Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN ARUM JERAM

1.1.
PENGERTIAN ARUNG JERAM
Arung jeram atau olahraga arus deras (ORAD) merupakan aktivitas pengarungan
sungai berjeram/riam dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano, serta datung sebagai
pengayuh. Arung jeram adalah aktivitas pengarungan bagian arul sungai yang berjeram/riam
dengan menggunakan wahana tertentu. Sarana alat yang terdiri atas perahu karet, kayak,
kano, dan dayung. Tujuan berarung jeram bias dilihat dari sisi olahraga, rekreasi, dan
ekspedisi. Mendefinisikan olahraga arung jeram (white water rafting) sebagai olahraga
mengarungi sungai berjeram dengan menggunkan perahu karet, kayak, kano, dan dayung dan
dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.
Arung jeram sebagai olahraga kelompok sangat mengandalkan kekompakan tim
secara keseluruhan. Kerjasama yang terpadu dan pengertian yang mendalam antar awak
perahu dapat dikatakan sebagai factor utama yang menunjang keberhasilan dalam melewati
berbagai hambatan disungai.
Arung jeram adalah olahraga yang menurut keterampilan. Oleh karena itu,
perkembangan keterampilan tidak dapat didapat dengan instan.
1.2.

SEJARAH ARUNG JERAM


Kegiatan arung jeram dimulai setelah Pewrang Dunia II, yaitu ketika kelompok
pecinta kegiatan petualangan mencoba menyelusuri sungai-sungai di Colorado. Dengan
hanya menggunakan perahu menggunkan perahu karet bekas PD II, kegiatan ini berkembang
menjadi suatu aktivitas dengan berbagai wahana seperti kayak dan kano.
Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal 1970-an dengan istilah
Olahraga Arus Deras (ORAD). Olahraga ini dipelopori oleh rekan-rekan pecinta alam dari
Bandung (Wanadri) dan Jakarta (Mapala UI). Pada 1975 Wanadri menggelar Citarum Rally I.
pada sekitar 1975 Mapala UI juga mengembangkan olahraga ini dengan istilah arung jeram.
1.3.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam arung jeram dibedakan menurut
kebutuhan kelompok/regu dan lamanya waktu mengarungi sungai. Berikut ini adalah
peralatan dan perlengkapan berarung jeram :
I.
Peralatan Regu
Berikut ini adalah alat-alat yang harus dibawah oleh setiap regu arung jeram :
a.
Perahu Karet
Perahu karet (inflatable raft) untuk keperluan olahraga arung jeram dibuat dari bahan karet
sintetis sedemikian rupa sehingga kuat, tetapi tetap elastic.kal ini dimaksud untuk menahan
goresan dan benturan batu-batu sungai. Bentuk dan rancangan bagian buritan dan haluan
dibuat agak mencuat agar tidak mudah termasuki air dan kestabilan perahu ketika melewati
ombak besar tetap terjaga. Biasaya perahu terdiri atas beberapa bagian tabung udara.
Tujuannya agar perahu masih dapat mengapung apabila salah satu tabung perahu
bocor/pecah. Ukuran panjang dan lebar perahu biasanya 2:1 dan sangat bergantung kepada
kapasitas berat maksimum muatan perahu.
b. Dayung
Dayung adalah sebgai alat kayuh dalam olahraga arung jeram sedapat mungkin dibuat dari
bahan yang kuat tetapi ringan, misalnya kayu Mahoni dan kombinasi antara fiberglass dan
aluminium. Panjang dayung yang digunkan oleh awak perahu berkisar 4,5 6 kaki. Namun
umumnya adalah 5-5.5 kaki.
c.
Pompa dan peralatan reparasi
Pompa yang digunakan untuk mengisi tabung-tabung udara perahu harus selalu dibawa pada
saat mengarungi sungai. Itu diperlukan ketika udara dalam tabung-tabung berkurang/kempis.

d.

Sementara itu, peralatan reparasi berakitan dengan reparasi pompa dan perahu karena sobek,
berlubang dan lalin-lain.
Tali
Perahu karet dilengkapi tali jenis kernmantel sepanjang 40 m yang digunakan sebagai
tumpuan kaki, pengaman awal perahu,dan tali jangkar.
Peta Sungai
Biasanya pengarum jeram menggunakan topografi sungai. Topografi sungai bermanfaat
sebagai petunjuk untuk memperkirakan situasi medan dan kondisi sungai yang diarungi, serta
daerah aliran disekitar sungai.
Ember Plastik atau gayung
Ember plastic atau dayung digunakan untuk menimba air yang masuk perahu, tetapi dalam
jumlah yang relative sedikit. Bila jumlahnya banyak, tepikan dan balikkan perahu.
Membuang air yang masuk perahu adalah penting agar perahu mudah dikendalikan.
Perlengkapan PPPK
Perlengkapan PPPK harus dibawa. Jenis dan jumlah obatnya dapat disesuaikan dengan
kondisi medan dan kebutuhan pengarung selama mengarungi sungai.
II.
Peralatan Pribadi
Berikut ini adalah alat-alat yang harus dibawa oleh setiap pengarung jeram.
Pelampung
Jenis pelampung yang baik dan benar untuk arung jeram adalah pelampung yang sesuai
dengan postur tubuh.
Pakaian
Pakaian yang tepat untuk berarung jeram adalah pakaian yang memungkinkan kita tetap
leluasa dalam bergerak
Sepatu
Agar kaki tidak terluka, digunakan sepatu yang dapat melindungi mata kaki tanpa
menyulitkan gerak pergelangan kaki, dan tidak menyulitkan dalam berenang.
Helm (pelindung kepala)
Helm mutlak digunakan dalam mengarungi sungai berjeram dengan letak bebatuan yang
tidak beraturan atau sungai dengan derajat kesulitan yang tinggi. Tujuannya untuk melindungi
kepala dari benturan benda keras. Helm yang baik jharus ringan,tahan air dan tidak
mengganggu pandangan maupun gerakan.
Perlengkapan untuk mempertahankan hidup (Survival Kit)
Perlengkapan tambahan yang dimaksud adalah :
Handy Talky untuk berkomunikasi dengan tim darat
Wadah kedap air
Bahan makanan
Perlengkapan kemah
Peralatan masak, makan, dan minum.

e.

f.

g.

a.
b.
c.
d.

e.
a)
b)
c)
d)
e)
1.4.

I.

PENGETAHUAN TENTANG SUNGAI


Bahasan akan berkisar pada aliran sungai beserta gejalanya dan berbagai
keterampilan yang dibutuhkan pengarung jeram.
Agar mahir dalam membaca dan mengerti seluk beluk karakter sungai, latihan
yang sering dan berulang-ulang sangat diperlukan. Bagaimanapun, pengertian mengenai sifat
dan dinamika sungai penting untuk diketahui oelh pengarung jeram. Suatu saat, ketika kita
melintasi suatu sungai, pertanyaan yang ada dibenak kita adalah : sungai itu lebar/sempit,
berarus deras/lambat, debit airnya besar/kecil, ladai/curam, dsb. Jawaban dari semua
pertanyaan itu dalah factor penyebab terjadinya jeram.
Defenisi Jeram/Riam

Jeram adalah bagian sungai yang airnya mengalir dengan deras, cepat dan bertaburan diantara
banyak batu dari berbagai ukuran sekaligus membentuk turbulensi dan aru balik.
II.

a.
b.

c.

d.

III.
a.

b.

c.
a)
b)
c)
d.

e.

Faktor Penyebab Terjadinya Jeram


Secara umum ada empat factor penyebab terjadinya jeram, yaitu volume air, tingkat
kecuraman aliran sungai, tonjolan dasar sungai, penyempitan lebar penampang sungai, dan
komponen jeram/riam.
Volume Air
Volume air mencapai 800 10.00 cfs.
Tingkat Kecuraman Aliran Sungai (Gradient)
Sungai dengan tingkat kecuraman lebih dari 10 kaki per mil biasanya beraliran lambat dan
mudah dilalui, sebaliknya bila mencapai 20 kaki atau lebih per mil biasanya arus cepat,
berbahaya, dan sulit dilalui.
Tonjolan Dasar Sungai (roughness)
Letak batuan dan tonjolan didasar sungai yang tidak beraturan mengakibatkan turbelensi
aliran arus sungai , semangkin tak beraturan batu didasar sungai, semangkin besar
turbelensinya (putaran air kehilir)
Peyempitan Lebar Penampangan Sungai (Constriction)
Penyemputan lebar penampang sungai diakibatkan oelh pedangkalan dan kejadian alam
lainnya. Semakin sempit aliran sungai, maka semakin deras arus air mengalir.
Komponen Jeram/Riam
Berikut ini adalah beberapa komponen jeram.
Lidah Air ( The Tongue )
Lidah air terbentuk dari dua alur yang terhambat batu yang bertemu sehingga membentuk
huruf V yang mengarah kehilir. Bila jeram memiliki lebih dari satu lidah air, lidah air
terbesar adalah jalur utama yang sebaiknya dipilih. Biasanya, ujung lidah air diikuti oleh
ombak besar yang teratur.
Ombak Berdiri ( Standing Waves )
Rangkaian ombak berdiri diawali oleh ombak yang lebih besar dan yang tinggi berangsurangsur menjadi rendah. Selagi perahu yang melewati bagian ini. Usahakan bagian haluan
masuk dalam posisi lurus dan dayung mundur. Dayung mundur membantu perahu untuk
melewati ombak berikutnya. Jika terpaksa harus melakukan ferry, lakukan saat perahu
menuruni ombak. Hindari melakukan ferry ketikaperahu dalam posisi naik. Selain itu hindari
deretan ombak yang curam dan bagian puncaknya yang pecah karena turbelensi/putaran balik
sangat kuat. Namun, ombak dengan puncak yang relative mendatar merupakan alur yang man
karena perahu dapat naik keatas.
Arus Balik ( Reversal/Holes/Stopper )
Yaitu arus balik berputar dari bawah keatas. Arus balik turun, dan arus balik dasar berombak.
Arus balik berputar dari bawah ke atas
Arus balik turun ( hydraulic )
Arus balik dasar berombak ( back curling standing wave )
Pusaran Air
Garis/batas pusaran air adalah daerah turbelensi antar suatu pusaran air dengan arus ke hilir
yang biasanya ditandai dengan air melingkar dan menggelembung. Jika tenaga pusarannya
sangat kuat. Batas pusaran menjadi putara turbelensi yang berbahaya karena dapat menarik
perahu hingga berputar-putar dan terbalik.
Belokan (Bends)
Pada belokkan sungai arus yang cepat dan aliran yang terdapat dalam lingkaran bagian luar.
Salah satu peyebab adanya arus tersebut adanya kekuatan sentripugal. Oleh karena itu,

permukaan aliran arus belok cepat. Sebaliknya, lalui bagian dalamnya. Perahu yang
terperosok dan terlanjur memasuki aliran tepi belokan sungai kerap kali tidak punya pilihan
untuk keluar dan biasanya terhempas atau menabrak bagian tepi sungai.
f.
Air Dangkal (Shallows)
Ketika mengamati berbagai jalur diantara air dangkal. Ingatlah bahwa permukaan air dengan
ombak yang besar biasanya menjulukkan aliran / alur sungai yang tedalam dan memiliki arus
yang cepat. Masukilah jalur tersebut. Jika permukaan tepi sungai tinggi, sedangkan lainnya
rendah, pilihlah jalur yang letaknya mendekati tepi yang tinggi. Tempat-tempat yang perlu
dihindari adalah aliran sungai yang berombak kecil-kecil. Ombak kecil menandai suatu
tempat yang dangkal.
IV.

Skala Tingkat Kesulitan Sungai


Dengan berbekal pengetahuan tentang sifat dan dinamika sungai. Pengarum jeram
biasa segera mengantisifasi kesulitan. Kondisi yang menyatakan sulit tidaknya sungai
berjeram ditunjukkan melalui skala tingkat kesulitan sungai. Saat ini ada dua skala yang
dikenal dalam olahraga arung jeram. Yaitu internasional scale dan wastern scale.
a.
International Scale
Angka ukurannya adalah 1-VI, I berarti mudah, sedangkan Vi berate amat sulit dan tidak
mungkin dilalui, angka skala kesulitan ini berlaku dan digunakan di sungai-sungai Amerika
Utara dan daratan Eropa.
b. Wastern Scale
Angka skala ini diperkenalkan oleh pengusaha Grand Canyon di Amerika, yaitu Doc marston.
Ukurannya berkisa 1-10. Angka skala unumnya hanya digunakan disungai bagian barat
Amerika, salah satunya Colorado.
BAB II

2.1.

TEHNIK DASAR BERARUNG JERAM


Untuk menguasai keterampilan mengarungi sungai, pengarung jeram hanya
membutuhkan waktu yang panjang, pengetahuan dan tehnik pengarungansungai beserta
peyelamatan dan pertolongan (safety an rescue) pun harus dikuasainya. Intinya, teori
manapun praktik adalah hal yang sama-sama penting. Berikut ini adalah beberapa
pengetahuan yang harus dimiliki sorang pengarung jeram.

2.2.

PENGINTAIAN ( SCOUTING )
Pengintaian adalah pengamatan yang dilakukan sebelum mengarumi jeram yang
belum dikenal. Pengintaian bias dilakukan diatas perahu atau dari tepi sungai.
Pengintaian meliputi langkah langkah berikut :
Mengamati suatu jeram dari beberapa sudut pandang
Menganalisis tingkat kesulitan jeram, mencari jalur teraman, dan kemungkinan terjadi
masalah
Memformulasikan rencana yang telah direncanakan termasuk jalur yang disepakati, jalur
cadangan, maneuver yang digunakan, dan persiapan tim penyelamat apabila diperlukan
Melaksanakan

a.
b.
c.
d.
2.3.

TEHNIK MENDAYUNG
Secara umum perahu karet dikendalikan dengan dua cara, yaitutehnik OAR dan tehnik
paddle. Pada tehnik OAR hanya ada satu orang yang mendayung dengan dua buah dayung

panjang. Pendayung tersebut sekaligus berfungsi sebagai kapten di perahu. Pada tehnik
paddle, semua awak menandayung dan seseorang menjadi kaptennya, berikut ini adalah
penjelasan lanjut tentang tehnik paddle.
a.
Posisi duduk pada perahu karet
Ada dua cara duduk pada tehnik paddle yang dikenal selama ini, yaitu cara duduk seperti
menunggang kuda (cowboy style) dan cara seperti perempuan duduk membonceng pada
sepeda motor.
b. Gerakan dan Arah Mendayung
Berikut ini adalah gerakan dan arah mendayung yang perlu dipahami oleh semua perahu.
a) Dayung Maju (Forward Strokes)
Dimulai dengan mendorong daun dayung kemuka dengan tangan sebelah luar, tahan sebentar
posisi ini dan dorong pegangan dayung kemuka dengan kuat untuk menekan daun dayung
dalam-dalam keair. Terus lanjutkan mendayung dengan mendorong pegangan sekaligus
menarik sudut yang benar sehingga dayung berada dibawah pantat. Keluarkan daun dayung
kemudian putar sejajar dengan permukaan air. Ulangai cara itu. Ini sering disebut sebgai
dayung kuat. Jenis dayung maju lainnya adalah dengan menempatkan dayung lebih keluar.
b)

Dayung Balik (Back Stroke)


Dayung balik adalah kebalikkan dari dayung maju. Untuk melakukan dayung balik, celupkan
daun dayung kedalam air sehingga posisinya jauh dibelakang pantat. Selanjutnya, dorong
gagang kemuka sambil menarik pegangan kebelakang, akhirnya gerakan itu ketika dayung
berada pada posisi awal dayung maju.
c) Dayung Tarik (Draw Stroke)
Dayung tarik dilakukan dengan menancapkan daun dayung jauh kesamping. Kemudian
menariknya kea rah perahu dengan lurus.
d) Dayung Menyamping (Pry Stroke)
Dayung menyamping merupakan kebalikan dari dayung tarik. Dayung menyamping juga
merupakan pelengkap dalam mengendalikan perahu. Biasanya jenis dayung ini dilakukan
kapten yang duduk diburitan untuk mengendalikan perahu.
2.4.ABA ABA
Aba aba oleh seseorang yangbertindak sebagai pemimpin/kapten, dengan demikian,
ia memiliki otoritas untuk mengambil keputusan, meyatukan tindakan seluruh awak,
memberikan aba-aba. Aba-aba diperlukan untuk menyeragamkan komunikasi antara awak
perahu dan kapten. Oleh karena itu, aba-aba harus disepakati oleh kedua pihak tersebut.
Berikut ini adalah berbagai aba aba yang dipakai dalam arung jeram.
a.
Maju
Artinya adalah semua awak mendayung dengan cara dayung maju.
b. Kuat
Artinya adalah semua awak mendayung dengan kuat
c.
Dayung Balik
Artinya adalah semua awak mendayung dengan cara dayung balik
d. Belokan Kanan
Artinya adalah semua awak posisi kanan mendayung dengan cara dayung balik, sedangkan
diposisi kiri dengan cara dayung maju.
e.
Belok Kiri
Artinya semua semua awak diposisi kiri mendayung dengan cara dayung balik, sedangkan
diposisi kanan dengan cara mendayung maju.
f.
Tarik Kanan

g.
h.
i.
j.

Artinya adalah semua awak posisi kanan mendayung dengan cara dayung tarik, sedangkan
semua awak diposisi kiri dengan cara dayung samping
Tarik Kiri
Artinya adalah semua awak diposisi kiri mendayung dengan cara dayung tarik, sedangkan
semua awak diposisi kanan dengan cara dayung menyamping.
Pindah kanan
Artinya adalah semua awak diposisi kiri berpindah ke kanan
Pindah Kiri
Artinya adalah semua awak diposisi kanan berpindah kekiri
Stop
Artinya Adalah semua awak berhenti mendayung.

1.
a.

Manuver Perahu
Ferry
Ferry merupakan manuver dasar dalam melewati arus dengan menghadapkan perahu dalam
posisi 450 terhadap arus utama.
b. Pivot dan Back Pivot
Pivot dan back pivot merupakan tehnik memutar perahu dengan cepat saat memasuki jeram
dengan haluan menghadap kehilir (Pivot) atau kehulu (back pivot)
c.
Portegee
Portegee merupakan maneuver yang digunakan oleh para pelaut portugis dengan
mengarahkan perahu langsung kesasaran yang dituju.
d. Keluar dan Masuk ke Pusaran
Hal ini harus diperhatikan adalah kecepatan dan sudut masuk perahu. Besar seudut dan
kecepatan perahu harus disesuaikan dengan besar-kecilnya pusaran dan kecepatan sudut.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
a)
b)
c)

d)
1.
2.

Perencenaan Jalur ( Planing A Course )


Keselamatan (safety)
Prosedur tersebut meliputi :
Penggunaan peralatan standar
Penguasaan dan pemahaman tehnik tehnik dan pengetahuan tentang olahraga arus deras
Persiapan fisik dan mental
Pengetahuan akan batas kemampuan
Berikut ini adalah beberapa contohnya :
Terlempar dari perahu
Menabrak batu
Perahu terbalik
Bila menabrak batu dengan haluan di muka orang orang di buritan harus segera berpindah
ketangah. Dengan demikian, perahu tidak akan terbalik atau terangkat dan menempel pada
batu.
Menempel pada batu (Warpped)
Berikut ini adalah dua cara penyelamatan :
Penyelamatan Dengan Tali
Peyelamatan Dengan Perahu

Anda mungkin juga menyukai