Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

1. Hipotesa (kesimpulan awal) penyebab terjadinya kerusakan


- Kemungkinan adanya kesalahan dalam desain Gooseneck seperti adanya stress
concentration, ketidaksesuaian dimensi, dan ketidaksesuaian dalam penggunaan
material pada part tertentu.
- Kemungkinan material selection kurang sesuai dengan parameter mechanical
properties, physical properties, dan chemical properties dari komponen
- Kemungkinan cacat berupa retak pada gooseneck per tanggal 8 Juni dan retakan
lain yang tidak terdeteksi akibat maintenance yang kurang sesuai menjadi
konsentrasi tegangan dan menginisiasi keretakan selanjutnya sampai material
gagal
- Kemungkinan kesalahan dari proses fabrikasi seperti ketidaksesuaian pada proses
heat treatment, casting part, dan rolling
- Kemungkinan kesalahan dalam assembly pada komponen-komponen gooseneck
melalui proses welding
- Kemungkinan kondisi operasi memicu terjadinya kegagalan seperti akibat
overload, fatik, ataupun lingkungan yang korosif (faktor temperatur dan
lingkungan). Adanya beban fatik dan lingkungan korosif mampu memicu terjadinya
Stress Corrosion Cracking (SCC)

- Kemungkinan tidak dilakukan maintenance yang sesuai pada gooseneck sampai


gooseneck tidak bisa difungsikan karena rusak.
- Kesalahan pada proses repair yang dilakukan pada saat terjadi crack tanggal 8 juni
2004.
- Tidak dilakukannya post weld heat treatment (PWHT) sehingga material menjadi
sangat brittle karena pembentukan karbida di sekitar daerah lasan
- Kemungkinan adanya mekanisme embrittlement akibat gas hidrogen yang
terjebak pada bagian yang dilakukan weld reinforcement (hydrogen embrittlement)
- Suhu operasi sampai 1000oC memungkinkan terbentuknya karbida yang sangat
brittle.
- Kemungkinan terjadinya korosi galvanik pada daerah sambungan atau daerah
lasan yan menurunkan sifat mekanik daerah lasan
- Kemungkinan

2. Scope (batasan) analisa dan tujuan analisa kerusakan


a. Analisa Kimia, meliputi:
- Analisa komposisi base material
- Analisa komposisi kimia pada bagian perpatahan
b. Analisa perpatahan yang terjadi
- Secara makro dan mikro
c. Analisa kekerasan komponen pada bagian perpatahan
d. Analisa tindakan perbaikan yang dilakukan
e. Analisa terhadap data awal meliputi data manufaktur, proses, dan sejarah
pemakaian

3. List daftar pengujian yang akan dilakukan


- Uji struktur mikro pada perpatahan yang terjadi (SEM)
- Uji komposisi unsur secara mikro pada bagian perpatahan (EDS)
- Uji komposisi senyawa dan unsur di daerah perpatahan (XRD dan XRF)
- Uji Kekerasan pada bagian perpatahan
- Uji rusak (DT) pada material dasar

4. Alasannya pengujian tsb


- Uji struktur mikro pada perpatahan yang terjadi, dilakukan untuk mengetahui sifat
perpatahan (bentuk dan mekanisme terjadinya) serta mengetahui fasa yang
terbentuk pada material.
- Uji komposisi senyawa secara mikro digunakan untuk mengetahui senyawa apa
yang terbentuk pd bagian perpatahan sehingga dapat disimpulkan apakah benar
terjadi embrittlement, korosi, pembentukan carbida, dll.
- Uji kekerasan, dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan pada bagian
perpatahan untuk membuktikan ada tidaknya fenomena penggetasan yang terjadi.

- UJi rusak (DT), dilakukan untuk mengetahui kesesuaian sifat mekanik material
dasar dengan spec nya serta mendeteksi kemungkinan adanya fenomena
perubahan sifat mekanis bahan dasar akibat kondisi lingkungan operasi (temperatur
tinggi dan beban fatik)

5. Buat suatu analisa dgn mengambil bbrp literatur dr buku / internet


6. PPT hasil analisa
NAH! Yg poin 5 dan 6 ngerjainnya nanti saja setelah kita dapet data. Soalnya
emang belum disuruh kan yaaa?

Anda mungkin juga menyukai