Anda di halaman 1dari 6

PENDEASAAN USIA KEHAMILAN

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan
pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan
25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan
agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan
apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak
pertama harus dilakukan. Pendewasaan Usia Perkawinan merupakan bagian dari program
Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan umur
perkawinan pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).
Tujuan program PUP adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam
merencakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan
kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Program Pendewasaan Usis Perkawinan dan
Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan.
Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi yaitu :
1. Masa menunda perkawinan dan kehamilan
Kelahiran anak yang baik adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun.
Kelahiran anak oleh seorang ibu dibawah 20 tahun akan dapat memengaruhi kesehatan ibu dan
anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan apabila seorang perempuan belum
berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan
suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan
dengan menggunakan alat kontrasepsi. Beberapa alasan medis secara objektif dan perlunya
penundaan usia perkawinan pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum berumur 20
tahun adalah sebagai berikut :
a.

Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko
kesakitan dan kematian saat persalinan, nifas serta bayinya.

b. Kemungkinan timbul risiko medic sebagai berikut :


1) Keguguran
2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria)
3) Eklamsia (kejang)
4) Timbulnya kesulitan persalinan
5) Bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
6) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
7) Fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
8) Fistula Retrovaginal (keluarnya gas dan feses ke vagina)
9) Kanker leher rahim
Peundaan kehamilan pada usia < 20 tahun ini dianjurkan dengan menggunakan alat kontrasepsi
sebagai berikut :
1) Pil oral
2) Kondom
3) AKDR/Spiral/IUD

2. Masa menjarangkan kehamilan


Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS (Pasangan Usia Subur) berada pada
umur 20-35 tahun. Secara empiric diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode usia
20-35 tahun sehingga resiko-resiko medic yang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15
tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua
kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun. Patokannya adalah jangan terjadi dua
balita dalam periode 5 tahun. Untuk menjarangkan kehamilan dianjurkan menggunakan alat
kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi pada tahap ini dilaksanakan untuk menjarangkan
kelahiran agar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup bulan dan lama. Semua alat
kontrasepsi yang dikenal sampai sekarang dalam program Keluarga Berencana Nasional pada
dasarnya cocoknya untuk menjarangkan kelahiran. Akan tetapi dianjurkan setelah kelahiran
anak pertama langsung menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD).
3. Masa mencegah kehamilan
Masa pencegahan kehamilan berada pada periode PUS berumur 35 tahun keatas. Sebab secara
empiric diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medic.
Pencegahan kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Kontrasepsi yang akan dipakai diharapkan berlangsung sampai umur reproduksi dari PUS yang
bersangkutan yaiut sekitar 20 tahun dimana PUS sudah berumur 50 tahun. Alat kontrasepsi
yang dianjurkan bagi PUS usia diatas 35 tahun adalah sebagai berikut :
a.

MOW dan MOP

b. IUD/Spiral/AKDR
c.

Pil oral

Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan


Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan
pertama saat mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

Tujuan

program pendewasaan usia perkawinan adalah

memberikan
pengertian dan kesadaran kepada

remaja agar didalam merencanakan


keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan
dengan
kehidupan
berkeluarga,
kesiapan fisik, mental,
emosional,
pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.

B. Perencanaan Keluarga
Perencanaan Keluarga merupakan

kerangka dari program pendewasaan


usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu: masa menunda
perkawinan dan kehamilan, masa menjarangkan kehamilan dan masa mencegah kehamilan.
Kerangka tersebut dapat dilihat seperti bagan
dibawah ini:
BAGAN PERENCANAAN KELUARGA
20 th - 35 th
13
Direktorat Bina Ketahanan Remaja
Dibawah ini akan diuraikan ciri dan langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabila
memasuki ketiga masa reproduksi tersebut.
1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan
Salah satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan secara fisik, yang sangat menentukan
adalah umur untuk melakukan pernikahan. Secara biologis, fisik manusia tumbuh berangsurangsur sesuai dengan pertambahan usia.

Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda
perkawinan dan kehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalam proses tumbuh
kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun,
dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia 20 tahun. Apabila perempuan
menikah dibawah usia 20 tahun dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian yang timbul
selama proses kehamilan dan persalinan, yaitu:
a. Risiko pada Proses Kehamilan
1) Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proses kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.
2) Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darah selama kehamilan dan Eklampsia, yaitu
kejang pada kehamilan.
3) Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan.
4) Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalam darah.
5) Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim. Hal ini erat kaitannya dengan belum
sempurnanya perkembangan dinding rahim.
6) Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun.
b. Risiko pada Proses Persalinan
1) Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
2) Timbulnya kesulitan persalinan, yang dapat disebabkan karena faktor dari ibu, bayi dan proses
persalinan.
3) BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), yaitu bayi yang lahir dengan berat dibawah 2.500 gram.
14
Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja
4) Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun
5) Kelainan bawaan, yaitu kelainan atau cacat yang terjadi sejak dalam proses kehamilan.
Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya sampai usianya minimal 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Kondom, Pil, IUD, metode sederhana, implan dan suntikan.
2. Masa Menjarangkan Kehamilan

Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil
dan melahirkan karena mempunyai risiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal untuk
menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, Suntikan, Pil,
Implan dan metode sederhana.
3. Masa Mengakhiri Kehamilan
Masa mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas 35 tahun, sebab secara empirik
diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami risiko medik. Kontrasepsi
yang dianjurkan adalah Steril, IUD, Implan, Suntikan, Metode Sederhana dan Pil.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penggunaan kontrasepsi berdasarkan fase
reproduksi wanita seperti tabel dibawah ini :
Fase Menunda
Kehamilan
< 20 tahun Fase Menjarangkan
Kehamilan
20-35 tahun Fase Tidak Hamil lagi
>35 tahun
Kondom
Pil
IUD
Sederhana
Implan
Suntikan IUD
Suntikan
Pil
Implan
Sederhana Steril
IUD
Implan
Suntikan
Sederhana
Pil
15
Direktorat Bina Ketahanan Remaja
C. Kesiapan Ekonomi Keluarga
Salah satu faktor ketidakharmonisan keluarga pada umumnya disebabkan oleh masalah
ekonomi keluarga, oleh karena itu dalam perencanaan kehidupan berkeluarga perlu dipersiapkan
kemapanan ekonomi (mempunyai pekerjaan tetap).
D. Kematangan Psikologis Remaja

Kematangan psikologis remaja diperlukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga agar dapat :
1. Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara efektif
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
E. Kematangan Sosial Remaja
Kematangan sosial remaja diperlukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga agar dapat :
1. Memahami dan menyesuaikan diri, baik dalam lingkungan yang baru maupun antara lawan
jenis
2. Menjalankan peran sosial dalam lingkungan masyarakat
3. Mempraktekkan perilaku sosial yang bertanggungjawab

Anda mungkin juga menyukai