Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
I.I.
Latar Belakang
Sejak 12 Maret 2010 Universitas Negeri Semarang telah
mendeklarasikan diri sebagai Universitas Konservasi. Alasan mengapa
Unnes mendeklarasikan diri sebagai Universitas konservasi yaitu letak
geografis kampus Unnes yang berada di daerah perbukitan.
Untuk menjaga kelestarian hidup di daerah kampus Unnes, maka
dibutuhkan pengelolaan yang lestari agar lingkungan kampus Unnes tetap
nyaman dan lestari. Selain itu, konservasi juga dipilih sebagai suatu ciri
khas yang membedakan Unnes dengan Universitas lain.
Oleh karena itu sebagai upaya mewujudkan menjadi Universitas
konservasi, Unnes membuat berbagai kebijakan salah satuanya yaitu
Tujuh Pilar Konservasi. Salah satu dari tujuh pilar tersebut yaitu pilar
pengelolaan limbah yang bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan,
pengawasan terhadap produksi sampah dan limbah. Melihat kondisi
sampah dilingkungan Unnes baik itu sampah organik maupun anorganik
yang semakin bertambah jumlahnya, menjadikan peluang tersendiri bagi
Unnes untuk memanfaatkanya menjadi produk yang memiliki manfaat dan
bernilai ekonomi.
I.II.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan konservasi?
2.
Apa yang dimaksud dengan sampah dan pupuk?
3.
Bagaimana cara pembuatan pupuk kompos dan MOL?
I.III.
1.
2.
Tujuan
PENJELASAN
A.
B.
1.
2.
II.I
Konservasi
Sejarah
Unnes mendeklarasikan sebagai Universitas Konservasi tepatnya
pada tanggal 12 Maret 2010 yang juga dihadiri menteri pendidikan yaitu
Bapak Muhammad Nuh yang juga sekaligus ikut serta dalam
meresmikannya.
Dengan deklarasi itu, seluruh civitas Unnes bertekad untuk selalu
menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan
pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam. Unnes juga
menempatkan konservasi sebagi wujud tri darma perguruan tinggi, yakni
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mewujudkan konservasi dapat tercipta dalam kampus Unnes maka
dibentuklah Tim Konservasi yang memiliki fungsi untuk merencanakan,
melaksanakan, dan memantau secara sistematisasi dalam hal
pengembangan konservasi baik fisik maupun non fisik.
Pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Status Universitas Negeri
Semarang sebagai kampus konservasi, sehingga sejak saat itu kampus
Unnes memiliki visi menjadi universitas konservasi bertaraf internasional,
yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020.
Tim Konservasi yang dibentuk sebelumnya kemudian pada tahun 2011
0berdasarkan SK Rektor Unnes Nomor 35/P/2011 menjadi sebuah Badan
Pengembangan Konservasi BANGVASI yang bertugas untuk
mengmbangkan nilai-nilai konservasi di lingkungan unnes dan masyarakat.
Pengertian Konserrvasi
Secara umum, konservasi mempunyai arti pelestarian yaitu
melestarikan/mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan
lingkungan secara seimbang. (MIPL, 2010;Anugrah, 2008 : Wahyudi dan
DYP Sugiharto (ed), 2010).
Adapun tujuan konservasi adalah:
Mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia.
Melestarikan kemampuan dan pemanfatan sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang
3.
B.
a.
b.
c.
d.
e.
Sampah sejenis ini berasal dari bahan baku non biologis dan sulit terurai,
sehingga seringkali menumpuk di lingkungan. Yang tergolong kedalam
sampah anorganik yaitu : plastic, kaleng, Styrofoam, dan sejenisnya.
Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
Sampah B3 yaitu limbah dari bahan yang beracun dan berbahaya seperti
limbah rumah sakit, limbah pabrik, pertambangan dan sebagainya.
Ketiga sampah tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menangani permasalahan sampah, biasanya sampah dipilah pilah
sesuai jenisnya. Sampah, apabila terlalu banyak akan menimbulkan
berbagai masalah lingkungan. Untuk menanganinya diperlukan teknik 4 R
(Reduce, Reuse, Recycle, Replace) untuk mengurangi sampah. Selain itu,
kepeduian kita terhadap lingkungan turut memegang peranan penting
dalam upaya pelestarian lingkungan.
Pupuk
Dalam artian luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan
untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih
baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus pupuk
ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.
Pupuk memiliki beberapa macam diantaranya sebagai berikut:
Pupuk Hijau
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang
dibenamkan kedaam tanah.
Pupuk Kompos
Pengomposan didefinisikan sebagai suatu proses yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk mengubah material organik seperti kotoran ternak,
daun, rumput, dan sisa makanan menjadi kompos. Tetapi sekarang sudah
banyak spesifikasi mengenai kompos.
Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak
yang tanpa mengalami pengolahan khusus, dan dipakai untuk memupuk
tanaman.
Pupuk Saresah
Pupuk saresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen
tanaman yang sudah tidak terpakai. Missal jerami kering, bonggol jerami,
rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain lain.
Pupuk Cair
A.
1.
f.
g.
h.
i.
j.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
4.
a.
b.
c.
d.
B.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
BAB III
PENUTUP
III.I.
Kesimpulan
Universitas Negeri Semarang sebagai universitas yang mendeklarasikan
universitas konservasi bertekad untuk menjunjung tinggi prinsip
perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara
lestari terhadap sumber daya alam. Tidak hanya itu, Unnes juga
menempatkan konservasi sebagai eujud tri darma perguruan tinggi, yakni
perndidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ada 7 pilar
konservasi sebagai perwujudan visi dan misi Unnes menjadi Universitas
Internasional. Salah satu bentuk konservasi yakni adanya rumah kompos.
Di tempat tersebut, pemanfaatan dan pengolahan sampah baik organik
dan anorganik yang dapat diolah kembali menjadi pupuk.
III.II. Saran
Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dalam pengelolaan sampah
baik organik maupun anorganik yakni penataan kembali tempat atau ruang
dengan struktur ruang yang lebih tertata. Selain itu, diharapkan pembaca
agar ikut serta dalam pembangunan agenda konservasi salah satu contoh
dalam bentuk terkecil yakni membuang sampah di tempatnya. Cara
tersebut dianggap telah membantu tercapainya tujuan, visi, dan misi
Universitas Konservasi. Untuk mencapai titik yang maksimal, fasilitas,
sarana dan prasarana harus lebih dilengkapi.