehingga glikogenolisis
terjadi dengan pembentukan asam laktat
o Di hati : glukosa merupakan produk utama yang di gunakan untuk
peningkatan kadar glukosa dalam darah
Hormon tiroid
Hormon yang berpengaruh terhadap glukosa darah
Kadar glukosa pada orang hipertiroid lebih besar pada orang yeng
hipotiroid

Orang hipertiroid akan menggunakan kadar glukosa dengan kecepatan


normal atau meningkat sedangkan
Orang hipotiroid akan mengalami penurunan kemampuan dalam
menggunakan glukosa

Kesimpulan
Sistem Endokrin merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh kita.
Sistem ini berfungsi untuk mengatur fungsi fisiologis organ kita. Apabila terjadi
masalah pada sistem ini maka dapat dipastikan tubuh kita tidak mungkin bekerja secara
optimal. Selain itu metabolisme karbohidrat juga sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Metabolisme karbohidrat merupakan proses pembentukan energi tubuh kita yang utama.
Apabila metabolisme karbohidrat mengalami gangguan maka tubuh kita tidak mungkin
bekerja secara optimal. Hal ini terjadi karena sebagian besar tubuh kita membutuhkan
karbohidrat (glukosa) dalam pembentukan energi untuk bekerja secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai