Anda di halaman 1dari 32

MEDAN MAGNETIK

I. Pengantar
Gejala magnetisme, seperti halnya listrik, juga telah diamati manusia
beberapa abad sebelum masehi. Sebuah material berwarna hitam yang disebut
lodestone dapat menarik besi dan benda-benda logam lainnya. Tahun 1269, de
Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya sepasang kutub
pada benda magnetik. Kutub-kutub ini kemudian dinamakan dengan kutub utara
dan kutub selatan. Jika kutub yang sama didekatkan maka akan saling menolak,
dan sebaliknya jika kutub yang berlainan didekatkan akan saling menarik
Gambar 1. Gaya saling tolak dan
saling tarik pada magnet, Serupa
U

Saling menolak

Saling menarik

dengan gaya Coulomb dalam Elektrostatik


Gaya saling menolak dan saling menarik menyerupai fenomena listrik
statis (gaya Coulomb). Meskipun begitu ada perbedaan cukup penting antara
sumber dari gaya (medan) magnet dengan gaya (medan) listrik, yaitu pada magnet
kutub utara dan selatan tidak bisa terpisahkan dan selalu berpasangan, berbeda
halnya dengan gaya listrik (Coulomb) yang masing-masing muatan (positif dan
negatif) bisa terpisah, pada magnet kutub positif selalu muncul berpasangan,
bahkan jika sebuah bahan (batang) magnetik dipotong sedemikian rupa, selalu
saja muncul sepasang kutub.
S

Gambar 2. Dalam Magnet tidak terdapat Unipolar (satu kutub terpisah)


seperti dalam listrik
Pasangan kutub ini dikenal dengan dipole magnet. Dalam magnet tidak
ditemukan kutub tunggal (monopol) berbeda dengan listrik yang memiliki

1|Medan Magnet dan Gaya Magnet

monopol. Sebagaimana pada muatan listrik, sebuah dipole magnet memiliki


medan magnet yang arahnya dari kutub utara menuju ke kutub selatan. Hal ini
mirip seperti pada muatan listrik positif, medan listrik mengarah ke luar menjauhi
muatan, dan pada muatan negative sebaliknya.

Gambar 3. Gaya saling tolak dan saling tarik pada magnet


Serupa dengan Gaya Coulomb dalam Elektrostatik
Pada tahun 1820 Oersted menemukan bahwa arus di dalam sebuah kawat
dapat juga menghasilkan efek-efek magnetic, yaitu, bahwa arus tersebut dapat
mengubah arah sebuah jarum kompas. Penemuan ini sangat penting terkait
dengan kaitan antara ilmu-ilmu pengetahuan yang terpisah mengenai magnetism
dan listrik. Efek magnetisime sebuah arus di dalam sebuah kawat dapat diperbesar
dengan membentuk kawat tersebut ke dalam sebuah koil yang terdiri dari banyak
lilitan dan dengan menyediakan sebuah teras (core) besi.
Sepuluh tahun setelah penemuan Oersted, Michael Faraday dan Joseph
Henry berhasil menunjukkan bahwa medan listrik dapat diperoleh dari perubahan
medan magnet dan sejak saat itu orang percaya bahwa kelistrikan dan kemagnetan
sebenarnya adalah satu fenomena. Kita dapat menghasilkan sifat kelistrikan dari
medan magnet dan menghasilkan sifat kemagnetan dari arus listrik.
Beberapa tahun kemudian Maxwell menuliskan hukum lengkap tentang
kelistrikan dan kemagnetan yang merupakan awal dari suatu revolusi besar dalam
bidang teknologi diantaranya teknologi komunikasi, satelit, komputer dan yang
lainnya.
II. Indikator
1. Menjelaskan peristiwa kemagnetan
2. Menjelaskan gaya magnet

2|Medan Magnet dan Gaya Magnet

3. Menjelaskan medan magnet pada muatan listrik


4. Menjelaskan magnet pada arus listrik
5. Menjelaskan magnet pada loop arus
6. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan medan magnet
III.

Materi Pokok
III.1 Medan Magnet
Gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-

gaya magnet tidak hanya berada pada kutub-kutubnya saja melainkan juga timbul
di sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet
disebut medan magnet. Garis gaya magnet dapat digambarkan dengan cara
menaburkan serbuk besi pada kertas yang diletakkan di atas magnet. Jika pada
suatu tempat garis gaya magnetnya rapat, berarti gaya magnetnya kuat.
Sebaliknya jika garis gaya magnetnya renggang, berarti gaya magnetnya lemah.

Gambar 4. Diagram garis gaya magnet dapat dibuat sesuai pola serbuk besi
Serbuk besi membentuk barisan garis dengan arah yang pasti yang disebut
sebagai garis gaya magnetik, dan menggumpal lebih rapat pada daerah di dekat
kutub batang magnet. Untuk magnet yang berbeda, sebaran serbuk besi memiliki
kerapatan dan barisan garis yang berbeda. Gambar 4 menunjukkan bahwa
distribusi dari sebaran serbuk besi mengelilingi sebuah batang magnet dan serbuk
besi mengelilingi sebuah kawat berarus. Hasil pengamatan yang terakhir
3|Medan Magnet dan Gaya Magnet

menunjukkan bahwa gaya magnetik berhubungan dengan muatan yang bergerak


sama halnya dengan magnet. Gaya magnetik bekerja pada sebuah jarak, sama
seperti gravitasi dan gaya listrik. Serbuk besi mengindikasikan bahwa, sama
halnya dengan sebuah objek yang memiliki massa mampu menciptakan medan
gravitasi dan sebuah muatan objek mampu menciptakan medan listrik, sebuah
magnet atau arus listrik mampu menciptakan medan magnetik disekitarnya.

B
Medan magnetik ini diberikan definisi kuantitas dengan simbol
. Gaya
magnetik merupakan sebuah vektor sama seperti medan listrik karena memiliki
arah.
Arah garis dan kerapatan serbuk besi merupakan sebuah hasil pengukuran
mengenai arah dan kekuatan dari sebuah medan magnetik. Serbuk besi dan medan

magnetik saling berhubungan satu dengan yang lainnya (straightforward). B


berorientasi sepanjang arah garis serbuk besi dan besarnya sebanding dengan
kerapatan serbuk besi. Sama halnya dengan medan listrik yang bisa
divisualisasikan dengan garis medan listrik, medan magnetik juga bisa
divisualisasikan dengan garis medan magnet, dimana garis kontinunya paralel
terhadap arah medan pada setiap titik dan kerapatannya sebanding dengan
kekuatan dari medan tersebut.
Seperti halnya garis gaya listrik yang menggambarkan medan listrik, garis
gaya magnet dapat menggambarkan medan magnet. Namun tidak seperti garis
gaya listrik yang dapat berawal dan berakhir pada satu muatan listrik, garis gaya
magnet tidak ada awal dan akhirnya. Garis gaya magnet membentuk lintasan
tertutup dari kutub utara ke kutub selatan. Jadi, medan magnet adalah daerah di
sekitar magnet yang masih bekerja gaya magnet, digambarkan oleh garis gaya
magnet yang menyebar dari kutub-kutub magnet.
III.2 Gaya pada muatan dalam pengaruh medan magnet : Gaya Lorentz
Seperti dalam kasus elektrostatik (kelistrikan), gejala magnetism
(kemagnetan) dari sebuah benda yang mengandung medan magnet juga bisa
digambarkan melalui garis-garis gaya. Pada kelistrikan terdapat sebuah aturan
bahwa untuk muatan negatif arah medan menuju muatan dan untuk muatan positif
arah medan listrik ditetapkan keluar menjauhi muatan muatan. Dalam
4|Medan Magnet dan Gaya Magnet


kemagnetan, medan magnet (dituliskan dengan B

) digambarkan sebagai

garis-garis gaya dari kutub utara menuju kutub selatan

Gambar 5. Garis Gaya Magnet


Seperti halnya gaya elektrostatik (gaya Coulomb) pada kasus medan
listrik, dalam medan magnetik pun terdapat gaya magnetik yang serupa dengan
gaya Coulomb. Eksperimen menunjukkan bahwa sebuah batang magnet yang
diberikan gaya akan menimbulkan medan magnetik yang mengalami percepatan
pada medannya.

Gambar.6 Jarum kompas bisa digunakan untuk menentukan


arah medan magnetik, seperti pada batang magnet.
Kita bisa menggunakan batang magnet untuk mendefleksikan sinar elektron
pada osiloskop. Ketika batang magnet diletakkan pada arah yang berbeda di dekat
sinar, sinar akan berdefleksi ke berbagai arah. Defleksi ini membantu kita untuk
mengukur gaya magnetik sinar.

5|Medan Magnet dan Gaya Magnet

Gambar 7
Eksperimen sebuah partikel bergerak dalam medan magnetik. (a) sampai (d)
muatan partikelnya positif. (e) sebuah osiloskop bisa digunakan untuk
mengukur efek dari medan magnetik pada muatan negatif, yaitu elektron pada
sinar katode. (f) arahnya ditunjukkan, elektron didefleksikan ke bawah, tidak
ke atas (seperti pada muatan positif pada bagian (b)

Mengingat batang magnet diorientasikan pada kutub N maka medan


magnetiknya pada arah +y. Besarnya medan magnetik pada posisi pergerakan
listrik muatan q positif akan bervariasi berdasarkan variasi jarak antara magnet
dengan muatan. Adapun fenomena yang teramati adalah sebagai berikut (perlu
diingat, ketika eksperimen dilakukan dengan menggunakan batang magnet dan
osiloskop, maka muatan elektronnya adalah negatif).
1. Jika q bergerak dengan kecepatan v pada arah +z, dan q didefleksikan pada
arah x (gambar 7a). Jika v bertambah besar, gayanya juga bertambah

kuat. Pengukuran mendetail menunjukkan besarnya F


berkaitan
dengan medan magnetik adalah sebanding dengan v.

F
F
2. Jika q bergerak pada arah +x,
pada arah +z, besarnya
juga sebanding dengan v (gambar 7b)
3. Jika q bergerak pada arah y (+ atau -), tidak akan ada perubahan arah
muatan atau kecepatan, sehingga tidak ada gaya (gambar 7c)
4. Jika q bergerak dengan kecepatan v dalam arah yang berubah-ubah,

F
sebanding dengan komponen kecepatan tegak lurus terhadap
medan magnetik, v , dan tegak lurus terhadap arah v dan . Lebih
khusus, jika muatan diam, sehingga v = 0, maka tidak akan ada gaya
(gambar 7d)

5. F
sebanding dengan besarnya B

6|Medan Magnet dan Gaya Magnet

6. F

sebanding dengan tanda dan besarnya q. Kita bisa menggunakan

osiloskop untuk mempelajari efek dari muatan negatif yang disebut dengan
v

elektron. (gambar 7e dan 7f).


Gaya magnetik ini terjadi jika sebuah partikel bermuatan q bergerak

dengan kecepatan v
dalam pengaruh medan magnet B
. Akibat
y

pergerakan muatan ini akan timbul gaya magnetik F


yang besarnya :


FMag q (v B )

z
x
.1)

v
, yq, dan F
adalah kuantitas-kuantitas yang diukur. Besarnya gaya

magnetik F
, menurut kaidah perkalian vector, diberikan oleh:
z qvB sin
FMag

dimana

adalah sudut antara v

2)

dan B
.


FMag q (v B )

Gambar 8. menggambarkan
(persamaan 1).
Muatan uji q ditembakkan melalui titik asal dengan kecepatan v
7|Medan Magnet dan Gaya Magnet

Gambar 8. memperlihatkan hubungan diantara vector-vektor tersebut.

Dilihat dari persamaan (1). bahwa F


, yang tegak lurus pada bidang yang di

bentuk oleh v
dan B
, akan selalu tegak lurus pada v
(dan juga

B
). Persamaan (2). adalah konsisten (sesuai) dengan kenyataan yang

diamati bahwa (a) gaya magnet hilang jika v


= 0, (b) gaya magnet hilang

jika v
adalah baik sejajar (parallel) maupun berlawanan arah (anti parallel)

dengan arah B
(di dalam kasus ini 0
atau 1800 dan ), (c) jika

0
v
tegak lurus pada B
( 90
), maka gaya magnetik
mempunyai nilai maksimumnya, yang diberikan oleh persamaan (2).

Arah dari gaya magnetik F

ini

dapat diketahui melalui aturan tangan kanan, di


mana arah ibu jari menunjukkan arah

kecepatan muatan v
dan arah keempat
jari yang lain menunjukkan arah medan

magnet B
, sedangkan arah telapak
tangan terbuka menjukkan arah gaya magnetic

F
.

Persamaan (1) menunjukkan dimensi dari B


cukup berbeda dengan

medan listrik E
. Satuan medan magnetik dalam SI adalah tesla (T), sebagai
perhargaan terhadap Nikola Tesla, yang telah memberikan kotribusi yang sangat
penting terhadap teknologi generasi energi listrik.
1T =1

kg
C .s

.................................................3)
Satuan lain yang digunakan untuk medan magnetik adalah gauss (G);
104 G=1 T .
Jika ditempatkan sebuah muatan uji q pada suatu titik dan jika sebuah gaya

listrik F
bekerja pada muatan stationer tersebut, maka sebuah medan listrik

8|Medan Magnet dan Gaya Magnet

ada di titik tersebut, di mana E

adalah vector yang memenuhi

hubungan

F qE

.4)

Jika sebuah partikel bermuatan bergerak melalui sebuah daerah di mana


terdapat medan listrik dan medan magnet, maka resultan gaya didapatkan dengan
mengkombinasikan persamaan (1) dan persamaan (3) atau


F qE q (v B )

.5)
Persamaan ini dikenal dengan persamaan Lorentz sebagai penghargaan
kepada H.A Lorentz yang telah bekerja begitu banyak yang mengembangkan dan
menerangkan konsep-konsep medan listrik dan medan magnet.
3.3 Medan Magnet pada Muatan
Gaya magnetik pada partikel bermuatan memiliki implikasi yang sangat
penting pada fungsi peralatan elektronik untuk mengamati fenomena fisika
astronomi dan fisika plasma. Pada bagian ini medan magnetik diasumsikan tidak
bergantung terhadap waktu atau dikenal dengan magnetostatik.
a. Gerakan sirkulasi pada medan magnet konstan
Sebuah partikel yang bermuatan negative dan positif yang bergerak

dengan kecepatan v
ke dalam sebuah medan magnet uniform yang

diperlihatkan pada gambar. (9) Dianggap bahwa v


tegak lurus pada B

yang berarti bahwa v


seluruhnya terletak di dalam bidang gambar.

9|Medan Magnet dan Gaya Magnet

Gambar. 9 Muatan partikel bergerak tegak lurus terhadap medan magnetik

konstan, B
. Partikel bermuatan meninggalakan jejak berbentuk

setengah lingkaran dalam bidang yang tegak lurus terhadap B


. (b)
arah kurva berlawanan untuk muatan yang berlawanan (c) sebuah muatan q
bersikulasi dalam arah tegak lurus kepada sebuah medan magnet uniform

Hubungan


FMag q (v B )

memperlihatkan bahwa partikel akan

q
v
mengalami sebuah gaya yang besarnya B
. Gaya ini akan terletak di
dalam bidang gambar, yang berarti bahwa partikel tersebut tidak dapat
meninggalkan bidang tersebut. Hal ini mengingatkan mengenai sebuah batu yang
dipegang oleh sebuah tali dan diputarkan di dalam sebuah lingkaran horizontal
pada sebuah permukaan licin. Hal ini, gaya tersebut besarnya konstan, yakni
tegangan di dalam tali, yang bekerja di dalam sebuah bidang dan tegala lurus
terhadap kecepatan. Partikel bermuatan tersebut, sama halnya seperti batu, juga
bergerak dengan laju konstan di dalam sebuah lintasan yang berbentuk lingkaran.
Dari hukum Newton kedua ( F ma

F mas

) maka diperoleh

6)

dengan

as

mv 2
R

adalah percepatan sentripental, kemudian substitusi ke

persamaan (6), maka diperoleh

mv 2
qv B
R

mv
R
qB

atau

7)

10 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t


R sebanding dengan product m dan v

, yaitu momentum gerak

partikel p=mv dan berbanding terbalik dengan besarnya muatan q dan medan

B
. Persamaan (7) hanya digunakan ketika kecepatannya tegak lurus

terhadap B
. Gambar 9b menggambarkan gerak dari muatan yang
berlawanan tanda dengan muatan pada gambar 9b. Gambar 10 mengilustrasikan,

B
yang besar, gaya magnetik yang besar, menghasilkan radius yang kecil.
Medan magnetik dan gaya yang kecil R-nya besar.

Gambar 10. Jari-jari lingkaran sebuah partikel bermuatan yang bergerak


tegak lurus terhadap medan magnetik konstan adalah berbanding terbalik

dengan B
Gerak melingkar memiliki memiliki kecepatan sudut
diberikan oleh

v /r
atau berdasarkan persamaan 7, menjadi:

v qB

r
m

8)
Frekuensi f diberikan oleh

qB
f

2 2m

..9)
Perhatikan bahwa f tidak bergantung pada laju partikel. Partikel-partikel yang
cepat bergerak di dalam lingkaran-lingkaran besar (Persamaan 7) dan partikelpartikel yang lambat bergerak di dalam lingkaran kecil, tetapi semuanya

11 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

memerlukan periode yang sama untuk melakukan satu putaran di dalam medan
tersebut. Frekuensi ini disebut dengan frekuensi siklotron.

Gambar 11 Untuk sebuah muatan dan medan magnetik yang konstan


tegak lurus terhadap arah geraknya, waktu bagi partikel untuk
membuat satu revolusi tidak bergantung pada kecepatan partikelnya.
Fakta bahwa frekuensi siklotron adalah konstan merupakan prinsip panduan
dari siklotron, sebuah alat dimana partikel bermuatannya diberikan percepatan
oleh medan listrik ketika keduanya berada di dekat orbit melingkar karena
keduanya bergerak diantara kutub magnet yang besar (gambar 12)

Gambar 12. Sebuah siklotron pada Laboratorium Lawrence Berkeley


Persamaan 7, dengan spesifik radius (R) pada bagian garis edar melingkar
pada partikel bermuatan, menyebabkan banyak penemuan aplikasi dalam
peralatan deteksi partikel. Sebagai contohnya pada kamar gelembung (bubble

12 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

chamber), yaitu sebuah alat untuk membuat jejak partikel yang lewat melalui
kamar tersebut menjadi kelihatan, di dalam bentuk gelembung-gelembung
(gambar 13).

Gambar 13. Sebuah kamar gelembung (bubble chamber) adalah sebuah alat
untuk membuat jejak partikel bermuatan yang lewat melalui kamar tersebut
menjadi kelihatan di dalam bentuk gelembung-gelembung.
Gambar tersebut adalah hasil pemotretan yang diambil dengan kamar seperti

itu dicelupkan di dalam medan magnet B


yang terbuka (exposed) kepada
radiasi dari sebuah pemercepat (accelerator) berupa siklotron yang besar. Kurva
V pada titik P dibentuk oleh sebuah elektron positip dan sebuah elektron negatif
yang menyimpang di dalam arah-arah yang bertentangan di dalam medan magnet.
Spiral S adalah jejak-jejak dari tiga elektron yang bertenaga rendah.
Rata-rata sebuah medan magnetik tidak konstan di dalam ruang, kita bisa
memahami gerak dari partikel bermuatan secara kualitatif dengan asumsi medan
disekitarnya adalah uniform. Sekarang kita anggap sebuah medan magnetik
memiliki besar yang bervariasi di dalam ruang tetapi arahnya tidak bervariasi.
Hanya dengan kecepatan di dalam bidang yang tegak lurus dengan arah medan
materi, sehingga kita mengasumsikan kecepatan awalnya berada pada bidang
tersebut. Jika medan di dalam daerah tersebut lemah, partikelnya akan bergerak
dalam lingkaran yang besar. Ketika gerak menuju daerah dimana medannya kuat,
lingkarannya akan mengecil. Jarak perubahan kurva dari satu tempat ke tempat
yang lain dapat dilihat pada gambar 14.

13 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

Terakhir, ketika komponen v dari kecepatan v tidak berada pada bidang

yang tegak lurus dengan B


, komponen dari kecepatannya tidak akan
berubah. Partikel bergerak sepanjang v

ketika partikel ini bergerak dalam

lingkaran dalam bidang v (gambar 14a)

Hasil lintasannya berbentuk spiral (helix) dengan sumbu sepanjang B

(gambar14b). Gerak melingkar di dalam bidang yang tegak lurus dengan B

yang memiliki jarak (radius) dapat ditentukan dengan persamaan


R=

m v
.
qB

..10)
b. Energi pada Partikel Bermuatan dalam Medan Magnetik Statis
Pada situasi ini kita mendeskripsikan kecepatan partikel bermuatan tidak

berubah, komponen kecepatan paralel dengan B


tidak berpengaruh. Karena
energi kinetik

1
K= m v 2 , secara umum benar berlaku bahwa energi kinetik
2

pada partikel bermuatan dalam medan magnetik statik adalah konstan.


c. Kecepatan Selektor

14 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

Susunan tertentu dari listrik dan medan magnetik membentuk sebuah


kecepatan selektor (velocity selector). Pertimbangan daerah yang uniform,

medan B
dan E
tegak lurus satu sama.

Gambar 15
Muatan partikel di dalam ruang dimana medan listrik dan medan

magnetnya saling menyilang. Jika kecepatan partikel v = E


/B
partikel akan memotong bidang tanda di defleksikan.

Sebuah partikel dengan massa m, bermuatan +q, dan kecepatan v yang

berarah tegak lurus terhadap B


dan E
ketika masuk ke dalam daerah
tersebut. Kita harus menunjukkan bahwa terdapat beberapa nilai v ketika partikel
memotong daerah yang tidak dibelokkan. Pada kecepatan selain v, partikel yang
sama akan dibelokkan, sehingga untuk sinar partikel dengan kecepatan yang
bervariasi, hanya partikel dengan kecepatan tertentu yang mampu memotong

daerah tanpa dibelokkan. B


dan E
dapat ditentukan dengan
menggunakan Hukum Gaya Lorentz (persamaan 4) dan menghitung kontribusi
gaya dari keseluruhan medan. Kontribusi dari gaya listrik qE adalah:
F E=qE

Gaya magnetik q( v

), berdasarkan kaidah tangan kanan:

F B=q ()
Karena titik gaya listrik dan gaya magnet dalam arah yang berlawanan,
keduanya akan saling meniadakan jika besar keduanya adalah sebanding, dimana
tempat partikel akan bergerak tidak dibelokkan. Peniadaan ini ditimbulkan oleh
qvB = qE, sehingga kecepatan partikel yang memotong silang medan yang tidak
dibelokkan adalah:

15 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

v=

E
B

Jika kita membalik tanda muatan q, titik gaya listrik berada pada arah z ketika
gaya magnetiknya pada arah +z, gayanya akan hilang ketika v diberikan oleh
persaman v =

E
.
B

3.4 Gaya Magnet pada Sebuah Arus Listrik


Arus listrik didefinisikan sebagai kumpulan muatan listrik yang bergerak.
Karena medan magnet menggerakkan sebuah gaya yang mengarah ke samping
pada sebuah muatan bergerak, maka diharapkan medan magnet tersebut akan
mengerahkan gaya yang mengarah ke samping pada sebuah kawat yang
mengangkut medan magnet. Gambar 16 memperlihatkan kawat dengan panjang l
yang menganggut arus sebesar I dan di tempatkan pada medan magnet B.
Sederhananya kawat tersebut diarahkan dehingga vektor kerapatan arus J tegak
lurus dengan medan magnet B.

Gambar 16. Kawat dengan panjang l yang mengandung muatan dan


diletakkan pada medan magnet (B) secara tegak lurus
Arus I dalam sebuah kawat logam diangkut oleh elektron-elektron bebas,
dimana n adalah banyaknya electron yang ada tiap satuan volume kawat.
Besarnya gaya diberikan oleh persamaan berikut.

16 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

F ' q0 vB sin

, karena antara medan magnet dan vektor arus tegak lurus,

maka persamaan menjadi:


F ' q 0 vB sin 90 0
F ' q 0 vB
F ' ev d B
11)

vd adalah drift speed. Berdasarkan hubungan vd = j/en, maka


j
F ' e
B
en
jB
F'
n
12)

Panjang kawat l mengandung sebanyak nAl electron bebas, dimana Al


adalah volume kawat yang memiliki luasan A dan panjang l. Gaya total pada
electron-elekton bebas pada kawat yang memiliki panjang l akan menjadi:

F nAlF '
jB
F nAl
n
13)

Karena nAl adalah arus yang mengalir di dalam kawat, maka persamaan menjadi:

F ilB

14)
Muatan-muatan negatif yang bergerak ke kanan pada kawat adalah

ekivalen dengan muatan positif yang bergerarak ke kiri. Pada muatan positif
seperti ini, maka kecepatan v akan menuju ke kiri dan gaya pada kawat yang
diberikan oleh persamaan (F = q0 v B) akan menuju ke atas, keluar dari halaman
gambar.
Persamaan F ilB

, berlaku jika keadaan medan magnet tegak lurus

dengan kawat. Persamaan lebih umum diberikan sebagai berikut.

17 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

F il B
15)
Jika ditinjau suatu elemen kecil berbentuk partisi dari kawat tersebut
dengan panjang dl, maka persamaan akan menjadi

dF id s B
16)

Gambar 17. Arus listrik pada medan magnet


Saat kondisi dari sebuah kawat yang berbentuk seperti Gambar 17. Maka
besar gaya yang terjadi akan menjadi seperti berikut.

18 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

Gambar 17. (a) kawat melengkung (curve), (b) kawat berbentuk lingkaran.
1) Pada saat keadaan kawat seperti Gambar 17a yang berbentuk kurva, maka besar
b

gaya magnet adalah

F i ds B

17)
2) Pada saat kawat seperti Gambar 17b, maka besar gaya magnet adalah integrasi
tertutup dari panjang kawat.

F i ds B

. Karena nilai dari

ds

=0,

maka F = 0.
3.5 Momen Kakas (Torsi) pada Sebuah Loop Arus.

Gambar 18. (a) arus pada kawat segi empat di sebuah medan magnet yang
parallel, (b) gaya yang terjadi pada kawat persegi.
Pada Gambar 18a, gaya magnet yang terjadi hanya pada bagian 2 dan 4
dimana antara kawat dan medan magnet pada posisi tegak lurus. Pada kawat 1 dan
3, gaya magnetic akibat arus bernilai nol, karena sudut yang dibentuk sebesar nol.
F il B
Kawat 1 dan 3 berlaku persamaan F ilB sin
Sehingga, F ilB sin 0 0

Kawat 2 dan 4 memiliki arah yang tegak lurus sehingga ada gaya yang
bekerja seperti pada Gambar 18b. Dimana gaya yang bekerja diberikan melalui
persamaan berikut

19 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

F2 F4 iaB

18)
Adanya gaya tersebut menyebabkan adanya torsi yang bekerja. Besarnya
torsi pada loop sebagai berikut.
b
b
F4
2
2
b
b
iaB iaB
2
2
iaBb

max F2
max

max
max iabB
19)

Karena ab adalah luas daerah yang dibatasi oleh kawat (A), maka persamaan
menjadi

max iAB
20)
Sekarang kita akan meninjau saat kawat tidak parallel dengan medan
magnet, namun membentuk sudut (900).

Gambar 19. (a) Arus pada loop yang membentuk sudut, (b) torsi yang
bekerja pada loop.
Saat menganalisis torsi yang bekerja, kita asumsikan medan magnet tegak
lurus dengan F1 dan F3. F2 dan F4 saling meniadakan, sehingga resultan gaya
adalah nol. Hal ini berdampak pada torsi yang bernilai nol pula. Keadaan ini
memberikan hasil bahwa torsi yang terjadi hanya disebabkan oleh F1 dan F3. Gaya
F1 dan F3 bernilai

F1 F3 ibB

dan Torsinya adalah:

20 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

a
a
F1 sin F3 sin
2
2
a
a
ibB sin ibB sin
2
2
iaBb sin

iabB sin

iAB sin
21)
Atau

iA B
22)
Komponen iA sering disebut momen magnetik (), sehingga persamaan

iA B

akan menjadi sebagai berikut.

=B

23)

Jika terdapat N loop yang membentuk suatu kumparan, maka torsi yang
bekerja adalah:
= N B

24)

= kumparan B

25)

= kB sin

26)

Persamaan ini juga dapat dikaitkan dengan dipole listrik, dimana bila
dalam sebuah medan listrik luar maka struktur tersebut akan mengalami torsi yang
diberikan oleh persamaan berikut.
=pE

27)

= pE sin

28)

Saat kita meninjau energi potensial dari kumparan maka besarnya U akan
diberikan dengan mengintegrasikan torsi terhadap perubahan sudut.

21 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

U d
90

U k B sin d
90

U k B sin d
90

U k B cos 90

U k B cos cos 90 0
U k B cos 0

U k B cos
29)

Jika melihat dari komponen vektornya, maka:


U = -k . B,

30)

atau

U d
90

pE sin d

90

U pE sin d
90

U pE cos 90

U pE cos cos 90 0
U pE cos 0
U pE cos

31)

Dalam bentuk vektor diperoleh


U = -p . E.
IV.

32)

Rangkuman
1. Gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-gaya
magnet tidak hanya berada pada kutub-kutubnya saja melainkan juga timbul
di sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet

22 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

disebut medan magnet. Medan magnetik ini diberikan definisi kuantitas

dengan simbol B
. Gaya magnetik merupakan sebuah vektor sama
seperti medan listrik karena memiliki arah.
2. Gaya magnetik ini terjadi jika sebuah partikel bermuatan q bergerak dengan

kecepatan v
dalam pengaruh medan magnet B
. Akibat
pergerakan muatan ini akan timbul gaya magnetik Fm yang besarnya :


FMag q (v B )

F
,q,
dan
dengan v

yang diukur. Besarnya gaya magnetik F

adalah kuantitas-kuantitas
, menurut kaidah perkalian

F
qvB sin
vector, diberikan oleh: Mag
dimana
adalah sudut

antara v
dan B
.
3. Pada partikel bermuatan yang bergerak medan magnet geraknya akan mem

berbentuk lintasan lingkaran karena gaya magnetik FB


tegak lurus

v
dan B
dan mempunyai besar yang konstan, yaitu q v B,
rotasinya berawanan arah jarum jam untuk muatan positif. Jika q negative,
maka rotasinya searah jarum jam, jari-jari lintasannya sebanding dengan
momentum linier mv dari partikel dan berbanding terbalik dengan besar
muatan pada partikel dan besar medan magnetnya, Kelajuan sudut dari

partikel adalah

v qB

r m

Periode geraknya sama dengan


,

keliling lingkaran di bagi dengan kelajuan linier dari partikel,

yaitu

2r 2 2m

qB

, ini menunjukkan bahwa kelajuan

sudut dari partikel dan periode gerak melingkarnya tidak


bergantung pada kelajuan linier dari partikel atau pada jarijari lingkaran.
4. Arus listrik didefinisikan sebagai kumpulan muatan listrik yang bergerak.
Karena medan magnet menggerakkan sebuah gaya yang mengarah ke

23 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

samping pada sebuah muatan bergerak, maka diharapkan medan magnet


tersebut akan mengerahkan gaya yang mengarah ke samping pada sebuah
kawat yang mengangkut medan magnet. Gaya total pada electron-elekton
bebas pada kawat yang memiliki panjang l yang dialiri arus listrik dapat
dinyatakan dengan F il B
.
5. Apabila dalam sebuah medan listrik luar maka struktur tersebut akan
mengalami torsi yang diberikan oleh persamaan berikut = p E

atau

= pE sin
V. Latihan Soal dan Pembahasan
V.1 Question
1. Two charged particles are projected into a region where a magnetic field is
directed perpendicular to their velocities. If the charges are deflected in
opposite directions,what can be said about them? (Dua partikel bermuatan
diproyeksikan ke daerah di mana medan magnet diarahkan tegak lurus
terhadap kecepatan mereka. Jika muatan itu dibelokkan ke arah yang
berlawanan, apa yang akan terjadi?)
Jawaban:
Gaya interaksi suatu muatan dalam medan magnet dipengaruhi oleh
kecepatan muatan tersebut. Misalnya muatan elektron yang mengalir ke kiri
menyebabkan adanya arus listrik yang ekuivalen namun arah berlawanan. Jika
sebuah muatan positif digerakkan ke kanan seperti Gambar 23, dengan medan
makan menuju bidang, maka arah gayanya akan ke atas. Saat seketika muatan
dibelokkan dengan arah yang berlawanan, maka arah gaya akan berlawanan
pula yaitu ke bawah. Arah kecepatan muatan positif, medan magnet dan gaya
membentuk suatu keadaan yang tegak lurus antara satu dan lainnya.

Gambar 20. Muatan bergerak dalam suatu medan magnet

24 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

V.2 Problem
1. A rectangular coil of dimensions 5.40 cm 8.50 cm consists of 25 turns of
wire and carries a current of 15.0 mA. A 0.350-T magnetic field is applied
parallel to the plane of the loop. Calculate the magnitude of its magnetic
dipole moment and What is the magnitude of the torque acting on the loop?
(Sebuah kumparan berbentuk persegi dengan dimensi 5.40 cm 8.50 cm,
mengandung 25lilitan kawat dan dialiri arus listrik 15 mA. Jika medan
magnetic sebesar 0,35 T diterapkan secara tegak lurus arus, hitunglah besar
momen dipole magnetik yang terbentuk! dan torsi yang bekerja)
Jawab:
a. Berdasarkan data tersebut, maka besarnya torka yang dialami adalah

k NIA
k (25)(15 10 3 A)(0,054m 0,085m)
k 1,72 10 3 Am 2
b. Besar torki yang bekerja adalah

k B
1,72 10 3 Am 2 0,35T
6,02 10 4 Nm
V.3 General problem
1. In Figure, the cube is 40.0 cm on each edge. Four straight segments of wire
ab, bc, cd, and da form a closed loop that carries a current I = 5 A in the
direction shown. A uniform magnetic field of magnitude is B = 0,02 T in the
positive y direction. Determine the magnitude of the magnetic force on each
segment. (Pada gambar, kubus memiliki sisi 40 cm. terdapat 4 kawat seperti
gambar ab-bc-cd dan da pada loop tertutup dengan arus sebesar I = 5A.
medan magnet yang seragam dengan besar B=0,02T dilewatkan searah
sumbu y positif. Hitung gaya magnetic pada masing-masing segmen.)

25 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

Gambar. 21 Kerangka kubus yang berisi arus listrik


Jawaban:
a. Kawat AB, arah arus dan medan magnet sebesar 1800, sehingga
F Bil sin
F Bil sin 180
FAB Bil 0
FAB 0
b. Kawat BC, arah arus dan medan magnet sebesar 900, sehingga
F Bil sin
F Bil sin 190
FBC Bil 1
FBC (0,02T )(5 A)(0,4m)
FBC 0,04 N
Arah gaya ke -x
d. Kawat DA, arah arus dan medan magnet sebesar 450 pada bidang z sehingga
F Bil sin
F Bil sin 45
1
2 Bil
2
(0,02T )(5 A)(0,4m)

FDA
FDA

FAD 0,02 2 N
Arah gaya searah -z

26 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

d. Kawat CD, arah arus dan medan magnet sebesar 900 namun besar
ls 2

sehingga

F Bil sin
F Bil sin 90
FDA s 2 Bi
FDA (0,02T )(5 A)(0,4m) 2
FDA 0,04 2 N
Gaya sejajar bidang x-z dengan sudut 450 dari bidang x.

VI.

Penugasan

6.1 Question
1. Sebuah medan magnet uniform yang mengarah secara horizontal dari selatan
ke utara, besarnya adalah 1,5 T. jika sebuah proton yang tenaganya 5,0 MeV
bergerak dalam arah vertical menuju ke bawah melalui medan ini, berapakah
gaya yang bekerja pada proton tersebut?
6.2 Problem
2. Sebuah electron yang bertenaga 10 eV bersikulasi di dalam sebuah bidang
yang tegaklurus pada sebuah medan magnet uniform sebesar 1,0 10-4 Tesla.
a) Tentukan berapa jari-jari lintasan orbitnya? b) berapakah frekuensi
cyclotron dan periode perputarannya? c) ke manakah arah sirkulasi menurut
penglihatan seorang pengamat yang memandang sepanjang medan tersebut?
6.3 General Problem
3. Pada suatu percobaan yang di rancang untuk mengukur besar medan magnet
homogen, elektron-elektron di percepat oleh beda potensial 350 V, elektron
bergerak sepenjang lintasan lengkung karena adanya gaya magnetik yang
bekerja pada elektron-elektron tersebut dan jari-jari lintasan yang terukur
adalah 7, apabila medan magnetnya tegak lurus sinar:
a. Berapakah besar medan magnet?
b. Berapakah kelajuan sudut elektron?
c. Bagaimana jika suatu lonjakan tegangan yang mendadak menyebabkan
tegangan yang mempercepat partikelnya naik menjadi 400V? bagaimana
dampaknya terhadap kelajuan sudut elektron, jika kita asumsikan medan
magnetnya tetap konstan?
Kunci Jawaban

27 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t


1. Diketahui : B

= 1,5 Tesla

Ditanyakan : Gaya ( F

) yang bekerja pada proton yang bergerak

dengan tenaga 5,0 MeV..?


Jawab :
Tenaga Kinetik proton ketika sedang bergerak dengan tenaga 5,0 106 eV,
dapat diperoleh dengan perhitungan.

K (5,0 10 6 eV )(1,6 10 19 / eV )
K 8,0 10 13 J
K 1 mv 2
2
Menentukan kelajuan dari hubungan

2(8,0 10 13 J )
3,1 10 7 m / s
27
1,7 10 kg

2K

, atau

Jadi, gaya ( F

) yang bekerja pada proton yang bergerak dengan tenaga

5,0 MeV

F qvB sin
F (1,6 10 19 C )(3,1 10 7 m / s)(1,5T ) sin 90 0
F 7,4 10 12 N

q
(
v
B)
Hubungan

memperlihatkan bahwa arah gaya adalah ke

timur.
2. a. Kecepatan sebuah electron yang tenaga kinetiknya K dapat dicari dari
K (10,0 10 4 eV )(1,6 10 19 / eV )
K 16 10 23 J
v

2K

2(16 10 23 J )
1,9 10 6 m / s
9,1 10 31 kg

Jadi, jari-jari lintasan orbit electron adalah


r

mv (9,1 10 31 kg)(1,9 10 6 m / s )

0,11m 11cm
qB
(1,6 10 19 C )(1,0 10 4 T )

b. Frekuensi cyclotron dan periode perputarannya dapat diperoleh


melalui perhitungan berikut.

28 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

qB (1,6 10 19 C )(1,0 10 4 T )

2,8 10 6 Hz
2m
(2 )(9,1 10 31 kg)

1
1

3,6 `10 7 s
f (2,8 10 6 Hz )
c. Gaya magnet harus menunjuk arah radial ke sebelah dalam, karena

gaya magnet tersebut menyediakan gaya sentripental. Karena B

naik ke dalam bidang kertas, maka v


harus menunjuk ke sebelah
T

kiri kedudukan, jika muatan q seandainya adalah positif. Akan tetapi,


muatan tersebut adalah sebuah electron, dengan q = e, yang berarti

bahwa v
harus menunjuk ke kanan. Jadi muatan tersebut
tersikulasi di dalam arah perputaran jarum jam menurut penglihatan

seorang pengamat yang memandang di dalam arah B


.
3. a. Berapakah besar medan magnet?
Penyelesaian.
FB qvB

mv 2
r

Dengan melihat persamaan


, dapat dicari besarnya medan

magnet ( B
) dengan menentukan kelajuan electron v
terlebih dahulu.
Menentukan kelajuan electron dari persoalan ini dapat dicari dengan
mengklasifikasikan persoalan ini sebagai suatu persoalan kekekalan energy
mekanik untuk sistem yang terisolasi. Untuk mulai menganalisisnya, dapat dicari

kelajuan electron v
. Untuk sistem elektron medan listrik yang terisolasi,
energy yang hilang saat elektron bergerak melalui beda potensial 350V akan
muncul sebagai kenaikan energi kinetik dari elektron. Oleh karena K i 0
dan

K f 1 / 2 me v 2 ,

maka

1
K U 0 m e v 2 ( e ) V 0
2

2eV
21,60 10 19 C (350V )

me
9,11 10 31 kg

7
= 1,11 10 m / s

29 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

kemudian, dengan menggunakan persamaan

FB qvB

mv 2
r

, kita peroleh

me v 9,11 10 31 kg 1,11 10 7 m / s
B

er
1,60 10 19 C (0,075m)
=

8,4 10 4 T

b. Berapakah kelajuan sudut elektron?


Penyelesaian

v qB

r m

dengan menggunakan persamaan


, dapat peroleh
7
v 1,11 10 m / s

1,5 108 rad / s
r
0,075m
Sebagai finalisasi soal ini, perhatikan bahwa kelajuan sudut dapat dinyatakan
8
7
sebagai 1,5 10 rad / s (1 putaran / 2rad ) 2,4 10 putaran / s.

elektron-elektronnya bergerak mengitari lingkaran 24 juta kali setiap detiknya!


Hasil ini konsisten dengan kelajuan sangat tinggi yang di peroleh di bagian
pertama.
c. Bagaimana jika suatu lonjakan tegangan yang mendadak menyebabkan
tegangan yang mempercepat partikelnya naik menjadi 400V? bagaimana
dampaknya terhadap kelajuan sudut elektron, jika kita asumsikan medan
magnetnya tetap konstan?
Penyelesaian
aiknya tegangan V
N

magnet dengan kelajuan v

akan menyebabkan elektron memasuki medan


yang lebih tinggi. Hal ini akan menyebabkan

elektron bergerak dalam suatu lintasan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar

dari r. kelajuan sudut adalah rasio v


terhadap r. Baik nilai v
maupun
nilai r sebesar factor yang sama sehingga kelajuan sudutnya tetap sama.

Persamaan

v qB

r m

merupakan pernyataan untuk frekuensi siklotron,

yang sama dengan kelajuan sudut dari elektron-elektron. Frekuensi siklotron

30 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

bergantung hanya pada muatan q, medan magnet B, dan massa me

. Nilai

ketiganya tidak berubah sehingga lonjakan tegangan tidak berdampak pada


kelajuan sudut. (akan tetapi, pada kenyataannya, lonjakan tegangan dapat juga
meningkatkan nilai medan magnet jika medan magnetnya di hasilkan dari sumber
yang sama dengan tegangan yang mempercepat elektron-elektron tersebut. Pada

kasus ini, kelajuan sudut akan naik sesuai dengan persamaan

v qB

r m
.

DAFTAR PUSTAKA
Griffiths,D.J. 1999. Introduction to Electrodynamics. United State of America:
Prentice Hall, Inc Upper Sadle River, New Jersey
Halliday, D & Resnick, R. 1996. Physics, 3rd Edition (terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Johannes. 1978. Listrik dan Magnet. Jakarta: Balai Pustaka

31 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

Nayfeh. M. H & Morton. K. Brussel. 1985. Electricity and Magnetism. New York:
John Willey&Sons.

32 | M e d a n M a g n e t d a n G a y a M a g n e t

Anda mungkin juga menyukai