Suhu
Suhu
Kelompok I
Widiantoro Saputro
I1B109028
I1B109021
I1B109023
Ayu Septiana
I1B109027
Yuliza Ayu A.
Atik Cimi
I1B109029
I1B109213
JUDUL PRAKTIKUM
Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim Amilase Saliva dengan
Metode Wohlgemuts
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara kerja kerja amilase saliva
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Stopwatch
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Saliva
2. Amilum
3. Iodium
C. Cara Praktikum
Pengumpulan Saliva
Probandus berkumur dengan menggunakan aquadest, setelah itu keluarkan
saliva dan tempatkan pada gelas beker. Ambil saliva yang telah terkumpul
sebanyak 1 ml dan encerkan dengan aquadest dalam labu ukur 25 ml.
Pengukuran Aktivitas Amilase Saliva
Masukkan 5 ml larutan kanji ke dalam gelas beker, lalu tambahkan 2 ml
buffer fosfat pH 7. Selanjutnya, masukkan gelas beker tersebut ke dalam
waterbath suhu 38 C selama 2 menit. Setelah itu, tambahkan 1 ml saliva yang
telah diencerkan dan nyalakan stopwatch. Ambil 2 tetes larutan dan tempatkan
pada plat tetes. Tambahkan 1 tetes larutan iod. Jika larutan berwarna biru, ulangi
lagi percobaan tersebut. Caranya dengan mengambil kembali 2 tetes larutan
kemudian menempatkannya pada plat tetes dan ditambahkan 1 tetes larutan iod.
Ulangi cara tersebut setiap menit, sampai warna biru hilang. Jika warna biru
hilang, matikan stopwatch dan catat waktu yang dipergunakan.
Ulangi cara kerja di atas untuk menentukan waktu (dalam detik) hingga
warna biru tersebut hilang. Contoh : andaikan waktu yang diperoleh pada
percobaan adalah 6 menit, maka sesungguhnya waktu yang dipergunakan oleh
enzim amilase untuk mengkatalisis terletak pada menit 5 sampai 6. Dengan
demikian, pada saat menit ke 5, pengambilan larutan dilakukan setiap 10 detik
sekali. Jadi waktu yang digunakan adalah 5 menit y detik.
Identitas Probandus
Nama
: 18 tahun
BB/TB
: 55 kg/ 175 cm
Penghitungan
Aktivitas amilase saliva dihitung dengan menggunakan rumus:
d
38 ml larutan kanji
30 menit
=
unit
30 '
ml saliva
t (dalam menit)
Keterangan:
Satu unit aktivitas amylase adalah banyaknya milligram amilum yang
dipecah oleh 1 ml cairan (saliva) selama 30 menit pada suhu 38C.
d
38 5 ml 30 menit
=
=3unit .(a)
30 ' 1ml 50 menit
38 5 ml 30 menit
=
d
B.
38 5 ml 30 menit
=
=10,71unit .(c )
30 ' 1ml 14 menit
Pembahasan
merupakan
katalisator
protein
yang
mengatur
kecepatan
10 20 30 40 50 60 suhu (C )
Pada praktikum ini diperoleh hasil ketika suhu 27C (suhu kamar) reaksi
enzim amilase saliva dengan amilum sangat lambat (50 menit), hal tersebut
bertentangan dengan teori karena pada keadaan ini enzim telah berikatan
sepenuhnya dengan substrat sehingga iodium tidak mempunyai tempat lagi
dengan enzim.
Kemudian pada suhu 37C reaksi enzim saliva dengan amilum hanya
memerlukan waktu 37 menit, lebih cepat dibandingkan suhu 27C. Ini merupakan
suhu optimum karena sama dengan suhu tubuh manusia.
Amilum bereaksi sangat cepat ketika suhu dinaikan hingga 100C, yaitu
hanya memerlukan waktu 14 menit. Hal tersebut bertentangan dengan teori yang
ada Seharusnya kerja enzim bersifat inaktif erreversibel karena pada suhu ini
enzim telah terdenaturasi. Dalam hal ini pengaruh suhu dapat dijelaskan sebagai
berikut; kecepatan reaksi mula-mula meningkatkan dengan naiknya suhu, dan hal
ini disebabkan oleh peningkatan energi kinetik pada molekul-molekul yang
bereaksi. Akan tetapi, pada akhirnya energi kinetik enzim melampaui rintangan
energi untuk memutus ikatan hidrogen dan hidrofobik yang lemah, yang
mempertahankan struktur sekunder-tersiernya. Pada suhu ini terutama terjadi
denaturasi dengan disertai percepatan hilangnya aktivitas katalitik. Dengan
demikian enzim menujukkan suhu optimal. Semakin lama enzim dipertahankan
pada suhu dimana strukturnya tidak stabil, semakin besar kemungkinan enzim
denaturasi.
Pada percobaan ini kesalahan dalam pengambilan data mungkin
dikarenakan oleh terlalu lama dalam memanaskan bahan coba, pengaruh saliva
probandus, kondisi fisik probandus, makanan yang dikonsumsi sebelum
pengambilan saliva, dan penggunaan pipet secara bergantian untuk pengambilan
beberapa bahan coba.
PENUTUP
A . Simpulan
1. Semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin tinggi pula laju reaksi
enzim amilase saliva terhadap amilum.
2. Setelah mencapai suhu maksimum maka tidak ada lagi kenaikan kecepatan
reaksi atau reaksi menjadi konstan.
B. Saran
Saat melakukan praktikum, praktikan diharapkan dapat memperhatikan
prosedur yang ada dalam buku petunjuk praktikum. Hal ini mungkin dianggap
mudah namun dapat berpengaruh sekali terhadap hasil yang didapatkan pada
praktikum. Oleh sebab itu, pemahaman dari prosedur yang dijalankan dapat
mengurangi kesalahan hasil praktikum yang didapat. Ketelitian dan kerapian
praktikan dalam mengerjakan percobaan ini juga sangat diperlukan karena dapat
mempengaruhi data yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Widiantoro Saputro
Dosen Praktikum
NIM. I1B109028