Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Virulogy ( Virus Pox )
Virus cacar merupakan virus yang terbesar dan paling complex dan
termasuk anggota dari Genus Orthopoxvirus, Subfamili Chordopoxviridae
dari Famili Poxviridae.
Virus variola berukuran 400x230 nanometer dan berisi molekul DNA
beruntai ganda sekitar 200 protein yang berbeda. Virus ini memiliki
lipoprotein di sebelah luar, atau amplop, yang memagari suati inti dan dua
struktur yang fungsinya tidak diketahui, disebut badan internal. Virus variola
relatif stabil dalam lingkungan alam. Familynya meliputi sekelompok besar
agen yang secara morfologi sama dan berbagi suatu antigen nukleo protein
bersama. Infeksi oleh kebanyakan virus cacar ditandai dengan ruam kulit,
walaupun lesi mencolok yang disebabkan oleh bebrapa anggota family
bersifat proliferative. Termasuk dalam kelompok ini adalah virus variola yang
dalam

catatan

sejarah

paling

banyak

menyerang

manusia

sampai

pemberantasannya pada tahun 1977.


Walaupun cacar (smallpox) dinyatakan telah diberantas dari bumi
setelah kampanye intensif yang dikoordinasi kesehatan dunia, ada kebutuhan
yang berlanjut untuk mengenal vaccinia (dipakai untuk vaksinasi cacar) dan
kemungkinan komplikasinya pada manusia. Adalah suatu hal yang penting
untuk waspada terhadap penyakit virus pox lain yang menyerupai cacar dan
harus dibedakan dengan dasar laboratoris. Virus vaccinia masih dipelajari
secara intensif sebagai Vactor untuk mengenalkan gen-gen imunitans aktif
sebagai vaksin virus hidup untuk penyakit virus yang beragam pada manusia
dan hewan peliharaan.

2.2 Sifat-sifat Virus Pox


Virion : Struktur complex, berbentuk batu bata atau oval, panjang 400 nm
x diameter 230 nm; permukaan luar menunjukkan puncak; berisi core dan
badan lateral
Komposisi : DNA (3%), protein (90%), lemak (5%)
Genom : DNA untai ganda, lurus; berukuran 130-375 kbp; mempunyai
lingkaran terminal; mempunyai isi G+C (30-40%) kecuali untuk
parapvirus (63%)
Protein : virion mengandung lebih dari 100 polipeptida; banyak enzim
terdapat dalam core, termasuk system transkripsi
Amplop : perakitan virion melibatkan formasi berbagai membrane
Replikasi : pabrik sitoplasma
ciri khas menonjol : merupakan virus berukuran terbesar yang paling
complex; sangat resisten terhadap reaktivasi; protein yng di kode virus
membantu menyerang system pertahanan imun inang; cacar adalah
penyakit pertama yang diberantas dari dunia.
2.3 Pengertian Variola
Variolla adalah penyakit yang sangat menular, dengan gejala demam
yang sangat tinggi dan akut disertai dengan gejala kulit yang merata dan
berat. Gejala dimulai dari suatu bercak berwarna merah (Macula), lalu
bercak tersebut menjadi timbul diatas permukaan kulit (Papula), kemudian
membentuk ruangan yang berisi cairan jernih (vesicula=vesicle), kemudian
cairan tersebut menjadi keruh (Pustula), lalu pustula menjadi kering
membentuk keropeng (crusta). keropeng kemudian lepas, dan terjadi
penyembuhan. Pada umumnya gambaran klinik menunjukan single crops,
artinya satu stadium saja.
Variola (smallpox) adalah penyakit menular pada manusia yang
disebabkan oleh virus variola major atau variola minor.Penyakit ini dikenal
dengan nama Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin
varius, yang berarti berbintik, atau varus yang artinya jerawat. Variola
muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan.
Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi
cairan.Varila major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat

kematian 3035%.Variola minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan


(dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban
itch) yang menyebabkan kematian pada 1% penderitanya.Akibat jangka
panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi
pada 6585% penderita
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum
yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit
yang monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh.
2.4 Etiologi Variola
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik ,
tetapi menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor
(alastrim). Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor
bila dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38o C.
Sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.

2.5 Masa Inkubasi


Masa inkubasi cacar biasanya antara 12 dan 14 hari (kisaran 7-17).
Selama fase ini, tidak ada bukti pelepasan virus.Pasien merasa baik dan tidak
menular. Masa inkubasi diikuti dengan timbulnya mendadak seperti flu
gejala: demam, merasa tidak sehat, sakit kepala, nyeri punggung dan, dalam
beberapa kasus, sakit perut dan muntah. Dua sampai tiga hari kemudian, suhu
tubuh dan pasien mulai merasa lebih baik, di mana titik kecil bintik-bintik
merah sering muncul di lidah, gusi, mulut dan orofaring. 24 jam kemudian,
ini berkembang menjadi ruam jerawat seperti lesi pada selaput lendir
melepaskan sejumlah besar virus ke dalam mulut dan tenggorokan, membuat
pasien sangat menular. Pada saat yang sama, karakteristik ruam cacar muncul,
pertama pada wajah, kemudian pada tangan dan lengan bawah, sebelum
menyebar ke seluruh tubuh.
Fitur diagnostik cacar adalah distribusi cen-trifugal lesi yang lebih
menonjol pada wajah dan pada ekstremitas. Ruam juga biasanya
mempengaruhi telapak tangan dan kaki. Semua lesi pada bagian tertentu dari

kemajuan tubuh dengan cara yang sama: bintik-bintik merah muda kecil papula muncul - vesikel dengan pustule kecil di tengah - pustula. 8-14 hari
setelah timbulnya gejala, pustula membentuk scabs (koreng) yang pada
penyembuhan meninggalkan bekas mendalam, bekas depigmented, yaitu
karakteristik "bintik-tanda". Penyakit ini mematikan terutama ketika pasien
memunculkan gejala dengan hemoragik (perdarahan di kulit dan selaput
lendir sebelum pembentukan bintil), dan ketika ada kerusakan umum
sistemik,

disebabkan

oleh

keracunan

darah

dan

pembentukan

immunocomplexes (virus dan kompleks antibodi). Hal ini juga tidak biasa
bagi pasien dengan komplikasi pneumonia bronkial serta infeksi paru-paru
bakteri atau dengan ensefalitis viral (radang otak). cacar dengan lesi
mendalam sering dikenali karena di ikuti bekas luka yang tertinggal.
2.6 Manifestasi Klinis
Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
1. Stadium prodromal/invasi : Stadium ini berlangsung selama 3-4 hari yang
ditandai dengan :
a) Suhu tubuh naik (40oC)
b) Nyeri kepala
c) Nyeri tulang dan sendi
d) Sedih dan gelisah
e) Lemas
f) Muntah-muntah

2. Stadium makula papular /erupsi


Suhu tubuh kembali nomal, tetapi timbul makula-makula
eritematosa dengan cepat akan berubah menjadi papula-papula terutama
dimuka dan ektremitas (termasuk telapak tangan dan kaki) dan timbul lesi
baru.
3. Stadium vesikula pustulosa / supurasi
Dalam waktu 5 10 hari timbul vesikula-vesikula yang cepat
berubah menjadi pustule. Pada saat ini suhu tubuh akan meningkat dan
lesi-lesinya akan mengalami umblikasi.

4. Stadium resolusi
Berlangsung dalam 2 minggu, stadium ini dibagi menjadi 3 :
a) Stadium krustasi
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
b) Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
c) Stadium rekon valensensi.Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok,
suhu tubuh kembali normal, penderita betul-betul sembuh dan tidak
menularkan penyakit lagi.

2.7 Patofisiologi Variola


Invasi virus variola major atau variola minor ke dalam sel inang manusia

Masuk ke mukosa saluran nafas bagian atas atau orofaring/droplet aerosol,


Orang ke Orang, Kontak Langsung ,Objek yang terkontaminasi, Aerosol

Replikasi virus ( Masa Inkubasi )


Menyebar melalui pembuluh darah dan limfe
(viremia 1)

Virus berkembang di sel retikuloendotelial

Virus mengatasi pertahanan non spesifik


(interferon)

Satu minggu kemudian virus menyebar ke pembuluh darah


(viremia 2)

Menyebar ke seluruh tubuh

Daya tahan tubuh


di kulit dan mukosa

Respon inflamasi sistemik dan lokal


saraf perifer rusak

suhu tubuh

Nyeri

lesi kulit
Gangguan
Integritas kulit

Hipertermi

2.8 Penularan / Transmisi


Penularan umumnya terjadi pada saat muncul wabah dimana 50% dari
mereka yang tidak divaksinasi akan tertulari. Jika digunakan sebagai senjata
biologis, virus disebarkan melalui udara.
Masa penularannya, Mulai dari waktu berkembangnya lesi awal sampai
menghilangnya semua scab (koreng) sekitar 3 minggu. Penderita paling dapat
menular selama periode pre-Eruptive melalui droplet aerosol dari lesi
orofaringeal.
Transmisi :
Person-to-person / Orang- ke- Orang
- Inhalation of droplets (lewat udara yang terkontaminasi virus variola,
yang selanjutnya terhirup)
- Adanya kontak atau tatap muka dengan orang yang terinfeksi
Direct contact / Kontak Langsung
- With infected body fluids ( Terinfeksi cairan cacar tubuh )
Contaminated objects ( Objek yang terkontaminasi )
- Bedding, clothing ( tempat tidur yang terkontaminasi, pakaian yang
terkontaminasi )

Can be transmitted in any climate (virus ini dapat menulari di berbagai


musim )
- Spread more easily in cool, dry winter months ( lebih mudah menyebar
pada suhu sejuk dan musim kering )
No transmission by insects or animals ( Tidak bisa ditransmisikan oleh
serangga atau Hewan )
Transmission from a smallpox case ( Penularan dari kasus smallpox )
- Prodrome phase, less common ( jarang terjadi penularan pada masa
prodromal)
Fever, no rash yet ( demam, tapi tidak muncul ruam )
- Most contagious with rash onset ( sangat menular pada saat muncul
ruam )
First 7-10 days ( pada 7 hari pertama )
Contagious until last scab falls (Menular sampai bentuk ruam
terakhir / koreng hilang)
2.9 Klasifikasi Variola
Ada dua jenis dari penyakit smallpox, yaitu variola mayor dan variola
minor. Variola mayor lebih umum dan berat, menyebabkan ruam yang
luas, timbulnya merata, sering dengan perdarahan isi vesicle dan
perdarahan selaput lendir mata, hidung dan mulut dan demam tinggi
Ciri khas variola mayor, bisul (pustule) tetap terpisah, tidak bergabung
satu sama lain. Ini adalah bentuk yang paling sering pada cacar. Sedangkan
Variola minor tidak umum dan penyakitnya lebih ringan. Secara rinci
perbedaannya dapat dilihat pada table di bawah ini

Gejala Klinik

Angka Kematian

Variolla Mayor
Selalu berat, sering
dengan perdarahan isi
vesicle dan perdarahan
selaput lendir mata,
hidung dan mulut

Variolla Minor
Ringan dan tidak pernah
ada perdarahan

Sangat Tinggi 20-40%,


terutama pada daerah
dimana penduduknya
tidak di vaksinasi

Kurang dari 1%

Suhu Pengeraman 38,5 Masih membentuk pocks


pada

penanaman

telur

Tidak tumbuh

berembrio secara CAM


Bila
disuntik
intra Angka kematian embrio
sangat tinggi
alantois
pada
telur
berembrio
Pada stadium pustulasi
Kelainan Kulit

Terjadi demam untuk


kedua kalinya
Kelainan kulit bersifat
merata dan berat

Sangat rendah

Tidak terjadi demam


Ringan dan jarang

2.10 Pencegahan
Pada prinsipnya pencegahan penyakit cacar dilaksanakan dengan :
1. Meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan vaksinasi
rutin yang sebaik-baiknya. (setiap bayi di cacar pada umur 1 2 tahun)
2. Menanggulangi wabah dengan menggunakan Team Gerak Cepat.
Tugas Team Gerak Cepat ini adalah :
a. Mencari dan mengumpulkan laporan-laporan penderita cacar, baik
secara pasif maupun secara aktif.
b. Mengadakan pengecekan laporan dan mendiagnosa penyakit cacar
c. Mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan tambahan penderita
baru.
d. Memberikan vaksinasi pada semua golongan umur di sekitar
penderita.
e. Melakukan tindakan desinfeksi terhadap benda-benda yang mungkin
terkontaminasi virus dari penderita.
f. Mengisolasikan penderita.
g. Mengadakan pengawasan terhadap orang-orang yang lansung kontak
dan terhadap daerah-daerah yang telah dilakukan vaksinasi sampai
tidak terdapat lagi penderita baru.
Beberapa tindakan pencegahan dengan cara vaksinasi
-

Cara vaksinasi :
Vaksinasi dilakukan dengan memberikan vaksin hidup virus
vaksinia secukupnya secara intradermal.Tempat yang dianjurkan
untuk vaksinasi ialah bagian luar lengan atas pada insersi otot

10

deltoid.Caranya ialah dengan melakukan tusukan ganda dan


penekanan ganda dengan jarum tajam.

Respons vaksinasi, Ada 3 jenis respons :


1.

Reaksi primer :
Setelah diberikan vaksinasi 3 sampai 4 hari kemudian timbul

reaksi berupa papula yang segera berubah menjadi vesikula yang


melebar disertai ruam kemerahan.Pada hari kedelapan atau
kesembilan bagian tengahnya melekuk dan isi vesikula menjadi
keruh.Semua ini disertai dengan pembengkakkan kelenjar getah
bening ketiak disertai dengan demam.
Pada hari ke-10 pustula mongering dan terbentuk keropeng
yang lepas 1 minggu kemudian.Kekebalan mulai terbentuk mulai
hari ke-10 dan berlangsung seumur hidup.
2. Reaksi yang percepat (vaksinol) :
Terjadi pada seseorang yang memiliki sisa kekebalan terbatas
sebagai hasil imunisasi sebelumnya.Reaksinya terjadi lebih cepat
dari reaksi primer.Pembentukan vesikula timbul maksimal antara
hari ke-3 sampai ke-7 sesudah vaksinasi.Reaksi ini meningkatkan
kekebalan yang telah menurun tadi.
3. Reaksi segera :
Terjadi pada orang yang kebal.Pada hari ke-2 dan ke-3 timbul
papula.Ini merupakan reaksi hipersensitivitas.Reaksi segera ini
tidak menunujukan tingkat kekebalan, juga tidak menyebabkan
terjadinya kekebalan.
2.11 Pengobatan
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga
gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi
jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan

11

pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila


tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan
untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam,
misalnya diberikan paracetamol.Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir,
famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk
mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari
ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya
pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas
membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan
(blisters).
Pengobatan penyakit cacar berfokus pada keluhan yang timbul,
misalnya demam, menggigil, nyeri dipersendian, bintik kemerahan pada
kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Obat yang seharusnya diberikan :
a.
b.
c.
d.

Paracetamol tablet
Acyclovir tablet
Bedak Talek
Vitamin Neurobian/neuroboran

2.12 Komplikasi
Komplikasi Pada Variola
a. Bronkopneumonia
b. Infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo)
c. Ulkus Kornea
d. Ensefalitis
e. Effluvium (kehilangan rambut yang abnormal)
f. Telogen (fase perontokan rambut) dalam 3-4 bulan
2.13

Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada penatalaksanaan pertama dan
fasilitas perawatan yang tersedia. Maka mortalitas sangat bervariasi

12

diantara 1-50%. Jaringan parut yang timbul dapat diperbaiki dengan


tindakan dermabrasi atau pemberian kolagen implant.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KX VARIOLA

13

3.1 Kasus
An. K (7 Thn ) dibawa ke RS. Medika dengan keluhan terdapat bintikbintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada disekitar wajah dan
ujung tangan serta kaki dan terasa gatal, Keluarga klien mengatakan pasien
demam sejak 4 hari yang lalu, mudah lelah, pusing, lesu dan nafsu makan
menurun. Selama perawatan dirumah pasien hanya mengkonsumsi obat
penurun panas dan obat pemberian mantri desa tapi suhunya tak kunjung
turun. Sampai Hari ke- 5 ini bahkan bintik-bintik merah kecil di wajah dan di
ujung tangan serta kakinya kini mulai banyak dan semakin berisi tapi panas
pasien mulai menurun walau Suhu tubuh masih tinggi (370C ). Keluarga klien
mengatakan Seorang anak saudaranya juga menderita gejala yang sama ,
Imunisasi An. K tidak lengkap karena tempat tinggal yang jauh dari
pelayanan kesehatan. Keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit serius,
Kecuali tekanan darah tinggi.
Tes DL : Leukosit 11.500 mg/dL
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernapasan

: 110/70 mmHg
: 90x/menit
: 37C
: 20x/menit

3.2 Pengkajian
a) Identitas Pasien

Nama
Usia
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status
Agama
Bangsa
Dx medis

: An. K
: 7 Tahun
: Laki-laki
: Mojokerto
: Pelajar
: Belum Kawin
: Islam
: Indonesia
: Variola

b) Keluhan Utama
Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada
disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki

14

c) Riwayat Penyakit Sekarang


An. K (7 Thn ) dibawa ke RS. Medika dengan keluhan terdapat bintikbintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada disekitar wajah
dan ujung tangan serta kaki dan terasa gatal, Keluarga klien mengatakan
pasien demam sejak 4 hari yang lalu, mudah lelah, pusing, lesu dan nafsu
makan menurun. Selama perawatan dirumah pasien hanya mengkonsumsi
obat penurun panas dan obat pemberian mantri desa tapi suhunya tak
kunjung turun. Sampai Hari ke- 5 ini bahkan bintik-bintik merah kecil di
wajah dan di ujung tangan serta kakinya kini mulai banyak dan semakin
berisi tapi panas pasien mulai menurun walau Suhu tubuh masih tinggi
(370C ).
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Imunisasi An. K tidak lengkap karena tempat tinggal yang jauh dari
pelayanan kesehatan
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit serius, Kecuali tekanan
darah tinggi.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 37C
Pernapasan
: 20x/menit
1. B1 (Breathing)
Inspeksi
:bentuk dada simetris, frekuensi nafas regular, RR

2.

20x/menit
Palpasi
: tidak adanya nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi
: terdengar bunyi resonan
Auskultasi
: tidak ada suara wheezing dan tidak ada suara ronchi
B2 (Cardiovaskuler)

15

3.
4.

5.

6.

Inspeksi
: tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi
: denyut nadi teraba jelas dengan 90x/menit
Auskultasi
: bunyi jantung normal S1S2 tunggal
B3 (Brain)
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4 5 6
Tidak ada bekas operasi di kepala,
B4 ( Bladder)
tidak terpasang kateter, BAK lancar 5x/hari warna kuning bau
khas amoniak, Tidak ada distensi kandung kemih.
B5 ( Bowel)
Inspeksi
: tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas operasi,
Palpasi
: tidak terdapat nyeri pada perut bagian bawah
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: bisingusus 15x/menit

B6 (Bone)
Inspeksi :Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan
yang berada disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki
(Stadium makula papular /erupsi )
Palpasi

: akral Merah hangat

Perkusi

: Pergerakan sendi bebas

Kekuatan Otot :
5
5

5
5

3.3 Analisa Data


NO
1.

DATA
DS:

ETIOLOGI
Infasi virus variola

Keluarga

klien

mengatakan

integritas kulit

bintik-bintik merah kecil dan Replikasi


berisi

sedikit

MASALAH
Gangguan

cairan

Virus

yang Menyebar

melalui

berada disekitar wajah dan pembuluh darah dan


ujung tangan serta kaki

limfe

DO :
- Terdapat bintil-bintil merah Daya

16

tahan

tubuh

pada wajah, badan, lengan, menurun


-

kaki
TD : 110/70 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 37C
Pernapasan : 20x/menit
Leukosit : 11.500 mg/dL

Reaktivasi Virus
Reaksi inflamasi
Kulit

kemerah-

merahan,

timbul

bintil-bintil merah dan


2.

DS

Keluarga

mengatakan

berisi sedikit cairan


klien Reaksi inflamasi

bintik-bintik

merah kecil dan berisi sedikit


cairan yang berada disekitar
wajah dan ujung tangan serta

Resiko

Tinggi

penularan
Kulit

kemerah-

merahan dan

timbul

ruam-ruam

kaki
DO :
Erupsi vesikel

Keadaan Umum: Cukup


Kesadaran: Composmentis
Tekanan Darah: 110/70mmHg
Nadi

Jalan

: 90x/menit

keluar

menginfeksi

Pernapasan: 20x/menit
Makula mulai berisi cairan

virus
pejamu

lain

menjadi vesikel dengan jumlah


3.

yang semakin bertambah


DS
:
Keluarga
klien Reaksi inflamasi
mengatakan

pasien

demam

sejak 4 hari yang lalu


DO :Keadaan Umum: Cukup.
Kesadaran: Composmentis

Respon Hipothalamus

Suhu : 37C
Akral hangat merah

17

Hipertermi

Wajah pucat

Peningkatan

suhu

tubuh
3.4 Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi virus pox pada
integumen
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya macula-papula
c. Resiko tinggi penularan berhubungan dengan erupsi vesikel

3.5 Intervensi Keperawatan


Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi virus pox pada integumen
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan suhu tubuh
pasien kembali normal
Kriteria hasil :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Suhu
: dalam batas normal 36-37,5C
Intervensi
Rasional
1. Observasi TTV pasien, fokus 1. Peningkatan

suhu

tubuh

dapat

pada suhu pasien setiap 3 jam

diidentifikasi dengan perubahan suhu

sekali

saat dilakukan observasi TTV


2. Kompres air hangat dapat menurunkan

2. Berikan kompres air hangat pada

suhu tubuh

daerah axila, leher, lipatan paha


3. Air putih dapat mengurangi resiko
3. Anjurkan pasien minum 1500-

dehidrasi akibat banyaknya penguapan

2000 cc per hari


4. Antipiuretik dapat menurunkan panas
4. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antipiuretik
5. Agar tidak merangsang timbulnya panas
5. Anjurkan keluarga pasien untuk

kembali

memakaikan baju yang tipis dan


dapat menyerap keringat, jaga

18

agar gelembung lesi tidak pecah.

Intervensi Diagnosa 2

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi


Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan

dapat mengurangi gangguan integritas kulit


Kriteria Hasil :
Kulit :Gatal (-), bintil-bintil tidak semakin meluas, gelembung bintil tidak
pecah
Intervensi
1. Kaji erupsi vesikel

1. Membantu
keperawatan

Rasional
membuat rencana
selanjutnya

atau

asuhan
pilihan

intervensi selanjutnya
2. Memberikan pakaian yang 2. Pakaian yang lembut dapat mengurangi
lembut

dan

menyerap

perlukaan

keringat
3. Berikan handuk saat mandi 3. Handuk yang lembut dapat mengurangi
dengan tekstur lembut

perlukaan
4. Bedak dapat mengtasi gatal yang mungkin

4. Berikan bedak pada kulit


yang tidak terbuka

bisa

menyebabkan

anak

menggaruk

kulitnya
5. Vitamin dapat meningkatkan daya tahan

5. Kolaborasi dalam pemberian

tubuh

vitamin
Intervensi Diagnosa 3

Resiko tinggi penularan berhubungan dengan erupsi vesikel


Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan

19

resiko penularan tidak terjadi


Kriteria Hasil : Gatal (-), bintil-bintil mengering, push (-) meminimalisir
penularan ke pejamu lain, gelembung bintil tidak pecah, Area bintil tidak
smeakin meluas
Intervensi
1. Kaji erupsi vesikel

Rasional
1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan

2. Anjurkan kepada keluarga pasien


untuk

selalu

mencuci

intervensi selanjutnya
2. Mencegah terjadinya penularan

tangan

setelah kontak langsung dengan


pasien
3. Bersihkan jaringan nekrotik yang 3. Untuk
mongering

meningkatkan

proses

penyembuhan

4. Awasi atau batasi pengunjung bila


4. Untuk mencegah terjadinya penularan

perlu
5. Cukur atau ikat rambut disekitar
daerah yang terdapat erupsi

5. Rambut merupakan media yang baik


untuk proses pertumbuhan bakteri

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum

yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit yang
monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh.
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik , tetapi
menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim).

20

Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38o C. Sedangkan
yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.
Jika cacar disebabkan oleh virus variola dan cacar air disebabkan oleh virus
varicella zoster.Dan yang membedakan dari variola dan varicella ini dapat dilihat
dari proses penyebarannya dan berlangsungnya gejala gejala pada fase
prodromal.
B.

Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mudah

mempelajari terapan ilmu keperawatan khususnya pada system integumen


mengenai penyakit integumen.Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para
pembaca akan lebih memahami mengenai penyakit pada kulit khususnya penyakit
yang sering dijumpai masyarakat seperti, variola (cacar). Sehingga diharapkan
kita dapat menjaga kebersihan diri kita khususnya kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham M. Rudolph, julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. 2006. Buku Ajar
Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta. EGC
Garna Herry. 2008. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Jakarta. Ikatan dokter
anak indonesia.
Jurnal Small pox and vacinnia

21

Anda mungkin juga menyukai