Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA PENELITIAN

Identitas Mahasiswa
Nama

: Nurul Fauziah

Nim

: 12-231-040

Alamat

: Jl. Cendana II No. 18, Seruni, Ampenan

No.Hp

: 085237454267

1. Rencana Judul Penelitian


Pengembangan Modul Problem Based Learning (PBL) berorientasi Green Chemistry
Pada Materi Hidrolisis Garam Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa
2. Uraian Masalah
a. Harapan (Kondisi Ideal )
Pembelajaran yang bermakna dapat terjadi jika siswa dapat menghubungkan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Kebermaknaan dalam pembelajaran sains khususnya kimia dapat diperoleh jika
siswa memiliki kemampuan literasi sains yang baik serta terlibat langsung dalam
lingkungan dengan aktivitas pembelajarannya sehingga meningkatkan literasi
sains siswa. Dengan demikian siswa mampu menggunakan pengetahuan sains
dan dapat menerapkannya dalam memecahkan masalah/persoalan keseharian
yang berkaitan dengan lingkungan dan materi yang dipelajari.
b. Kenyataan
Kebermaknaan dalam pembelajaran sains khususnya kimia masih sangat kurang.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konsep kimia yang dalam prosesnya perlu
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari namun dalam pengaplikasiannya masih
sangat kurang serta keterlibatan langsung dalam lingkungan dengan aktivitas
pembelajarannya . Ini dibuktikan dengan rendahnya literasi sains Indonesia pada
Uji Literasi Sains terakhir Indonesia menempati peringkat 60 dari 65 negara yang
mengikuti ujian. Selain itu dapat dilihat juga dari proses pembelajaran di sekolah
yang mana guru masih menggunakan model dan metode yang konvensional
sehingga tidak ada kevariasian dalam pembelajaran yang menyebabkan
pembelajaran lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang berpeluang untuk
lebih aktif dalam pembelajaran. Penggunaan bahan ajar seperti LKS belum
sepenuhnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena menganggap LKS
sebagai bahan ajar yang kurang menarik, sedangkan siswa yang memiliki LKS
tidak sepenuhnya membaca dan mempelajari isi dari LKS kerena tampilan dan
penjelasan yang kurang memuaskan dalam pembelajaran.

c. Solusi
Berdasarkan hal tersebut diperlukan pengembangan bahan ajar berupa modul
yang divariasikan dengan model pembelajaran. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan literasi sains siswa dan melibatkan langsung siswa
dengan lingkungan yaitu dengan memilih model pembelajaran yang menekankan
keaktifan pada diri siswa. Dalam proses pembelajaran siswa diberikan
permasalahan yang berhubungan dengan konsep yang diajarkan dan siswa
dibiarkan mencoba menyelesaikan dengan pengawasan guru. Salah satu model
yang mendukung hal tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning berorientasi Green Chemistry.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah bentuk pengembangan modul Problem Based Learning berorientasi
green chemistry pada materi hidrolisis garam untuk meningkatkan literasi sains
siswa ?
b. Bagaimanakah kelayakan modul Problem Based Learning berorientasi green
chemistry pada materi hidrolisis garam untuk meningkatkan literasi sains siswa ?
4. Definisi Istilah Dan Operasional
a. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan merupakan adalah suatu proses kajian sistematik untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam pendidikan .
b. Bahan ajar modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu peserta didik untuk menguasai tujuan belajar yang
spesifik (Daryanto, 2013)
c. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta
didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world). PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menjadikan
siswa aktif, mandiri, menyenangkan dan mampu membentuk kerja sama yang baik
antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya dalammenemukan dan
memahami konsep yang dipelajari.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang membebaskan siswa
untuk memilih penelitiannya sendiri sehingga memungkinkan mereka untuk
mengaitkannya dengan fenomena nyata dan membangun pemahaman dengan

konsep yang mereka dapatkan dari fenomena tersebut. PBL juga melatih siswa untuk
belajar menjadi orang dewasa yang mengambil peran-peran penting dalam
masyarakat untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi di berbagai
situasi kehidupan nyata (Arends, 2008: 43).
d. Green chemistry
Green chemistry bukanlah environmental science tetapi bagian ilmu kimia yang
mencari dan berkreasi untuk memberikan solusi bagi penciptaan teknologi yang
aman bagi manusia dan lingkungannya (Ilyas, 2010). Green chemistry adalah bagian
dari produk dan proses kimia yang ramah lingkungan meliputi semua aspek dan
jenis dari proses kimia yang mengurangi efek negatif bagi kesehatan manusia dan
lingkungan sekitar (Kusuma, et al, 2009). Pembelajaran kimia berorientasi green
chemistry bertujuan agar siswa memiliki karakter peduli lingkungan, khususnya
dalam penanganan masalah lingkungan, membentuk perilaku agar dapat
berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan. Peng-kajian terhadap fenomena dan
dampak perubahan lingkungan perlu dilakukan melalui pendidikan formal (Setyo,
2011).
e. Literasi Sains
PISA mendefinisikan literasi sains sebagai pengetahuan tentang sains individu yang
digunakan untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena, dan untuk membuat kesimpulan tentang isu ilmiah berdasarkan bukti-bukti ilmiah; mengetahui karakteristik sains sebagai penyelidikan ilmiah;
menyadari bahwa sains dan teknologi membentuk lingkungan material, intelektual
dan budaya; serta kesediaan untuk terlibat dalam isu-isu terkait sains sebagai
manusia yang reflektif (OECD, 2009). Literasi sains merupakan kemampuan
menggunakan konsep sains untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
menjelaskan fenomena ilmiah serta menggambarkan fenomena tersebut berdasarkan
bukti-bukti ilmiah.
f. Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam adalah suatu materi ilmu kimia yang mempelajari tentang reaksi
antara garam dengan pelarut air sehingga menyebabkan laritan garam dapat bersifat
asam, basa, atau netral. Hidrolisis garam merupakan materi lanjutan dari asam basa,
karena nantinyaakan mempelajari hidrolisis garam yang terbentuk akibat campuran
antara asam dan basa. Pada materi hidrolisis garam, akan mempelajari tentang
konsep hidrolisis; menentukan larutan garam yang dapat terhidrolisis berdasarkan

jenis kation dan anionnya; menentukan tetapan hidrolisis; menentukan pH larutan


garam; dan memberikan contoh hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas : 1. Model Problem Based Learning (PBL) berorientasi Green
Chemistry
b. Varibel Terikat : 1. Literasi Sains
6. Instrument pengumpulan data
1. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Angket
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Anget dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka
(Sugiyono,2012)
Angket dalam penelitaian ini digunakan untuk mengkaji kelayakan isi/materi hasil
pengembangan. Angket tersebut terdiri dari angket untuk bidang ahli, untuk guru
mata pelajaran kimia, dan angket untuk siswa.
7. Tekhnik Analisis Data
Data yang diperoelh dari penelitian ini dianalisis melalui tahapan sebagai berikut.
1. Analisis data kelayakan instrument
Data yang diperoleh dari angket validasi ahli dianalisis berdasarkan langkahlangkah berikut :
a. Pemeriksaan terhadap hasil penilaian oleh para ahli
b. Kriteria yang digunakan derdasarkan yang dikembangkan, jika frekuensi
data layak digunakan revisi lebih banyak dibandingkan dengan revisi data
yang tidak layakmaka instrument tersebut dapat digunakan dalam
pengumpulan data selama uji coba terbatas.
c. Jika ada diberikan masukan oleh para ahli dan ditulis di instrument yang
dinilai maka akan dijadikan pertimbangan revisi produk.
2. Tehnik analisis Modul
Proses Analisis data validasi modul yang digunakan menggunakan rumus
sebagai berikut :

skor yang diperoleh


x 100%
skor maksimal
Tingkat kelayakan hasii pengembangan dideskripsikan dengan
Presentasi kelayakan =

menginformasikan presentase hasil penskoran yang dicapai dengan kriteria


kelayakan sebagaimana disajikan pada table dibawah ini.
Table kriteria kelayakan
No
1
2
3

Interval
81% skor 100%
61% skor 80%
41% skor 60%

Tinkat kelayakan
Sangat layak atau sangat baik
Layak atau baik
Cukup

4
5

21% skor 40%


0% skor 20%

Kurang layak atau kutang baik


Tidak layak atau tidak baik

Mataram, 07 Desember 2015


Mahasiswa,

Nurul Fauziah
NIM : 12. 231. 040

Anda mungkin juga menyukai