KAJIAN TEORI
2.1 Virulogy ( Virus Pox )
Virus cacar merupakan virus yang terbesar dan paling complex dan
termasuk anggota dari Genus Orthopoxvirus, Subfamili Chordopoxviridae
dari Famili Poxviridae.
Virus variola berukuran 400x230 nanometer dan berisi molekul DNA
beruntai ganda sekitar 200 protein yang berbeda. Virus ini memiliki
lipoprotein di sebelah luar, atau amplop, yang memagari suati inti dan dua
struktur yang fungsinya tidak diketahui, disebut badan internal. Virus variola
relatif stabil dalam lingkungan alam. Familynya meliputi sekelompok besar
agen yang secara morfologi sama dan berbagi suatu antigen nukleo protein
bersama. Infeksi oleh kebanyakan virus cacar ditandai dengan ruam kulit,
walaupun lesi mencolok yang disebabkan oleh bebrapa anggota family
bersifat proliferative. Termasuk dalam kelompok ini adalah virus variola yang
dalam
catatan
sejarah
paling
banyak
menyerang
manusia
sampai
kemajuan tubuh dengan cara yang sama: bintik-bintik merah muda kecil papula muncul - vesikel dengan pustule kecil di tengah - pustula. 8-14 hari
setelah timbulnya gejala, pustula membentuk scabs (koreng) yang pada
penyembuhan meninggalkan bekas mendalam, bekas depigmented, yaitu
karakteristik "bintik-tanda". Penyakit ini mematikan terutama ketika pasien
memunculkan gejala dengan hemoragik (perdarahan di kulit dan selaput
lendir sebelum pembentukan bintil), dan ketika ada kerusakan umum
sistemik,
disebabkan
oleh
keracunan
darah
dan
pembentukan
immunocomplexes (virus dan kompleks antibodi). Hal ini juga tidak biasa
bagi pasien dengan komplikasi pneumonia bronkial serta infeksi paru-paru
bakteri atau dengan ensefalitis viral (radang otak). cacar dengan lesi
mendalam sering dikenali karena di ikuti bekas luka yang tertinggal.
2.6 Manifestasi Klinis
Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
1. Stadium prodromal/invasi : Stadium ini berlangsung selama 3-4 hari yang
ditandai dengan :
a) Suhu tubuh naik (40oC)
b) Nyeri kepala
c) Nyeri tulang dan sendi
d) Sedih dan gelisah
e) Lemas
f) Muntah-muntah
4. Stadium resolusi
Berlangsung dalam 2 minggu, stadium ini dibagi menjadi 3 :
a) Stadium krustasi
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
b) Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
c) Stadium rekon valensensi.Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok,
suhu tubuh kembali normal, penderita betul-betul sembuh dan tidak
menularkan penyakit lagi.
Menyebar melalui pembuluh darah dan limfe
(viremia 1)
suhu tubuh
Nyeri
lesi kulit
Gangguan
Integritas kulit
Hipertermi
Gejala Klinik
Angka Kematian
Variolla Mayor
Selalu berat, sering
dengan perdarahan isi
vesicle dan perdarahan
selaput lendir mata,
hidung dan mulut
Variolla Minor
Ringan dan tidak pernah
ada perdarahan
Kurang dari 1%
penanaman
telur
Tidak tumbuh
Sangat rendah
2.10 Pencegahan
Pada prinsipnya pencegahan penyakit cacar dilaksanakan dengan :
1. Meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan vaksinasi
rutin yang sebaik-baiknya. (setiap bayi di cacar pada umur 1 2 tahun)
2. Menanggulangi wabah dengan menggunakan Team Gerak Cepat.
Tugas Team Gerak Cepat ini adalah :
a. Mencari dan mengumpulkan laporan-laporan penderita cacar, baik
secara pasif maupun secara aktif.
b. Mengadakan pengecekan laporan dan mendiagnosa penyakit cacar
c. Mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan tambahan penderita
baru.
d. Memberikan vaksinasi pada semua golongan umur di sekitar
penderita.
e. Melakukan tindakan desinfeksi terhadap benda-benda yang mungkin
terkontaminasi virus dari penderita.
f. Mengisolasikan penderita.
g. Mengadakan pengawasan terhadap orang-orang yang lansung kontak
dan terhadap daerah-daerah yang telah dilakukan vaksinasi sampai
tidak terdapat lagi penderita baru.
Beberapa tindakan pencegahan dengan cara vaksinasi
-
Cara vaksinasi :
Vaksinasi dilakukan dengan memberikan vaksin hidup virus
vaksinia secukupnya secara intradermal.Tempat yang dianjurkan
untuk vaksinasi ialah bagian luar lengan atas pada insersi otot
10
Reaksi primer :
Setelah diberikan vaksinasi 3 sampai 4 hari kemudian timbul
11
Paracetamol tablet
Acyclovir tablet
Bedak Talek
Vitamin Neurobian/neuroboran
2.12 Komplikasi
Komplikasi Pada Variola
a. Bronkopneumonia
b. Infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo)
c. Ulkus Kornea
d. Ensefalitis
e. Effluvium (kehilangan rambut yang abnormal)
f. Telogen (fase perontokan rambut) dalam 3-4 bulan
2.13
Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada penatalaksanaan pertama dan
fasilitas perawatan yang tersedia. Maka mortalitas sangat bervariasi
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KX VARIOLA
13
3.1 Kasus
An. K (7 Thn ) dibawa ke RS. Medika dengan keluhan terdapat bintikbintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada disekitar wajah dan
ujung tangan serta kaki dan terasa gatal, Keluarga klien mengatakan pasien
demam sejak 4 hari yang lalu, mudah lelah, pusing, lesu dan nafsu makan
menurun. Selama perawatan dirumah pasien hanya mengkonsumsi obat
penurun panas dan obat pemberian mantri desa tapi suhunya tak kunjung
turun. Sampai Hari ke- 5 ini bahkan bintik-bintik merah kecil di wajah dan di
ujung tangan serta kakinya kini mulai banyak dan semakin berisi tapi panas
pasien mulai menurun walau Suhu tubuh masih tinggi (370C ). Keluarga klien
mengatakan Seorang anak saudaranya juga menderita gejala yang sama ,
Imunisasi An. K tidak lengkap karena tempat tinggal yang jauh dari
pelayanan kesehatan. Keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit serius,
Kecuali tekanan darah tinggi.
Tes DL : Leukosit 11.500 mg/dL
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernapasan
: 110/70 mmHg
: 90x/menit
: 37C
: 20x/menit
3.2 Pengkajian
a) Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status
Agama
Bangsa
Dx medis
: An. K
: 7 Tahun
: Laki-laki
: Mojokerto
: Pelajar
: Belum Kawin
: Islam
: Indonesia
: Variola
b) Keluhan Utama
Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada
disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki
14
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 37C
Pernapasan
: 20x/menit
1. B1 (Breathing)
Inspeksi
:bentuk dada simetris, frekuensi nafas regular, RR
2.
20x/menit
Palpasi
: tidak adanya nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi
: terdengar bunyi resonan
Auskultasi
: tidak ada suara wheezing dan tidak ada suara ronchi
B2 (Cardiovaskuler)
15
3.
4.
5.
6.
Inspeksi
: tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi
: denyut nadi teraba jelas dengan 90x/menit
Auskultasi
: bunyi jantung normal S1S2 tunggal
B3 (Brain)
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4 5 6
Tidak ada bekas operasi di kepala,
B4 ( Bladder)
tidak terpasang kateter, BAK lancar 5x/hari warna kuning bau
khas amoniak, Tidak ada distensi kandung kemih.
B5 ( Bowel)
Inspeksi
: tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas operasi,
Palpasi
: tidak terdapat nyeri pada perut bagian bawah
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: bisingusus 15x/menit
B6 (Bone)
Inspeksi :Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan
yang berada disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki
(Stadium makula papular /erupsi )
Palpasi
Perkusi
Kekuatan Otot :
5
5
5
5
DATA
DS:
ETIOLOGI
Infasi virus variola
Keluarga
klien
mengatakan
integritas kulit
sedikit
MASALAH
Gangguan
cairan
Virus
yang Menyebar
melalui
limfe
DO :
- Terdapat bintil-bintil merah Daya
16
tahan
tubuh
kaki
TD : 110/70 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 37C
Pernapasan : 20x/menit
Leukosit : 11.500 mg/dL
Reaktivasi Virus
Reaksi inflamasi
Kulit
kemerah-
merahan,
timbul
DS
Keluarga
mengatakan
bintik-bintik
Resiko
Tinggi
penularan
Kulit
kemerah-
merahan dan
timbul
ruam-ruam
kaki
DO :
Erupsi vesikel
Jalan
: 90x/menit
keluar
menginfeksi
Pernapasan: 20x/menit
Makula mulai berisi cairan
virus
pejamu
lain
pasien
demam
Respon Hipothalamus
Suhu : 37C
Akral hangat merah
17
Hipertermi
Wajah pucat
Peningkatan
suhu
tubuh
3.4 Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi virus pox pada
integumen
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya macula-papula
c. Resiko tinggi penularan berhubungan dengan erupsi vesikel
suhu
tubuh
dapat
sekali
suhu tubuh
kembali
18
Intervensi Diagnosa 2
1. Membantu
keperawatan
Rasional
membuat rencana
selanjutnya
atau
asuhan
pilihan
intervensi selanjutnya
2. Memberikan pakaian yang 2. Pakaian yang lembut dapat mengurangi
lembut
dan
menyerap
perlukaan
keringat
3. Berikan handuk saat mandi 3. Handuk yang lembut dapat mengurangi
dengan tekstur lembut
perlukaan
4. Bedak dapat mengtasi gatal yang mungkin
bisa
menyebabkan
anak
menggaruk
kulitnya
5. Vitamin dapat meningkatkan daya tahan
tubuh
vitamin
Intervensi Diagnosa 3
19
Rasional
1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan
selalu
mencuci
intervensi selanjutnya
2. Mencegah terjadinya penularan
tangan
meningkatkan
proses
penyembuhan
perlu
5. Cukur atau ikat rambut disekitar
daerah yang terdapat erupsi
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum
yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit yang
monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh.
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik , tetapi
menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim).
20
Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38o C. Sedangkan
yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.
Jika cacar disebabkan oleh virus variola dan cacar air disebabkan oleh virus
varicella zoster.Dan yang membedakan dari variola dan varicella ini dapat dilihat
dari proses penyebarannya dan berlangsungnya gejala gejala pada fase
prodromal.
B.
Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mudah
DAFTAR PUSTAKA
Abraham M. Rudolph, julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. 2006. Buku Ajar
Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta. EGC
Garna Herry. 2008. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Jakarta. Ikatan dokter
anak indonesia.
Jurnal Small pox and vacinnia
21