Anda di halaman 1dari 5

Distribusi ukuran partikel adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui ukuran

partikel yang tidak menekankan pada bentuk tetapi pada kuantitas. Kuantitas dapat berupa
panjang ataupun volum. Kuantitas juga disebut sebagai karakteristik yang akan diukur.
Kuantitas yang dapat digunakan dalam pengukuran adalah sebagai berikut :
Karakteristik
Index r
Penggunaan
Number
r=0
Sangat sering
Panjang
r=1
Sangat jarang
Luas area
r=2
Sering
Volume
r=3
Sering
Berat
r=3*
Sangat sering
*berat dan volume mempunyai index yang sama karena dalam matematika keduanya hanya
terdapat satu faktor yang memberikan perbedaan pada keduanya yakni densitas
Pengukuran dilakukan untuk melakukan pengklasifikasian ukuran suatu partikel. Data
yang dihasilkan dari pengukuran biasanya disajikan dalam bentuk diagram pengukuran
dimana sumbu horizontal digunakan untuk memplot panjang yang berbeda yang teramati
untuk berbagai ukuran partikel. Sumbu vertikal digunakan untuk memplot informasi yang
dilakukan dalam evaluasi data.
Umumnya, partikel diukur dengan metode pengayakan. Metode ini dilakukan dengan
melihat kemampuan partikel melewati saringan/ayakan yang telah diatur secara bertumpuk
dimana saringan bermata jaring besar berada diatas mata jaring yang lebih kecil. Setelah
proses pengayakan selesai, rangkaian ayakan dipisahkan maka di setiap ayakan ada partikel
yang tertinggal, hal ini mengartikan bahwa partikel tersebut lebih kecil dari mata jaring
ayakan yang ada diatasnya namun lebih besar dari mata jaringan yang ada dibawahnya.
Kemudian yang dilakukan selanjutnya adalah mengkelompokan ukurannya. Data tersebut
menjadi acuan pengklasifikasian distribusi partikel.
1. Pengukuran dengan pengayakan
Sampel berupa bubuk yang dimasukan ke rangkaian ayakan, fraksi partikel akan
bergerak melalui rangkaian ayakan tersebut. Apabila partikel dari fraksi sampel mempunyai
ukuran yang lebih besar dari lubang ayakan maka mereka akan tetap berada diatas ayakan
namun apabila ukurannya lebih kecil maka mereka akan jatuh ke bawah (ayakan
selanjutnya). Partikel dari sampel sangat bergantung pada keterkaitan ukuran mata jaring
dibagian atas dan ukuran mata jaring bagian bawah. Jadi fraksi bernilai diantara nilai xi-1 dan
xi. Dimana xi-1 adalah lebar lubang ayakan yang ada di bawah partikel dan xi adalah lebar
lubang partikel yang ada di atas partikel. Secara matematika, dapat dihitung dengan cara
seperti berikut :

Fraksi berat relatif diformulisikan sebagai berikut :

Lebar lubang ayakan yang ada di bawah


Lebar lubang ayakan yang ada di atas
Lebar interval
Rata-rata aritmatik dari interval
Identitas dari interval yang diketahui
2. Median
Median merupakan nilai tengah dari suatu data setelah data tersebut diurutkan dari yang
terkecil hingga terbesar. Secara matematika, median disimbolkan dengan X50
Berdasar pengertiannya, nilai median dapat ditentukan dengan formula :
(1)
Atau

Contoh persamaan
Terdapat data sebagai berikut 48, 52, 56, 60, 67, 74, 90. Maka mediannya adalah 60
Terdapat data sebagai berikut 48 51 55 60 66 75 76 87. Maka mediannya adalah 63
(pertengahan antara 60 dan 66).
Median diterapkan dalam distribusi ukuran partikel sebagai penentu nilai tengah data
yang sudah diuji. Nilai median menentukan bahwa 50% partikel sampel memiliki nilai
distribusi partikel sebesar nilai mediannya. Namun demikian, 50% partikelnya dapat lebih
besar atau lebih kecil dari nilai mediannya. Contohnya : Nilai median suatu sampel adalah
75m hal ini bermakna bahwa 50% partikelnya mampu melewati mata jaring saringan hingga
ukuran 75m.
3.

Nilai modal

Nilai modal xh, dengan r merupakan nilai maksimum fungsi qr (x), nilai maksimum
menunjukkan nilai maksimum frekuensi distribusi partikel. Apabila r=0 maka fungsi
distribusinya adalah q0 (x) dan apabila r=3 maka fungsi distribusinya adalah q3 (x). Nilai
maksimum menunjukkan suatu ukuran partikel yang memberikan kontribusi terbesar kepada
distribusi partikel. Secara matematika, nilai modal dapat diperoleh dengan menghitung
turunan dari fungsi Q (x) kemudian menemukan titik nol kemiringan. Grafik distribusi
terkadang memiliki nilai maksimum yang lebih dari satu, hal ini mengartikan bahwa ada dua

atau lebih ukuran partikel yang memiliki kontribusi yang paling signifikan terhadap massa set
sampel yang diukur. Contohnya terdapat pada ilustrasi dibawah ini.

Contoh gelombang distribusi : mono-modal (kiri), bi-modal (kanan)

4.

Rata-Rata Ukuran Partikel

Nilai lain yang dapat digunakan dalam menentukan fungsi distribusi adalah rata-rata
atau mean aritmatik. Perhitungan diameter rata-rata dalam sekumpulan partikel yang
memiliki diameter berbeda adalah dengan menambahkan semua ukuran partikel individual
terukur dan jumlahnya dibagikan sesuai dengan jumlah partikel yang ditambahkan.
Perhitungan metode ini membutuhkan nilai pengukuran tiap individual partikel. Hal inilah
yang membedakan metode ini dengan metode yang lain seperti metode perhitungan median
dan nilai modal. Nilai rata-rata ini biasa juga disebut rata-rata tertimbang.
5. Distribusi Spesifik Permukaan
Distribusi permukaan dapat ditentukan dengan
Keterangan :
Av = Spesifik permukaan (m-1)
A = Permukaan partikel (m2)
V = Volume partikel (m3)
X = Ukuran partikel (m)
f = Konstanta Heywood
6.

Diameter Sauter

Pengukuran ini digunakan untuk permukaan bola yang tidak teratur. Berikut
persamaan diameter Sauter :

Atau

7.

Karakteristik Distribusi

a.

Distribusi GGS (Gates, Gaudin dan Schuhmann)


Distribusi GGS adalah fungsi daya aturan. Berikut persamaan fungsi distribusi GGS :

Atau

b.

Distribusi Log Normal

dengan

c.

Distribusi RRSB (Rossin, Rammler, Sperling dan Benett)


Distribusi RRSB adalah fungsi ekspnen dua parameter. Berikut persamaannya :
(1)

dengan
(2)

Sehingga

TUGAS FISIKA
RESUME MATERI DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL

Disusun oleh :
Elin Indah Permata
23020114130058

PROGAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Anda mungkin juga menyukai