Anda di halaman 1dari 14

I LAURANG

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Gilang
Amel
Valentine
Glan
Cut, Dea
Aleng
Pratiwi
Endang
Wendy

:
:
:
:
:
:
:
:
:

I Laurang
Istri Ilaurang
Ratu
Raja
Kakak Amel
Ayah ilaurang
Ibu ilaurang
Dayang-dayang 1
pengwal
PART 1 (Ilaurang Lahir)

Alkisah, di sebuah daerah di Sulawesi Selatan, Indonesia, ada sepasang


suami-istri yang sudah lama menikah, namun belum juga dikaruniai anak.
Mereka sangat menginginkan kehadiran seorang anak agar hidup mereka tidak
kesepian. Oleh karena itu, setiap malam mereka senantiasa berdoa kepada
Tuhan. Namun, hingga berusia paruh baya, mereka belum juga dikaruniai anak.
Akhirnya, mereka pun mulai putus asa.
Pada suatu hari, kedua suami-istri itu berdoa kepada Tuhan dengan berkata:

Aleng:Ya Tuhan, karuniakanlah kepada kami seorang anak, walaupun


hanya berupa seekor udang!
Beberapa lama kemudian, sang Istri pun hamil dan melahirkan. Namun,
alangkah terkejutnya sang Istri saat melihat bayi yang keluar dari rahimnya
adalah seorang bayi laki-laki yang berbentuk dan berkulit udang. Ia dapat
hidup di darat maupun dalam air. Oleh karena itu, ia diberi nama I Laurang
(Manusia Udang).
*setelah melahirkan*
Tiwi :Bang! Kenapa anak kita seperti udang? tanya sang Istri heran.
Aleng :Adik tidah usah heran. Bukankah kita pernah meminta seorang
anak walaupun hanya berupa seekor udang? Rupanya Tuhan
mengabulkan doa kita,
Tiwi :Iya, Bang! Adik ingat sekarang. Kita memang pernah berdoa
seperti itu?
Aleng : Tapi bagaimanapun rupanya, dia merupakan titipan dari
Tuhan. kita harus merawatnya dengan penuh kasih sayang
Menyadari hal itu, kedua suami-istri itu merawat I Laurang dengan penuh
kasih sayang. Ia hidup layaknya manusia lainnya. Namun, ia tidak dapat

berjalan karena kakinya terbungkus oleh kulit udang. Walaupun hanya tinggal
di dalam rumah, ia banyak tahu tentang keadaan dan peristiwa-peristiwa di
sekitarnya yang didengar dari cerita-cerita ibunya.
*Ilaurang menemani ibu yang sedang menjahit*
Tiwi : Ilaurang tahu tidak siapa yang memerintah negeri ini?
Gilang : Tidak bu, memangnya siapa?
Tiwi : Dia adalah raja nak
Gilang : Wah pasti bijaksana sekali raja itu ya bu!
Tiwi : Bukan hanya bijaksana, raja pun memiliki 7 putri yang
semuanya cantik jelita
Gilang : Betapa bahagianya kehidupan raja ya bu dikarunai anak-anak
yang sempurna
PART 2 (Ilaurang melamar)
Mendengar cerita ibunya itu, ia selalu termenung dan membayangkan
kecantikan wajah para putri raja. Ia juga selalu berangan-angan ingin menikah
dengan salah seorang di antara mereka.
Gilang : Alangkah bahagianya aku jika mempunyai istri yang cantik.
Tapi, mungkinkah aku dapat menikah dengan putri raja dengan
kondisiku seperti ini? tanya I Laurang dalam hati. Ah, aku tidak boleh
putus asa dan menyerah sebelum mencoba, tambahnya dengan penuh
semangat(dalam hati).
*saat sedang makan bersama*
Keesokan harinya, ia pun memberanikan
perasaannya itu kepada kedua orang tuanya.

diri

untuk

mengungkapkan

Gilang :Ayah, Ibu! Sekarang ananda sudah dewasa. Ananda ingin


berumah tangga dan mempunyai keturunan
Tiwi : Memang kamu mau menikah dengan siapa?
Gilang : Ananda ingin menikah dengan putri raja, Bu, jawab I Laurang.
Aleng : Ha, dengan putri raja! Sungguh berat permintaanmu, Nak!
Tiwi : Benar, Nak! Mana mungkin raja berkenan menerimamu sebagai
menantunya dengan kondisi tubuhmu seperti ini, tambah ibunya.
Gilang : Tapi, apa salahnya kita mencoba dulu, Bu. Bukankah putri raja
itu ada tujuh orang dan cantik semua. Siapa tahu di antara mereka
ada yang mau menikah denganku,.
Aleng : Baiklah, besok ayah akan menghadap raja.
Gilang : Terimakasih yah!

*Menemui raja diistana*


Setelah berkali-kali didesak, akhirnya kedua orang tua I Laurang pergi
menghadap kepada sang Raja yang terkenal arif dan bijaksana itu untuk
menyampaikan pinangan I Laurang.
Aleng : Dimanakah raja dan permaisuri? Kami ingin menemuinya, ada
yang perlu kami sampaikan.
Wendi : Raja dan permaisuri ada didalam istana, apa yang ingin kau
sampaikan pada raja?
Aleng : Kami ingin menyampaikkan pinangan anak kami
Tiwi : Ya betul, kami ingin menyampaikan pinangan anak kami
Wendi : Anak-mu ilaurang? si manusia udang? *muka tak yakin*
Tiwi : Ya benar sekali! Anakku ilaurang ingin melamar salah satu dari
putri raja, ia merasa sudah dewasa dan ingin memiliki keturunan
Wendi : Tulus sekali niat ibu ini untuk membahagiakan anaknya(dalam
hati), Baiklah tunggu disni. Aku akan menemui raja dan ratu,
Tiwi : Baiklah
*masuk kedlm istana*
Wendi : Ampun Baginda raja dan ratu, ada sepasang suami isteri yang
ingin menemui raja, ada yang ingin mereka sampaikan
Glan

: Apa yang ingin mereka sampaikan?

Tine

: Ya, apa yang ingin mereka sampaikan wahai pengawal?

Wendi : Mereka ingin menyampaikan lamaran anak mereka ke salah


satu putri baginda raja dan baginda ratu.
Tine

: Persilahkan lah mereka masuk


*Wendi nganter aleng sama tiwi masuk ke istana*

Aleng : Ampun Baginda raja dan baginda ratu, jika kami yang miskin
ini sudah lancang masuk ke istana yang megah ini. Maksud
kedatangan kami adalah ingin menyampaikan pinangan anak kami
kepada salah seorang putri Baginda *hormat*
Mendengar penjelasan itu, sang Raja pun tersenyum manggut-manggut sambil
mengelus-elus jenggotnya yang sudah mulai memutih
Tine : Siapakah nama anakmu? Dimanakah dia? Mengapa ia tidak
datang mendampingimu kemari?
Tiwi : Ia adalah ilaurang wahai baginda ratu, ia tidak dapat berjalan.
Namun ia sudah merasa cukup dewasa dan ingin melanjutkan
keturunan. Itulah maksud kedatangan kami wahai baginda

Glan : Baiklah, kalau begitu! Aku akan menanyakan hal ini kepada
tujuh putriku terlebih dahulu. Siapa di antara mereka yang bersedia
menerima pinangan I Laurang
Aleng & Tiwi : Terimakasih baginda raja, terima kasih *sambil hormat*
Glan : Ya, sekarang pulanglah. Besok aku akan menyuruh pengawalku
untuk menyampaikan bagaimana keputusan putri-putriku
Aleng & Tiwi : Sekali lagi terimakasih baginda raja *hormat lagi*
Wendi : Mari *nuntun aleng&tiwi keluar dari istana*

PART 3 (Pinangan ilaurang diterima)

Setelah itu, Raja memerintahkan


mengumpulkan seluruh putrinya.

kepada

Bendaharanya

untuk

Tine : Dayang-dayang kemarilah


Endang : Hormat baginda ratu
Tine : Kumpulanlah semua putri-putri ku, aku dan baginda raja ignin
menyampaikan lamaran dari salah satu rakyat di negeri ini kepada
semua putri-putri ku
Tine : Baik baginda ratu

*Manggil putri raja*


Endang : Wahai putri-putri, ada yang ingin baginda raja dan baginda
ratu sampaikan kepada putri-putri sekalian. Baginda sudah menunggu
putri-putri sekalian diruang makan
Amel, Cut, Dea : Baiklah
*diruang makan*
Cut : Bu, Yah siapakah pria yang ingin melamar kami? Apakah dia
memiliki tampang yang menawan?
tine: Dia adalah Ilaurang wahai putriku
Dea : Bukankah ilaurang merupakan pria di negeri ini yang rupanya
menyerupai udang bu? Nanda tidak sudi menikah dengannya!
Glan : Tenanglah dahulu, Ayah dan ibu tidak memaksa kalian. Ini
semua
tergantung
keputusan
kalian.
Wahai,
Putri
Sulung!
Bersediakah engkau menikah dengan I Laurang? tanya Raja.
Cut :

Maafkan Nanda, Ayah! Nanda tidak mau menikah dengan I

Laurang. Masih banyak pangeran dan pemuda tampan yang sepadan


dengan Nanda
Glan : Baiklah, wahai putriku yang kedua, bersediakah kau menikah
dengan i laurang?
Dea : Maafkan Nanda, Ayah! Tapi nanda pun tidak mau menikah
dengan I Laurang. Masih banyak pangeran dan pemuda tampan yang
sepadan dengan Nanda
Glan : Baiklah, wahai putri bungsuku, bersediakah kau menikah
dengan ilaurang?
Amel : Ampun Ayahanda! Jika ayahanda dan ibu berkenan, nanda
bersediah menikah dengan ilaurang
Glan : Baiklah, Putriku! Ayahanda dan ibu merestui kalian. Mari makan
malam
lah
dahulu,
ayah
akan
menyuruh
pengawal
untuk
menyampaikan berita ini kepada ilaurang. Pesta pernikahan kalian
akan dilangsungkan dalam tiga hari lagi!
Tine : Dayang-dayang
Endang : Ampun baginda ratu
Tine : Tolong beritahu kepada pengawal untuk menjumpai orang tua
ilaurang besok pagi, beritahu bahwa putri bungsu menerima lamaran
anaknya
Endang : Baiklah baginda ratu

PART 4 (Ilaurang menikah)


Keesokan harinya, pengawal pun bergegas menemui orang tua i laurang dan
menyampaikan berita bahagia ini. Dengan perasaan suka cita, mereka pun
menyampaikan berita gembira itu kepada I Laurang.
Tiwi : Nak, baru saja pengawal raja menemuiku! Ia berkata bahwa
pinanganmu diterima
Gilang : Benarkah Raja menerima pinanganku, Ibu?
Tiwi : Benar, Anakku! Putri bungsu Raja yang bersedia menikah
denganmu, jawab ibu I Laurang.
Yakin pinangannya diterima, I Laurang langsung keluar dari kulit kepompong
udangnya. Alangkah terkejutnya kedua orang tuanya saat melihat wajah
anaknya.
Tiwi : Waaah, ternyata kamu tampan dan gagah, Anakku! Putri
Bungsu pasti akan senang sekali mempunyai suami setampan kamu,
Nak, ujar ayah I Laurang.

Gilang : Aku pun tidak tahu mengapa semua kulit ini bia terlepas
begitu saja bu!
Tiwi : Mari, kita datang ke tukang cukur rambut. Rambutmu sangat
panjang nak!
Gilang : Baiklah bu!
Untuk pertama kalinya ilaurang pun berjalan keluar rumah, betapa bahagianya
ia mampu hidup layaknya manusia seperti biasanya. Setiap bertemu warga di
jalan, ibu I Laurang selalu ditanya tentang orang yang berjalan bersamanya.
Semua orang tercengang ketika mengetahui bahwa lelaki tampan itu adalah I
Laurang. Selama ini, mereka mengenal I Laurang berwajah buruk seperti
udang. Saat pesta pernikahan berlangsung, seluruh keluarga istana terkejut
melihat ketampanan I Laurang, terutama si Putri Bungsu dan kedua kakanya.
Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata I Laurang seorang
pemuda yang tampan. Berbeda dengan berita yang mereka dengar bahwa I
Laurang itu buruk rupa seperti udang.
*sambil ngintip ilaurang dan putri bungsu*
Cut : Aku menyesal sekali tidak menerima lamaran i laurang, ternyata
ia merupakan pria yang sangat tampan!
Dea : Akupun begitu, aku fikir dia sangat buruk rupa!
Cut : Bahagia sekali si putri bungsu! Mendapat suami yang sangat
tampan. Bahkan ia menikah sebelum kita berdua menikah, padahal
kita beruda lebih tua dibanding dia!
Dea : Tetapi mau bagaimana lagi, hanya dialah dulu yang menerima
pinangan i laurang.
Cut : Kalau saja aku tahu ilaurang setampan itu, aku akan menerima
pinangannya!
Dea : Ya, kalau saja.
Cut : Bagaimana kalau kita celakakan saja si putri bungsu? Lalu kita
akan menggantikan dirinya
Dea : Benar juga!
Karena iri hati dan dengki tersebut mereka berniat merebut suami adiknya
dengan cara mencelakai si Bungsu. Namun, niat jelek mereka diketahui oleh I
Laurang. Oleh karena itu, I Laurang selalu menemani si Bungsu ke mana pun
pergi, agar tidak diganggu oleh keenam kakaknya.
Cut : Susah sekali untuk mencelakai si bungsu! ia selalu didampingi
ilaurang, tidak mungkin kita mencelakaknnya ketika ada ilaurang.
Pasti ilaurang akan celaka juga
Dea : Sepertinya kita harus menjauhkan ilaurang dan si putri bungsu

Cut : Benar juga katamu, bagaimana kalau kita menghasut ayah untuk
memerintahkan ilaurang untuk berdagang ke negeri seberang?
Dengan begitu, kita akan leluasa untuk mencelakai si putri bungsu.
Dea : Baiklah, mari kita menemui ayahanda dan ibu
*nemuin glan*
Cut :Wahai ayahanda dan ibu, ada yang ingin nanda sampaikan
Tine : Apa itu putriku?
Cut: Nanda dengar di negeri sebarang sedang kekurangan udang,
bagaimana jika kita menjual udang kita disana? Hasil tangkapan
udang kita pun selau bertambah setiap harinya. apa salahnya jika kita
berdagang disana?
Glan : Benar katamu nanda, tapi siapa yang bisa ayahanda dan ibu
percayakan untuk berdagang disana?
Dea : Suruh saja i laurang untuk pergi berdagang ke negeri serebang,
yah, bu
Glan : Baiklah, ayahanda akan
berdagang dinegeri seberang.

memerintahkan

ilaurang

untuk

Karena menerima perintah dari raja, I Laurang pun terpaksa harus


meninggalkan istrinya. Sebelum berangkat, I Laurang berpesan kepada
istrinya.
Gilang : Dinda! Abang akan pergi berdagang ke negeri seberang.
Dinda harus berhati-hati terhadap kakak-kakak Dinda. Rupanya
mereka iri hati dan ingin mencelakai Dinda. Oleh karena itu, ambil dan
bawalah pinang dan telur ini ke manapun Dinda pergi
Amel : Baik, Kanda! Dinda akan selalu mengingat pesan kanda
Gilang : Baiklah dinda *salam*
Cut : Akhirnya kita akan bisa mencelakai si putri bungsu dengan
mulus! *sambil ngintip*
Dea : Iya, matilah dia !

PART 5 (putri bungsu dicelakai)


*mendatangi putri bungsu yang sedang merenung*
Cut : Adikku, apa yang sedang kau fikirkan? kau tampak sedih sekali
Amel : Tidak ada, aku hanya takut ilaurang celaka dijalan

Dea : Ah, tidak mungkin!


Cut : Sudahlah, mari kita doakan saja agar ilaurang sampai disana
dengan selamat.
Amel : Tapi hati ini rasanya tak tenang kak, rasanya ada yang ingin
memisahkan kami
Cut : *memandangi amel* Gawat, bagaimana jika si putri bungsu tahu
bahwamemang kami mau mencelakainya, dia memang harus cepatcepat disingkirkan (dalam hati) Ah tak usah berfikiran begitu,
daripada berlarut-larut sedih. Marilah kita pergi ke hutan berburu
buah dan tanaman lainnya. suda lama kita tidak pergi kehutan
bersama-sama
Dea : Ya, aku setuju!
Amel : *merenung*
Cut : Hayolah, tidak ada gunanya berlarut dalam kesedihan seperti ini
Tanpa ada rasa curiga sedikitpun, si putri bungsu pun mengikuti kakaknya.
Sesampainya dihutan, ternyata kedua kakaknya sudah merencanakannya,
mereka akan membuat si putri bungsu tersesat dalam hutan.
DIHUTAN
Dea : Aku dengar-dengar dari warga, didalam hutan ini terdapat buah
yang sangat manjur. Katanya buah ini dapat menyembuhkan segala
penyakit!
Cut : Ya benar! Aku tau dimana letak buah itu, akan tetapi buah itu
hanya muat untuk orang yang kecil. Bagaimana jika adik putri bungsu
yang mengambilnya? Badanmu paling kecil diantara kita semua
Amel : Ta..tapi aku tak tahu letaknya dimana kak
Cut : Letaknya tak jauh dari sini, kau hanya perlu lurus saja dan nanti
kau pasti menemui tanaman itu
Amel : Bagaimana jika aku tersesat kak? aku benar-benar tak tahu
dimana letaknya
Dea : Tidak usah takut, kami akan menjagaimu.
Amel : Baiklah
Tanpa ada curiga apapun, si putri bungsu pun masuk kedalam hutan itu dan
mengikuti arahan kakaknya tadi.
Amel : Kakak...Kakakkkk!!!!!! Tolong...tolonggg!
Si putri bungsu pun akhirnya sampai didalam hutan, ia semakin jauh dari
kakak-kakaknya. Ia tidak dapat melihat kakaknya lagi. Ia tak tahu harus pergi
kemana. Ia pun berkali-kali memanggil kakaknya dan meminta tolong, tetapi

tidak ada satu orang pun yang mendengarnya. Kedua kakak putri bungsu pun
kembali ke kerajaan dengan hati yang sangat puas.
Cut : Akhirnya kita dapat menyingkirkan dia!
Dea : Ya! Akhirnya kita bisa menggantikan posisinya
Cut : Semoga ia diterkam binatang buas didalam hutan sana dan
benar-benar meninggalkan kita selamanya! *ketawa*
Dea : Akan tetapi, apa yang akan kita katakan kepada ayah dan ibu?
Jika kita pulang tanpa dirinya kak?
Cut : Bilang saja ia mati terterkam binatang buas di hutan!
Dea : Baiklah
Sesampainya diistana, kedua kakak putri bungsu tersebut pun menemui orang
tuanya.
Cut : Yah, Bu....maafkan kami!
Glan : Mengapa kau meminta maaf nanda? Apa yang terjadi?
Dea : Adik bungsu...
Tine : Apa yang terjadi pada adikmu?
Cut : Adik bungsu tewas terterkam binatang buas, kami sudah
berusaha menonlongnya. tetapi binatang itu sangat lah ganas, kami
tak sanggup lagi menolongnya... Lihat ini lah darah ketika tadi kami
hendak menolong adik *nunjukin darah di baju*
Tine : Astaga, malang sekali nasib adikmu! *menangis*
Cut&Dea : Menangis dan memeluk ibunya
Glan : Pengawal......
Aleng : Siap baginda
Glan : Beri tahu kepada seluruh rakyat negeri ini bahwa putri bungsu
ku telah meninggal diterkam oleh binatang buas
wendi : Baiklah baginda...
dea&cut: *senyum licik*
Maka di negeri itu tersebarlah berita bawha istri ilaurang meninggal karena
diterkam binatang buas, kedua kakak putri bungsu itupun sangat merasa
sangat puas dan gembira. Akan tetapi ilaurang belum mengetahui berita ini
ketika ia masih berdagang di negeri sebrang. Setelah 2 bulan lamanya ia
berdagang di negeri sebrang, sampailah ia kembali ke istana dan mendengar
berita duka tersebut
Gilang : *nyari2 amel kemana2* *manggil2* *gatekemu*

Glan : *liat gilang* siapa yang kau cari nak?


Gilang : Istriku yah...Daritadi aku sudah memanggilnya tapi ia tak
kunjung datang, aku sudah mencari kemana kemari tetapi aku tak
menemukannya. Aku hanya ingin menemuinya dan memberinya ini
*nunjukin kalung untuk amel*
Glan : Istrimu telah meninggal karena diterkam binatang buas tak
lama setelah kau berangkat ke negeri sebrang untuk berdagang...
Gilang : *Muka sedih*

Hari-hari ilaurang pun berlalu begitu menyedihkan tanpa istrinya. Ia selalu


termenung setiap harinya, sudah berulang kali kakak-kakak putri bungsu
mendekatinya tetapi ia tetap saja bersikap begitu dingin. Kakak-kakak putri
bungsu pun akhirnya kebingungan mencari cara bagaimana lagi untuk
mendapatkan hati ilaurang. Sang raja dan ratupun ikut bersedih melihat
ilaurang yang selalu terlihat murung dan tak bersemangat setiap harinya. Raja
dan ratupun berkali-kali menyarankannya untuk mencari pengganti putri
bungsu, tetapi tidak pernah sekalipun tersebit didalam benak ilaurang untuk
mencari pengganti istri yang begitu dikasihinya.
Glan : Ilaurang, kemarilah nak
Gilang : Ada apa yah?
Glan : Kau masih muda, waktumu masih panjang. Carilah pengganti
istrimu, kau tak mungkin selamanya sendirian.
Tine : Ya, benar nak. waktu mu masih panjang, jangan lah begitu larut
dalam kesedihan. Ayahanda dan ibu rela jika kau menikah lagi, carilah
nak. Tak mungkin kami selamanya membiarkan kau seperti ini
Gilang : Tidak bu, Tidak ada yang bisa menggantikan istriku. Aku lebih
baik selamanya sendirian dibanding aku harus bersanding dengan
wanita yang tak kukasihi
Glan : Tetapi kau masih muda ilaurang
Gilang : Tidak yah, tidak ada yang dapat menggantikannya.
Glan : Baiklah jika itu maumu, itu semua tergantung kepadamu, kau
lah yang memutuskannya. Tetapi kau jangan takut untuk mencari
penggantinya, kami ikhlas nak
Gilang : Terimakasih yah, bu.
PART 6 (raja sakit)
Sang raja pun terserang penyakit yang begitu parah. Tidak ada satupun yang

mampu menyembuhkan raja, semua orang yang dikenal mampu


menyembuhkan di negeri itu pun tak mampu menyembuhkannya. Akan tetapi
ilaurang teringat pada cerita ibunya yaitu ada buah yang dapat
menyembuhkan segala penyakit didalam hutan. Ia pun memutuskan untuk
mencari buah itu didalam hutan tersebut.

Tine : Penyakit
mandangin glan*

ayahanda

semakin

parah

tiap

harinya...*sambil

Gilang : Kudengar bu, di hutan sana terdapat buah yang mampu


menyembuhkan segala penyakit. Bagaimana jika aku pergi kesana?
Kita tidak bisa membiarkan ayah semakin parah tiap harinya
Tine : Tetapi hutan itu sangat buas nak, cukuplah istrimu saja yang
menjadi korban hutan itu.
Gilang : Tidak bu, ini merupakan satu-satunya cara yang dapat kita
lakukan untuk ayah. Aku mohon izin ibu untuk pergi kesana
Tine : Hatimu sangat mulia nak, baiklah pergilah nak, berhati-hatilah
dalam perjalanan
Gilang : Baiklah bu
Dengan seizin baginda ratu, ilaurang pun pergi kedalam hutan itu.
Sesampainya dihutan pun ia pun mendatangi tempat dimana buah itu berada.
Tetapi belum saja sampai di pohon buah tersebut, ia melihat sesosok wanita. Ia
merasa ia kenal sekali dengan perempuan tersebut. Ternyata perempuan
tersebut adalah istrinya, istrinya berlindung dibawah pohon buah tersebut dan
memakan buah tersebut itu setiap hari untuk melanjutkan hidupnya didalam
hutan yang begitu buas itu.
PART 7 (ilaurang dan putri bungsu bertemu)

Amel : Abang....Abang ilaurang...............


Gilang : Dinda....ini abang! *lari meluk amel* Mengapa kau bisa
sampai disini dinda? Hutan ini begitu buas? Apakah selama ini tidak
ada hewan yang mengganggumu?
Amel : Tidak bang, berkali-kali ular dan binatang buas lainnya
melihatku tetapi tidak ada satupun yang berusaha menerkamku
Gilang : Tetapi, bagaimana kau bisa sampai dihutan ini sendirian
dinda?
Amel : Kakak bang, waktu itu dinda dan kakak pergi ke hutan ini
untuk memburu buah yang dapat menyembuhkan segala penyakit ini.
Tetapi ternyata kakak meninggalkan dinda disini sendirian, dinda pun

tidak tahu jalan pulang keistana


Gilang : Kasihan sekali dirimu dinda, mari...mari kita pulang keistana
Amel : Tetapi bang, mengapa abang bisa sampai ke hutan ini?
Gilang : Ayah terserang penyakit yang begitu parah dinda, tak
satupun tabit yang menyembuhkan penyakit ayah. Hanya buah ini
yang mampu menyembuhkan ayah
Amel : Astaga ayaaah....ayo bang kita lekas ke istana sebelum ayah
semakin parah..
Akhirnya ilaurang pun membawa sang putri ke istana dan membawa buah
yang mampu menyembuhkan segala penyakit itu. Tetapi ilaurang hendak
memberikan pelajaran kepada kedua kakak putri bungsu, ilaurang pun
menyembunyikan kedatangan putri bungsu dari kedua kakak putri bungsu.
Sang raja pun seketika pulih setelah ia memakan buah tersebut, ditambah lagi
raja dan ratu begitu kaget dan bahagia melihat kedatangan putri yang mereka
kasihi yang selama ini mereka kira telah tiada.
Gilang : Mari dik kita beri buah ini
terlambat...*masuk kedalam kamar glan*

kepada

ayah

sebelum

Glan : Nan...nanda *batuk*


Tine : Nanda....apakah itu dirimu nakkk? Bagaimana bisa?
Gilang : Ya yah, bu.. ini adalah istriku.. Tetapi alangkah lebih baiknya
jika ayahanda memakan buah ini terlebih dahulu
Glan : *Makan buah* *sembuh*
Tine : Ayah...ayah sembuh? *memandangi glan*
Glan : Ya, ayah merasa sangat lega...
Tine : Terimakasih ya tuhan... terimakasih anakku ilaurang
Glan : Sekarang saatnya nanda untuk menceritakan bagaimana nanda
bisa hilang selama ini...
Tine : Ya, mengapa bisa nak....
Amel : Begini yah,bu....siang itu kakak mengajakku kehutan untuk
berburu buah yang mampu menyembuhkan segala penyakit ini. Tetapi
mereka menyuruhku masuk kedalam hutan sendirian sampai akhirnya
aku tersesat, aku tak tau harus kemana. Aku berjalan di sekujur hutan
dan akhirnya aku berlindung dibawah pohon buah ini...
Tine : Astaga mengapa kakakmu begitu kejam!
Glan : Tindakan kedua kakakmu sudah melampaui batas! *emosi*
Gilang

: Sudahlah yah, bu tidak ada gunanya kita membahas

itu...Lebih baik kita memberi mereka pelajaran agar tidak berbuat


konyol seperti ini lagi.
Glan : Ayah serahkan kepadamu nak, tindakan mereka melampaui
batas. Bahkan tidak ada pelajaran yang sebanding dengan perbuatan
mereka ini
Gilang : Baiklah yah, lebih baik ayah kembali beristirahat dan ibu.
Begitu juga dengan adik, lebih baik adik beristirahat terlebih dahulu
Tine : *meluk amel*
Keesokan harinya, ilaurang memberitahukan kepada kedua kakak sang putri
bungsu bahwa ia sedang mencari pengganti sang putri bungsu. Ia pun
memberitahukan barang siapa yang bisa memasak udang paling lezat rasanya,
akan dipinangnya menjadi istrinya.
Gilang : Aku sudah lelah lama sendiri, aku ingin mencari pengganti
istri yang baru.
Cut : Pilihlah aku ilaurang, aku jauh lebih baik dari kedua adikku!
Dea : Enak saja dirimu, tentu diriku lah yang jauh lebih baik dibanding
kalian berdua!
Gilang : Sudah tidak usah seperti itu, barangsiapa yang mampu
memasakkan udang terlezat akan kupinang menjadi istriku
Cut : Tentu akulah pemenangnya!
Dea : Sudah, buktikan saja jika kau mampu!
Mereka pun berlomba-lomba memasak udang untuk ilauran, akan
tetapi kedua merekapun berlaku curang ketika memasak, si putri
sulung pun menaruh begitu banyak garam pada masakan si putri
kedua, akan tetapi si putri
kedua menaruh sambal yang begitu
banyak pada masakan si putri sulung. Akan tetapi ilaurang pun
melihat kedua aksi licik mereka ini.Setelah udang itu masak pun
mereka langsung menyajikannya kepada ilaurang
Cut : Ini, kubuat dengan penuh cinta! Pasti razanya sangat lezat dan
tidak ada yang mampu menandinginya
Dea : *hahahaahh dasar bodoh, pasti ia tak sadar aku sudah menaruh
sambal yang begitu banyak dimasakannya itu*-> dalam hati
Gilang : Tetapi masakan ini mengeluarkan aroma yanng menandakan
bahwa ini sangat pedas, cobalah kau saja yang mencobanya terlebih
dahulu...
Dea : Sudah jelas aku pemenangnya! *sombong*
Cut : *mencoba makanannya* WUAAAAAAAAAAH! MENGAPA MENJADI

PEDAS SEPERTI INI!!!!!


Gilang
:
Baiklah,
sekarang
giliranmu...tetapi
masakannmu
mengeluarkan aroma yang begitu asin... cobalah kau saja yang
mencobanya terlebih dahulu...
Dea : *coba makanannya* WUAAAAAAAAAAH! MENGAPA MENJADI ASIN
SEPERTI INI!!!!!
Gilang : Baiklah, sekarang aku akan mencoba masakan yang ketiga
*amel dateng tiba2 bawa makanan*
Gilang : *nyoba makanan* inilah udang terenak yang pernah
kusantap! dan pasti yang membuatnya adalah istriku tercinta
*memandangi amel*
Amel : Abang bisa saja....
Akhirnya,ilaurang pun ditunjuk untuk menggantikan posisi raja dan putri
bungsu sebagai ratu, sedangkan kedua kakaknya menjadi pelayan di istana itu.
Mereka selalu menunduk setiap hari, mereka merasa sangat malu akan
perbuatan yang pernah mereka lakukan pada adiknya dahulu. Ilaurang dan
putri bungsu pun hidup bahagia setelah itu, mereka dikarunai begitu banyak
anak oleh Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai