Albumin
Albumin
Kelompok VI
Ema Dessy Naediwati
I1B109006
I1B109013
Enny Zahratunnisa
I1B109018
Elfanizar Yusandi
I1B109201
Muhlisoh
I1B109206
Adi Sucipto
I1B109215
JUDUL PRAKTIKUM
Penetapan Kadar Albumin dalam Urin
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
-
: Elfanizar Yusandi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 19 tahun
BB/TB
: 56 kg / 150 cm
Suku/Bangsa
: Banjar/ Indonesia
b. Hasil Praktikum
Dari hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut:
pH urin : 7
Urin yang diperoleh (-) : tidak terdapat albumin dalam urin.
B. Pembahasan
Ginjal merupakan organ tubuh yang mempunyai peranan penting dalam
mengatur keseimbangan air dan elektrolit, mengeluarkan sisa hasil metabolisme
tubuh yang tidak dibutuhkan serta sebagai tempat pembentukan hormon yang
mengatur tekanan darah dan proses pematangan sel darah merah (eritrosit). Fungsi
tersebut dilakukan oleh unit fungsional ginjal yang disebut nefron, yang
jumlahnya kurang lebih satu juta untuk setiap ginjal [1].
Ginjal memiliki bagian-bagian tertentu yang melakukan fungsi tertentu,
sehingga
ciri-ciri
dan
lokasi
penyakit
ginjal
dapat
diketahui
dengan
suatu
faktor
risiko
yang
independen
untuk
penyakit
kardiovaskular [5].
Untuk pasien dengan kencing manis dan hipertensi, dimana Keberadaan
dari mikro albuminuria mempunyai arti yang signifikan, tes strip (atau
laboratorium pengukuran urin dengan rasio P:C) yang mempunyai
hasil
sampingan makro proteinuria yang harus ada pada test untuk mikro albuminuria,
yang yang juga dapat dijadikan untuk poin tes kekhawatiran pada klinik atau
pembedahan. Idealnya, pengujian untuk mikro albuminuria mempergunakan
albumin: rasio creatinine harus menjadi prosedur dari pilihan di Pasien CKD
dengan kencing manis atau hipertensi [6].
Tekanan osmotik merupakan tenaga utama untuk menarik kembali cairan
interstitial ke dalam kapiler pada bagian ujung vena. Sifat koligatif seperti tekanan
osmotik tergantung pada jumlah partikel dalam larutan. Muatan negatif yang
tinggi dari albumin pada pH 7,4 akan mengakibatkan air terkumpul pada
permukaan molekul-molekul albumin, yang menghasilkan efek osmotik yang
lebih besar daripada yang diperkirakan disebabkan oleh jumlah molekul yang
terdapat dalam larutan [2].
Globulin dibagi menjadi tiga bagian besar: globulin alfa, beta dan gamma.
Globulin alfa dan beta melakukan berbagai macam fungsi di dalam sirkulasi,
seperti mengangkut zat-zat lain dengan bergabung dengannya, bekerja sebagai
substrat untuk pembentukan zat lain, dan mengangkut protein sendiri dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Globulin gamma dan pada tingkat yang lebih
rendah, globulin beta, memegang peranan khusus dalam melindungi tubuh dari
infeksi, karena globulin inilah yang merupakan antibodi utama yang melawan
infeksi dan keracunan [3].
Fibrinogen plasma sangat penting dalam pembentukan darah. Fibrinogen
mengalami polimerisasi menjadi benang-benang fibrin panjang bercabang waktu
pembekuan darah, karena itu membentuk bekuan darah yang membantu
memperbaiki system sirkulasi yang bocor [3].
Pada hakekatnya, semua albumin dan fibrinogen dalam protein plasma,
serta sekitar 50% globulin, dibentuk dalam hati. Globulin lain dibentuk dalam
jaringan limfoid dan sel-sel system retikuloendotel lain. Globulin tersebut
terutama gamma globulin, yang merupakan antibodi [3].
Pada praktikum ini hasil yang didapatkan pada urin probandus yaitu
negative. Artinya tidak terbentuk endapan putih/kekuningan (albumin).Pada
keadaan normal, protein (yang bermolekul besar) tidak dapat melewati lubang
pori filter untuk proses filtrasi, sehingga adanya protein dalam urin dapat
merupakan petunjuk adanya kelainan pada ginjaal. Sesuai sifat ultrafilter ini,
maka banyaknya zat yang dapat tersaring pun dipengaruhi oleh tekanan
penyaringan (tekanan ultrafiltrasi yang besarnya tergantung pada tekanan darah)
[7].
Sistolik pada tekanan darah dapat dihubungkan dengan penghitungan
ekskresi albumin kandung kemih (UAER), bahkan pengeluaran albumin
inormalkan ketika pasien mengidap diabetes. Ketika dua pasien diabetes dengan
hipertensi yang tidak ketahuan telah menaikkan angka UAER, suatu kelaziman
yang
lebih
tinggi
dari
normal
ketinggian
albuminuria,
mikro
dan
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Albumin (69 kDa) merupakan protein utama dalam plasma manusia (kuranglebih 3,4-4,7 g/dL) dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma.
2. Albumin banyak ditemukan dalam plasma dengan titik isoelektrik 4,8; berarti
pada pH fisiologis albumin akan bermuatan paling negatif
3. Hasil yang didapatkan adalah negatif yaitu tidak terbentuk endapan.
B. Saran
Saat melakukan praktikum tentang penetapan kadar albumin dalam urin,
praktikan diharapkan dapat memperhatikan prosedur yang ada dalam buku
petunjuk praktikum. Hal ini mungkin dianggap mudah namun dapat berpengaruh
sekali terhadap hasil yang didapatkan pada praktikum. Oleh sebab itu,
pemahaman dari prosedur yang dijalankan dapat mengurangi kesalahan hasil
praktikum yang didapat. Ketelitian dan kerapian praktikan dalam mengerjakan
percobaan ini juga sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi data yang
didapat. Selain itu, pembagian tugas saat praktikum juga harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan selesai
dalam waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
6. Marcovecchio ML, Paivi HT, Carlo LA, Timothy GB, Julie E, Andrew N.
Maternal but not paternal association of ambulatory blood pressure with
albumin excretion in young offspring with type 1 diabetes. Diabetes Care
2010;33(2);366-72.
7.
Ketua Kelompok
Adi Sucipto
NIM. I1B109215
Dosen Praktikum