Anda di halaman 1dari 4

Ganglion

Oleh: dr.Richard Zilver SpB, FINACS


Definisi
Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding tipis yang berasal
dari tonjolan selaput sarung tendon (tendon sheath). Pada banyak kasus, ganglion
asimptomatik dan jarang menimbulkan gangguan fungsional. Walaupun pada beberapa kasus,
ganglion dapat mempengaruhi struktur di dekatnya seperti arteri, vena, tendon dan syaraf.
Frekuensi timbulnya ganglion secara umum adalah 50-70 % dari semua soft-tissue tumors
yang terdapat pada lengan dan tangan. Prevalensinya pada wanita adalah 3 kali lebih sering.
Paling sering muncul pada pergelangan tangan (80%) dan sendi jari. Biasanya muncul pada
usia 20-60 tahun.
Etiologi
Etiologi dari ganglion tidak diketahui. Teori-teori menyebutkan degenerasi mukoid dan
trauma. Beberapa pasien (kurang dari 10 %) mengalami trauma minor ataupun mayor pada
daerah yang menjadi tempat ganglion timbul. Tidak diketahui faktor resiko yang
menyebabkannya. Dipercaya disebabkan oleh penggunaan sendi secara berlebihan seperti
atlet angkat berat, pramusaji, dan pemain musik (terutama pemain bass).
Patofisiologi
Hipocrates mendeskripsikan ganglion sebagai Knots of tissue containing mucoid flesh atas
dasar ini, beberapa hipotesa pun muncul diantaranya :
Synovial Herniation atau ruptur yang melewati lapisan tendon.
Yang terbaru, teori degenerasi mukoid yang dipublikasikan oleh Ledderhose pada tahun
1893, yang paling banyak diterima. Dalam Green edisi terbaru Operative Hand Surgery
teori ini digantikan dengan teori yang berdasarkan mikro trauma dan produksi asam
hialuronik. Trauma atau iritasi jaringan lokal akan menyebabkan produksi asam hialuronik
pada permukaan synovial-capsular. Asam hialuronik menciptakan cekungan musin kecil
yang bergabung ke dalam kista subkutan. Kista yang terbentuk mengandung cairan yang
sama seperti cairan sendi. Kista ganglion bukan merupakan kantung sinovial (sendi) yang
keluar dari kapsul sendi.

Klinis
Ganglion adalah tumor yang terdapat berbatasan dengan sendi dan tendon. Tempat paling
sering dari ganglion adalah sisi punggung dari pergelangan tangan dekat Scapholunate (SL)
joint (60-70%), Volar Wrist dekat sendi radioscaphoid atau sendi pisotriquetral (18-20%),

dan Volar Retinaculum (10-12%). Kista mucoid terjadi di atas punggung jari pada level sendi
DIP. Sisi lainnya termasuk sendi carpometacarpal (CMC), tendon ekstensor (sering
diasosiasikan dengan first dorsal compartment), carpal tunnel, dan Guyon kanal. Ganglion
mungkin muncul juga dari tulang; yang ini sering disebut kista ganglion intraosseous.
Ganglion biasanya simptomatik minimal. Bergantung dari lokasi kista, gejala yang muncul
bervariasi, seperti nyeri tumpul, perubahan ukuran, drainase spontan, disfungsi saraf sensoris.

Perhatikan posisi anatomis ganglion

Lokasi-lokasi tersering timbulnya ganglion di tangan

Pemeriksaan Penunjang
Untuk lesi pada pergelangan tangan, digunakan rontgen standar posteroanterior (PA), lateral
dan oblik.
MRI atau USG dapat digunakan ketika diagnosa masih belum jelas.
1. Kista mukus dievaluasi dengan standar PA, lateral dan radiograf oblik tegak pada jarijari yang terkena.
2. Pada radiologi, ganglion interosseous mungkin di lokasi sentral atau sisi tulang yang
terkena. Radiologi juga dapat menggambarkan ganglion juxtaosseous yang menembus
tulang. Lesinya adalah radiolusen dengan border sklerotik. Ganglion ini sering terjadi
dekat permukaan sendi.
3. MRI digunakan untuk melihat ganglion yang tidak terlihat dengan radiologi
konvensional.
4. Axial, Coronal, atau Sagital CT-Scan digunakan untuk melihat kista ganglion yang
samara-samar.
5. Bone Scan dipakai untuk menentukan apakah suatu masa intraosseous merupakan
metabolik aktif dan menyebabkan nyeri.

Histologi
Cairan yang diambil dari kista ganglion terdiri dari mucin yang mengandung glucosamin,
albumin, globulin, dan asam hialuronik.
Terapi
1. Konservatif
1. Splint Immobilization (ganglion pergelangan tangan)
2. NSAIDs
2. Operatif
1. Pengambilan massa dengan teknik operasi terbuka.
2. Reseksi arthroskopik
3. Mengeluarkan cairan ganglion dengan menggunakan needle dan syringe (aspirasi).
Teknik operasi
1. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista) dengan tindakan aseptik.
2. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2%
3. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier, dengan panjang sejajar dengan garis
Langers
4. Insisi kulit sampai subkutis.
5. Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat
6. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa dan sekelilingnya
7. Usahakan agar kista tidak pecah
8. Jika tiap bagian pinggir sudah dapat dibebaskan, klem bagian dasar masa dengan dua
buah klem sejajar
9. Potonglah antara 2 klem
10. Jangan sampai tendon rusak
11. Perdarahan dirawat
12. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
13. Masa dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi.

Insisi S memanjang, dilanjutkan diseksi tumpul dengan klem

Diseksi tajam dengan gunting, hati-hati mengenai masa kista

Setelah dasar kista teridentifikasi, klem, jangan sampai


tendon terpotong

Ikat bagian dasar dengan PGA, jahit subkutis.


Tutup kutis dengan nylon 4-0

Anda mungkin juga menyukai