Anda di halaman 1dari 29

HERNIA INGUINALIS

LATERAL
dr. Dina septiana
Program Internsip Dokter Indonesia
RSUD Sumbawa
2015

IDENTITAS PASIEN

Nama
: An. MF
Usia : 10 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat
: Plampang
MRS : lewat poli bedah, tanggal 9
November 2015

ANAMNESIS
Keluhan utama : benjolan di lipat paha kanan
RPS :
Satu bulan SMRS, ibu pasien menyadari
adanya benjolan yang menonjol pada daerah
lipat paha kanan pasien, benjolan sewarna
kulit, ukuran sebesar ibu jari. Benjolan tidak
menetap, dan hilang timbul terutama saat
pasien sedang menangis atau batuk. Benjolan
kemudian menghilang dengan sendirinya.
Tidak ada gangguan BAB dan BAK.
3

ANAMNESIS
RPS :
5 hari SMRS, muncul benjolan yang lebih besar,
berbentuk lonjong, sewarna kulit, hilang timbul. Saat
pasien menangis, benjolan bisa membesar sampai
ke scrotum kanan. Benjolan bisa mengecil, tetapi
tidak hilang sepenuhnya. Tidak ada gangguan BAB
dan BAK. Pasien masih menyusu dengan lahap.
Demam (-), muntah (-), pasien menjadi agak rewel.
HMRS, benjolan menetap, pasien muntah 1 kali,
demam (-), pasien rewel, namun masih mau
menyusu. Tidak ada gangguan BAB dan BAK.
4

ANAMNESIS
RPD : riw batuk lama(-), riw
immunisasi lengkap, riw kelainan
congenital (-)
RPK : riw kelainan congenital (-),
keluhan serupa (-)

PEMERIKSAAN FISIK
KU : baik, gerak aktif
Vital sign : HR 130x/mnt; RR 30x/mnt; S
36,8C
Kepala : conjunctiva tidak pucat, ikterik (-),
mukosa basah
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax :
Paru : simetris, retraksi(-), sonor +/+, vesikuler
+/+
Jantung : S1, S2 reguler, murmur (-)
6

PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : flat, supel, turgor kulit
cepat kembali, timpani, bising usus
normal
Ekstremitas : akral hangat, tidak
pucat, edema (-), CRT<2 detik
Berat badan : 8.7 kg

STATUS LOKALIS REGIO


INGUINAL
Inspeksi : saat anak menangis,
terdapat benjolan pada lipat paha
kanan sampai scrotum, berbentuk
lonjong, sewarna kulit
Auskultasi : peristaltik (+)
Palpasi : teraba masa (+), massa dapat
dimasukkan kembali, berbatas tegas,
NT (-)
Finger test : sulit dinilai
8

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin:
AL : 8.28 103/ul(4.5-10.3)
AE : 4.25 6/ul (4.0-5.2)
AT : 215.0/ul(150-450)
Hb : 12,7 g/dl(12-15)
HCT : 36.2 %(37.0-47.0)

DIAGNOSIS
Hernia inguinalis lateral dextra
reponibel

10

PENATALAKSANAAN
Pro herniotomy tanggal 11 November 2015
Pre operasi :
IVFD RL 10 tpm
Paracetamol syrup 3 x cth.I
Konsul anestesi
Puasa 8 jam

Post operasi :
Inj. Ceftriaxon 3 x 250 mg
Monitoring KU dan vital sign

11

DEFINISI HERNIA
Protrusi jaringan/organ dari suatu
rongga tubuh melalui suatu celah
(opening) yang abnormal menuju ke
bawah kulit atau menuju rongga tubuh
yang lain.

12

CANALIS INGUINALIS
Batas canalis inguinal :
Dinding anterior :
aponeurosis MOAE
Dinding posterior :
fascia m. transversa
abdominis dan
peritoneum parietal
Superior : tepi bebas
MOAI dan m.
transversus abdominis
Inferior : lig.inguinalis
Medial : conjoint
tendon (gabungan
MOAI dan m.
transversus
Abdominis)
13

Canalis
inguinalis
berisi:
Funiculus
spermaticus
A & V spermatica
N. Ilioinguinal
N. iliofemoral
Bagian dalam canalis
disilang
oleh
a.epigastrica inferior
14

TRIGONUM HASSELBACH
Inferior :
lig.inguinal
Lateral :
a. epigastrica
inferior
Medial:
tepi lateral m.
rectus
abdominis
15

KOMPONEN HERNIA
Kantong
hernia
(Pada
hernia
abdominalis
berupa
peritoneum
parietalis. Tidak semua hernia memiliki
kantong, misalnya hernia incisional/
sikatrik)
Isi hernia (usus,omentum, organ intra
ataupun ekstraperitoneal).
Pintu atau leher hernia (cincin hernia,
lokus minoris resisten dinding abdomen)
16

ETIOLOGI
Congenital :
1. Sempurna (proses intrauterin)
terjadi sejak lahir
2. Tidak sempurna (waktu lahir tdk
tampak, mis: HIL akibat proc. Vaginalis
abdominis persistent)
Acquired :
Tekanan
intra
abdomen
tinggi,
obesitas, pasien yang suka mengejan,
distensi dinding perut, dll.

17

KLASIFIKASI HERNIA
Berdasarkan arah protrusi:
1. Hernia eksterna
a.
b.
c.
d.
e.

Hernia
Hernia
Hernia
Hernia
Hernia

inguinalis lateralis
inguinalis medial
femoralis
umbilikalis
sikatrik

2. Hernia interna
a.
b.
c.
d.

Hernia
Hernia
Hernia
Hernia

obturator
diafragmatika
foramen winslow
ligamentum treit
18

KLASIFIKASI HERNIA
Berdasarkan sifatnya :
1. Hernia reponibel
2. Hernia irreponibel (dapat disertai
adhesi)
3. Hernia inkarserata
4. Hernia strangulata
5. Hernia richter
19

ANAMNESIS
Orang dewasa: benjolan di lipatan paha, perut
bawah, scrotum, labium mayor.
Bayi dan anak-anak: benjolan yang hilang timbul
di lipatan paha atau scrotum, biasanya disadari
oleh orang tua
Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan
tekanan intra abdominal.
Benjolan menghilang atau mengecil ketika
penderita berbaring (reponibel), tidak dapat
kembali atau tidak menghilang ketika berbaring
(irreponibel).
20

ANAMNESIS
Keluhan nyeri jarang dijumpai epigastrium
atau paraumbilikal berupa nyeri visceral
Nyeri + mual atau muntah hernia
strangulata dan hernia inkarserata
Faktor-faktor predisposisi, antara lain:
Pekerjaan (mengangkat-angkat beban berat, atlet
angkat besi, tentara, kuli bangunan, dll)
Penyakit ataupun gangguan kronis (BPH, stricture
urethra, batuk kronis, ascites, atau susah BAB)
Usia tua
Obesitas
21

PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
Benjolan di lipat paha simetris atau asimetris pada
posisi berdiri, px dibantu dengan manuver valsava.
Bentuk benjolan : lonjong (HIL), bulat (HIM)
Bedakan dengan limfadenopati: benjolan tetap ada
pada posisi tidur
Benjolan di atas lipat paha : inguinalis
Benjolan di bawah lipat paha : femoralis
Benjolan pada skrotum : tumor, hernia skrotalis,
orchitis, hidrocele, varicocele
Tanda-tanda peradangan, pada hernia inguinalis
biasanya tanda radang (-)
22

PEMERIKSAAN FISIK
PALPASI
Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak
tampak benjolan penderita diminta mengejan atau
melakukan manuver valsava.
Tentukan konsistensinya
Lakukan reposisi
Finger test:
HIL: annulus inguinalis lateral ditekan, penderita disuruh
mengejan, teraba benjolan di ujung jari
HIM: annulus inguinalis lateral ditekan, penderita disuruh
mengejan, teraba benjolan di sisi jari

Pada anak: teraba silk sign (seperti benang sutra) akibat


adanya proc. Vaginalis persisten
23

DIAGNOSIS BANDING HIL

Hydrocele
Varicocele
Limfadenopati inguinal
Abses inguinal
Hematom post trauma
Lipoma atau STT lainnya
Tumor testis
24

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen thorax : Batuk kronis, asma,
tumor paru
Rontgen abdomen : tanda ileus
USG Abdomen : Asites, tumor
abdomen
USG scrotum

25

PENATALAKSANAAN
Non operatif/konservatif, yaitu reposisi dan pemakaian
sabuk TRUSS. Indikasinya :
Bila menolak operasi
Disertai penyakit berat yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal (ascites, cirrhosis hepatic, tumor paru)
Hernia Inguinalis Medialis ukuran kecil dan belum
mengganggu (atasi dulu factor penyebabnya)4

Operatif , pada hernia inkarserata, strangulata, hernia


reponibel maupun irreponibel yang cukup besar dan
mengganggu. Jenis operasi :
Herniotomy, yaitu: membuang kantong hernia seproximal
mungkin
Herniorrhapy, yaitu: herniotomy disertai hernioplasty.
26

27

28

TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai